DISUSUN OLEH:
THEAREVA VERIZKA
P17334122047
2022
ABSTRAK
Ilmu adalah kunci segala kebaikan dan pengetahuan. Ilmu merupakan sarana untuk
menjalankan apa yang Allah perintahkan pada kita. Tak sempurna keimanan dan tak sempurna
pula amal kecuali dengan ilmu. Dengan ilmu Allah disembah, dengannya hak Allah ditunaikan,
dan dengan ilmu pula agama-Nya disebarkan.
Munculnya suatu ilmu tidak lepas dari suatu pengetahuan yang diperoleh sebelumnya.
Seseorang tidak mungkin mendapatkan suatu ilmu jika yang bersangkutan belum mendapatkan
suatu pengetahuan. Oleh karena itu suatu ilmu sering juga disebut dengan pengetahuan, dan
atau sering digabungkan menjadi ilmu pengetahuan. Pengetahuan itu sendiri dapat diperoleh
melalui indera dalam memahami fenomena yang ada di sekitar lingkungannya (Empirisme).
Pengetahuan manusia hanya dapat diperoleh melalui pengalaman, dan tanpa pengalaman
manusia tidak akan dapat memperoleh pengetahuan. Pada sisi lain pengetahuan juga dapat
diperoleh melalui ide-ide yang berada dalam fikirannya (Rasionalisme).
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena berkat Rahmat-Nya sehingga saya bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul “Kewajiban Menuntut Ilmu dan Mengamalkannya”.
Terselesaikannya makalah ini sebagai tanggung jawab saya untuk memenuhi tugas pada mata
pelajaran Pendidkikan Agama Islam.
Saya berharap makalah ini dapat membawa manfaat baik bagi pembacanya. Atas segala
kekurangannya saya mohon maaf dan semoga kritik yang membangun dari pembaca bisa
bermanfaat baik untuk kedepannya.
Penulis
Theareva Verizka
DAFTAR ISI
ABSTRAK.................................................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................
BAB I ........................................................................................................................
PENDAHULUAN.....................................................................................................
BAB II ......................................................................................................................
PEMBAHASAN........................................................................................................
BAB III......................................................................................................................
PENUTUP.................................................................................................................
A. Kesimpulan...................................................................................................
B. Saran.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Pembahasan mengenai ilmu ini, al-Qur‟an tidak secara tegas mengikuti aliran- aliran
tertentu, tetapi kalau menelusuri ayat demi demi ayat, maka kedua metode tersebut
digunakan oleh al-Qur‟an. Ketika manusia diperintah Allah untuk memperhatikan,
menelaah dan meneliti fenomena alam semesta (lihat Q.S. 3 : 191), maka pada
dasarnya metode induktif itulah sedang ditawarkan al-Qur‟an. Observasi dan
eksperimentasi didasarkan pada fakta-fakta yang dapat diuji kebenarannya. Kemudian
ketika manusia diperintah menyatakan bahwa Tuhan itu Esa, maka hakekatnya Allah
telah mengenalkan metode deduktif.
B. Rumusan Masalah
1.Apa definisi menuntut ilmu?
2.Apa saja pengklasifikasian dilihat dari hokum yang mempelajarinya?
3.Apa keutamaan dan kemuliaan ilmu?
4. Bagaimana etika dalam menuntut ilmu?
5. Apa hikmah menuntut ilmu?
C. Batasan Masalah
Ruang lingkup dari penulisan makalah ini adalah mencakup tentang konsep menuntut
ilmu dan mengamalkannya.
BAB II
PEMBAHASAN
Selanjutnya, Quraish Shihab dalam buku Menyingkap Tabir Ilahi menjelaskan makna
ilmu adalah suatu pengenalan yang sangat jelas terhadap suatu obyek. Artinya adalah
bahwa sesuatu yang digambarkan tersebut sangat jelas sehingga tidak menimbulkan
keraguan. Sebagian ulama menjelaskan bahwa ilmu secara istilah adalah ma’rifat
(pengetahuan) sebagai lawan dari al-jahl (ketidaktahuan). Menurut ulama lainnya, ilmu
itu lebih jelas dari apa yang diketahui tentang segala sesuatunya. Ilmu yang dimaksud
adalah ilmu syar’i, yaitu ilmu yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada rasul-Nya yang
berupa keterangan dan petunjuk.
Ilmu syar'i dan non syar'i yang berbasis alam jagad raya dan fenomena sosial juga wajib
dipelajari, sehingga tidak terjadi dikotomi. Oleh karena itu, yang dimaksud dengan ilmu
adalah kumpulan dari pengetahuan tentang sesuatu. Sementara yang dimaksud dengan
menuntut ilmu adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk memperoleh
pengetahuan dengan tujuan untuk mengubah seseorang dari tidak tahu menjadi tahu,;
mengubah perilaku ke arah yang lebih baik sehingga seseorang tersebut memiliki
kecakapan bukan hanya bersifat intelektual, melainkan juga yang bersifat sosial dan
religius karena pada dasarnya dengan memiliki ilmu menjadikan seseorang mendapatkan
jalan untuk mendapatkan kebenaran.
b. Meluruskan niat Dalam ajaran Islam segala sesuatu yang bernilai ibadah itu
tergantung dari niat dan tujuannya. Oleh karena itu, ketulusan niat bagi orang
yang menuntut ilmu sangat ditekankan agar dengan niat yang ikhlas tersebut
mampu mengantarkan orang tersebut berhasil dan sukses dalam menjalani
kehidupannya kelak. Adapun niat yang harus dimiliki para penuntut ilmu adalah:
1) dalam rangka melaksanakan perintah Allah Swt. dan Rasulullah Saw.
2) untuk menghilangkan kebodohan pada diri sendiri dan kebodohan orang lain
3) mempersiapkan diri untuk masa depan yang lebih cerah dan terarah
4) menjadikan bekal untuk kehidupan di akhirat agar dapat selamat dan
mendapatkan husnul khatimah
c. Awali dan akhiri ketika menuntut ilmu dengan berdo’a kepada Allah Swt.
Berdoalah kepada Allah Swt setiap mengawali sesuatu yang baik, termasuk
dalam hal menuntut ilmu setidaknya dengan membaca basmalah dan
mengakhirinya dengan membaca hamdalah. Rasulullah Saw. bersabda: “Dari
Abu Hurairah r.a. dia berkata, Rasululah Saw. bersabda : “Setiap perkataan atau
perkara yang mempunyai nilai kebaikan, tetapi tidak dibuka dengan menyebut
nama Allah, maka terputus berkahnya.” ( H.R. Ahmad)
Salah satu doa untuk memulai proses menuntut ilmu adalah “ Ya Allah
tambahkanlah aku ilmu serta berilah aku karunia untuk dapat memahaminya, dan
jadikanlah aku termasuk golongan orang-orang yang saleh”.
Dan salah satu doa yang dibaca setelah selesai menuntut ilmu adalah: “Ya Allah
tunjukkanlah kepada kami yang benar itu benar dan berikan karunia kepada kami
agar dapat mengikutinya. Dan tunjukanlah kepada kami yang buruk itu buruk
dan berikan kemampuan agar kami dapat menjauhinya.”
c. Pahala ilmu yang diajarkan akan tetap mengalir walaupun pemiliknya telah
wafat. Sebagaimana hadis nabi berikut ini : ”Dari sahabat Abu Hurairah r.a. dari
Rasulullah Saw. bersabda: “apabila anak adam (manusia) meninggal dunia, maka
terputuslah amalnya, kecuali (amal) dari tiga ini : sedekah jariyah, ilmu yang
bermanfaat, dan anak yang saleh yang mendoakannya. (H.R. Muslim). Hadis
tersebut merupakan dalil terkuat tentang keutamaan dan kemuliaan ilmu serta
besarnya buah ilmu. Sesungguhnya pahala ilmu tetap diterima oleh orang yang
bersangkutan selama ilmunya diamalkan oleh orang lain walaupun ia sudah
wafat. Bahkan, seakan-akan orang tersebut masih hidup dengan amal salehnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu adalah suatu kumpulan pengetahuan yang berguna dan praktis dan suatu
metode untuk memperoleh pengetahuan. Ilmu tidak bersangkutan dengan kehidupan
praktis dan tidak dapat mempengaruhinya kecuali dalam cara yang paling tak
langsung, baik kebaikan atau keburukan. Menuntut Ilmu merupakan kewajiban
(Faridhotun) bagi setiap Muslim laki-laki dan perempuan. Belajar untuk mencari
ilmu hukumnya bisa wajib dan bisa mustahab (sunnah). Yang bersifat wajib adalah
mempelajari segala hal yang dibebankan kepada setiap insan. Setiap insan dituntut
untuk beramal (beribadah) untuk menghamba kepada Alloh 'Azza wa Jalla,
sedangkan ibadah yang dilakukan di atas kebodohan, maka tidaklah diterima.
Rosululloh bersabda, "Barang siapa melaksanakan amalan yang tidak ada
perintahnya dari kami, maka ia tertolak." (HR. Muslim).
B. Saran
Saya menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu saya
mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun. Karena saran dan
kritikan yang membangun itu akan sangat bermanfaat bagi saya untuk memperbaiki
dan memperdalam kajian ini. Terimakasih banyak untuk dosen mata kuliah
Pendidikan Agama Islam Bapak Nanang Rahmat, S.Pd.I MA.Pd karena telah
membimbing saya pada mata kuliah Pendidikan Agama.
DAFTAR PUSTAKA
MGMP PAI SMK Daerah Istimewa Yogyakarta. Senang Menuntut Ilmu dan
Mengamalkannya
Haniah, I., Indriyani, T., & Surayya, E. (2021). KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU
MENURUT SYEKH MUHAMMAD SYAKIR DALAM KITAB WASHAYA AL ABAA ‘I LI
ABNAA’I