Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KONSEP AKHLAK DALAM ISLAM

Dosen Pengampu :
Rahim, M.Pd.

OLEH :
KELOMPOK V

1. Dinda Sajmini (2202060138)


2. Nihayatul Huzni (2202060140)
3. Sri Afriani (2202060102)
4. Ratu Ayu (2202060104)
5. Fahrunnisa Aulia (2202060242)
6. Ja’far Al Ghifari (2202060127)
7. Lala Sabila Aidinda (2202060117)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA (UNU) NTB
T.A 2022/2023

1
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep
Akhlak Dalam Islam”.
Tujuan penulisan ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam
serta dapat menjadi penambah wawasan bagi pembaca dan bagi penulis sendiri. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rahim, M.Pd., pada mata kuliah ini yang sudah
mempercayakan tugas ini kepada kelompok kami, sehingga sangat membantu kami untuk
memperdalam pengetahuan pada bidang studi yang sedang ditekuni. Terima kasih juga kami
ucapkan kepada semua pihak yang telah berbagi pengetahuannya kepada kami, sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Tidak ada gading yang tak retak, kami menyadari jika makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik serta saran demi kesempurnaan
dari makalah ini. Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi perkembangan dunia Pendidikan.

Mataram, Oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER....................................................................................................................................1

KATA PENGANTAR.............................................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG ...............................................................................................4

B. RUMUSAN MASALAH............................................................................................4

C. TUJUAN………………………………………………………………………..…...4

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................5

1) DEFINISI AKHLAK……………...........................................................................5

2) PERBEDAAN AKHLAK, ETIKA, DAN MORAL................................................6

3) RUANG LINGKUP AKHLAK……………………………………………..…….8

BAB III PENUTUP.................................................................................................................10

A. Kesimpulan....................................................................................................................10

B. Saran…………………………………………………………………………………..10

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..10

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia bukanlah malaikat yang lepas dari kesalahan dan dosa, sanggup
beribadah dan bertasbih selamanya, namun manusia juga bukan syaitan yang
senantiasa salah, sesat dan menyesatkan, akan tetapi manusia adalah makhluk yang
diberikan dan dibekali oleh Allah akal dan nafsu ditambah lagi dengan qalbu
kesinambungan akal dan nafsu disertai dengan hati yang bersih menjadikan manusia
mendapatkan derajat yang tinggi dari malaikat. Kalau kita lihat sejarah kebelakang
sebelum islam itu datang, kita dapat temukan referensi-referensi tentang bejad dan
tercelanya sifat para kaum-kaum jahiliyah yang tidak mempunyai peradaban yang
murni mereka hanya mengumbar nafsu belaka tanpa mementingkan etika yang baik
dan mulia. Ini semua disebabkan oleh tidak adanya aturan dalam hidup, oleh sebab itu
Allah S.WT. mengutus seorang Nabi yang merupakan Nabi dan Rasul terakhir yang
diutus hingga akhir zaman untuk menyempurnakan akhlak dimuka bumi ini. Maka
dengan adanya pengutusan Nabi dan Rasul terakhir ini terbukti adanya perubahan
yang sangat signifikan yang merubah dari zaman kegelapan menjadi zaman terang
benderang. Keadaan ini pun berlangsung sangat lama karena benar-benar pengaruh
nabi Muhammad Saw. begitu terasa.
Berbicara tentang akhlak adalah pembahasan yang tidak ada habisnya. Topik
tentang akhlak merupakan pembahasan yang selalu menarik untuk dibicarakan. hal ini
disebabkan, akhlak yang baik kemudian akan berperan sebagai sistem perilaku yang
akan menciptakan harmonisasi dalam kehidupan manusia. Sebagaimana akhlak
terbagi kepada akhlak terpuji dan tercela, namun sayangnya akhir-akhir ini akhlak
tercela sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari maupun di media massa.
Seperti halnya kasus pelecehan seksual, gaya hedonisme, tawuran, bully, tindakan
korupsi dan sebagainya. Maraknya kasus-kasus demoralitas dan kemerosotan akhlak
ini merupakan tanggung jawab kita bersama. Salah satu solusi pencegahan akhlak
tercela ini dengan melalui pendidikan akhlak itu sendiri. Dengan mengembalikan
definisi dan menanamkan nilai-nilai akhlak yang sebenarnya. Karena itulah makalah
ini di buat dan semoga bisa menjadi salah satu acuan dalam menjawab terkait kasus-
kasus kemorostan akhlak.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Akhlak ?
2. Apakah perbedaan Akhlak, Etika, dan Moral ?
3. Bagaimanakah ruang lingkup Akhlak ?

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas dari mata
kuliah Pendidikan Agama Islam dan juga sebagai sumber pengetahuan untuk penulis
dan pembaca tentang bagaimana akhlak dalam Islam.
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Akhlak
Secara bahasa kata akhlak berasal dari bahasa Arab yang sudah di-Indonesiakan.
Ia merupakan akhlaq jama’ dari khuluqun yang berarti “perangai, tabiat, tingkah laku,
dan sebagainya. Kata akhlak ini mempunyai akar kata yang sama dengan kata khaliq
yang bermakna pencipta dan kata makhluq yang artinya ciptaan, yang diciptakan, dari
kata khalaqa, menciptakan. Dengan demikian, kata khuluq dan akhlak yang mengacu
pada makna “penciptaan” segala yang ada selain Tuhan yang termasuk di dalamnya
kejadian manusia.
Sedangkan pengertian akhlak menurut istilah adalah kehendak jiwa manusia yang
menimbulkan suatu perbuatan dengan mudah karena kebiasaan tanpa memerlukan
pertimbangan pikiran terlebih dahulu.
Dalam kepustakaan, kata akhlak diartikan juga sebagai sikap yang melahirkan
perbuatan (perilaku, tingkah laku) mungkin baik mungkin buruk, seperti yang telah
dijelaskan di atas.
Berikut ini beberapa defenisi kata akhlak yang dikemukakan para ahli, antara
lain:
Menurut pendapat Imam-al-Ghazali selaku pakar di bidang akhlak yang dikutip
oleh Yunahar Ilyas yaitu: Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan
pemikiran dan pertimbangan. Jika sifat itu melahirkan perbuatan yang baik menurut
akal dan syariat, maka disebut akhlak yang baik, dan bila lahir darinya perbuatan yang
buruk, maka disebut akhlak yang buruk.
Sedangkan Aminuddin mengutip pendapat Ibnu Maskawah (w. 421 H/ 1030 M)
yang memaparkan definisi kata akhlak ialah kondisi jiwa yang senantiasa
mempengaruhi untuk bertingkahlaku tanpa pemikiran dan pertimbangan.
Pendapat lain dari Dzakiah Drazat mengartikan akhlak sedikit lebih luas yaitu
“Kelakukan yang timbul dari hasil perpaduan antara nurani, pikiran, dan kebiasaan
yang menyatu, membentuk suatu kesatuan tindakan akhlak yang dihayati dalam
kenyataan hidup keseharian”.
Dari beberapa pengertian tersebut di atas, dapat dimengerti bahwa akhlak adalah
tabiat atau sifat seseorang, yakni keadaan jiwa yang terlatih, sehingga dalam jiwa

5
tersebut benar-benar telah melekat sifat-sifat yang melahirkan perbuatan-perbuatan
dengan mudah dan spontan tanpa dipikirkan dan diangan-angankan terlebih dahulu.
Dapat dipahami juga bahwa akhlak itu harus tertanam kuat/tetap dalam jiwa dan
melahirkan perbuatan yang selain benar secara akal, juga harus benar secara syariat
Islam yaitu al-Quran dan al-Hadits.
Akhlak juga dapat dianggap sebagai pembungkus bagi seluruh cabang keimanan
dan menjadi pegangan bagi seseorang yang hendak menjadi seorang muslim yang
sejati. Bisa juga dikatakan bahwa akhlak itu bersumber dari dalam diri seseorang dan
dapat berasal dari lingkungan. Maka, secara umum akhlak bersumber dari dua hal
yaitu dapat berbentuk akhlak baik dan akhlak buruk. Dengan demikian akhlak dapat
dilatih maupun dididikkan. Pendekatan yang dilakukan dalam hal mendidikkan akhlak
ini dapat berupa latihan, tanya jawab serta mencontoh dan bisa juga dilakukan melalui
pengetahuan (kognitif) seperti dengan jalan da’wah, ceramah dan diskusi.

2. Perbedaan Akhlak, Etika, Dan Moral


Etika berasal dari kata ethiek (Belanda), ethics (Inggris), dan ethos (Yunani) yang
berarti kebiasaan, kelakuan. Akhlak berasal dari bahasa Arab khuluq, jamak dari
khuluqun, menurut lughot diartikan sebagai budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau
tabiat. Moral atau moralitas berasal dari kata bahasa latin mos (tunggal), mores
(jamak), dan kata moralis bentuk jamak mores memiliki makna kebiasaan, kelakuan,
kesusilaan.
Etika merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan
perbuatan yang di lakukan manusia untuk dikatakan baik atau buruk, dengan kata lain
aturan atau pola tingkah laku yang di hasilkan oleh akal manusia
Secara umum asal-mula etika berasal dari filsafat tentang situasi atau kondisi
ideal yang harus dimiliki atau dicapai manusia. Selain itu, teori etika berorientasi
kepada cara pandang atau sudut pengambilan pendapat tentang bagaimana harusnya
manusia tersebut bertingkah laku di masyarakat.
Moral merupakan istilah tentang perilaku atau akhlak yang diterapkan kepada
manusia sebagai individu maupun sebagai sosial. Moralitas bangsa artinya, tingkah
laku umat manusia yang berada dalam suatu wilayah tertentu di suatu negara. Apabila

6
diartikan sebagai tindakan baik dan buruk dengan ukuran adat, konsep moral
berhubungan juga dengan konsep adat yang dapat dibagi menjadi dua macam adat,
yaitu:
1. Adat shahihah (moral baik), yaitu adat yang merupakan moral suatu masyarakat
yang sudah lama dilaksanakan secara turun temurun dari berbagai generasi, nilai-
nilainya telah disepakati secara normatif dan tidak bertentangan dengan ajaran-
ajaran yang berasal dari agama Islam, yaitu al-Qur’an dan Sunnah.
Contohnya dalam suatu dusun yang mengadakan pengajian atau Ratiban setiap
malam jum’at, namun di beberapa dusun lain tidak melaksanakan ratiban atau
pengajian melainkan dengan membaca barzanji dan lain sebagainya.
2. Adat fasidah (moral buruk), yaitu kebiasaan yang telah lama dilaksanakan oleh
masyarakat, tetapi bertentangan dengan ajaran Islam.

Perbedaan Akhlak, Etika, dan Moral dalam peraktik penggunaannya. Etika


biasanya di sematkan untuk menakar kebaikan dan keburukan seseorang
berdasarkan aturan atau tata tertib sebuah komunitas masyarakat bahkan mungkin
lembaga Pendidikan. Contohnya Ketika kuliah mahasiswa tidak di perbolehkan
menggunakan pakaian kaos oblong, karena itu adalah etika atau tata tertib.
Adapun moral adalah biasanya berkenaan dengan adat atau kebiasaan dalam
sebuah masyarakat. Misalnya kebiasaan orang Jawa berbeda dengan orang
Sumatera dimana bagi Sebagian orang Jawa ketika ada anak duduk di atas kursi,
dan ibunya duduk di bawah itu dinamakan tidak bermoral. Tapi, bagi Sebagian
penduduk masyarakat Sumatera bagian selatan itu biasa tidak masalah karena
dibiasakan seperti itu, lalu bagaimana dengan akhlak? Kalaulah Etika itu
acuannya adalah kesepakatan tata tertib dalam sebuah komunitas masyarakat, dan
Moral itu berdasarkan kebiasaan masyarakat, maka akhlak ini tidak. Akhlak ini
acuannya Al-qur’an, Hadits, dan nilai-nilai agama, sehingga tidak di ragukan lagi
kebenarannya, contoh akhlak seperti pada firman Allah S.Wt, berikut ini :

َ ْ‫عن ْالفَح‬
‫شآء َوا‬ َ ‫ى ذى ْالقُ ْر ٰبى َويَ ْنهٰ ى‬ َ ْ‫ّٰللاَ يَأ ْ ُم ُر با ْل َع ْدل َوا ْْل ح‬
ِٕ ‫سا ن َوا ْيت َۤا‬ ‫ا َّن ه‬
ُ ‫ْل ُم ْن َكر َوا ْلبَ ْغي ۚ يَع‬
َ‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُر ْون‬

7
"Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji,
kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu
dapat mengambil pelajaran." (QS. An-Nahl 16: Ayat 90).

3. Ruang Lingkup Akhlak


Ruang lingkup akhlak sangat luas karena menjangkau seluruh tingkah laku
manusia, mulai dari sikap, perkataan dan suara hati. Sedangkan ruang lingkup
akhlak meliputi:
a. Akhlak manusia terhadap Allah SWT.
Allah SWT yang menciptakan segalanya termasuk manusia dengan segala
kebutuhannya patut disembah dan diagungkan. Akhlak terhadap Allah SWT
adalah keseluruhan tingkah laku, perkataan dan suara hati dalam menyembah
dan mengagungkan Sang Pencipta, seperti dalam mentauhidkan-Nya, berzikir,
berdoa, bersyukur atas nikmat-Nya, kepatuhan atas perintah dan larangan-
Nya, serta totalitas beribadah kepada-Nya.
b. Akhlak manusia terhadap manusia
Di dalam al Quran banyak sekali ayat yang menerangkan hubungan
manusia dengan manusia lainnya, diantaranya:
1. Akhlak terhadap Rasulullah SAW.
Mencintai setulus hati dengan mengikuti semua sunnah beliau,
bershalawat kepada beliau dan menjadikannya panutan dalam berakhlak.
2. Akhlak terhadap orang tua
Yakni dengan menyayangi mereka, bertutur kata dengan lemah
lembut, membantu mereka, tidak membuat susah dan membanggakan
mereka.
3. Akhlak terhadap guru
Dengan cara menghormati, mengikuti nasehat baiknya, karena guru
yang mengajar dan mendidik, juga menjadi pengganti orang tua kita
disekolah.
4. Akhlak terhadap diri sendiri

8
dengan memelihara nama baik diri, menjaga kesucian diri seperti
berpakaian yang pantas, menutup aurat, menghiasi diri dengan sikap baik,
jujur, amanah, pemaaf dan sifat baik lainnya.
5. Akhlak terhadap masyarakat
karena manusia membutuhkan pertolongan dari orang lain, maka
perlunya kerja sama, saling menolong, saling menghormati antar sesama.

c. Akhlak Manusia Terhadap Alam


Alam adalah seluruh apa yang ada dilangit, dibumi, baik tumbuh-
tumbuhan, hewan, serta apa yang dikandungnya. Manusia sebagai khalifah di
bumi sepatutnya berakhlak terhadap alam dalam menjaga kelestarian dari
kerusakan-kerusakan oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab.
Jangan sampai manusia merusak lingkungan dan alam sekitar karena akan
berdampak kembali ke manusia seperti tanah longsor akibat penggundulan
hutan, banjir karena membuang sampah ke sungai dan sebagainya.

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Antara akhlak dengan etika, dan moral memiliki kesamaan arti, cakupan dan
tujuan. Namunpun demikian, juga memiliki perbedaan satu sama lainnya. Dalam
perspektif Islam. akhlak bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Serta
dapat pula disimpulkan bahwa Akhlak, etika dan moral adalah suatu disiplin ilmu
yang membicarakan tentang persoalan baik dan buruk, Antara akhlak, etika dan
moral, memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah sama-sama
mengkaji masalah baik dan buruk, sedangkan perbedaanya adalah terletak pada
landasan yang dipakai.

B. SARAN
Adapun saran yang akan kami sampaikan adalah Kita harus bisa membentengi
diri kita dengan keimanan dan ketaqwaan agar modernisasi dan globalisasi tidak
mempengaruhi etika, moral dan akhlak kita tetapi kita yang mengendalikan
modernisasi dan globalisasi yang harus kita peroleh dan pelajari dengan akhlak, etika,
moral,dan dalil yg kita miliki.

DAFTAR PUSTAKA

http://amadinahkebumen.blogspot.com/2011/12/metode-pembentukan-akhlak-siswa-di-sdit-
html

https://eprints.umm.ac.id/76347/9/02%20bab%202.pdf

http://jurnal.pnl.ac.id/wp-
content/plugins/Flutter/files_flutter/1366010522EtikaMoraldanAkhlak_JurnalLenteraLPPMA
lmuslimBireu.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai