Anda di halaman 1dari 14

URGENSI ILMU, AKHLAK DAN ADAB

(Tugas makalah Makul Akhlak, Tasawuf dan Kalam)

DOSEN PENGAMPU:

Bapak Abdul Rozak, Lc., M.Ag

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1

 Nafisah 2022080039
 Abdullah Hisyam Muhayat 2022080051
 Roya Rifatul Ikrima 2022080064

PROGRAM ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN JAWA TENGAH DI WONOSOBO

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, puji syukur kehadirat allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
inayahNYA, sehingga kami dapat memyelesaikan makalah yang berjudul URGENSI ILMU,
AKHLAK DAN ADAB.

Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Abdul Rozak, Lc., M.Ag yang telah membantu kami
baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman
seperjuangan yang telah bekerjasama dan mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan
tugas ini tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik segi
penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi
lebih baik di masa mendatang.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Wonosobo, 14 Maret 2023

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii

BAB I .................................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN ................................................................................................................. 4

1.1. Latar belakang ................................................................................................................. 4


1.2. Rumusan masalah ............................................................................................................ 4
1.3. Tujuan masalah ............................................................................................................... 4

BAB II ................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .................................................................................................................... 5

2.1 Pengertian ilmu, Akhlak dan Adab .................................................................................... 5


2.2 Persamaan dan Perbedaan Ilmu, Akhlak dan Adab ........................................................... 5
2.3 Perbuatan yang mencakup Ilmu, Akhlak dan Adab ........................................................... 8
2.4 Dasar-dasar Al-Qur’an pentingnya Ilmu, Akhlak dan Adab .............................................. 9
2.5 Hadits Nabi Saw tentang Ilmu, Akhlak dan Adab

BAB III ................................................................................................................................. 10


PENUTUP ............................................................................................................................ 10

3.1. Kesimpulan ..................................................................................................................... 11


3.2. Saran .............................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 12

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia Pendidikan saat ini cukup memprihatinkan adab islami yang telah di wariskan
oleh para leluhur tidak mendapatkan porsi yang cukup untuk di ajarkan dan di
tanamkan kepada peserta didik. Seseorang yanag memiliki segudang ilmu, wawasan
luas, dan akal yang cerdas, semua itu tidak lah berarti baginya jika tanpa di hiasi dengan
adab islami. Indonesia juga mengalami kemerosotan akhlak dalam menuntut ilmu
karena karakter yang di ajarkan minus nilai keimanan dan konsep adab. Fenomena
inilah yang membuat Pendidikan tidak mampu menahan kemerosotan akhlak yang
seharusnya menjadi acuan utama dalam proses Pendidikan. Dalam konteks ini maka
diperlukannya pendidikan akhlak terhadap penanaman kebiasaan atau adab yang baik.
Karena semakin lama perubahan dalam perilaku manusia selalu dan terus berkembang.
Dan nilai-nilai tersebut akan menjadi bekal dalam menjalanai kehidupan di masyarakat
yang memiliki nilai-nilai yang sangat penting terutama dalam berinteraksi dengan
sesama manusia.

1.2 Rumusan Masalah

2. Pengertian Ilmu, Akhlak dan Adab


3. Persamaan dan perbedaan Ilmu, Akhlak dan Adab
4. Perbuatan yang mencakup Ilmu, Akhlak dan Adab
5. Dasar-dasar Al-Qur’an tentang pentingnya Ilmu, Akhlak dan Adab
6. Hadits Nabi Saw tentang Ilmu, Akhlak dan Adab

1.3 tujuan masalah

2. Mengetahui Arti dari Ilmu, Akhlak dan Adab


3. Mengetahui Persamaan dan perbedaan Ilmu, Akhlak dan Adab
4. Mengetahui Perbuatan yang mencakup Ilmu, Akhlak dan Adab
5. Mengetahui Dasar-dasar Al-Qur’an tentang pentingnya Ilmu, Akhlak dan Adab
6. Mengetahui Hadits Nabi Saw tentang Ilmu, Akhlak dan Adab

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian ilmu, akhlak dan adab

Ilmu berasal dari kata ‫ علما‬-‫ يعلم‬-‫ علم‬yang artinya mengetahui, lawan dari kata ‫جهل‬yang
artinya bodoh. Al-Baqillani mendefinisikan ilmu sebagai pengetahuan tentang objek yang
diketahui sebagaimana apa adanya. Definisi yang seperti ini sangat masyhur di kalangan
pemikir muslim, yang sering kali dihadapkan dengan istilah opini atau ra’yun. 1 Untuk yang
terakhir ini cenderung bersifat subjektif, dalam artian sang subjek memiliki peran yang
sangat dominan (subjektifitas yang tinggi) dalam menilai suatu objek. Sementara itu ilmu
dipandang harus meminimalisir sedapat mungkin unsur subjektifitas, karena itu ia hanya
melihat objek sebagaimana yang ada pada objek itu sendiri. Imam Raghib al- Ashfahani
dalm kitabnya, Mufradat Al –Qur’an, berkata, “ ilmu adalah mengetahui sesuatu sesuai
dengan hakikatnya. Ia terbagi dua: pertama, mengetahi inti sesuatu itu (oleh ahli logika
dinamakan ahli tashawwur). Kedua, menghukum adanya sesuatu pada sesuatu yang ada
(oleh ahli ligika dinamakan tashdiq, maksudnya mengetahui hubungan sesuatu dengan
sesuatu).” Al Manawi dalam kitab At-taufiq berkata , “ ilmu adalah keyakinan kuat yang
tetap sesuai dengan realita. Bisa juga bersifat yang membuat perbedaan tanpa kritik. Atau,
ilmu adalah tercapainya bentuk sesuatu dalam akal.”
Sedangkan ilmu menurut KBBI sendiri ialah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun
secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala
tertentu di bidang (pengetahuan) itu.

Akhlak Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), akhlak adalah budi pekerti atau
kelakuan. Akhlak berasal dari kata khuluqun yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau
tabiat, Kata akhlak ini mempunyai akar kata yang sama dengan kata khaliq yang bermakna pencipta
dan kata makhluq yang artinya ciptaan, yang diciptakan, dari kata khalaqa, menciptakan. Dengan
demikian, kata khulq dan akhlak yang mengacu pada makna “penciptaan” segala yang ada selain
Tuhan yang termasuk di dalamnya kejadian manusia 2.
Sedangkan secara istilah akhlak adalah tabiat atau sifat seseorang, yakni keadaan jiwa yang
telah terlatih, sehingga dalam jiwa tersebut benar-benar telah melekat sifat-sifat yang melahirkan
perbuatan perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikirkan dan diangan-angan lagi. Abdul
Karim Zaidan mengatakan bahwa akhlak adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa,
yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai perbuatan baik atau buruk, untuk
kemudian memilih melakukan atau meninggalkannya. 3 Dengan demikian, kata akhlak berarti sikap

1
Lihat idem, Menyibak Tirai Kejahilan: Pengantar Epistemologi Islam, (Bandung:
Mizan, 2003), hlm.1.
2
Aminuddin, dkk, (2006), Membangun Karakter dan Kepribadian melalui Pendidikan Agama
Islam, Jakarta: Graha Ilmu, hlm.93.
3
Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak (Yogyakarta: LPPI Universitas Muhammadiyah),hlm.2.

5
yang timbul dari dalam diri manusia, yang terjadi tanpa pemikiran terlebih dahulu sehingga terjadi
secara spontan dan tidak dibuat buat.
Ada pun definisi Akhlak menurut imam Al ghazali selaku pakar dibidangnya
adalah “Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
perbuatanperbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan. Jika sifat itu melahirkan perbuatan yang baik menurut akal dan syariat, maka
disebut akhlak yang baik, dan bila lahir darinya perbuatan yang buruk, maka disebut akhlak
yang buruk”.
Adab berasal dari bahasa Arab yang secara bahasa memiliki arti kesopanan,
kehalusan, dan kebaikan budi pekerti, akhlak. Sedangkan, secara istilah adab adalah suatu
ibarat tentang pengetahuan yang dapat menjaga diri dari segala sifat yang salah. Menurut al-
Attas, secara etimologi (bahasa); adab berasal dari bahasa Arab yaitu addaba-yu’addibu-
ta’dib yang telah diterjemahkan oleh al-Attas sebagai ‘mendidik’ atau ‘pendidikan’. Adapun
secara istilah (terminology), Al-Attas mendefinisikan adab sebagai: ” suatu Pengenalan dan
pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanam kedalam manusia tentang tempat-tempat
yang tepat dari segala sesuatu didalam tatanan penciptaan sedemikian rupa, sehingga hal ini
membimbing kearah pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat di dalam tatanan
wujud dan keperiadaan”4. Ibrahim Anis mengatakan adab ialah ilmu yang objeknya
membahas nilai-nilai yang berkaitan dengan perbuatan manusia 5. Adab adalah norma atau
aturan mengenai sopan santun berdasarkan aturan agama. Norma tentang adab seringkali
digunakan dalam pergaulan yang terjadi antar manusia, antar tetangga, dan antar kaum.
Adab sangat penting dalam kehidupan manusia. Bagi orang-orang yang memiliki
adab biasanya akan terjaga dari perbuatan tercela. Maka tidak heran jika adab sangat
penting. Adab tentu perlu diajarkan sedari kecil. Anak-anak yang sudah diberi bekal
pelajaran mengenai adab akan tumbuh menjadi pribadi lebih baik dari teman-teman
sebayanya.

2.2 Perbedaan dan persamaan ilmu, akhlak dan adab

Ada adab ada akhlak. Itu beda. Kalau adab itu nilai kemuliaan yang didapat dari proses
pendidikan dan kemudian membentuk peradaban. Syarat untuk dapatkan adab itu bukan iman tapi
belajar,” ucap Ustadz Adi Hidayat, Perlu diingat, beradab belum tentu berakhlak. Tidak semua
peradaban manusia yang besar memiliki akhlak yang mulia. “Akhlak adalah nilai mulia yang
hanya bisa didapat melalui ibadah kepada Allah SWT” Dengan menjalankan salat, puasa,
membaca Alquran dan ibadah-ibadah lainnya akan membuat seseorang menjauh dari hal-hal
buruk,” tuturnya. 6
Akhlak itu tersusun dari huruf yang sama dengan kholaqo (menjadikan/menciptakan).
Artinya, pada awalnya akhlak adalah semua perbuatan yang memang seja semula didesain untuk
manusia. Misal, manusia diberi watak keras, lembut, pemaaf, pemarah dll. Maka ada akhlak yang
madzmum dan Mahmud.

4
Al-Attas, Konsep Pendidikan, hlm.61-62.
5
Ibrahim Anis, Al-Mu’jam Al-Wasit (Mesir: Darul Ma’arif, 1972), hlm.202.
6
Ustadz adi hidayat di kanal YouTube-nya, dikutip sabtu (11/03/2023).

6
a) Adab adalah segala perbuatan dan perilaku yang dipandang baik oleh masyarakat, ada yang
tidak melanggar ketentuan agama dan ada yang melanggar. Setiap masyarakat yang
berbudaya punya ketentuan adab yang berbeda-beda.
b) Ilmu adalah pengetahuan yang didapat manusia dari akal dan Wahyu. Misal, dengan
melihat maka kita tau. Atau dengan membaca hadits, kita menjadi tau. Akhlak akan kacau
jika tanpa ilmu, karena dengan ilmu kita tau mana akhlak yang baik dan yg buruk.

c) Adab juga akan kacau jika tanpa ilmu, karena kebaikan menurut masyarakat belum tentu
baik menurut agama. Dalam hal ini, penggunaan ilmu harus lebih dulu. Untuk menetapkan
akhlak dan adab yang baik. Tapi selanjutnya, ilmu harus di nomorduakan. Karena manusia
harus hidup sesuai kodratnya (kholaqnya), dan mematuhi adab yang baik.
Ketiganya digunakan sebagai tolok ukur kepribadian dan keilmuan seseorang. jadi
semakin orang berilmu makan ia semakin berakhlak dan beradap pula. Karena dia semakin
tau jati diri manusia, plus adab yang tepat.

2.3 Perbuatan yang mencakup Ilmu, Akhlak dan Adab

Berikut ini adab-adab bagi penuntut Ilmu Syar’i yang disarikan dari kitab Al Mu’lim fi
Adabil Mu’allim wal Muta’allim karya Syaikh Muhammad bin Ibrahim bin Abdil Lathif
Alu Asy Syaikh rahimahullah.

1. Mengikhlaskan niat dalam menuntut ilmu. Semata-mata hanya karena Allah Ta’ala, bukan
tujuan duniawi. Seorang yang menuntut ilmu dengan tujuan duniawi diancam dengan
adzab neraka Jahannam.
2. Senantiasa menunjukkan pengaruh rasa takut kepada Allah dalam gerak-geriknya,
pakaiannya dan seluruh cara hidupnya
3. Senantiasa merutinkan adab-adab Islam dalam perkataan dan perbuatan, baik yang nampak
maupun tersembunyi. Seperti tilawah Al Qur’an, berdzikir, doa pagi dan petang, ibadah-
ibadah sunnah, dan senantiasa memperbanyak shalawat
4. Membersihkan dirinya dari akhlak-akhlak tercela, seperti: hasad (dengki), riya’ (ingin
dipuji), ujub (kagum pada diri sendiri), meremehkan orang lain, dendam dan benci.
5. Perhatian dan fokus utamanya adalah mendapatkan ilmu yang bermanfaat untuk
akhiratnya. Menjauhkan diri dari ilmu yang tidak bermanfaat.
6. Mengurangi sikap terlalu banyak bergaul, terutama dengan orang-orang yang banyak
main-mainnya dan sedikit seriusnya. Hendaknya ia tidak bergaul kecuali dengan orang-
orang yang bisa ia berikan manfaat atau bisa mendapatkan manfaat dari mereka.
7. Senantiasa mencari keridhaan gurunya, merendahkan diri ketika ingin mengkritik gurunya,
tidak mendahului gurunya dalam berpendapat, mengkonsultasikan semua masalah dengan
gurunya, dan tidak keluar dari arahan-arahannya.
8. Duduk di majelis ilmu dengan penuh tawadhu, dan khusyuk.
9. Ketika berbicara kepada gurunya hendaknya menghindarkan diri dari gaya bicara yang
biasa digunakan kepada orang secara umum
10. Tidak mendahului gurunya dalam menjelaskan suatu masalah atau dalam menjawab
pertanyaan.7

7
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf , Jakarta, (1997), : PT. Raja Grafindo Persada, hal. 148.

7
2.4 Dasar-dasar Al-Qur’an tentang pentingnya Ilmu, Akhlak dan Adab

a. Ilmu

Dalam Al-Qur’an surat Al’alaq ayat 1

ْ ْ ‫اِ ْق َر ْء بِس ِْم َربِكَ الَّ ِذ‬


َ‫ي َخلَق‬

Artinya: "Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan".

Ayat tersebut menunjukkan bahwa manusia telah diperintahkan untuk membaca guna
memperoleh berbagai pemikiran dan pemahaman. Tetapi segala pemikirannya itu tidak boleh
lepas dari Aqidah Islam, karena iqra’ haruslah dengan bismi rabbika, yaitu tetap berdasarkan
iman kepada Allah, yang merupakan asas Aqidah Islam. Falsafah dasar yang terkandung
dalam term iqra’ dalam al-Qur’an memerintahkan setiap orang Islam agar beriman secara total
tanpa ada ruang sekecil apapun keraguan bahwa ia harus membaca, sebagai respon terhadap
perintah membaca ‘iqra’ (bacalah). Kebenaran perintah membaca didasarkan pada iman.
Implikasi lebih lanjut, bagi yang mau membaca berarti beriman, dan bagi yang tidak membaca
berarti tidak beriman. Begitu pentingnya membaca, memahami, meneliti, dan menghayati
realitas wujud ini maka peranan akal pikiran dan hati menjadi kekuatan potensial yang
melebihi kekuatan makhluk ciptaan Allah yang lain, bahkan ketika manusia memikirkan
dirinya yang menjadi teka-teki bagi pencarian eksistensi wujud kemanusiaan, terus-menerus
dilakukan para ulama dan filsuf. Tidak bisa dikatakan ada pertentangan antara agama Islam
pada satu pihak dan ilmu pengetahuan, penggunaan kekuatan akal, pada sisi yang lain

Dijelaskan bahwa keutamaan ilmu, belajar dan mengajarkan ilmu sangat penting dalam
islam, Rasulullah SAW bersabda. “menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim”.

Kewajiban menuntut ilmu telah diterangkan dalam Al-Quran. Belajar merupakan sebuah
kewajiban bagi setiap manusia, karena dengan belajar manusia bisa meningkatkan
kemampuan dirinya. Dengan belajar, manusia juga dapat mengetahui hal-hal yang
sebelumnya tidak ia ketahui. Selanjutnya, kita khususnya sebagai umat muslim haruslah lebih
memperhatikan lagi dalam hal belajar, karena di dalam agama Islam sudah dijelaskan
keutamaan bagi para penuntut ilmu.

8
Dalam surat Al-Mujadalah ayat 11

‫َّللاُ ا هلذِينَ آ َمنُوا‬


‫َّللاُ لَكُ ْم ۖ َو ِإذَا قِيلَ ا ْنش ُُزوا فَا ْنش ُُزوا يَ ْرفَ ِع ه‬
‫ح ه‬ َ ‫س ُحوا فِي ْال َم َجال ِِس َفا ْف‬
َ ‫س ُحوا يَ ْف‬
ِ ‫س‬ ‫يَا أَيُّ َها الهذِينَ آ َمنُوا ِإذَا قِي َل لَكُ ْم تَفَ ه‬
‫َّللاُ بِ َما ت َ ْع َملُونَ َخ ِبير‬ ْ ْ ُ
ٍ ‫ِم ْنكُ ْم َوالهذِينَ أوتُوا العِل َم دَ َر َجا‬
‫ت ۚ َو ه‬

Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah


dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan
apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Kutipan ayat tersebut menerangkan bahwa betapa Allah akan mengangkat derajat
mereka yang menuntut ilmu beberapa kali lebih tinggi daripada yang tidak menuntut ilmu.
Isyarat ini menandakan bahwa dengan ilmu lah manusia bisa menjadi lebih mulia, tidak
dengan hartanya apalagi nasabnya.

Dalam QS. al-Baqarah ayat 30-33


ٰۤ
َ ُ‫الد َم ٰۤا ۚ َء َونَ ْحنُ ن‬
َ‫سبِ ُح بِ َح ْمدِك‬ ِ ‫ك‬ ُ ‫ض َخ ِل ْيفَةً ۗ قَالُ ْْٓوا اَتَ ْجعَ ُل فِ ْي َها َم ْن يُّ ْف ِسد ُ فِ ْي َها َويَ ْس ِف‬ َ ْ ‫َواِذْ قَالَ َربُّكَ ل ِْل َمل ِٕى َك ِة ِانِ ْي َجاعِل فِى‬
ِ ‫اْل ْر‬
َ ‫ِس لَكَ ۗ قَالَ اِنِ ْْٓي ا َ ْعلَ ُم َما َْل ت َ ْعلَ ُم ْون‬ ُ ‫َونُقَد‬

Artinya : "Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak
menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang
merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan
menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui.”

ٰۤ
َ‫علَى ْال َمل ِٕى َك ِة فَقَا َل ا َ ْۢ ْنبِـُٔ ْون ِْي بِا َ ْس َم ٰۤاءِ ْٓهؤ َ ُْٰۤلءِ ا ِْن كُ ْنت ُ ْم ص ِدقِيْن‬
َ ‫ض ُه ْم‬ َ ‫عله َم ادَ َم ْاْلَ ْس َم ٰۤا َء كُله َها ث ُ هم‬
َ ‫ع َر‬ َ ‫َو‬

Artinya : "Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia
perlihatkan kepada para malaikat ,seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama semua
(benda) ini, jika kamu yang benar”!

ُ ‫َقا ُل ْوا سُبْحنَكَ َْل ع ِْلم َ َلنَآْ ا هِْل َما عَ هل ْمتَنَا ۗ ِا هنكَ اَ ْنتَ ْالع َ ِل ْيم ُ ْال َح ِك ْيم‬

Artinya : " Mereka menjawab, “Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang
telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui,
Mahabijaksana"

9
ْۢ ْۢ
‫ض َواَ ْع َلم ُ َما ت ُ ْبد ُْونَ َو َما ُك ْنت ُ ْم ت َ ْكت ُ ُم ْو َن‬ َ ْ ‫ت َو‬
ْۙ ِ ‫اْل ْر‬ ْٓ ْ ِ‫َقا َل ْٓيادَم ُ اَ ْنبِ ْئ ُه ْم بِا َ ْس َم ٰۤاىِٕ ِه ْم ۚ َف َل همآْ اَ ْنبَا َ ُه ْم بِا َ ْس َم ٰۤاىِٕ ِه ْۙ ْم َقا َل اَ َل ْم اَ ُق ْل هل ُك ْم اِن‬
َ ‫ي اَ ْع َلم ُ َغ ْي‬
ِ ‫ب السهمو‬

Artinya : "Dia (Allah) berfirman“ ,Wahai Adam! Beritahukanlah kepada mereka nama-nama
itu!” Setelah dia (Adam) menyebutkan nama-namanya, Dia berfirman, “Bukankah telah Aku
katakan kepadamu ,bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi, dan Aku mengetahui apa
yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan”?

Ayat ini menunjukkan betapa pentingnya ilmu untuk manusia, bahkan manusia pertama
yang Allah ciptakan, langsung mendapatkan pelajaran tentang apa-apa yang ada di surga oleh
Allah. Ayat tersebut juga menjelaskan kepada kita, bahwa Islam adalah agama ilmu
pengetahuan, di mana kita semua mempunyai potensi untuk mengembangkan apa yang sudah
kita miliki bersama, yaitu akal pikiran kita yang merupakan anugerah Allah yang luar biasa.
Ilmu yang ada membuat manusia lebih baik. Dengan ilmu manusia dapat mengarahkan
perilakunya, dengan perasaannya manusia mendapatkan kesenangan. Kombinasi keduanya
membuat hidup manusia lebih terarah, masuk akal dan bermanfaat. Tidak dapat disangkal
bahwa ilmu sangat berperan dalam kehidupan manusia, maka bekali diri kita dengan ilmu
yang bermanfaat sebanyak-banyaknya.

b. Akhlak

Ayat-ayat Akhlak dalam Al-quran Di dalam al-quran, terdapat beberapa ayat yang di
dalamnya terkandung nilai-nilai akhlak, atau bahkan secara umum, al-quran itu sendiri adalah
akhlak, dalam arti pakaian, cara kita hidup, berpikir da berbuat serta berteraksi-
berkomunikasi, baik dengan khalik maupun dangan makhluk.

Allah SWT berfirman (QS. Al-Bayyinah[98]:5)

‫صلوةَ َويُؤْ تُوا ال هزكوة َ َوذلِكَ ِديْنُ ْالقَيِ َم ۗ ِة‬


‫الديْنَ ەْۙ ُحنَف َٰۤا َء َويُ ِق ْي ُموا ال ه‬
ِ ُ‫ِصيْنَ لَه‬ ‫مِر ْْٓوا ا هِْل ِليَ ْعبُد ُوا ه‬
ِ ‫َّللاَ ُم ْخل‬ ُ ُ ‫َو َما ْٓ ا‬

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus (jauh dari syirik/sesat), dan
supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama
yang lurus”

Allah SWT berfirman (QS Al Baqarah[2]:153)

َ‫صبِ ِريْن‬ َ ‫صلوةِ ۗ ا هِن ه‬


‫َّللا َم َع ال ه‬ ‫يْٓاَيُّ َها اله ِذيْنَ ا َمنُوا ا ْست َ ِع ْينُ ْوا بِال ه‬
‫صب ِْر َوال ه‬

“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu,
sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”.

10
Allah SWT berfirman (al-Baqarah [2]: 152)
‫فَاذْكُ ُر ْونِ ْْٓي اَذْكُ ْركُ ْم َوا ْشكُ ُر ْوا ل ِْي َو َْل ت َ ْكفُ ُر ْو ِن‬

"Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan
janganlah kamu ingkar kepada-Ku."

Allah SWT berfirman QS.Al-A’raf [7] : 199

‫ع ِن ْال َجا ِه ِليْن‬ ْ ‫ُخ ِذ ْال َع ْف َو َوأْ ُم ْر ِب ْالعُ ْرفِ َواَع ِْر‬
َ ‫ض‬

“Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan
orang-orang yang bodoh”.

Dari sejumlah ayat di atas, terdapat beberapa butir Akhlak yang Allah ungkap, yaitu :
Ikhlas, Sabar, Bersyukur, Pemaaf, Mengerjakan yang makruf, Jangan pedulikan orang-orang
yang bodoh, Berlaku adil, Berbuat kebajikan, Memberi kepada kaum kerabat, Melarang dari
perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan, Su’u Dhzan (kecurigaan), Mencari-cari
keburukan orang (Tajassus), Janganlah menggunjingkan satu sama lain (berghibah),
Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang, Ta`aruf (saling kenalmengenal) dan silaturrahim, dan Tawakkal. 8

c. Adab

‫الر ِجيْم‬
‫شيْط ِن ه‬ ِ ‫فَ ِاذَا قَ َرأْتَ ْالقُ ْرانَ فَا ْست َ ِعذْ بِ ه‬
‫اّٰلل مِنَ ال ه‬

“Maka apabila engkau (Muhammad) hendak membaca Al-Qur'an, mohonlah perlindungan kepada Allah
dari setan yang terkutuk”.

2.5 Hadits Nabi Saw tentang Ilmu, akhlak dan Adab

8
Ibid,hal150.

11
1. Hadts nabi tentang akhlak: seorang muslim tidak berlaku keji

Dari Abdullah bin Amr radliyallahu anhuma, dia berkata:

‫سنَكُ ْم أ َ ْخالَقًا‬
َ ‫اركُ ْم أ َ ْح‬
ِ َ‫ إِ هن م ِْن خِ ي‬:ُ‫ َو َكانَ يَقُول‬.‫سله َم فَاحِ شًا َوْلَ ُمتَف َِحشًا‬ َ ُ‫ص هلى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ُّ ‫لَ ْم يَكُ ِن النه ِب‬
َ ‫ي‬

Nabi shallallahu alaihi wa salam tidak pernah berlaku keji dalam perbuatan dan ucapan.

Beliau bersabda: “Sesungguhnya orang yang paling baik di antara kalian adalah orang
yang paling bagus akhlaknya.” [Hr. Al-Bukhari]

2. Hadits nabi tentang ilmu dan Pendidikan: perintah menjadi pendidikan yang baik

Nabi Muhammad Saw bersabda:

ِ َ‫صغ َِار اْل ِع ْل ِم قَ ْب َل ِكب‬


‫ار ِه‬ َ ‫ي الهذِى ي‬
َ ‫ُــربِــى النه‬
ِ ِ‫اس ب‬ ‫كُ ْونـ ُ ْـوا َربهان ِِيـْينَ ُحلَ َما َء فُقَ َها َء عُلَ َما َء َويُقَا ُل ا َ ه‬
ُّ ِ‫لربهان‬
”Jadilah pendidik yang penyantun, ahli fikih, dan ulama. Disebut pendidik apabila
seseorang mendidik manudia dengan memberikan ilmu sedikit-sedikit yang lama-
lama menjadi banyak.” (HR. Bukhari).

3. Hadits tentang adab: menghormati orang yang lebih tua

4. ‫ان ْال ُم ْقسِط‬


ِ ‫ط‬َ ‫ام ذِي الس ُّْل‬ َ ‫غي َْر ْالغَالِي ِف ْي ِه َو ْال َجافِي‬
َ ‫ع ْنهُ َو ِإ ْك َر‬ ِ ‫امِل ْالقُ ْر‬
َ ‫آن‬ ِ ‫ش ْي َب ِة ْال ُم ْسل ِِم َو َح‬ َ ‫هللا ِإ ْك َر‬
‫ام ذِي ال ه‬ ِ ‫ِإ هن م ِْن ِإج َْال ِل‬

“Sesungguhnya termasuk mengagungkan Allah adalah menghormati seorang muslim yang


beruban (sudah tua), pembawa Alquran yang tidak berlebih-lebihan padanya (dengan
melampaui batas) dan tidak menjauh (dari mengamalkan) Alquran tersebut, serta
memuliakan penguasa yang adil.” (HR Abu Dawud)

PENUTUP
1.1 Kesimpulan

Ilmu menurut KBBI sendiri ialah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara
bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di
bidang (pengetahuan) itu. Secara istilah akhlak adalah tabiat atau sifat seseorang, yakni keadaan jiwa
yang telah terlatih, sehingga dalam jiwa tersebut benar-benar telah melekat sifat-sifat yang melahirkan

12
perbuatan perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikirkan dan diangan-angan lagi. Adab sangat
penting dalam kehidupan manusia. Bagi orang-orang yang memiliki adab biasanya akan terjaga
dari perbuatan tercela. Maka tidak heran jika adab sangat penting. Adab tentu perlu diajarkan
sedari kecil. Anak-anak yang sudah diberi bekal pelajaran mengenai adab akan tumbuh menjadi
pribadi lebih baik dari teman-teman sebayanya. Adab dan akhlak Itu beda. Kalau adab itu nilai
kemuliaan yang didapat dari proses pendidikan dan kemudian membentuk peradaban. Syarat
untuk dapatkan adab itu bukan iman tapi belajar. Adab juga akan kacau jika tanpa ilmu, karena
kebaikan menurut masyarakat belum tentu baik menurut agama. Dalam hal ini, penggunaan ilmu
harus lebih dulu. Untuk menetapkan akhlak dan adab yang baik. Tapi selanjutnya, ilmu harus
dinomorduakan. Karena manusia harus hidup sesuai kodratnya (kholaqnya), dan mematuhi adab
yang baik.Ketiganya digunakan sebagai tolok ukur kepribadian dan keilmuan seseorang. jadi
semakin orang berilmu makan ia semakin berakhlak dan beradap pula. Karena dia semakin tau jati
diri manusia, plus adab yang tepat.

13
Daftar pustaka

Idem. Menyibak Tirai Kejahilan: Pengantar Epistemologi Islam. (Bandung: Mizan, 2003).
Aminuddin. Dkk. Membangun Karakter dan Kepribadian melalui Pendidikan Agama Islam. Jakarta:
Graha Ilmu. . (2006).
Ilyas,Yunahar. Kuliah Akhlak (Yogyakarta: LPPI Universitas Muhammadiyah). Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Offset.2006.
Anis,Ibrahim. Al-Mu’jam Al-Wasit (Mesir: Darul Ma’arif, 1972).
Ustadz adi hidayat di kanal YouTube-nya, dikutip sabtu (11/03/20232).
Nata, Abudin. Akhlak Tasawuf. PT. Raja Grafindo Persada. . Jakarta. (1997),:

14

Anda mungkin juga menyukai