Di Susun Oleh :
Kelompok 7
Nadzheva Kaela Qurrota A'yun 2023206206128
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
TAHUN AJARAN 2023/2024
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang
"Kewajiban menuntut dan mengamalkan ilmu".
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak
akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena
itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki karya ilmiah ini.
Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan
juga inspirasi untuk pembaca. Dan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi
dalam proses penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................2
1.3 Tujuan Pembelajaran ..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ilmu ..................................................................................................3
2.2 Pengertian Menuntut Ilmu .................................................................................3
2.3 Etika Menuntut Ilmu ..........................................................................................3
2.4 Keutamaan Orang Yang Berilmu .......................................................................4
2.5 Kewajiban Menuntut Ilmu Dan Mengamalkannya Di Dalam Al-Qur’an ..........7
2.6 Hadist Tentang Kewajiban Menuntut Ilmu Dan Mengamalkannya ..................9
2.7 Manfaat dan Hikmah Menuntut Ilmu ...............................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sejak Nabi Saw diangkat menjadi rasul, wahyu yang pertama kali diturunkan
adalah perkara ilmu, yakni membaca atau "iqra" agar manusia mengetahui
perkara-perkara yang tidak diketahuinya. Kata Buya Hamka, ilmu adalah kunci
rahasia alam dan makhluk. Ilmu adalah agama, sebab membebaskan manusia
dari kebodohan.
Allah SWT menjanjikan surga bagi mereka yang senantiasa menuntut ilmu
dengan niat ikhlas semata-mata mengharap Ridha dari-Nya, dan dosanya ikut
terampuni-Nya. Sehingga suatu kenikmatan dan kesyukuran bagi orang yang
dapat menuntut ilmu, membawa kita lebih dekat dengan sang pemilik ilmu,
dimudahkan dalam mencari rejeki, dan diampuni dosa-dosanya.
1
Ada juga peribahasa yang mengatakan “kejarlah ilmu sampai ke negeri Cina”.
Peribahasa ini mengandung makna penting bagi kita untuk menuntut ilmu
hingga ke negeri orang (negeri lain). Bukan tanpa alasan, hal itu karena negeri
Cina memiliki social-history yang panjang tentang perkembangan dan
peradaban ilmu pengetahuan.
Ilmu saat ini menjadi sangat penting bagi setiap insan guna meningkatkan
kualitas kesejahteraannya dan menghindarkan dari perbuatan merusak. Kata
KH. Ahmad Dahlan, ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang dapat
memperbaiki sikap dan tindakan. Ilmu sebagai bekal dalam menjalani pekerjaan
dan menyelesaikan persoalan kehidupan yang semakin kompleks. Sehingga
merugilah orang-orang yang berilmu, tetapi masih melakukan perbuatan
merusak terutama diri dan lingkungannya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pertama, niat belajar. Niat yang sungguh-sungguh dalam menuntut ilmu bukan
untuk mengharap pujian manusia, akan tetapi niat di sini hanya untuk mencari
3
keridhoan Allah agar mendapat kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.
Jangan sampai para penuntut ilmu salah dalam menentukan niatnya, seperti
menuntut ilmu hanya untuk mendapatkan kenikmatan dunia, kehormatan
ataupun kedudukan.
Kedua, memilih ilmu. Para penuntut ilmu hendaknya memilih ilmu yang paling
baik dan ilmu yang dibutuhkan untuk kehidupan agamanya untuk masa yang
akan datang. Kita perlu mendahulukan ilmu tauhid dan ma’rifat beserta
dalilnya. Para penuntut ilmu juga harus bersabar dalam menuntut ilmu dan
tabah dalah menghadapi berbagai macam cobaan.
Kelima, bertawakal kepada Allah. Dalam menuntut ilmu kita harus bertawakal
kepada Allah dan tidak tergoda dengan urusan dunia. Maka dengan itu,
hendaknya para penuntut ilmu berusaha untuk mengurangi kecintaan mereka
terhadap dunia. Para penuntut ilmu harus bersabar dalam menuntut ilmu, sebab
menuntut ilmu tidak terlepas dari kesulitan. Kebanyakan ulama berpendapat
bahwa menuntut ilmu lebih utama daripada berperang.
Keenam, memanfaatkan waktu belajar. Menuntut ilmu itu dari buaian hingga
liang lahat. Dan masa cermelang dalam menuntut ilmu ialah pada masa muda,
maka manfaatkan masa muda kita untuk menuntut ilmu.
4
lebih banyak melihat sesuatu dari sisi positif dalam pandangannya tidak ada
satu pun peristiwa di dunia ini yang sia-sia. Semuanya pasti ada manfaatnya.
Tentu hal ini berbeda dengan cara pandang orang yang tidak berilmu yang
sering melihat sesuatu dari sisi negatif. Setiap peristiwa terkadang disikapinya
dengan keluh kesah, caci maki dan putus asa. Tidak hanya memandang
kehidupan, keutuamaan orang berilmu juga terdapat pada saat dipandang baik
oleh Allah, manusia, maupun makhluk lainnya. Allah memandang orang
berilmu sebagai makhluk mulia sehingga derajatnya akan diangkat ketempat
yang lebih tinggi.
Manusia dan makhluk lain pun melihat orang berilmu sebagai sosok yang
mulia. Banyak diantara mereka yang merasa tenang, nyaman dan tercerahkan
ketika melihatnya dan dekat dengannya. Oleh karena itu, mereka selalu
mengapresiasi keberadaanya dengan senantiasa mendoakan dan memohon
ampunan baginya, sebagaimana dijelaskan dalam suatu hadis yang berbunyi,
“Sesungguhnya para malaikat melebarkan sayapnya karena ridha kepada orang
yang menuntut ilmu. Sesungguhnya makhluk yang berada di langit dan di bumi
sampai ikan paus yang di dalam lautan senatiasa memohonkan ampun (kepada
Allah) bagi orang yang berilmu (alim)” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)dari
sahabat Abu Hurairah RA. Nabi SAW bersabda :
Artinya : “ Barangsiapa yang menempuh suatu jalan menuju ilmu, maka Allah
akan menempatkannya pada jalan menuju syurga. Dan sesungguhnya orang
yang berilmu itu di mohonkan ampun oleh makhluk-makhluk di bumi, sampai-
sampai ikan yang ada di lautan. Sesungguhnya ulama pewaris para nabi.” (HR.
Muslim).
5
2. Para malaikat bertawadu’ kepada para pencar ilmu sebagai suatu
kehormatan kepada mereka.
3. Para penghuni langit dan bumi serta ikan di lautan akan memohon ampun
kepada orang yang alim.
4. Orang yang berilmu itu kedudukannya lebih utama dari pada ahli ibadah.
5. Orang yang berilmu merupakan pewaris para Nabi.
Diantara keutamaan orang yang berilmu dan mau mengajarkan ilmunya adalah
pahala akan terus mengalir meskipun ia telah meninggal.
2. Ditinggikan Derajatnya
Hadis mencari ilmu lain juga menunjukan tingginya derajat orang berilmu
dibanding manusia lainnya. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
“Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhu: ketika menafsirkan ayat : (Allah
meninggikan orang-orang yang beriman dari kamu sekalian, dan orang-
orang yang diberi ilmu beberapa derajat. al-mujadalah:11); dia berkata
maksudnya adalah “Allah meninggikan orang-orang yang diberi ilmu
atas orang-orang yang beriman beberapa derajat”. (HR. Darimi) No.
356.
3. Dicintai Rasulullah
Rasulullah SAW juga mendoakan orang yang mencari ilmu seperti hadits
Nabi SAW yaitu:
“Dari Zaid bin Tsabit ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Semoga Allah memperindah
orang yang mendengar hadits driku lalu menghafal dan
menyampaikannya kepada orang lain, berapa banyak orang
6
menyampaikan ilmu kepada orang yang lebih berilmu, dan berapa banyak
pembawa ilmu yang tidak berilmu.” (HR. Abu Daud) No. 3175.Shahih.
4. Paling Utama
Orang menjadi paling utama karena belajar Al Qur’an dan
mengajarkannya, sebagaimana sabda Nabi SAW yaitu:
“Dari Utsman bin Affan ia berkata; Nabi shallallahu alaihi wasallam
bersabda: “Orang yang paling utama di antara kalian adalah seorang
yang belajar Al Quran dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari) No. 4640.
Shahih.
7
Mencari ilmu merupakan kewajiban setiap manusia. Tanpa ilmu kita tidak bisa
menjalani hidup ini dengan baik. Orang yang tidak memiliki ilmu biasanya
akan di manfaatkan oleh orang lain. Bahkan, orang yang tak berilmu itu akan
dibodohi oleh orang lain. Oleh karena itu, kita sebagai manusia yang diberi
akal dan pikiran carilah ilmu demi kelangsungan hidup yang lebih baik.
Menuntut ilmu dalam Islam hukumnya wajib (fardhu). Para ahli fiqih
mengelompokannya dua bagian, yaitu
1. Fardhu ‘ain, adalah setiap ilmu yang harus dipelajari oleh setiap muslim
tentang Ilmu Agama Islam, agar akidahnya selamat, ibadahnya benar,
mu’amalahnya lurus dan sesuai dengan yang disyariatkan Allah Azza wa Jalla,
yang tertuang dalam Al Qur’an dan Sunah Nabi-Nya yang sahih. Inilah yang
diperintahkan Allah dalam firman-Nya,
2. Fardhu kifayah : adalah ilmu yang memperdalam ilmu-ilmu syariat dengan
mempelajari, menghafal, dan membahasnya. Misalnya spesialisasi dalam ilmu-
ilmu yang dibutuhkan umat Islam, seperti sistem pemerintahan, hukum,
kedokteran, perekonomian, dan lain-lain. Tapi jika sebagian dari mereka ada
yang mengerjakannya, maka gugurlah kewajiban dari yang lainnya. Sedangkan
jika tidak ada seorang pun yang melakukannya, maka semua menanggung
resikonya.
8
2.6 Hadist Tentang Kewajiban Menuntut Ilmu Dan Mengamalkannya
Menuntut ilmu itu wajib hukumnya bagi setiap muslim laki-laki maupun
muslim perempuan. Ketika Allah telah menurunkan perintah yang mewajibkan
atas suatu hal, maka kita harus menaatinya.
Dari Abu Musa al-Asy’ari Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam , beliau bersabda :
Pertama, orang yang hafal dan paham. Yaitu mereka yang menjaga ilmu dan
memahaminya, memahami makna-maknanya,mengamalkannya untuk diri
sendiri dan juga orang lain, serta mengambil atau menetapkan hukum-hukum,
hikmah dan faidah darinya. Mereka ini seperti tanah yang menyerap air –ini
9
seperti kedudukan menghafal, kemudian menumbuhkan tumbuh-tumbuhan
dan rerumputan yang banyak, yakni orang-orang yang di ajarkan ilmu tersebut
lalu merasakan manfaat dari ilmu yang di pelajari. Inilah pemahaman ilmu,
pengetahuan, dan pengambilan hukum, yang kedudukannya seperti
menumbuhkan tanaman dan rerumputan dengan air.
Ketiga, orang-orang yang tidak mendapat bagian dari ilmu, tidak menghafal,
tidak juga pemahaman, periwayatan, dan pengetahuan. Mereka ini seperti
tanah yang tandus, tidak dapat menumbuhkan tanaman dan tidak pula
menampung air. Mereka adalah orang orang yang sengsara dan celaka.
10
hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa
lagi Maha Pengampun."
11
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu,
"Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah,
niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan,
"Berdirilah kamu," maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat
(derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu
kerjakan."
Artinya: (Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah
orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri,
sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat
Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui
dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang
berakallah yang dapat menerima pelajaran.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pandangan umum tentang kewajiban menuntut ilmu diketahui
bahwa menuntut ilmu adalah salah satu bagian terpenting bagi kehidupan
manusia, tanpa adanya ilmu manusia tidak akan bisa berkembang. Menuntut
ilmu juga dianggap sebagai titik tolak dalam menumbuhkan kesadaran dalam
bersikap. Ilmu ialah pengetahuan yang tersusun secara sistematis yang
diperoleh melalui metode penelitian, tentang perilaku sosial, budaya, maupun
gejala alam yang dapat diukur maupun diamati. Menuntut ilmu dalam
pandangan Islam bukan hanya ajakan saja, akan tetapi telah menjadi suatu
kewajiban bagi setiap umat Islam.
3.2 Saran
1. semua orang harus meyakini dan menyadari akan keutamaan dan
pentingnya ilmu, terutama bagi kalangan pendidik. Hendaklah kita lebih
mendalami di dalam mempelajari keutamaan dan pentingnya ilmu, baik
yang bersumber dari al-Qur’an, hadis, kitab-kitab para ulama islam. Karena
begitu besarnya keutamaan dan pentingnya ilmu, maka hendaknya kita
tidak berhenti begitu saja dalam menuntut ilmu. Sesuai sabda Rasulullah
Saw bahwa menuntut ilmu tetap harus diharuskan sampai tubuh kita
terkubur dalam liang lahat.
2. Hasil yang peneliti sajikan di sini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan pengetahuan dan sumber penelitian. Akhirnya semoga karya
tulis ini bisa menambah khazanah ilmiah yang nyata dan bermanfaat bagi
penulis khususnya serta bagi pembaca umumnya.
13
DAFTAR PUSTAKA
14