Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TAFSIR AYAT TARBAWI

Ilmu dan ulama

Dosen Pengampu: Drs.H.M.Ramli,M.Pd


Disusun Oleh: Kelompok 3
1. Arum Zaharani(207190106)
2. Halimatussakdiyah(207190003)
3. Metia Vinliani(207190072)
4. Nur Arifah Mardiah Hrp(207190032)
5. Yoniyah(207190044)

JURUSAN TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYA DAN KEGURUAN
UINIVERSITAS ISLAM NEGRI
SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada kehadirat ALLAH SWT karena atas limpahan rahmat
dan hidayahnya saya mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah
dengan judul “Tradisi-tradisi islam di indonesia” disusun dengan maksud untuk memenuhi
tugas mata kuliah islam dan peradaban melayu, serta memberikan pengetahuan baru lagi bagi
penulis dan pembaca.
Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan terimakasih,semoga makalah ini dapat
memberi manfaat kepada kita semua dan kita bisa mendapatkan pembelajaran baru dari
makalah yang telah kami buat.Dan oleh sebab itu kami berharap adanya kritik,saran,dan
usulan untuk memperbaiki makalah yang telah saya buat , karna tidak ada yang sempurna
tampa adanya kritik dan saran.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................i

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1) Latar belakang..........................................................................................................1
2) Rumusan masalah.....................................................................................................1
3) Tujuan.......................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

1) Ilmu Bermanfaat................................................................................................3
2) Keutamaan Orang Berilmu......................................................................................5
3) Kewajiban Menuntut Ilmu.......................................................................................7
4) Krisis Ilmu dan Ulama.............................................................................................7

BAB III PENUTUP

1) Kesimpulan...............................................................................................................8
2) Saran ........................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan agama maupun illmu pengetahuan umum merupakan bagian dari
ciri khas manusia. Dengan ilmu pengetahuan yang tidak dapat dipisahkan dengan akal
manusia dapat mengembangkan budaya dan peradabannya sehingga dapat mengarahkan
makhluk lain dan menjadi pemimpin diataas muka bumi.

Ilmu pengetahuan yang berkembang terus secara pesat dalam islam hendak diimbangi
dengan ilmunya para ulama, yakni ilmu yang dapa menambah keimanan dan ketakwaan
kepada Allah SWT. Ilmu ulama sebagai control terhadap perkembangan ilmu sehingga
kemajuan sains dan tekhnologi tidak akan membawa manusia menjadi asing dan jauh dari
Tuhannya. Betapa pentingnya ilmu dan ulama dalam kehidupan masyarakat untuk mencapai
kemajuan dan kesejahteraan dan kebahagiaan dimuka bumi ini terlebihnya di akhirat. Pada
bab ini akan dibahas beberapa hadits yang menjelaskan tentang urgensi ilmu dan ulama yang
meliputi kemanfaatan ilmu, bahaya krisis ilmu agama dan ulama, dan kewajiban mencari
ilmu.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa Ilmu Bermanfaat?


2. Bagaimana Keutamaan Orang Berilmu?
3. Apa saja Kewajiban Menuntut Ilmu?
4. Bagaiman bisa terjadi Krisis Ilmu dan Ulama?

1.3. Tujuan Pembahasan

1. Dapat Memahami maksud dari Ilmu Bermanfaat


2. Dapat Mengerti Keutamaan Orang Berilmu
3. Dapat Memahami Kewajiban Menuntut Ilmu
4. Dapat Mengerti Krisis Ilmu dan Ulama

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ilmu Yang Bermanfaat

‫دق‬CC‫ ص‬: ‫ه إال بثالث‬CC‫ع عمل‬CC‫ان إنقط‬CC‫ات اإلنس‬CC‫ "إذا م‬:‫ال‬CC‫لم ق‬CC‫عن أبي هريرة رضي هللا عنه أن رسول هللا صلى هللا عليه وس‬
)‫ أو ولد صا لح يدعو له’’(رواه مسلم‬,‫جارية ’ أو علم ينتفع به‬

Yang Artinya :
Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah SAW bersabda:” apabila manusia itu
meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariah, ilmu
yang bermanfaat, dan anak yang shaleh yang mendoakan orang tuanya” (HR. Muslim)

Pada hadits diatas Rasulullah saw memberikan pelajaran tentang perlunya manusia
mencari amal yang berkualitas, kekal,  bermanfaat dalam kehidupan dunia maupun setelah
meninggal dunia kelak. Kualitas amal itu tidak teputus pahalanya sekalipun ia telah
meninggal dunia, selama amalnya dimanfaatkan oleh manusia. Beliau menyatakan dalam
hadits diatas.

Apabila manusia telah meninggal dunia terputuslah amalnya. Tidak bisa bekerja, tidak
bisa beramal tidak bisa berkarya dan tidak bisa berbuat apa-apa. Jika propesi seseorang
terputus maka secara sendirinya upah,honor, gaji akan terputus, itu artinya tidak ada
pekerjaan tidak ada gaji seperti itu juga dengan amalan, tidak ada amal maka tidak ada
pahala. Kecuali tiga perkara yang tidak terputus pahalanya, sebagai berikut :

1. Sedekah jariah
Sedekah jariah artinya sedekah yang mengalir. Kata jariah berasal dari kata
‫ وجرية‬ ‫ار‬CC‫و ج‬CC‫ا فه‬CC‫جر ي‬  ‫جرى يجرى‬  berarti “mengalir “.Yakni pahalanya mengalir terus-
menerus sekalipun yang bersangkutan telah meninggal dunia. Misalnya bersedakah
sajadah, bahan bangunan untuk mesjid, musalla dan sarana iadah lainnya. Benda itu
sekalipun dimanfaatkan berkali-kali tidak habis dan masih utuh, sedekah jariah atau
wakaf seperti ini tidak akan habis dan terus mengalir pahalanyaselama benda-benda
tersebut masih dimanfaatkan orang banyak sekalipun orang yang bersedekah
meninggal dunia.berbeda sedekah makanan atau minuman sekalipun dimanfaatkan
menjadi habis.

2
2. Ilmu yang bermanfaat
Ilmu dimaksud disini adalah ilmu yang diamalkan dan diajarkan kepada orang
lain. Sesorang yang mengajarkan ilmu kepada orang lain, kemudian diamalkan dan
diajarkan lagi kepada orang lain, maka ia mendapat pahala seperti pahala orang yang
mengamalkan dan mengajarkannya sampai ia meninggal dunia bahkan sampai ke
akhirat.
Mengenai ilmu pengetahuan yang bermanfaaat disisni adalah segala ilmu yang
bisa membawakan manfaat kepada orang lain dan dapat menambah  ketakwaan
kepada Allah SWT. Selama ilmu itu masih dipelajari, selama itu pilihlah orang yang
mengajarkannya mendapatkan pahala terus menerus yang akan dimaksukkan kedalam
catatan amal kebaikannya
Dalam islam ilmu dikategoriakan kedalam dua bagian :
a) Ilmu fardhu ain seperti ilmu tauhid (akidah) ilmu fiqih dan ilmu tasauf, fara’id, Al-
qur’an ,dan lain sebaginya
b) Ilmu fardhu kifayah, seperti ilmu sains, kesustraaan, kedokteran

3. Anak shaleh
Anak saleh yakni anak yang baik. Menurut ibn Hajar Almakki maksud shaleh
disini adalah anak beriman kepada Allah. Anak shaleh yang mau mendo’akan kesemua
orang tuanya. Do’a adalah kemauan hati anak yang baik yang menginginkan orangtuanya
mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Hadits ini memberikan
motivasi kepada anak agar selalu mendo’akan orangtuanya  sekalipun orang lainpun bisa
mendo’kannya.  Hadits ini juga mendorong kepada orang tua untuk berusaha mendidik
anaknya agar menjadi anak yang saleh dan bermanfaat bagi keduanya umumnya bagi
khalayak umum, demikian juga do’a anak sangat bermanfaat bagi orang tua meskipun
telah meninggal dunia.
           
Jadi Pelajaran yang dipetik dari hadits ini :         
a) Motivasi meningkatka amal saleh yang bermanfaat dalam berbagai sector ,baik dalam
diri, keluarga dan sosial masyarakat.
b) Keutmaan menuntut dan mengajarkan ilmu yang bermanfaat, baik bermanfaat didunia
maupun diakhirat. Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diajarkan dan diamalka untuk
mendekatkan diri kepada Allah.
c) Anjuran menyebarkan ilmu pengetahuan baik secara langsung dalam proses belajar
mengajar maupun melalui tulisan, seperti karya ilmiah, menulis buku.dll
d) Anjuran sedekah,wakap dan amal jariah.

3
B. Keutamaan Orang Berilmu

‫ال‬C‫ا كم " ثم ق‬C‫ل على أدن‬C‫د كفض‬CC‫ا ب‬C‫عن أبى أمامة رضي اللة عنة أن رسول اللة صلى اللة عليه وسلم " فضل العلم على الع‬
‫وت‬CC‫تى الح‬CC‫وح‬, ‫ا‬CC‫ة فى جحره‬CC‫تى النمل‬CC‫ ح‬, ‫موات واالرض‬CC‫ل الس‬CC‫رسول اللة صلى اللة عليه وسلم " إن اللة ومال ئكته و أه‬
)‫ وقال حديث حسن‬, ‫ ليصلّون على معلّم الناس الخير "( رواه الترمذى‬, ‫ليصلّون‬,

Yang Artinya :
Dari Abu Umamah r.a. bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: kelebihan ahli ilmu
terhadap ahli ibadah adalah “kelebihanku terhadap orang yang paling rendah diantara
kamu sekalian “ kemudian Rasullah melanjutan sabdanya “Sesungguhnya Allah dan para
Malaikat-Nya serta penghuni langit dan  bumi sampai semut yang berada di sarahngnya dan
juga ikan senantiasa meminta rahmad kepada orang yang mengajarkan kenaikan kepaa
manusia .”(H.R. al-Tusmizi)

Pada hadits ini Rasululah SAW menjelaskan keutamaan orang alim atau abid, Alim
artinya orang yang berilmu pengetahuan terutama dalam ilmu syara’, sedangkan abid adalah
ahli ibadah saja, keduanya diperlakukan dalam beragama. orang alim harus beribadah sebagai
manifestasi ilmunya yakni pengamalan ilmu. Demikain juga abid harus berilmu karena
ibadah tidak dapat diterima kalau tidak didasari ilmu. Rasulullah memberikan perumpamaan
tentang keutamaan kedua orang tersebut.

‫فضل العلم على العا بد كفضل على أدنا كم‬

“Kelebihan ahli ilmu (‘alim) adalah seperti kelebihanku diantara orang yang paling
rendah diantara kamu sekalian”

Maksud orang alim disini adalah orang yang banyak mengetahui ilmu syara’ dan
sudah melaksanakan ibadah-ibadah yang wajib saja. Sedangkan ‘abid disini  adalah orang
ahli ibadah setelah memperoleh ilmu-ilmu yang wajib. Keutamaan orang alim seperti itu
lebih utama dibandingkan dengan orang yang terendah diantara sahabat  alangkah jauhnya
perbedaan keutamaan keduanya, keutamaan Nabi dinbandingkan sahabat yang paling agung
saja tidak ada taranya, bagaimana jika dibandingkan dengan sahabat. Al-Qary mengatakan
perumpamaan ini bersifat MUBALAQAH (berlebihan) andaikata keutamaan Nabi yang
paling agung saja sudah cukup.
Kalau orang alim tidak mengamalkan ilmunya sama sekali jelas tidak ada
keutamaannya, demikian juga orang abid yang tidak didasari denga ilmu. Keduanya ditolak,
tetapi kejahatan orang alim lebih jahat dari pada orang abid

4
Kejahatan orang alim tidak mengamalkan ilmunya lebih jahat daripada orang ahli
ibadah yang tidak ada ilmunya dan lebih jahat dari pada penyembah berhala, orang bodoh
menyembah berhala menjadi suatu kewajaran karena kebodohannya,  tetapi orang alim
melanggar bukan suatu kewajaran , karena mengetahui pelanggaran itu tidak benar.

Keutamaan ilmu rasul jelaskan secara terperinci seperti pada hadits berikut :
‫اس‬00‫ ليصلّون على معلم الن‬, ‫ليصلّون‬, ‫وحتى الحوت‬, ‫ حتى النملة فى جحرها‬, ‫إن اللة ومال ئكته و أهل السموات واالرض‬
ّ
‫الخير‬

Artinya : Sesungguhnya Allah, para Malaikatnya serta penghuni langit serta


penghuni langit dan bumi sampai semt yangberada disarangnya dan ikan senantiasa
meminta rahmat kepada orang yang mengajarkan kebaikan orang lain.
Menurut al-Qary maksud para malaikat Allah dala hadits adalah para malaikat
membawa arasy, dengankan para penghuni langit adalah para malaikat secara umum. Kata
penghuni bumi disisini adalah manusia dan jin dan seluruh binatang dan semut adalah
binatang terkecil didarat, dan ikan adalah binatang dilaut. Dan seluruhnya membaca salawat
kepada orang alim yang mengajarkan kebaikan, maksud kebaikan disini adalah ilmu dan
sebagian ulama ilmu syara’ dan ilmu yang dapat menyelamatkan manusia.

Pelajaran yang di petik dari hadits ini :

a) Keharusan orang yang berilmu beribadah dan keharusan orang abid berilmu, ilmu tak
ada manfaatnya  tanpa ibadah dan ibadah tidak diterima tanpa ilmu
b) Proses belajar mengajar ilmu lebih diutamakan daripada melaksanakan ibadah yang
sunnah, karena ibadah itu memberikan manfaat hanya epada yang mengerjakaannya
saja, sedangkan ilmu selain bermanfaat bagi dirinya juga bermanfaat bagi orang lain.
c) Anjuran untuk menghormati ulama dan para penuntut ilamu serta mendoakan mereka.
d) Anjuran agar melakukan hal-hal yang bermanfaat  baik bagi dirinya sendiri maupun
bagi arang lain.

C. Kewajiban menuntut ilmu

‫لم‬CC‫صين فإن طلب العلم فريضة على كل مس‬ّ ‫عن أنس بن ملك قال قال رسول اللة صلى اللة عليه وسلم اطلبوا العلم ولو بال‬
)‫ عبدالبر‬ ‫إن المألئكة تضع أجنحتها لطا لب العلم رضا بما يطلب (أخرجه ابن‬

‫بر فى العلم عن‬CC‫د ال‬CC‫وفى رواية "طلبالعلم على كل مسلم وإن طلب العلم يستغفر له كل شئ حتى الحيتان فى البحر(إبن عب‬
) ‫إنس حديث صحيح‬

Terjemahan: Dari Anas bin Malik berkata: Rasululah SAW bersabda:” carilah ilmu
walaupun ke negeri Cina. Sesungguhnya mencari ilmu itu wajib atas setiap muslim.
Sesungguhnya malaikat meletakkan sayapnya  bagi pencari ilmu karena ridho dengan apa
yang dicari”. (H.R. Ibnu Abd Albarr)
5
Penjelasan kandungan hadit

Ada beberapa pokok pesan dalam hadits diatas sebagaii berikut

‫اطلبوا العلم ولو بالصّين‬

“Carilah ilmu walaupun dinegeri Cina”

Mencari ilmu suatu kewajiban sekalipun dimana saja dan dalam keadaan
bagaimanapun tidak ada alasan seseorang meninggalkan ilmu atau tidak mencarinya. Makna
“walaw” daam bahasa Arab menunjuk batas maksimal apapun yang terjadi (li al-qhayah).
Para ulama memberi penjelasan makna” walaupun dinegeri Cina” dalam hadits tersebut
antara lain:

1. Al-Manawi dalam kitab Al-Taisir syarah Al-Jami’ Al-shoghir memberikan arti


sekalipun sangat jauh (mubalaqah fi al-bu’di) dengan alasan kewajiban menuntutnya
sebagaimana hadits lanjutannya. oleh karena itu Jabir ibn Abdillah mengadakan rihlah
(perjalanan) yang jauh dari madinah ke Mesir hanya untuk mendapatkan satu hadits
disana.
2. Faydh al- Qodir memberikan arti yang sama, yakni walaupun tercapainya ilmu harus
mengadakan perjalanan yang sangat jauh seperti perjalanan ke Cina dan sangat
menderita. Orang yang tidak sabar dalam penderitaan dalam mencari ilmu
kehidupannya akan buta dalam kebodohan dan orang yang sabar akan meraih
kemuliaan dunia dan akhirat.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa makna mencari ilmu
sekalipun dinegeri Cina adalah meskipun jauh dari tempat tinggal, sekalipun menderita
dan sulit, sekalipun datang dari non muslim atau sekalipun dinegeri minoritas muslim
yang sudah maju. Dr. Luthfi Fathullah member komentar bahwa matan hadits ini banyak
dipertanyakan dan diragukan orang, benarkah nabi Muhammad SAW  mengetahui adanya
negeri Cina. Hematnya pertanyaan itu tidak perlu muncul karena kemungkinan nabi SAW
memang mengetahuinya. Pertama,  dari sudut sejarah baginda adalah pedagang antara
bangsa beliau pernah dua kali pergi ke Syam sebagai kota perdagangan. Dikota itu sudah
ada kebudayaan Romawi dan tentu saja sudah berintraksi juga dengan kebudayaan yang
lain. Jadi, tidak mustahil dalam perjalanan itu baginda  mendengar pradaban negeri Cina
yang sudah tinggi. Kedua. Apa yang disampaikan oleh Rasulullah tidak hanya
berdasarkan pada pengetahuan beliau saja, tetapi ada unsur wahyu yang berperan. Jika
kemungkina ini diambil dan hal ini sangatlah mungkin unsur kejanggalan matan hadits ini
tidak muncul lagi

Hukum menuntut ilmu sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut:

‫فإن طلب العلم فريضة على كل مسلم‬

6
Hukum menuntut ilmu itu wajib bagi seluruh kaum muslimin baik laki-laki dan perempuan

Makna wajib disini adakalnya wajib ain, dan adakalanya wajib kifayah..
kata muslim berbentuk mudzakkar (laki-laki) Tetapi maknanya berbentuk mudzakkar dan
mu’annas (perempuan). Maksudnya orang muslim yang mukallaf yakni muslim barakal,
baligh, baik laki-laki dan permpuan. Dari sekian banyak buku hadits tidak ada dijumpai
kata muslimatin setelah kata muslim. Hukum mencari ilmu fardhu bagi setiap islam baik
laki-laki maupun permpuan. Masa mencari ilmu itu seumur hidup (long life education).
Sebagaiman kata Ki Hajar Dewantara dahwa menuntut ilmu itu sejak lahir sampai mati.

Pelajaran yang dapat dipetik dari hadits diatas

a. Kewajiban menuntut ilmu dimana saja dan dalam keadaan bagaimanapun dalam
kedaan sulit maupun jauh.
b.   Kewajiban menuntut ilmu wajib bagi muslim laki-laki dan perempuan yang sudah
mukallaf.
c.  Penuntut ilmu dicintai dihormati dan dilindungi oleh para Malaikat

D. Krisis Ilmu dan Ulama

Ilmu berasal dari ‘alima, ya’lamu, ‘ilman yang artinya pengetahuan. Istilahnya
menurut KBBI ilmu merupakan pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara
bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat di tentukan untuk menerangkan
gejala-gejala tertentu di bidang pengetahuan tersebut. Ulama’ berasal dari kata jama’
‘alim artinya orang yang memiliki ilmu luas dan mendalam. secara istilah menurut Dr.
Wahbah Zuhaili, ‘’secara naluri’ ulama adalah orang yang mampu menganalisa fenomena
alam untuk untuk kepentingan hidup id dunia dan di akhirat dan takut kepada Allah SWT
jika jatuh ke dalam kenistaan. Ulama’ adalah pewaris nabi, sabda rasulullah, ulama
adalah pewaris para nabi (HR. Abu Dawud, al-Turmidzy dan ibnu hibban)

peran ulama’ tidak hanya sekedar menguasai khazanah pemikiran islam, baik
aqidah ataupun syari’ah, namun juga mengajak, membimbing, dan menjaga ummat untuk
berupaya menerapkan, memperjuangkan, serta menyebarkan risalah Allah SWT. Pada
zamannya nanti, ilmu dan ulama sudah tiada lagi di bumi ini. Ilmu yang tadi merupakan
cahaya kini menjadi kegelapan dan para ulama’ orang yang dianggap benar, yang mampu
mempraktikkan ilmu Agama yang ia dapat dan mengajarkannya akan diangkat oleh Allah
dan tiadalah lagi ilmu dan ulama’ di dunia ini. Dunia akan penuh kehancuran dan
kebatilan karena pengemban dakwah, penyebar ilmu Agama telah Allah tiadakan. Nabi
muhammad Rasulullah bersabda yang Artinya:

Dari ‘abdullah bin ‘amr bin al ‘Ash r.a berkata: Saya pernah mendengar nabi
Muhammad bersabda: “sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu yang di dalam
dada manusia, tetapi Allah mencabut ilmu dengan wafatnya para ulama, sehingga tidak
ada lagi orang ‘alim maka orang-orang akan mengangkat orang yang bodoh sebagai
pemimpin

7
kemudian mereka ditanya sesuatu kemudian mereka memberi fatwa tanpa dasar
ilmu, mereka sesat dan menyesatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim).

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
kesimpulan dari materi diatas adalah:
1. Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diajarkan dan diamalkan untuk mendekatkan
diri kepada Allah. Ilmu yang bermanfaat juga akan bermanfaat baik didunia maupun
diakhirat.
2. orang alim disini adalah orang yang banyak mengetahui ilmu syara’ dan sudah
melaksanakan ibadah-ibadah yang wajib saja. Sedangkan ‘abid disini  adalah orang
ahli ibadah setelah memperoleh ilmu-ilmu yang wajib. Kalau orang alim tidak
mengamalkan ilmunya sama sekali jelas tidak ada keutamaannya, demikian juga
orang abid yang tidak didasari denga ilmu. Keduanya ditolak, tetapi kejahatan orang
alim lebih jahat dari pada orang abid.
3. Menuntut ilmu merupakan Proses untuk memperbaiki dan mengembangkan Potensi,
sikap dan pengetahuan seorang manusia agar menjadi lebih baik. Jadi manusia wajib
menuntut ilmu.
4. Jika ulama telah tiada maka ilmu di dunia ini juga tidak ada.

B. SARAN

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini tetapi


kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan
masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari teman-teman dan dosen pembimbing sangat penulis harapkan untuk
perbaikan ke depannya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Khon, Abdul Majid. Hadits Tarbawi. Jakarta, Kencana Pena Media Group, 2012

Yaqub, Ali Musthofa. Hadis-Hadis Bermasalah. Jakarta. Pustaka Firdaus, 2003

Tori, 2011, Keutamaan Ilmu Ulama Perspektif Hadis. Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah.

Rasyid, Ainur. Hadis-Hadis Tarbawi. Yogyakarta. Difa Press, 2015.

Anda mungkin juga menyukai