Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ILMU DAN ULAMA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur

Mata Kuliah : Hadist Tarbawi

Dosen Pengampu : Dr. H. Mahbub Nuryadien, M.Ag

Disusun Oleh Kelompok 4

1. Berliana Putri (2108101010)


2. Isnaeni Inayah (2108101011)
3. Fachmi Ramadhan (2108101028)
4. Fatkhur Rokhman (2108101006)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SYEKH NURJATI CIREBON

Jl. Perjuangan By Pass Sunyaragi Cirebon 45132 Telp. (0231) 481264 Fax. (0231) 4899

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat
dan Hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas terstruktur
mata kuliah Hadist Tarbawi, yakni makalah yang berjudul "Ilmu dan Ulama". Sholawat dan
salam semoga tercurah limpahkan kepada junjungan alam semesta yakni baginda Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat. dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Dalam penyusunan makalah ini tentunya kami mendapatkan bimbingan dari Bapak
Mahbub Nuryadien. Oleh karena itu, kami ucapkan terimakasih atas segala bimbingannya,
semoga mendapatkan balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Aamiin

Kami menyadari bahwasannya dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangannya, untuk itu kami berharap akan kritik dan saran dari para pembaca, demi
menyempurnakan penulisan makalah yang lebih baik.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Cirebon, 27 Oktober 2023

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2

C. Tujuan Masalah ............................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3

A. Urgensi Ilmu dan Ulama ................................................................................................. 3

B. Hadist Ilmu Bermanfaat dan Hikmahnya ...................................................................... 4

C. Hadist Keutamaan Ilmu dan Hikmahnya ....................................................................... 6

D. Hadist Kewajiban Menuntut Ilmu dan Hikmahnya ........................................................ 7

E. Hadist Krisis Ilmu dan Ulama........................................................................................10

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 13

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 13

B. Saran ............................................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu pengetahuan baik secara khusus ilmu agama maupun ilmu pengetahuan
secara umum merupakan bagian dari ciri khas manusia. Tidak ada makhluk dijagat
raya ini selain manusia yang diberi ilmu dan yang mampu mengembangkannya (OS.
al-Bagarah(2): 31-32). Sifat-sifat lain seperti keberanian, kekuatan, kasih sayang,
kemurahan dapat dimiliki oleh manusia dan makhluk lain seperti binatang. Tetapi
binatang tidak memiliki ilmu pengetahuan dan tidak mampu mengembangkannya.
Dengan ilmu pengetahuan yang senyawa dengan akal, manusia dapat
mengembangkan budaya dan peradabannya sehingga dapat mengalahkan makhluk
lain dan menjadi pimpinan di atas Bumi ini.

Ilmu pengetahuan yang berkembang terus secara pesat dalam Islam hendaknya
diimbangi dengan ilmunya para ulama, yakni ilmu yang dapat menambah keimanan
dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Ilmu Ulama sebagai kontrol terhadap
perkembangan ilmu sehingga kemajuan sains dan teknologi tidak akan membawa
manusia menjadi bias dan asing dari Tuhannya. Betapa pentingnya ilmu dan ulama
dalam kehidupan masyarakat untuk mencapai kemajuan, kesejahteraan dan
kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Pada Makalah ini akan dibahas beberapa Hadis
yang menjelaskan tentang urgensi ilmu dan ulama yang meliputi kemanfaatan ilmu,
bahaya krisis ilmu dan ulama, dan kewajiban mencari ilmu.

Ilmu Pengetahuan agama maupun illmu pengetahuan umum merupakan


bagian dari ciri khas manusia. Dengan ilmu pengetahuan yang tidak dapat dipisahkan
dengan akal manusia dapat mengembangkan budaya dan peradabannya sehingga
dapat mengarahkan makhluk lain dan menjadi pemimpin diataas muka bumi.

Ilmu pengetahuan yang berkembang terus secara pesat dalam islam hendak
diimbangi dengan ilmunya para ulama, yakni ilmu yang dapa menambah keimanan
dan ketakwaan kepada Allah SWT. Ilmu ulama sebagai control terhadap
perkembangan ilmu sehingga kemajuan sains dan tekhnologi tidak akan membawa
manusia menjadi asing dan jauh dari Tuhannya. Betapa pentingnya ilmu dan ulama
dalam kehidupan masyarakat untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan dan
kebahagiaan dimuka bumi ini terlebihnya di akhirat. Pada bab ini akan dibahas
beberapa hadits yang menjelaskan tentang urgensi ilmu dan ulama yang meliputi
kemanfaatan ilmu, bahaya krisis ilmu agama dan ulama, dan kewajiban mencari ilmu

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan urgensi ilmu dan ulama?
2. Apa saja hadist-hadist mengenai ilmu yang bermanfaat dan hikmah yang bisa
diambil?
3. Apa saja hadist-hadist mengenai keutamaan orang berilmu dan hikmah yang bisa
diambil?
4. Apa saja hadist-hadist mengenai kewajiban menuntut ilmu dan hikmah yang bisa
diambil?
5. Apa saja hadist-hadist mengenai krisis ilmu dan ulama dan hikmah yang bisa
diambil?

C. Tujuan Masalah.
1. Untuk Mengetahui dan memahami urgensi ilmu dan ulama dan hikmahnya
2. Untuk Mengetahui macam-macam hadist mengenai ilmu yang bermanfaat dan
hikmahnya
3. Untuk Mengetahui macam-macam hadist mengenai keutamaan orang berilmu dan
hikmahnya
4. Untuk Mengetahui macam-macam hadist mengenai kewajiban menuntut ilmu
hikmahnya
5. Untuk mengetahui macam-macam hadist mengenai krisis ilmu dan ulama dan
hikmahnya
BAB II

PEMBAHASAN

A. Urgensi Ilmu Dan Ulama

Ulama merupakan bagian penting dalam perkembangan hidup dan kehidupan


manusia. Dalam hal ini ulama memiliki peranan yang sangat penting. Pentingnya
peranan ini dapat dirasakan dengan adanya perbedaan antara sikap dan perilaku orang
yang berilmu dengan orang yang tidak. Untuk menjadikan seseorang memiliki ilmu,
tentu saja peran ulama sangat dibutuhkan.

Ilmu yang disebarkan ulama tersebut menjadi tolak ukur baik buruknya
peradaban manusia. Ilmu yang menuntun manusia untuk dapat berjalan sesuai rel yang
seharusnya. Makalah ini akan sedikit mengupas tentang urgensi atau pentingnya ilmu
dan ulama.

Ilmu Pengetahuan agama maupun illmu pengetahuan umum merupakan bagian


dari ciri khas manusia. Dari sekian banyak makhluk Allah di jagat raya ini tidak ada
yang diberikan ilmu dan mampu mengembangkannya selain manusia, sifat-sifat lain
seperti keberanian, kekuatan kasih sayang kemurahan Dapat dimiliki manusia dan
makhuk lain seperti binatang. Tetapi binatang tidak memiliki ilmu pengetahuan dan
tidak mampu mengembangkannya. Dengan ilmu pengetahuan yang tidak dapat
dipisahkan dengan akal manusia dapat mengembangkan budaya dan peradabannya
sehingga dapat mengarahkan makhluk lain dan menjadi pemimpin diataas muka ibu.

Ilmu pengetahuan yang berkembang terus secara pesat dalam islam hendak
diimbangi dengan ilmunya para ulama, yakni ilmu yang dapa menambah keimanan dan
ketakwaan kepada Allah SWT. Ilmu ulama sebagai control terhadap perkembangan
ilmu sehingga kemajuan sains dan tekhnologi tidak akan membawa manusia menjadi
asing dan jauh dari Tuhannya. Betapa pentingnya ilmu dan ulama dalam kehidupan
masyarakat untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan dan kebahagiaan dimuka
bumi ini terlebihnya di akhirat. Pada bab ini akan dibahas beberapa hadits yang
menjelaskan tentang urgensi ilmu dan ulama yang meliputi kemanfaatan ilmu, bahaya
krisis ilmu agama dan ulama, dan kewajiban mencari ilmu.
B. Hadist Ilmu Yang Bermanfaat Dan Hikmahnya

Pada hadits dibawah ini Rasulullah saw memberikan pelajaran tentang perlunya
manusia mencari amal yang berkualitas, kekal, bermanfaat dalam kehidupan dunia
maupun setelah meninggal dunia kelak. Kualitas amal itu tidak teputus pahalanya
sekalipun ia telah meninggal dunia, selama amalnya dimanfaatkan oleh manusia.

Yang Artinya :
Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah SAW bersabda:” apabila manusia itu
meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariah,
ilmu yang bermanfaat, dan anak yang shaleh yang mendoakan orang tuanya” (HR.
Muslim)
Apabila manusia telah meninggal dunia terputuslah amalnya. Tidak bisa
bekerja, tidak bisa beramal tidak bisa berkarya dan tidak bisa berbuat apa-apa. Jika
propesi seseorang terputus maka secara sendirinya upah,honor, gaji akan terputus, itu
artinya tidak ada pekerjaan tidak ada gaji seperti itu juga dengan amalan, tidak ada
amal maka tidak ada pahala. Kecuali tiga perkara yang tidak terputus pahalanya,
sebagai berikut :
1. Sedekah jariah
Sedekah jariah artinya sedekah yang mengalir. Yakni pahalanya mengalir terus-
menerus sekalipun yang bersangkutan telah meninggal dunia. Misalnya bersedakah
sajadah, bahan bangunan untuk mesjid, musalla dan sarana iadah lainnya. Sedekah
jariah atau wakaf seperti ini tidak akan habis dan terus mengalir pahalanya selama
benda-benda tersebut masih dimanfaatkan orang banyak sekalipun orang yang
bersedekah meninggal dunia.
2. Ilmu yang bermanfaat
Ilmu dimaksud disini adalah ilmu yang diamalkan dan diajarkan kepada orang
lain. Sesorang yang mengajarkan ilmu kepada orang lain, kemudian diamalkan dan
diajarkan lagi kepada orang lain, maka ia mendapat pahala seperti pahala orang yang
mengamalkan dan mengajarkannya sampai ia meninggal dunia bahkan sampai ke
akhirat.
Mengenai ilmu pengetahuan yang bermanfaaat disisni adalah segala ilmu yang
bisa membawakan manfaat kepada orang lain dan dapat menambah ketakwaan kepada
Allah SWT. Selama ilmu itu masih dipelajari, selama itu pilihlah orang yang
mengajarkannya mendapatkan pahala terus menerus yang akan dimaksukkan kedalam
catatan amal kebaikannya. Dalam islam ilmu dikategoriakan kedalam dua bagian :a)
Ilmu fardhu ain seperti ilmu tauhid (akidah) ilmu fiqih dan ilmu tasauf, fara‟id, Al-
qur‟an ,dan lain sebaginy dan b) Ilmu fardhu kifayah, seperti ilmu sains, kesustraaan,
kedoktera
3. Anak shaleh
Anak saleh yakni anak yang baik. Menurut ibn Hajar Almakki maksud shaleh
disini adalah anak beriman kepada Allah Anak shaleh yang mau mendo‟akan kesemua
orang tuanya Do‟a adalah kemauan hati anak yang baik yang menginginkan
orangtuanya mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Hadits ini
memberikan motivasi kepada anak agar selalu mendo‟akan orangtuanya sekalipun
orang lainpun bisa mendo‟kannya Hadits ini juga mendorong kepada orang tua untuk
berusaha mendidik anaknya agar menjadi anak yang saleh dan bermanfaat bagi
keduanya umumnya bagi khalayak umum, demikian juga do‟a anak sangat bermanfaat
bagi orang tua meskipun telah meninggal dunia.
Berdasarkan hadist dan beberapa penjelasan diatas maka hikmah yang bisa
diambil dari hadist ini adalah sebagai berikut :
a. Motivasi meningkatkan amal saleh yang lebih bermanfaat dalam berbagai sektor
baik dalam diri, keluarga, dan sosial masyarakat.
b. Keutamaan menuntut dan mengajarkan ilmu yang bermanfaat, baik bermanfaat
di dunia maupun di akhirat. Ilmu bermanfaat adalah ilmu yang diamalkan dan
diajarkan kepada orang lain untuk mendekatkan diri kepada Allah.
c. Anjuran menyebarkan ilmu pengetahuan baik secara langsung dalam proses
belajar mengajar maupun melalui tulisan, seperti karya ilmiah,menulis buku, dan
audiovisual.
d. Anjuran mendidik anak secara Islam sehingga menjadi anak yang saleh.
e. Anjuran sedekah, amal jariah, dan wakaf.
C. Hadist Keutamaan Berilmu dan Hikmahnya

Yang Artinya :
Dari Abu Umamah r.a. bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: kelebihan ahli
ilmu terhadap ahli ibadah adalah “kelebihanku terhadap orang yang paling rendah
diantara kamu sekalian “ kemudian Rasullah melanjutan sabdanya “Sesungguhnya
Allah dan para Malaikat-Nya serta penghuni langit dan bumi sampai semut yang
berada di sarahngnya dan juga ikan senantiasa meminta rahmad kepada orang yang
mengajarkan kenaikan kepaa manusia .”(H.R. al-Tusmizi)

Pada Hadis ini Rasulullah SAW menjelaskan keutamaan orang "alim atas 'abid.
"Alim artinya orang yang berilmu pengetahuan terutama ilmu syara ' sedang 'abid
adalah ahli ibadah saja. Keduanya diperlukan dalam beragama, orang alim harus
beribadah sebagai manifestasi ilmunya yakni pengamalan ilmu. Demikian juga 'abid
harus berilmu, karena ibadah tidak dapat diterima kalau tidak didasari ilmu.

Maksud orang alim di sini adalah orang yang banyak mengetahui ilmu syara' dan
sudah melaksanakan ibadah yang wajib-wajib saja. Sedang 'abid dimaksudkan orang
ahli ibadah setelah sekadar memperoleh ilmu-ilmu yang wajib. Keutamaan orang alim
seperti itu lebih utama dibanding ahli ibadah. Keutamaannya bagaikan keutamaan Nabi
dibandingkan dengan orang yang terendah di antara sahabat. Alangkah jauhnya
perbedaan keutamaan antara keduanya, keutamaan Nabi dibandingkan dengan sahabat
yang paling agung saja tak ada taranya, bagaimana jika dibandingkan dengan sahabat
yang terendah: Al-Qariy mengatakan, perumpamaan ini bersifat mubalaaghah
(melebihkan), andai kata keutamaan Nabi atas sahabat yang paling agung saja sudah
cukup.

Keutamaan orang alim sebagaimana yang dimaksudkan dalam Hadis meliputi


eksistensi keilmuan maupun pahala yang diterimanya:

a. Keilmuan bermanfaat bukan bagi diri yang bersangkutan akan tetapi juga
terhadap orang lain dan masyarakat luas, sedang 'abid (orang yang
beribadah) manfaatnya hanya untuk diri sendiri bukan untuk orang lain.

b. Orang yang sibuk dengan keilmuannya seperti mengajar, menulis atau


menyebarkan ilmu dengan berbagai media pahalanya lebih besar daripada
pahala ibadah sunah saja.
Berdasarkan penjelasan diatas maka diambil pelajaran dan hikmah yang dapat
kita pakai di kehidupan sehari-hari yakni :
a. Keharusan orang alim beribadah dan keharusan abid berilmu, ilmu tak ada
manfaatnya tanpa ibadah dan ibadah tak diterima tanpa ilmu.
b. Proses belajar mengajar ilmu lebih utama daripada melaksanakan ibadah yang
sunah, karena ibadah itu memberikan manfaat hanya bagi yang mengerjakannya
saja, sedangkan ilmu selain bermanfaat bagi dirinya bermanfaat juga bagi orang
lain.
c. Anjuran untuk menghormati ulama dan para penuntut ilmu serta mendoakan
mereka.
d. Anjuran agar melakukan hal yang bermanfaat baik bagi dirinya sendiri maupun
bagi orang lain.

D. Kewajiban Menuntut Ilmu dan Hikmahnya

Menuntut ilmu merupakan Proses untuk memperbaiki dan mengembangkan


Potensi, sikap dan pengetahuan seorang manusia agar menjadi lebih baik. Dalam
agama islam menuntut ilmu adalah hal yang paling utama dari pada yang lain. Sebab
tanpa adanya ilmu dunia ini akan gelap, hancur, dan tanpa arah. Sebagai manusia iyang
di bekali akal dan fikiran, sangatlah wajib untuk menunutut ilmu karena sebagai bukti
mensyukuri nikmat Allah SWT dan manusia di muka bumi ini sebagai seorang
kholifah, tanpa adanya ilmu manusia akan tersesat sebab ilmu adalah cahaya bukan
malah sebaliknya, yaitu tertutupi dengan ilmu-ilmunya, dengan ilmu kita akan mampu
membedakan mana yang jelek dan mana yang buruk, dan dengan ilmu segala sesuatu
dapat kita ketahui. Nabi muhammad bersabda:

Artinya:

“barang siapa mengingkinkan dunia maka dengan ilmu, barang siapa menginginkan
akhirat maka dengan ilmu, dan siapa yang menginginkan keduanya maka dengan
ilmu”(HR. Atthabrani)

Ilmu yang dimaksud disini adalah ilmu dunia dan ilmu akhirat, tidaklah cukup
jika hanya salah satu dari ilmu tersebut sebab manusia hidup karena Allah, dan Allah
menjadikan dunia sebagai tempat hidupnya. Nabi Muhammad
bersabda,”sesungguhnya, Allah membenci setiap orang yang pandai dalam urusan
dunia, namun bodoh dalam urusan akhiratnya ” (HR Muslim)

Menurut Imam al-Ghozali, ilmu ada yang menjadi fardhu‟ain untuk di pelajari
dan ada yang fardhu kifayah. Selain itu, ilmu syari‟at di bagi dua yaitu ilmu mahmudah
(terpuji) dan ilmu madzmumah (tercela). Dan seorang manusia diwajibkan menuntul
ilmu yang mahmudah, sebagaimana Rasulullah yang merupakan gudangnya ilmu yang
terpuji.

Artinya :

Dari Anas bin Malik berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Carilah ilmu
walaupun di negeri Cina. Sesungguhnya mencari ilmu itu wajib atas setiap Muslim.
Sesungguhnya malaikat meletakkan sayapnya bagi pencari ilmu karena rida dengan
apa yang dicari.” (HR. Ibnu Abd al-Barr).

Dalam riwyat: "Mencari ilmu wajib terhadap setiap orang Islam, Sesungguhnya
pencari ilmu dimohonkan pengampunan kepadanya oleh segala sesuatu sehingga ikan
dalam lautan ” (HR Ibn Abdil Barr dari Anas Hadis Shahih)

Mencari ilmu suatu kewajiban sekalipun di mana saja dan dalam keadaan
bagaimanapun pula, tidak ada alasan seseorang meninggalkan ilmu atau tidak
mencarinya. Makna walaw dalam bahasa Arab menunjuk batas maksimal apa pun yang
terjadi (li al-ghayah). Para ulama memberi penjelasan makna walaupun di negeri Cina
dalam Hadis tersebut antara lain:

1. Al-Manawiy dalam kitab al-Taysir Syarah al-Jami' al-Shaghir memberikan arti


sekalipun sangat jauh (mubalaghah fi al-bu'di) dengan alasan kewajiban menuntutnya
sebagaimana Hadis lanjutannya. Oleh karena itu, Jabir bin Abdillah seorang sahabat
Rasulullah mengadakan rihlah (perjalanan) yang jauh dari Madinah ke Mesir
hanya untuk mendapatkan satu Hadis dari seseorang di sana selama satu bulan.

2. Faydh al-Gadir memberikan arti yang sama, yakni walaupun tercapainya ilmu
harus mengadakan perjalanan yang sangat jauh seperti perjalanan ke Cina dan sangat
menderita. Orang yang tidak sabar penderitaan dalam mencari ilmu kehidupannya buta
dalam kebodohan dan orang yang sabar atasnya akan meraih kemuliaan dunia akhirat.

3. Abdullah bin Baz dalam Majmu' Fatawanya, anjuran mencari ilmu walaupun di
tempat yang sangat jauh bukan berarti Cinanya. Hadis menyebutkan walau di negeri
Cina, karena Cina negara yang jauh dari Arab. Ini jika benar khabar shahih.

4. Muhaminah Abduh dalam al-Mannar memberikan komentar mencari ilmu


dengan siapa saja atau dari mana saja sekalipun bukan negeri Muslim. Di Cina pada
saat itu belum ada seorang Muslim, penduduknya penyembah berhala (watsaniyun)
tidak Majusi, Bahkan Syekh Yusuf al- Yardhawi menunjuk makna Hadis belajar ilmu
pengetahuan sekalipun di Barat atau negara maju tingkat ilmy pengetahuan atau sains
dan teknologinya.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa makna mencari ilmu
sekalipun dinegari Cina adalah sekalipun jauh dar tempat tinggal, sekalipun menderita
dan sulit, sekalipun datang dari non-Muslim atau sekalipun di negera minoritas muslim
yang sudah maju. Sebagian pendapat Cina sudah mengalami kemajuan pada waktu itu
seperti membuat kertas dan lain-lain. Hukum menuntut ilmu sebagaimana disebutkan
pada Hadist berikut: “Sesungguhnya mencari ilmu itu wajib atas setiap Muslim.”
Hukum mencari ilmu wajib bagi seluruh kaum Muslimin baik laki dan perempuan,
makna wajib di sini adakalanya wajib ain dan adakalanya wajib kifayah. Kata
“Muslim” berbentuk mudzakar (laki-laki), tetapi maknanya mencakup mudzakar dan
muannats (perempuan). Maksudnya orang Muslim yang mukalaf yakni Muslim, berakal,
balig, laki-laki, dan perempuan. Dari sekian banyak buku Hadis penulis tidak
menjumpai kata muslimatin setelah kata Muslim di atas. Hukum mencari ilmu fardu
bagi setiap orang Islam baik laki-laki maupun perempuan. Hukum mencari ilmu wajib
sebagaimana Hadis di atas. Masa mencari ilmu seumur hidup (long life of education)
sebagaimana kata Ki Hajar Dewantara, bahwa menuntut ilmu sejak lahir sampai mati.
Berdasarkan penjelasan dan penjabaran diatas kita bisa mengambil hikmahnya
yakni sebagai berikut :
a. Kewajiban menuntut ilmu di mana saja dan dalam keadaan bagaimanapun pula
sekalipun dalam keadaan sulit dan jauh.
b. Kewajiban menuntut bagi Muslim laki dan perempuan yang sudah mukalaf.
c. Kewajiban menuntut ilmu adakalanya wajib lain dan adakalanya wajib kifayah.
d. Penuntut ilmu dicintai, dihormati, dan dilindungi oleh para malaikat.

E. Hadist Krisis Ilmu dan Ulama

Ilmu berasal dari „alima, ya‟lamu, „ilman yang artinya pengetahuan Istilahnya
menurut KBBI ilmu merupakan pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara
bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat di tentukan untuk
menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang pengetahuan tersebut.

Ulama‟ berasal dari kata jama‟ „alim artinya orang yang memiliki ilmu luas dan
mendalam secara istilah menurut Dr Wahbah Zuhaili, „‟secara naluri‟ ulama adalah
orang yang mampu menganalisa fenomena alam untuk untuk kepentingan hidup id
dunia dan di akhirat dan takut kepada Allah SWT jika jatuh ke dalam kenistaan.

Ulama‟ adalah pewaris nabi, sabda rasulullah, ulama adalah pewaris para nabi
(HR. Abu Dawud, al-Turmidzy dan ibnu hibban)

peran ulama‟ tidak hanya sekedar menguasai khazanah pemikiran islam, baik aqidah
ataupun syari‟ah, namun juga mengajak, membimbing, dan menjaga ummat untuk
berupaya menerapkan, memperjuangkan, serta menyebarkan risalah Allah SWT.

Pada zamannya nanti, ilmu dan ulama sudah tiada lagi di bumi ini. Ilmu yang
tadi merupakan cahaya kini menjadi kegelapan dan para ulama‟ orang yang dianggap
benar, yang mampu mempraktikkan ilmu Agama yang ia dapat dan mengajarkannya
akan diangkat oleh Allah dan tiadalah lagi ilmu dan ulama‟ di dunia ini. Dunia akan
penuh kehancuran dan kebatilan karena pengemban dakwah, penyebar ilmu Agama
telah Allah tiadakan. Nabi muhammad Rasulullah bersabda yang Artinya:

Dari „abdullah bin „amr bin al „Ash r a berkata Saya pernah mendengar nabi
Muhammad bersabda “sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu yang di dalam
dada manusia, tetapi Allah mencabut ilmu dengan wafatnya para ulama, sehingga tidak
ada lagi orang „alim maka orang-orang akan mengangkat orang yang bodoh sebagai

pemimpin, kemudian mereka ditanya sesuatu kemudian mereka memberi fatwa tanpa
dasar ilmu, mereka sesat dan menyesatkan ” (HR Bukhari dan Muslim)

Artinya :

Dari Abdullah bin Amr bin al-„Ash r.a. berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW
bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu yang dicabut dari dalam dada
manusia, tetapi Allah mencabut ilmu dengan wafatnya para ulama, sehingga bila sudah
tidak ada lagi orang alim maka orang- orang akan mengangkat orang yang bodoh sebagai
pemimpin, kemudian mereka ditanya sesuatu mereka memberi fatwa yang tidak didasari
ilmu, mereka sesat dan menyesatkan” (HR. Bukhari dan Muslim)

Pada Hadis ini Rasulullah SAW memberitakan tentang krisis ilmu dan ulama
yang merupakan tanda dekat kiamat. Bahwa suatu ketika ilmu akan diangkat oleh Allah
SWT dari muka Bumi ini, sehingga manusia tidak mengenal ilmu dan tidak mengenal
kebenaran. Dan, yang terjadi pada manusia di muka Bumi adalah kebodohan, kebiadaban,
pembantaian, dan kebinatangan yang merupakan akibat dari krisis ilmu tersebut. Itulah
situasi dunia jika ilmu ulama telah lenyap atau tidak dihiraukan oleh masyarakat.

Ilmu telah tercabut dengan meninggalnya para ulama, para ulama yang menjadi
pewaris ilmunya para nabi telah tiada, Al-Qur'an juga telah tercabut dari para
penghafalnya, demikian juga Al-Our'an telah lenyap dari mushaf. Ibarat ilmu itu datangnya
dari Allah dan ia kembali kepada Allah. Sebagaimana pendapat ahli sunah bahwa Al-
Quran bukan makhluk, dia adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW. Daripada-Nya Al-Qur'an diturunkan dan kepada-Nya Al-Qur'an kembali. Artinya
Al-Qur'an kembali kepada Allah pada saat manusia telah meninggalkannya, tidak
membaca dan tidak mengamalkannya. Tentunya Al-Qur'an dipelihara Allah SWT, ketika
manusia sudah meninggalkannya Al-Qur'an kembali kepada-Nya sebagaimana Ka‛bah
dijaga Allah tidak bisa dihancurkan oleh siapa pun seperti tentara Habsyah pada masa Raja
Abrahah.

Demikian juga ketika manusia sudah tidak menghargai ilmu dan para ulama,
ketika ilmu ulama diajarkan sedikit sekali di antara manusia yang memerhatikan, sedikit
sekali yang ingin mendalami ilmu dan sedikit sekali yang mewarisi ilmu ulama. Banyak
masyarakat yang tinggal di sekitar ularna akan tetapi tidak mendapat cahaya ilmunya
ulama, bahkan tidak mengenal ilmunya. Ibarat ayam mati di dalam lumbung padi karena
kelaparan. Sampai ulama banyak yang wafat sedikit di antara manusia yang memperoleh
sesuatu. Kondisi seperti ini wajar kalau ilmu Allah kembali kepada-Nya.

Hadis di atas mendorong kepada umat manusia untuk selalu menuntut ilmu.
Hadis di atas adalah berita pelajaran atau perhatian bukan berita penetapan. Hadis bukan
berarti pesan agar kita berserah diri akan terjadinya krisis ilmu dan ulama sebagaimana
yang dijelaskan Nabi SAW kita harus bisa membedakan antara pemberitaan dua hal
tersebut. Justru merupakan tantangan bagi umat Islam agar menghindarkan diri dari
tantangan tersebut.
Dari hadist ini kita banyak mengambil hikmah yang diantaranya sebagai berikut:
a. Ulama adalah sumber informasi ilmu pengetahuan di muka Bumi ini.
b. Perintah untuk mencari ilmu.
c. Anjuran untuk menuntut ilmu sehingga muncul regenerasi ulama. yang dapat
mengayomi manusia dan memberikan wasiat dalam perkara agama.
d. Berfatwa tanpa ilmu akan merugikan diri sendiri dan menyesatkan manusia.
e. Peringatan untuk tidak meminta fatwa dari orang yang tidik mempunyai ilmu.
f. Kelangkaan ulama merupakan salah satu tanda semakin dekatnya hari kiamat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
yaitu :
1. Ilmu pengetahuan yang berkembang terus secara pesat dalam islam hendak
diimbangi dengan ilmunya para ulama, yakni ilmu yang dapa menambah
keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Ilmu ulama sebagai control
terhadap perkembangan ilmu sehingga kemajuan sains dan tekhnologi tidak
akan membawa manusia menjadi asing dan jauh dari Tuhannya. Betapa
pentingnya ilmu dan ulama dalam kehidupan masyarakat untuk mencapai
kemajuan dan kesejahteraan dan kebahagiaan dimuka bumi ini terlebihnya di
akhirat.
2. Apabila manusia telah meninggal dunia terputuslah amalnya. Tidak bisa
bekerja, tidak bisa beramal tidak bisa berkarya dan tidak bisa berbuat apa-
apa.. Kecuali tiga perkara yang tidak terputus pahalanya, sebagai berikut :
Sedekah jariah,ilmu yang bermanfaat dan doa anak sholeh. Serta hikmah yang
dapat kita petik adalah sebagai berikut a. Motivasi meningkatkan amal saleh
dari manapun b. Keutamaan menuntut dan mengajarkan ilmu yang
bermanfaat. c. Anjuran menyebarkan ilmu pengetahuan baik secara langsung
dalam proses belajar mengajar maupun melalui tulisan, seperti karya
ilmiah,menulis buku, dan audiovisual. d. Anjuran mendidik anak secara Islam
sehingga menjadi anak yang saleh. e. Anjuran sedekah, amal jariah, dan
wakaf.
3. Keutamaan Berilmu dan Hikmahnya. Keutamaan orang alim sebagaimana
yang dimaksudkan dalam Hadis meliputi eksistensi keilmuan maupun pahala
yang diterimanya: a. Keilmuan bermanfaat bukan bagi diri yang bersangkutan
akan tetapi juga terhadap orang lain dan masyarakat luas, sedang 'abid (orang
yang beribadah) manfaatnya hanya untuk diri sendiri bukan untuk orang lain.
b. Orang yang sibuk dengan keilmuannya seperti mengajar, menulis atau
menyebarkan ilmu dengan berbagai media pahalanya lebih besar daripada
pahala ibadah sunah saja. Dan hikmah yang bisa kita ambil adalah : a.
Keharusan orang alim beribadah dan keharusan abid berilmu, ilmu tak ada
manfaatnya tanpa ibadah dan ibadah tak diterima tanpa ilmu. b. Proses belajar
mengajar ilmu lebih utama daripada melaksanakan ibadah yang sunah, karena
ibadah itu memberikan manfaat hanya bagi yang mengerjakannya saja,
sedangkan ilmu selain bermanfaat bagi dirinya bermanfaat juga bagi orang
lain. c. Anjuran untuk menghormati ulama dan para penuntut ilmu serta
mendoakan mereka. d. Anjuran agar melakukan hal yang bermanfaat baik
bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain.
4. Menuntut ilmu merupakan Proses untuk memperbaiki dan mengembangkan
Potensi, sikap dan pengetahuan seorang manusia agar menjadi lebih baik.
Dalam agama islam menuntut ilmu adalah hal yang paling utama dari pada
yang lain. Sebab tanpa adanya ilmu dunia ini akan gelap, hancur, dan tanpa
arah. Sebagai manusia iyang di bekali akal dan fikiran, sangatlah wajib untuk
menunutut ilmu karena sebagai bukti mensyukuri nikmat Allah SWT dan
manusia di muka bumi ini sebagai seorang kholifah, tanpa adanya ilmu
manusia akan tersesat sebab ilmu adalah cahaya bukan malah sebaliknya,
Berdasarkan penjelasan dan penjabaran diatas kita bisa mengambil hikmahnya
yakni sebagai berikut : a. Kewajiban menuntut ilmu di mana saja dan dalam
keadaan bagaimanapun pula sekalipun dalam keadaan sulit dan jauh. b.
Kewajiban menuntut bagi Muslim laki dan perempuan yang sudah mukalaf.
c. Kewajiban menuntut ilmu adakalanya wajib lain dan adakalanya wajib
kifayah. d. Penuntut ilmu dicintai, dihormati, dan dilindungi oleh para
malaikat.
5. Pada zamannya nanti, ilmu dan ulama sudah tiada lagi di bumi ini. Ilmu yang
tadi merupakan cahaya kini menjadi kegelapan dan para ulama‟ orang yang
dianggap benar, yang mampu mempraktikkan ilmu Agama yang ia dapat dan
mengajarkannya akan diangkat oleh Allah dan tiadalah lagi ilmu dan ulama‟
di dunia ini. Dunia akan penuh kehancuran dan kebatilan karena pengemban
dakwah, penyebar ilmu Agama telah Allah tiadakan.Dari hadist ini kita
banyak mengambil hikmah yang diantaranya sebagai berikut:a. Ulama adalah
sumber informasi ilmu pengetahuan di muka Bumi ini. b. Perintah untuk
mencari ilmu. c. Anjuran untuk menuntut ilmu sehingga muncul regenerasi
ulama. yang dapat mengayomi manusia dan memberikan wasiat dalam
perkara agama. d. Berfatwa tanpa ilmu akan merugikan diri sendiri dan
menyesatkan manusia.e. Peringatan untuk tidak meminta fatwa dari orang
yang tidik mempunyai ilmu. f. Kelangkaan ulama merupakan salah satu tanda
semakin dekatnya hari kiamat

B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami susun, kami menyadari masih banyak
kekurangan dan kesempurnaan sebagaimana yang kami harapkan pula. namun sebagai
wujud pertanggung jawaban semaksimal mungkin telah kami laksanakan untuk
mengerjakan makalah yang berjudul “Ilmu dan Ulama” Maka dari itu kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat kami harapkan dari para pembaca sebagai sarana
perbaikan makalah kami selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA

Darani, N. P. (2021). Kewajiban Menuntut Ilmu dalam Perspektif Hadis. Jurnal Riset Agama,
Volume 1, Nomor 1 Hal 133-144.
Fattah, A. (2016). Pemahaman Hadits Tarbawi Burhan Al-Islam Al-Zarnuji dalam kitab Ta'lim
al Muta'allim. . Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim .
Khon, A. M. ( 2012). Hadits Tarbawi. Jakarta: Kencana Pena Media Group.
Rasyid, A. (2017). Kewajiban Menuntut Ilmu. Jurnal Waraqat STAI As-Sunnah.
Saihu. (2020). Etika Menuntut Ilmu Menurut Kitab Ta'lim Muta'allim. Al Amin. Jurnal kajian
ilmu dan Kajian Islam, 101.
Suriasumantri, J. S. ( 2001). Ilmu dalam Perspektif. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Umar, B. (2014). Hadis Tarbawi Pendidikan Dalam Perspektif Hadis. . Jakarta: AMZAH.
Wahyudin, W. (2017). Pendidikan Sepanjang Hayat Menurut Perspektif Islam (Kajian Tafsir
Tarbawi). Saintifika Islamica Jurnal Kajian Keislaman, 202-203.

Anda mungkin juga menyukai