Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya saya mampu menyelesaikan tugas
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok 10 reguler E.
Agama sebagai sistem kepercayaan dalam kehidupan umat manusia dapat dikaji
melalui berbagai sudut pandang. Islam sebagai agama yang telah berkembang selama empat
belas abad lebih menyimpan banyak masalah yang perlu diteliti, baik itu menyangkut ajaran
dan pemikiran keagamaan maupun realitas sosial, politik, ekonomi dan budaya. Dalam
penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun dengan
penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Akhlak Menuntut Ilmu
Makalah ini di sajikan sesingkat dan serinci-rincinya agar pembaca lebih mudah
memahami isi dari makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan
wawasan yang lebih luas. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari sempurna.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................1
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG MASALAH...........................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................3
C. TUJUAN...................................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................4
A. AKHLAK..................................................................................................................................4
1. Pengertian Akhlak.................................................................................................................4
2. Ruang Lingkup Akhlak..........................................................................................................5
3. Pembentukan Akhlak.............................................................................................................5
B. MENUNTUT ILMU..................................................................................................................6
1. Pengertian Menuntut Ilmu.....................................................................................................6
2. Hukum Menuntut Ilmu..........................................................................................................6
3. Anjuran Menuntut Ilmu.........................................................................................................7
C. AKHLAK MENUNTUT ILMU................................................................................................8
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................10
A. KESIMPULAN.......................................................................................................................10
A. SARAN...................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................11
3
BAB I
PENDAHULUAN
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian akhlak?
2. Mengapa harus memiliki akhlak dalam menuntut ilmu?
3. Bagaimana metode yang baik dalam menuntut ilmu?
C. TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
BAB II
PEMBAHASAN
A. AKHLAK
1. Pengertian Akhlak
Menurut istilah etimology (bahasa) perkataan akhlak berasal dari bahasa Arab yaitu,
أخال قyang mengandung arti “budi pekerti, tingkah laku, perangai, dan tabiat”.
Sedangkan secara terminologi (istilah), makna akhlak adalah suatu sifat yang melekat
dalam jiwa dan menjadi kepribadian, dari situlah memunculkan perilaku yang spontan,
mudah, tanpa memerlukan
pertimbangan.
Berdasarkan makna diatas dapat dipahami bahwa yang kongkrit dari setiap aktivitas,
sangat di tentukan oleh kondisi jiwa pelakunya yang berupa tingkah laku, perangai, dan
tabiat.
Berdasarkan berbagai macam definisi akhlak, maka akhlak tidak memiliki pembatasnya,
ia melingkupi dan mencakup semua kegiatan, usaha, dan upaya manusia, yaitu dengan nilai-
nilai perbuatan. Dalam perspektif Islam, akhlak itu komprehensif dan holistik, dimana dan
kapan saja mesti berakhlak. Oleh sebab itulah merupakan tingkah laku manusia dan tidak
akan pernah berpisah dengan aktivitas manusia. Jadi, ruang lingkup akhlak Islam adalah
seluas kehidupan manusia itu sendiri yang mesti diaplikasikan fi kulli al-makan wa fi kulli al
zaman.
a) Hubungan manusia dengan Allah sebagai penciptanya. Bersyukur kepada Allah. Titik
tolak akhlak terhadap Allah adalah pengakuandan kesadaran bahwa tiada Tuhan
melainkan Allah. Adapun akhlak kepada Allah meliputi selalu menjaga tubuh dan
pikiran dalam keadaan bersih, menjauhkan diri dari perbuatan keji dan munkar, dan
menyadari bahwa semua manusia sederajat.
b) Akhlak terhadap sesama manusia. Banyak sekali rincian tentang perlakuan terhadap
sesama manusia. Petunjuk mengenai hal itu tidak hanya berbentuk larangan
melakukan hal-hal yang negatif seperti membunuh, menyakiti badan, atau mengambil
harta tanpa alasan yang benar, melainkan juga menyakiti hati dengan jalan
menceritakan aib sesama. Akan tetapi akhlak kepada sesama manusia meliputi
menjaga kenormalan pikiran orang lain, menjaga kehormatannya, bertenggang
rasa dengan keyakinan yang dianutnya, saling tolong menolong dan lain-lain.
c) Akhlak terhadap lingkungan, yaitu lingkungan alam dan lingkungan
makhluk hidup lainnya, termasuk air, udara, tanah, tumbuh-tumbuhan,
dan hewan. Jangan membuat kerusakan dimuka bumi ini.
3. Pembentukan Akhlak
Marimba berpendapat bahwa tujuan utama pendidikan Islam adalah identik dengan tujuan
hidup setiap muslim, yaitu untuk menjadi hamba Allah, yang percaya dan menyerahkan diri
kepada-Nya dengan memeluk agama Islam.
Hampir semua tokoh akhlak, seperti Ibnu Maskawaih, Ibnu Sina, dan termasuk al-
Ghazali, berpendapat bahwa akhlak adalah hasil dari pendidikan, latihan. Pembinaan, dan
perjuangan keras dan sungguh-sungguh.
B. MENUNTUT ILMU
1. Pengertian Menuntut Ilmu
Menuntut ilmu adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk merubah tingkah
laku dan perilaku ke arah yang lebih baik. Karena pada dasarnya ilmu menunjukkan jalan
menuju kebenaran dan meninggalkan kebodohan. Menuntut ilmu merupakan ibadah
sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW. Artinya: “Menuntut Ilmu diwajibkan atas orang
Islam laki-laki dan perempuan.” Mu’adz bin Jabbal berkata: “Tuntutlah ilmu, karena
mempelajari ilmu karena mengharapkan wajah Allah itu mencerminkan rasa khasyyah,
mencarinya adalah ibadah, mengkajinya adalah tasbih, menuntutnya adalah jihad,
mengajarnya untuk keluarga adalah taqarrub.”
Dengan demikian perintah menuntut ilmu tidak dibedakan antara laki-laki dan
perempuan. Hal yang paling diharapkan ialah terjadinya perubahan pada diri individu ke arah
yang lebih baik yaitu perubahan tingkah laku, sikap, dan perubahan aspek lain yang ada pada
setiap individu.
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Anas bin Malik dari Nabi SAW bersabda, “menuntut
ilmu itu wajib bagi setiap muslim.” Ilmu bisa dibagi menjadi dua macam, yaitu:
a. Ilmu-ilmu Syar’i
Mempelajari ilmu-ilmu syar’i ini merupakan sebuah tuntutan akan tetapi
hukum menuntutnya disesuaikan dengan kebutuhan terhadap ilmu tersebut. Ada dari
ilmu-ilmu itu yang menuntutnya adalah fardu ‘ain, artinya bahwa seseorang mukalaf
(terbebani kewajiban) tidak dapat menunaikan kewajiban terhadap dirinya kecuali
dengan ilmu tersebut, seperti cara berwudu, salat, haji, zakat, dan sebagainya.
berdasarkan hadis, “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.” Nawawi
mengatakan, “Meskipun hadis ini tidak kukuh namun maknanya benar.”
7
Sedangkan hukum menuntut ilmu-ilmu yang bukan syar’i maka ada yang
fardu kifayah. Seperti ilmu-ilmu yang dibutuhkan untuk mendukung urusan-urusan
dunia, seperti ilmu kedokteran karena ilmu ini menjadi sesuatu yang penting untuk
memelihara tubuh, atau ilmu hitung karena ini menjadi sesuatu yang penting di
dalam muamalah (jual beli), pembagian wasiat, harta waris, dan lainnya. Ada juga
yang menuntutnya menjadi sebuah keutamaan, seperti mendalami tentang ilmu
hitung, kedokteran dan lainnya. Namun untuk melakukan ini tentunya membutuhkan
kekuatan dan kemampuan ekstra. Ada juga yang menuntutnya diharamkan, seperti
ilmu sihir, sulap, ramalan, dan segala ilmu yang membangkitkan keragu-raguan.
Adapun cara untuk mendapatkan ilmu bisa dengan mendatangi sumber ilmu
secara langsung di majelisnya atau bisa juga dengan mencari atau memperdalamnya
melalui sarana-sarana media yang sangat mudah didapat saat ini, baik cetak maupun
elektronik. Setelah itu hendaklah dirinya melakukan penelaahan terhadap setiap
ilmu/pengetahuan yang didapatnya untuk diterima atau ditolak. Karena setiap
pendapat atau perkataan seseorang bisa diterima atau ditolak kecuali pendapat
Rasulullah SAW. Akan tetapi jika telah jelas kebenarannya maka tidak boleh
baginya untuk berpaling darinya karena pada dasarnya kebenaran itu berasal dari
Allah SWT.
Islam sangat memperhatikan dan ilmu pengetahuan karena dengan ilmu pengetahuan
manusia bisa berkarya, berprestasi dan mampu tampil sebagai khalifah yaitu memakmurkan
bumi. Dengan ilmu, manusia mampu beribadah dengan sempurna. Contoh orang Islam
diwajibkan salat, maka ia harus mengetahui ilmu-ilmu yang berhubungan dengan salat,
begitu juga dengan puasa, zakat dan haji, sehingga apa yang dilakukannya mempunyai dasar.
Ilmu itu dibutuhkan dalam segala hal. Dari Abu Hurairah r.a. dia berkata: Rasulullah SAW
bersabda, “Barang siapa yang menempuh jalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan
memudahkan baginya jalan menuju surga” (HR. Muslim)
Demikian itu mereka lakukan mereka rida terhadap perbuatan orang-orang yang sedang
mencari ilmu dan sebagai penghormatan buatannya. Yang dimaksud dengan penuntut ilmu
ialah penuntut ilmu yang mengamalkan ilmunya. Makhluk yang di langit, maksudnya ialah
para malaikat yang ada di langit, mereka membaca tasbih seraya memuji Rabb mereka dan
8
memintakan ampunan buat orang-orang yang di bumi. Makhluk yang di bumi, maksudnya
manusia, jin dan hewan. Al-Hiitaan, ikan-ikan; permohonan ampun oleh semua makhluk
yang telah disebutkan buat orang yang alim, maksudnya mereka mendoakannya. Demikian
itu karena orang yang alim dengan bimbingan dengan petunjuknya kepada manusia
menyebabkan ia disukai Allah SWT.
Bermula dari niat untuk akhirat, niatkanlah bahwa ilmu dunia tersebut untuk membantu
kebangkitan kaum muslimin. Tidak jarang mahasiswa menimba ilmu sampai jenjang sarjana
hanya untuk mendapatkan nilai yang bagus, kemudian akan dipakai untuk mencari pekerjaan
di perusahaan-perusahaan berpredikat baik demi pendapatan yang tinggi. Niat bukan untuk
akhirat, alih-alih menuntut ilmu malah menuntut nilai. Bukankah Allah Maha Melihat proses
pembelajaran yang dilalui? Dengan menerapkan keyakinan beriman kepada Allah, ketika
nilai yang didapatkan tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka akan senantiasa tawakal.
Uyainah rahimahullah berkata bahwa manusia yang paling bodoh adalah siapa yang
meninggalkan apa yang dia ketahui, manusia yang paling berilmu adalah siapa yang
mengamalkan apa yang dia ketahui dan manusia yang paling utama adalah siapa yang paling
takut kepada Allah Azza Wajalla. Dari keduanya, dapat disimpulkan bahwa manusia yang
paling berilmu adalah yang mengamalkan ilmunya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ilmu merupakan sesuatu yang penting bagi kehidupan manusia karena dengan ilmu
semua keperluan dan kebutuhan manusia bisa terpenuhi secara lebih cepat dan lebih mudah
baik secara lisan (perkataan), maupun berupa perbuatan (anggota badan), tanpa ilmu
kesuksesan tak pernah ketemu karena ilmu merupakan bagian terpenting dalam kehidupan
seperti kebutuhan manusia akan oksigen untuk bernapas.
Perintah menuntut ilmu tidak dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Hal yang paling
diharapkan dari menuntut ilmu ialah terjadinya perubahan pada diri individu ke arah yang
lebih baik yaitu perubahan tingkah laku, sikap dan perubahan aspek lain yang ada pada setiap
individu.
A. SARAN
Islam mewajibkan kita menuntut ilmu-ilmu dunia yang memberi manfaat dan berguna
untuk menuntut kita dalam hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan kita di dunia, agar
tiap-tiap muslim jangan picik dan agar setiap muslim dapat mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan yang dapat membawa kemajuan bagi penghuni dunia ini.
11
DAFTAR PUSTAKA
Adjat Sudrajat dkk, Din Al-Islam: Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum,
(Yogyakarta: UNY Perss, 2008), 88.
Ibnu Maskawaih, Tahdzib Al-Akhlak wa Thathhir Al-A‟raq, (Beirut: Maktabah Al-Hayah li Ath-
Thiba‟ah wa Nasyr, cetakan k-2), 51.
Al-Ghazali, Ihya‟ Ulumuddin, Juz 3, (Qahirah: Isa Al-Bab Al-Halabi, tt), 52.
Rosihan Anwar, Asas Kebudayaan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), 14.
Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2011), 356.
Adjat Sudrajat dkk, Din Al-Islam., 82.
Deden Makbuloh, Pendidikan Agama Islam: Arah Baru Perkembangan Ilmu dan Kepribadian di
Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT RAJAGRAFINDO Persada, 2012), 152-153
http://etheses.iainkediri.ac.id/113/3/BAB%20II.pdf
https://doc.lalacomputer.com/makalah-menuntut-ilmu/
https://www.kompasiana.com/hamizan/5519644881331147779de0c5/metode-menuntut-ilmu