Anda di halaman 1dari 17

KONSEP AKHLAK, MORAL, DAN ETIKA SERTA RUANG

LINGKUPNYA

Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur
Mata Kuliah : Etika Profesi Keguruan
Dosen Pengampun : Patimah, M.Ag

Oleh:
Iffah Tiara Bilqis (1808102059)
Alfian (18081020)
Imam lutfi (1808102083)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Segala puji dan syukur kami haturkan kepada Allah SWT, atas rahmat, taufik, serta hidayah-
Nya. Sholawat serta salam tidak lupa kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW,
sehingga penyusunan makalah yang berjudul “Konsep Akhlak Moral dan Etika Serta Ruang
Lingkup” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi Mahasiswa pada umumnya,
dan tidak pula kami mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan baik
dalam kosa kata ataupun isi dari keseluruhan makalah ini. Kami sebagai penulis sadar bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan
demi kebaikan kami untuk kedepannya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Cirebon, 14 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................2
A. Akhlak...............................................................................................................................................2
1. Pengertian Akhlak.......................................................................................................................2
2. Ruang Lingkup Akhlak................................................................................................................3
B. Moral..................................................................................................................................................5
1. Pengertian Moral.........................................................................................................................5
2. Ruang Lingkup Moral..................................................................................................................6
C. Etika...................................................................................................................................................6
1. Pengertian Etika...........................................................................................................................6
2. Ruang lingkup etika.....................................................................................................................8
3. Persamaan dan Perbedaan Akhlak, Moral, dan Etika...................................................................9
BAB III.....................................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................................11
A. Kesimpulan.......................................................................................................................................11
B. Saran.................................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Akhlak adalah seseorang yang mengerti benar akan kebiasaan perilaku yang diamalkan
dalam pergaulan semata – mata taat kepada Allah dan tunduk kepada-Nya. Oleh karena
ituseseorang yang sudah memahami akhlak maka dalam bertingkah laku akan timbul dari
hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dankebiasaan dan yang
menyatu, membentuk suatu kesatuan tindakan akhlak yangdihayati dalam kenyataan hidup
keseharian. Dengan demikian memahami akhlak adalah masalah fundamental dalam islam.
Namun sebaliknya tegaknya aktifitas keislaman dalam hidup dan kehidupan seseorang itulah
yang dapat menerangkan bahwa orang itu memiliki akhlak. Jika seseorang sudah memahami
akhlak dan menghasilkan kebiasaan hidup dengan baik, yakni pembuatan itu selalu diulang –
ulang dengan kecenderungan hati dan kesadaran.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dinamakan akhlak dan apa saja ruang lingkupnya?

2. Apa yang dinamakan moral dan apa saja ruang lingkupnya?

3. Apa yang dinamakan etika dan apa saja ruang lingkupnya?

4. Apa persamaan dan perbedaan akhlak, moral, etika?

C. Tujuan

1. Mengetahui yang dinamakan akhlak dan apa saja ruang lingkupnya

2. Mengetahui yang dinamakan moral dan apa saja ruang lingkupnya

3. Mengetahui yang dinamakan etika dan ruang lingkupnya

4. Mengetahui persamaan dan perbedaan akhlak, moral, dan etika

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Akhlak
1. Pengertian Akhlak
Secara bahasa kata akhlak berasal dari bahasa Arab yang sudah di-Indonesiakan.
Ia merupakan akhlaaq jama‟ dari khuluqun yang berarti “perangai, tabiat, adat, dan
sebagainya. Kata akhlak ini mempunyai akar kata yang sama dengan kata khaliq yang
bermakna pencipta dan kata makhluq yang artinya ciptaan, yang diciptakan, dari kata
khalaqa, menciptakan. Dengan demikian, kata khulq dan akhlak yang mengacu pada
makna “penciptaan” segala yang ada selain Tuhan yang termasuk di dalamnya kejadian
manusia.1 Sedangkan pengertian akhlak menurut istilah adalah kehendak jiwa manusia
yang menimbulkan suatu perbuatan dengan mudah karena kebiasaan tanpa memerlukan
pertimbangan pikiran terlebih dahulu.2 Dengan demikian, kata akhlak berarti sikap yang
timbul dari dalam diri manusia, yang terjadi tanpa pemikiran terlebih dahulu sehingga
terjadi secara spontan dan tidak dibuat- buat.
Berikut ini beberapa defenisi kata akhlak yang dikemukakan para ahli, antara lain:
Menurut pendapat Imam-al-Ghazali selaku pakar di bidang akhlak yang dikutip oleh
Yunahar Ilyas yaitu: Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
perbuatan- perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan. Jika sifat itu melahirkan perbuatan yang baik menurut akal dan syariat,
maka disebut akhlak yang baik, dan bila lahir darinya perbuatan yang buruk, maka
disebut akhlak yang buruk.3
Sedangkan Aminuddin mengutip pendapat Ibnu Maskawah (w. 421 H/ 1030 M)
yang memaparkan defenisi kata akhlak ialah kondisi jiwa yang senantiasa mempengaruhi
untuk bertingkah laku tanpa pemikiran dan pertimbangan.4
Akhlak atau sistem perilaku dapat dididikkan atau diteruskan melalui sekurang-
kurangnnya dua pendekatan, seperti yang dijelaskan Abu Ahmadi dan Noor salimi yaitu :

1
Aminuddin, dkk, (2006), Membangun Karakter dan Kepribadian melalui Pendidikan Agama Islam,
Jakarta: Graha Ilmu, hal. 93
2
Oemar Hamalik, (2001), Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, hal. 57.
3
Yunahar Ilyas, (2006), Kuliah Akhlak, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, hal. 2
4
Aminuddin, dkk, (2006), Membangun Karakter dan Kepribadian melalui Pendidikan Agama Islam,
Jakarta: Graha Ilmu, hal. 94.

2
 Rangsangan-jawaban (stimulus-respon) atau yang disebut proses mengkondisi
sehingga terjadi automatisasi yang dapat dilakukan dengan tiga cara melalui latihan,
tanya jawab, dan mencontoh.

 Kognitif yaitu penyampaian informasi secara teoritis yang dapat dilakukan melalui
dakwah, ceramah, diskusi, dan lain-lain.5

Perbuatan-perbuatan manusia dapat dianggap sebagai akhlak apabila


memenuhi dua syarat sebagai berikut: pertama, perbuatan-perbuatan itu
dilakukan berulang kali sehingga perbuatan-perbuatan itu menjadi kebiasaan.
Kedua, perbuatan-perbuatan itu dilakukan dengan kehendak sendiri bukan
karena adanya tekanan-tekanan yang datang dari luar seperti ancaman dan
paksaan atau sebaliknya melalui bujukan dan rayuan. 2Tatanan akhlak tidak
hanya terbatas pada penyusunan hubungan antara manusia dengan manusia lain,
tetapi lebih dari itu juga mengatur hubungan manusia dengan segala yang
terdapat dalam wujud dan kehidupan, dan lebih jauh lagi mengatur hubungan
antara hamba dengan Tuhannya.

Jadi, berdasarkan beberapa pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa akhlak


itu bersifat konstan, spontan, tidak temporer dan tidak memerlukan pikiran dan
pertimbangan serta dorongan dari luar. Akhlak juga dapat dianggap sebagai
pembungkus bagi seluruh cabang keimanan dan menjadi pegangan bagi seseorang yang
hendak menjadi seorang muslim yang sejati. Bisa juga dikatakan bahwa akhlak itu
bersumber dari dalam diri seseorang dan dapat berasal dari lingkungan. Maka, secara
umum akhlak bersumber dari dua hal yaitu dapat berbentuk akhlak baik dan akhlak
buruk. Dengan demikian akhlak dapat dilatih maupun dididikkan. Pendekatan yang
dilakukan dalam hal mendidikkan akhlak ini dapat berupa latihan, tanya jawab serta
mencontoh dan bisa juga dilakukan melalui pengetahuan (kognitif) seperti dengan jalan
da‟wah, ceramah dan diskusi.
2. Ruang Lingkup Akhlak
Akhlak sebagai suatu tatanan nilai yaitu merupakan sebuah pranata sosial yang

5
Abu Ahmadi dan Noor Salimi, (1991), Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara,
hal. 199.

3
berdasarkan pada ajaran syariat Islam. Sedangkan akhlak sebagai sebuah tingkah laku
atau tabiat manusia yang merupakan perwujudan sikap hidup manusia yang menjelma
menjadi sebuah perbuatan atau tindakan. Untuk menentukan perbuatan dan tindakan
manusia itu baik atau buruk, Islam menggunakan barometer syariat agama Islam yang
berdasarkan wahyu Allah Swt. Sedangkan masyarakat umum lainnya ada yang
menggunakan norma-norma adat istiadat ataupun tatanan nilai masyarakat yang
dirumuskan berdasarkan norma etika dan moral.
Dalam Islam, tatanan nilai yang menentukan suatu perbuatan itu baik atau buruk
dirumuskan dalam konsep akhlakul karimah, yang merupakan suatu konsep yang
mengatur hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan sang Maha
Pencipta yaitu Allah Swt., dan manusia dengan alam sekitarnya. Secara lebih khusus juga
mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri. Ruang lingkup akhlak itu dapat
berupa seluruh aspek kehidupan seseorang sebagai individu, yang bersinggungan dengan
sesuatu yang ada di luar dirinya. Karena sebagai individu, dia pasti berinteraksi dengan
lingkungan alam sekitarnya, dan juga berinteraksi dengan berbagai kelompok kehidupan
manusia secara sosiologis, dan juga berinteraksi secara methaphisik dengan Allah Swt.
sebagai pencipta alam semesta.
Melihat demikian luasnya interaksi yang terjadi pada setiap individu, dapat dilihat
bahwa ruang lingkup akhlak terdiri dari beberapa bagian sebagaimana yang telah
dijelaskan Muhammad Daud Ali yaitu :
a. Akhlak terhadap Allah atau Pencipta (Kholik)
Akhlak terhadap Allah (Kholik) dapat diaplikasikan dalam bentuk sebagai berikut
1) Mentauhidkan Allah
Mentauhidkan Allah yaitu mengesakan Allah dan tidak menduakannya.
Mencintai allah melebihi cinta kepada apa dan siapapun juga dengan
mempergunakan firman-firman_Nya dalam al-Quran sebagai pedoman hidup dan
kehidupan.
2) Taqwa, Artinya melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala
larangan_Nya.
3) Senantiasa berdoa dan hanya meminta kepada Allah.;

4
4) Tawakkal (berserah diri) kepada Allah.6
 Akhlak terhadap Orang Tua

 Akhlak terhadap Diri Sendiri

 Akhlak terhadap Keluarga dan Karib Kerabat

 Akhlak terhadap Tetangga

 Akhlak terhadap Masyarakat

Adapun Akhlak terhadap masyarakat menurut Abu Ahmadi dan Noor salimi
antara lain : Memuliakan tamu, Menghormati nilai dan norma yang berlaku dalam
masyarakat bersangkutan, Saling menolong dan melakukan kebajikan dan takwa,
Menganjurkan anggota masyarakat termasuk diri sendiri dan orang lain agar tidak
melakukan perbuatan jahat (mungkar), Memberi makan fakir miskin dan berusaha
melapangkan hidup dan kehidupannya, Bermusyawarah dalam segala urusan dan
mengenaikan kepentingan bersama, Mentaati keputusan yang telah diambil, Menepati
janji.
B. Moral
1. Pengertian Moral
Moral berasal dari bahasa latin mores, yang artinya adat istiadat, kebiasaan atau cara hidup.
Kata mores mempunyai sinonim mos, moris, manner mores atau manners, morals. Dalam
bahasa Indonesia kata moral berarti akhlak atau kesusilaan yang mengandung makna tata
tertib hati nurani yang membimbing tingkah laku batin dalam hidup. Kata moral sama
dengan istilah etika yang berasal dari bahasa Yunani ethos, yaitu suatu kebiasaan adat
istiadat. Secara etimologis etika adalah ajaran tentang baik dan buruk, yang diterima
umum tentang sikap dan perbuatan. Pada hakekatnya moral adalah ukuran-ukuran yang
telah diterima oleh suatu komunitas, sedang etika lebih dikaitkan dengan prinsip-prinsip
yang dikembangkan pada suatu profesi. Namun ada pengertian lain etika mempelajari
kebiasaan manusia yang telah disepakati bersama seperti; cara berpakaian, tatakrama.
Dengan demikian keduanya mempunyai pengertian yang sama yaitu kebiasaan yang
harus dipatuhi. Moral yaitu suatu ajaran-ajaran atau wejangan, patokan-patokan atau

6
M. Daud Ali, (1998), Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, hal. 352-359.

5
kumpulan peraturan baik lesan maupun tertulis tentang bagaimana manusia harus hidup
dan bertindak agar menjadi manusia yang baik. Menurut Magnis Suseno yang dikutip
Hendrowibowo; moral adalah sikap hati yang terungkap dalam sikap lahiriah. Moralitas
terjadi jika seseorang mengambil sikap yang baik, karena ia sadar akan
tanggungjawabnya sebagai manusia. Jadi moralitas adalah sikap dan perbuatan baik
sesuai dengan nurani7
Moral mengandung juga mengandung pengertian : baik, buruk, yang diterima
umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan lain sebagainya. Atau bisa juga berarti
akhlak, budi pekerti, atau susila. Sedangkan menurut Peospoprodjo, bahwa moral adalah
suatu kualitas dalam perbuatan manusia yang menunjukkan bahwa perbuatan itu benar
atau salah, serta baik atau buruk. Moral juga dikatakan sebagai padanan dari etika, yang
berasal dari bahasa Yunani ethos yang juga bermakna hukum, adat istiadat, kebiasaan,
budi pekerti. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kata moral, etika, sopan santun,
budi pekerti, akhlak, adat istiadat, undang-undang hukum, serta norma, semuanya itu
mengandung makna atau pengertian, yang untuk tidak dikatakan sama tidak mengandung
perbedaan yang berarti.
Sistem moral adalah suatu keseluruhan tatanan yang terdiri dari dua atau lebih
komponen yang satu sama lain saling mempengaruhi, atau bekerja dalam satu kesatuan,
atau keterpaduan yang bulat, yang berorientasi kepada nilai dan moralitas islam. Oleh
karena itu pendidikan Islam bertujuan pokok pada pembina akhlak mulia, maka sistem
moral islami yang ditumbuhkembangkan dalam proses kependidikan adalah norma yang
berorientasi kepada nilai-nilai islami. Islam menuntut manusia agar melaksanakan sistem
kehidupan yang didasarkan atas norma-norma kebajikan dan jauh dari kejahatan. Ia
memerintahkan perbuatan yang makruf dan menjauhi kemungkaran, bahkan manusia
dituntut agar menegakkan keadilan dan menumpas kejahatan dalam segala bentuknya.
Sistem moral Islam berpusat pada sikap mencari Rida Allah, pengendalian nafsu negatif,
dan kemampuan berbuat kebajikan serta menjauhi perbuatan jahat.8
Berdasarkan kutipan tersebut diatas, dapat dipahami bahwa moral adalah istilah
yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktifitas manusia dengan nilai
ketentuan baik atau buruk, benar atau salah.
7
Sigit, Dwi, Kusrahmadi Pentingnya Pendidikan Moral Bagi Anak Sekolah. (2007).
8
Muzayyin Arifin, Filsapat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), 129

6
2. Ruang Lingkup Moral
 Moralitas pribadi
Perilaku pribadi seseorang dalam menghadapi segala hal yang ada
hubungannya dengan dirinya. Misalnya motivasi, etika, kreativitas dan emosi.
 Moral keluarga
Tingkah laku seseorang dalam menghadapi relasi dengan keluarganya
yaitu kewajiban orang tua, anak dan kerabat. Misalnya etika terhadap orang tua,
tanggung jawab orang tua terhadap anaknya.
 Moral komunitas
Perilaku seseorang dalam menghadapi hubungannya dengan anggota
komunitas di sekitarnya. Misalnya kehidupan masyarakat yang saling membantu,
saling menghormati antar tetangga di daerah tersebut.
C. Etika
1. Pengertian Etika

Etika berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu, ethos. Kata ethos dalam bentuk
tunggal mempunyai banyak arti : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang,
kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap dan cara berpikir. Dalam bentuk jamak ta
etha artinya adalah adat kebiasaan. Dan arti inilah yang menjadi latar belakang
terbentuknya istilah “etika” yang oleh filosuf besar Yunani, Aristoteles (384-322 sM)
sudah dipakai sebagai filsafat moral. Etika adalah suatu pemikiran kritis tentang ajaran-
ajaran dan pandangan moral. Etika mempunyai pengertian ilmu pengetahuan yang
membahas tentang prinsip-prinsip moralitas

Sedangkan Etika menurut para ahli sebagai berikut (Abuddin, 2000: 88-89):

 Ahmad Amin berpendapat, bahwa etika merupakan ilmu yang menjelaskan arti
baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan manusia,
menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka
dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat.

7
 Soegarda Poerbakawatja mengartikan etika sebagai filsafat nilai, kesusilaan
tentang baik buruk, serta berusaha mempelajari nilai-nilai dan merupakan juga
pengatahuan tentang nilai-nilai itu sendiri.

 Ki Hajar Dewantara mengartikan etika merupakan ilmu yang mempelajari soal


kebaikan (dan keburukan) di dalam hidup manusia semaunya, teristimewa yang
mengenai gerak gerik pikiran dan rasa yang dapat merupakan pertimbangan dan
perasaan sampai mengenai tujuannya yang dapat merupakan perbuatan.

Etika adalah ilmu yang membahas dan mengkaji secara kritis persoalan benar dan
salah secara moral tentang bagaiman harus bertindak dalam situasi konkrit, etika berupa
refleksi kritis untuk menentukan pilihan, sikap dan bertindak secara benar ketika terjadi
dilema dalam menentukan kegardaan moral yang sama-sama sah dalam kehidupan.
Sedangkan moral bukanlah ilmu untuk menelaah tetapi ia menjadi obyek dari etika,
ketika etika berfungsi sebagai ilmu yang menelaah.

Etika berhubungan dengan empat hal sebagai berikut :

 Pertama, dilihat dari segi objek pembahasannya, etika berupaya membahas


perbuatan yang dilakukan oleh manusia.

 Kedua dilihat dari segi sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran atau filsafat.
Sebagai hasil pemikiran, maka etika tidak bersifat mutlak, absolute dan tidak pula
universal. Ia terbatas, dapat berubah, memiliki kekurangan, kelebihan dan
sebagainya. Selain itu, etika juga memanfaatkan berbagai ilmu yang memebahas
perilaku manusia seperti ilmu antropologi, psikologi, sosiologi, ilmu politik, ilmu
ekonomi dan sebagainya.

 Ketiga, dilihat dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan
penetap terhadap sesuatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia, yaitu apakah
perbuatan tersebut akan dinilai baik, buruk, mulia, terhormat, hina dan
sebagainya. Dengan demikian etika lebih berperan sebagai konseptor terhadap
sejumlah perilaku yang dilaksanakan oleh manusia. Etika lebih mengacu kepada
pengkajian sistem nilai-nilai yang ada.

8
 Keempat, dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relative yakni dapat berubah-
ubah sesuai dengan tuntutan zaman.

Dengan cirri-cirinya yang demikian itu, maka etika lebih merupakan ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan
manusia untuk dikatakan baik atau buruk. Berbagai pemikiran yang dikemukakan
para filosof barat mengenai perbuatan baik atau buruk dapat dikelompokkan kepada
pemikiran etika, karena berasal dari hasil berfikir. Dengan demikian etika sifatnya
humanistis dan antroposentris yakni bersifat pada pemikiran manusia dan diarahkan
pada manusia. Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang
dihasulkan oleh akal manusia.

Etika Dibagi Atas Dua Macam

a. Etika deskriptif

Etika yang berbicara mengenai suatu fakta yaitu tentang nilai dan
pola perilaku manusia terkait dengan situasi dan realitas yang
membudaya dalam kehidupan masyarakat.

b. Etika Normatif

Etika yang memberikan penilaian serta himbauan kepada manusia


tentang bagaimana harus bertindak sesuai norma yang berlaku. Mengenai
norma norma yang menuntun tingkah laku manusia dalam kehidupan
sehari hari.

2. Ruang lingkup etika

Ruang lingkup etika tidak memberikan arah yang khusus atau pedoman yang tegas
terhadap pokok-pokok bahasannya, tetapi secara umum ruang lingkup etika adalah
sebagai berikut :

 etika menyelidiki sejarah dalam berbagai aliran, lama, dan baru tentang tingkah
laku manusia

9
 etika membahas tentang cara-cara menghukum, menilai baik dan buruknya suatu
pekerjaan;kebiasaannya, lingkungannya, kehendak, cita-citanya, suara hatinya,
motif mendorongnya berbuat dan masalah pendidikan etika

 etika menyelidiki faktor-faktor penting yang mencetak, mempengaruhi dan


mendorong lahirnya tingkah laku mausia, meliputi faktor manusia itu sendiri,
fitrahnya (nalurinya), adat kebiasaannya, lingkungannya, kehendak, cita-citanya,
suara hatinya, motif yang mendorongnya berbuat dan masalah pendidikan etika

 etika menerangkan mana yang baik dan mana pula yang buruk. Menurut ajaran
Islam etika yang baik itu harus bersumber pada Alquran dan Hadits nabi. Ini tidak
dapat ditawar-tawar lagi, karena jika etika didasarkan pada pemikiran manusia
(filsafat), harsilnya sebagian selalu bertentangan dengan fitrah manusia;

 etika mengajarkan cara-cara yang perlu ditempuh, juga untuk meningkatkan budi
pekerti ke jenjang kemuliaan, misalnya dengan cara melatih diri untuk mencapai
perbaikan bagi kesempurnaan pribadi. Latihan adalah cara yang sangat tepat
untuk membiasakan manusia beretika luhur bukan hanya teori saja, tetapi benar-
benar mengakar dalam hati sanubari setiap insan.

 etika menegaskan arti dan tujuan hidyp yang sebenarnya, sehingga dapatlah
manusia terangsang secara aktif mengerjakan kebaikan dan menjauhkan segala
kelakuan yang buruk dan tercela.9

3. Persamaan dan Perbedaan Akhlak, Moral, dan Etika

a. Persamaan Akhlak, Moral, dan Etika

 Jika pengertian akhlak,etika,moral tersebut dihubungkan satu dengan


lainnya, kita dapat mengetakan bahwa antara akhlak, etika dan moral
memiki objek yang sama, yaitu sama-sama membahas tentang perbuatan
manusia selanjutnya ditentukan posisinya apakah baik atau buruk.

9
Amar,Isrofil.2009.Etika Politik Pendidikan Agama Islam.Jakarta:Prenada Media Group

10
 .Akhlak, etika, moral  merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk
menakar martabat dan harakat kemanusiaannya. Sebaliknya semakin
rendah kualitas akhlak, etika, moral seseorang atau sekelompok orang,
maka semakin rendah pula kualitas kemanusiaannya.
 Akhlak, etika, moral  seseorang atau sekelompok orang tidak semata-mata
merupakan faktor keturunan yang bersifat tetap, stastis, dan konstan, tetapi
merupakan potensi positif yang dimiliki setiap orang. Untuk
pengembangan dan aktualisasi potensi positif tersebut diperlukan
pendidikan, pembiasaan, dan keteladanan, serta dukungan lingkungan,
mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat secara tersu
menerus, berkesinambungan, dengan tingkat konsistensi yang tinggi.
b. Perbedaan Akhlak, Moral, dan Etika
Kalau dalam pembiasaan etika, untuk menentukan nilai perbuatan manusia
baik atau buruk menggunakan tolak ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan moral
tolak ukurnya yang digunakan adalah norma-norma yang tumbuhdan berkembang
dan berlangsung di masyarakat. Dengan demikian etika lebih bersifat pemikiran
filosofis dan berada dalam konsep-konsep, sedangkan etika berada dalam dataran
realitas dan muncul dalam tingkah laku yang berkembang di masyarakat.
Dengan demikian tolak ukur yang digunakan dalam moral untuk
mengukur tingkah laku manusia adalah adat istiadat, kebiasaan dan lainnya yang
berlaku dimasyarakat. Etika dan moral sama artinya tetapi dalam pemakaian
sehari-hari ada sedikit perbedaan. moral atau moralitas dipakai untuk perbuatan
yang sedang dinilai,sedangkan etika dipakai untuk pengkajian system nilai yang
ada. Kesadaran moral serta pula hubungannya dengan hati nurani yang dalam
kesadaran moral mencakup tiga hal. Pertama, perasaan wajib atau keharusan
untuk melakukan tindakan.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Akhlak secara bahasa kata akhlak berasal dari bahasa Arab yang sudah di-Indonesiakan.
Ia merupakan akhlaaq jama‟ dari khuluqun yang berarti “perangai, tabiat, adat, dan
sebagainya. Kata akhlak ini mempunyai akar kata yang sama dengan kata khaliq yang
bermakna pencipta dan kata makhluq yang artinya ciptaan, yang diciptakan, dari kata
khalaqa, menciptakan. Sedangkan pengertian akhlak menurut istilah adalah kehendak jiwa
manusia yang menimbulkan suatu perbuatan dengan mudah karena kebiasaan tanpa
memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu Sedangkan pengertian akhlak menurut
istilah adalah kehendak jiwa manusia yang menimbulkan suatu perbuatan dengan mudah
karena kebiasaan tanpa memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu.

Akhlak atau sistem perilaku dapat dididikkan atau diteruskan melalui sekurang-
kurangnnya dua pendekatan, seperti yang dijelaskan Abu Ahmadi dan Noor salimi yaitu :
Rangsangan-jawaban (stimulus-respon) atau yang disebut proses mengkondisi sehingga
terjadi automatisasi yang dapat dilakukan dengan tiga cara melalui latihan, tanya jawab, dan
mencontoh. Dan kognitif yaitu penyampaian informasi secara teoritis yang dapat dilakukan
melalui dakwah, ceramah, diskusi, dan lain-lain.

Moral mengandung pengertian : baik, buruk, yang diterima umum mengenai perbuatan,
sikap, kewajiban, dan lain sebagainya. Atau bisa juga berarti akhlak, budi pekerti, atau susila.
Sedangkan menurut Peospoprodjo, bahwa moral adalah suatu kualitas dalam perbuatan
manusia yang menunjukkan bahwa perbuatan itu benar atau salah, serta baik atau buruk.
Moral juga dikatakan sebagai padanan dari etika, yang berasal dari bahasa Yunani ethos yang
juga bermakna hukum, adat istiadat, kebiasaan, budi pekerti.

Etika berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu, ethos. Kata ethos dalam bentuk tunggal
mempunyai banyak arti : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat,
akhlak, watak, perasaan, sikap dan cara berpikir. Dalam bentuk jamak ta etha artinya adalah
adat kebiasaan. Dan arti inilah yang menjadi latar belakang terbentuknya istilah “etika” yang

12
oleh filosuf besar Yunani, Aristoteles (384-322 sM) sudah dipakai sebagai filsafat moral.
Etika adalah ilmu yang membahas dan mengkaji secara kritis persoalan benar dan salah secara
moral tentang bagaiman harus bertindak dalam situasi konkrit, etika berupa refleksi kritis
untuk menentukan pilihan, sikap dan bertindak secara benar ketika terjadi dilema dalam
menentukan kegardaan moral yang sama-sama sah dalam kehidupan.

Perbedaan Akhlak, Moral, dan Etika

Kalau dalam pembiasaan etika, untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau
buruk menggunakan tolak ukur akal pikiran atau rasio. Dengan demikian etika lebih bersifat
pemikiran filosofis dan berada dalam konsep-konsep, sedangkan etika berada dalam dataran
realitas dan muncul dalam tingkah laku yang berkembang di masyarakat. Sedangkan moral
tolak ukurnya yang digunakan adalah norma-norma yang tumbuhdan berkembang dan
berlangsung di masyarakat. Dengan demikian tolak ukur yang digunakan dalam moral untuk
mengukur tingkah laku manusia adalah adat istiadat, kebiasaan dan lainnya yang berlaku
dimasyarakat. Etika dan moral sama artinya tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada sedikit
perbedaan. moral atau moralitas dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai,sedangkan etika
dipakai untuk pengkajian system nilai yang ada. Kesadaran moral serta pula hubungannya
dengan hati nurani yang dalam kesadaran moral mencakup tiga hal. Pertama, perasaan wajib
atau keharusan untuk melakukan tindakan

B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini pemakalah berharap agar para pembaca mengetahui dan
memahami akan maksud dari akhlak, etika dan moral. Pemakalah juga berharap agar para
pembaca bisa memberikan masukan agar makalah ini bisa lebih sempurna lagi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Amar,Isrofil, Amar.(2009). Etika Politik Pendidikan Agama Islam. Jakarta:Prenada Media Group

Arifin, MUzayyin. (2003). Filsapat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 129

Ali, Daud, M. (1998). Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. hal. 352-
359.

Ahmadi, Abu dan Salimi, Noor. (1991). Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Bumi
Aksara. hal. 199.
Aminuddin, dkk. (2006). Membangun Karakter dan Kepribadian melalui Pendidikan Agama
Islam. Jakarta: Graha Ilmu. hal. 93
Hamalik, Oemar. (2001). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. hal. 57.
Ilyas, Yunahar. (2006). Kuliah Akhlak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. hal. 2
Aminuddin, dkk. (2006). Membangun Karakter dan Kepribadian melalui Pendidikan Agama
Islam. Jakarta: Graha Ilmu. hal. 94.
Kusrahmadi, Dwi, Sigit. (2007). Pentingnya Pendidikan Moral Bagi Anak Sekolah.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Pendidikan%20Moral%20Anak%20SD%20ABC
%20 21%20April%20sangat%20penting.

14

Anda mungkin juga menyukai