Anda di halaman 1dari 17

Dasar-dasar Ahklak, Etika, dan Moral

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Akhlak Tasawuf

Dosen Pengampu :

Alan Suud Maadi, S.Pd.I., M.Sh. Ec

Disusun oleh kelompok 1 (satu) :

1. Maulana Ichsan Firmansyah (200721100164)


2. Hogy firmansyah Dwi Fembela (200721100065)
3. Naufal ‘Ais Zakki Dziaulhaq (200721100275)

Fakultas Keislaman

Universitas Trunojoyo Madura

Prodi Ekonomi Syariah


Tahun Akademik 2020/2021

DAFTAR ISI

Daftar isi...........................................................................................................................2
Kata Pengantar...................................................................................................................3
BAB 1................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 Latar belakang....................................................................................................4
1.2 Rumusah masalah...............................................................................................4
1.3 Tujuan................................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
PEMBAHASAN...............................................................................................................5
1. Bab Akhlak............................................................................................................5
1.1. Pengertian Akhlak..........................................................................................5
1.2. Penerapan Akhlak dalam kehidupan sehari-hari.............................................6
1.3. Landasan Akhlak............................................................................................7
1.4. Kedudukan Akhlak.........................................................................................7
1.5. Tujuan dan manfaat dari akhlak jika dipelajari...............................................7
1.6. Hubungan tasawuf dengan akhlak..................................................................7
1.7. Akhlak Terpuji (Akhlak Mahmudah).............................................................8
1.8. Akhlak Tercela (Madzmumah).......................................................................9
2. BAB Etika............................................................................................................10
2.1. Pengertian Etika...........................................................................................10
2.2. Perbedaan karakteristik etika islam dengan etika filsafat..............................12
2.3. Macam-macam Etika....................................................................................12
3. BAB Moral...........................................................................................................13
3.1. Pengertian Moral..........................................................................................13
3.2. Persamaan....................................................................................................14
3.3. Perbedaan.....................................................................................................14
BAB III............................................................................................................................16
PENUTUP.......................................................................................................................16
Daftar pustaka..................................................................................................................17
Kata Pengantar

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat,salam serta hidayahnya kepada kita.Atas rahmat dan hidayahnya kita dapat
menyelesaikan sebuah makalah ini yang berjudul “...” dengan tepat waktu.
Makalah ini kita susun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah akhlak tasawuf. Dan semoga makalah yang kami buat ini dapat berguna
bagi kami khususnya dan bagi para generasi selanjutnya.

Sebelumnya kami ucapkan rasa terima kasih kepada Bapak Alan Su’ud
Ma’adi, S.Pd.I., M.Sh. Ec dan kepada teman-teman semua yang ikut serta dalam
pembuatan penyusunan makalah ini. Kami sebagai penusun makalah ini
memohon maaf apabila terdapat slah kata dalam penulisan atau tata bahasa yang
kamu buat.

Wassalamualaikum wr.wb

Sidoarjo, 01 Oktober 2020


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Akhlak tasawuf merupakan salah satu cabang ilmu islam yang
mempelajari mengenai cara menekankan dan memandu perjalanan umat
manusia agar hidup selamat dunia dan akhirat. Sejarah agama menunjukka
bahwa kebahagiaan yang tercapai dengan syariah agama hanya dapat tercapai
ketika mempunyai ak hlak yang baik. Timbulnya kesadaran akhlak dan
pendirian manusia terhadap tuhan Yang Maha Esa merupakan suatu wujud
yang menentukan kehidupan manusia. Akhlak atau moral merupakan pola
tindakan yang didasarkan atas nilai kebaikan.

Kesadaran ahklak adalah kesadaran manusia terhadap diri sendiri dimana


manusia melihat dan merasakan diri sendiri untuk berhadapan yang baik dan
buruk. Disinilah meraka akan mmbedakan mengenai yang halal dan haram,
yang hak dan batil, serta yang boleh dilakukan dan tidak boleh untuk
dilakukan. Karena disinilah mereka akan dimintai pertanggung jawaban untuk
perbuatan yang telah merekalakukan selama didunia.

1.2 Rumusah masalah

1. Konsep akhlak, etika, dan moral.


2. Penerapan akhlak , etika, dan moral
3. Jenis – jenis akhlak dan etika
4. Perbedaan antara akhlak, etika, dan moral
1.3 Tujuan
1. Untuk menegtahui pengertian dan perbedaan dari akhlak, etika, dan moral
2. Untuk mengetahui penerapan akhlak, etika, dan moral
3. Untuk mengetahui jenis – jenis akhlak, etika, dan moral
4. Untuk mengetahui perbedaan akhlak, etika, dan moral
BAB II

PEMBAHASAN

1. Bab Akhlak

1.1. Pengertian Akhlak

Menurut bahasa akhlak adalah perangai, tabiat, dan agama. Tetapi, pada
umumnya kata ahlak berasal dari bahasa arab yaitu khuluq yang jamaknya akhlak.
Sedangkan dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kata akhlak diartikan
sebagai budi perkerti, watak, tabiat.
Akhlak merupakan ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk, terpuji
atau tercela menyangkut perilaku manusia yang meliputi perkataan, pikiran, dan
perbuatan manusia lahir batin. Kata akhlak sendiri lebih luas artinya daripada
moral dan etika. Sebab ahlak meliputi segi-segi kejiwaan dari tingkah laku
lahiriah dan batiniah seseorang. Tetapi ada pula yang menyamakannya karena
keduanya membahas baik dan buruk tingkah laku manusia.

Jika diterapkan secara sempit, pengertian akhlak dapat diartikan sebagai berikut:

1. Kumpulan Kaidah untuk menempuh jalan yang baik.


2. Jalan yang sesuai untuk menuju akhlak.
3. Pandangan akal tentang kebaikan dan keburukan.

Adapun pengertian akhlak menurut ulama akhlak, antara lain sebagai berikut:

1. Menurut Ibnu Maskawaih (941-1030 M) yang artinya:

“Keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan


perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran terlebih dahulu.
Keadaan ini terbagi dua, ada yang berasal dari tabiat aslinya ... ada pula
uang diperoleh dari kebiasaan yang berulang-ulang. Boleh jadi, pada
mulanya tindakan itu melalui pikiran dan pertimbangan, kemudian
dilakukan terus-menerus, maka jadilah suatu bakat dan akhlak.”

2. Menurut Al-Ghazali (1055-1111 M) dalam Ihya Ulumuddin yang artinya:

“Akhlak adalah daya kekuatan (sifat) yang tertanam dalam jiwa yang
mendorong perbuatan-perbuatan yang spontan tanpa memerlukan
pertimbangkan pikiraan.”
Dari semua pengertian yang dikemukakan oleh para ulama ahlak diatas
memberi gambaran bahwasannya tingkah laku merupakan bentuk kepribadian
seseorang tanpa dibuat-buat atau spontan atau tanpa ada dorongan dari luar.

Adapun pengertian tentang ilmu akhlak, berikut ini ada beberapa definisi yang
dikemukakan oleh beberapa pakar.

1. Al-Ghazali: Ilmu yang menuju jalan ke akhirat yang dapat disebut


ilmu sifat hati dan ilmu rahasia.
2. Ahmad Amin: Suatu Ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk,
menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia kepada
sesamanya, menjelaskan tujuan manusia melakukan sesuatu, dan
menjelaskan apa yang harus diperbuat.
3. R. Jolivet: Ilmu yang membahas hal-hal yang wajib dan patut bagi
manusia hingga persoalan-persoalan yang dilarang.
4. G. Gusdorof: Jalan untuk menentukan suatu kebaikan sehingga
menerangkan keadaan manusia dalam kehidupan sehari-hari.

1.2. Penerapan Akhlak dalam kehidupan sehari-hari

a. Akhlak kepada Allah Subhanahu Wata’ala

o Beribadah kepada Allah Subhanahu Wata ‘ala dengan melaksanakan


perintahnya yaitu shalat lima waktu, sesuai ajaran dan syariat islam.
o Berdzikir kepada Allah Subhanahu Wata ‘ala yaitu dengan mengingat
Allah dalam berbagai situasi baik diucapkan secara lisan maupun dalam
hati.
o Selalu berdo’a kepada Allah Subhanahu Wata’ala.
o Tawakkal kepada Allah Subhanahu Wata’ala, dan lain sebagainya.

b. Akhlak kepada diri sendiri

o Sabar, yaitu perilaku sebagai pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap


apa yang menimpanya.
o Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas nikmat yang telah diberikan oleh
Allah Subhanahu Wata ‘ala
o Tawaduk, yaitu rendah hati dan selalu menghargai siapa saja yang
dihadapinya.

c. Akhlak kepada keluarga


o Menghormati kedua orang tua.
o Mendo’akan kedua orang tua.
o Bersikap baik, sopan dan santun terhadap orang tua.

d. Akhlak kepada sesama manusia

o Menciptakan ukhwah atau persaudaraan.


o Menumbuhkan sikap tolong-menolong atau ta’awun.
o Suka dan mudah memaafkan kesalahan orang lain
o Menepati janji yang sudah dibuat.

1.3. Landasan Akhlak

Dalam Islam, dasar atau alat pengukur yang menyatakan bahwa sifat seseorang itu
baik atau buruk adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah.Sehingga segala sesuatu yang
baik menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, itulah yang baik untuk dijadikan
pegangan dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan segala sesuatu yang buruk
menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, itulah yang harus dijauhi dan dihindari untuk
dijadikan pegangan dalam kehidupan sehari-hari.

1.4. Kedudukan Akhlak

Dalam Islam, akhlak memiliki kedudukan yang sangat penting. Dalam kaitan ini
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah ditanya “Beragama itu apa?”
Beliau menjawab, “Berakhlak yang baik” (H.R. Muslim).

1.5. Tujuan dan manfaat dari akhlak jika dipelajari

Pada dasarnya, tujuan pokok akhlak adalah agar setiap kamu muslim berbudi
pekerti, tertingkah laku yang sopan dan baik, berperangai atau beradat-istiadat
yang baik sesuai ajaran islam.

1.6. Hubungan tasawuf dengan akhlak


Tasawuf adalah proses pendekatan diri kepada Allah Subhanahu Wata ’Ala
dengan cara menyucikan hati (tashfiyat al-qalbi). Hati yang suci tidak hanya bisa
dekat dengan Allah tetapi juga dapat mengenal Allah Subhanahu Wata ‘ala.
Sehinggahubungan antara tasawuf dengan akhlak menjadi sangat erat dan penting
karena satu sama lain-saling mendukung.

1.7. Akhlak Terpuji (Akhlak Mahmudah)

Akhlak terpuji merupakan terjemahan dari ungkapan bahsa arab ahklaq


mahmudah. Mahmudah merupakan bentuk maf’ul dari kata hamida yang berarti
“dipuji”. Akhlak terpuji disebut pula dengan akhlaq karimah (akhlak mulia), atau
makarim al-akhlaq (akhalak mulia), atau al-akhlaq al-munjiyat (akhlak yang
menyelamatkan pelakunya). Istilah yang kedua berasal dari hadist Nabi
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang terkenal, yang artinya:

“Aku diutus untuk menyempurnakan perangai (budi pekerti) yang mulia.” (H.R.
Ahmad).

Berikut ini dikemukakan beberapa penjelasan tentang pengertian akhlak terpuji:

1. Menurut Al-Ghazali, akhlak terpuji merupakan sumber ketaataan dan


kedekatan kepada Allah Subhanahu Wata ‘Ala. Sehingga mempelajari dan
mengamalkannya merupakan kewajiban individual setiap muslim.
2. Menurut Al-Quzuwaini, akhlak terpuji adalah ketepatan jiwa dengan
perilaku yag baik dan terpuji.
3. Menurut Al-Mawadi, akhlak terpuji adalah perangai yang baik dan ucapan
yang baik.
4. Menurut Ibnu Qayyim, pangkal akhlak terpuji adalah ketundukan dan
keinginan yang tinggi. Sifat-sifat terpuji, menurutnya, berpangkal dari
kedua hal itu. Ia memberikan gambaran tentang bumi yang tunduk pada
ketentuan Allah Subhanahu Wata ‘Ala. Ketika air turun menimpanya,
bumi merespons dengan kesuburan dan menumbuhkan tanam-tanaman
yang indah. Demikian pula manusia, tatkala diliputi rasa ketundukan
kepada Allah Subhanahu Wata ‘Ala, lalu turun taufik dari Allah
Subhanahu Wata ‘Ala. Ia akan meresponsnya dengan sifat-sifat terpuji.
5. Menurut Ibnu Hazm, pangkal akhlak terpuji ada empat, yaitu adil, paham,
keberanian, dan kedermawanan.
6. Menurut Abu Dawud As-Sijistani (w. 275/889), akhlak terpuji adalah
perbuatan-perbuatan yang disenangi, sedangkan akhlak tercela adalah
perbuatan-perbuatan yang harus dihindari.

1.8. Akhlak Tercela (Madzmumah)

Kata madzmumah berasal dari bahasa Arab yang artinya tercela. Akhlak
madzmumah artinya akhlak tercela.

Macam-macam akhak tercela, diantaranya:

1. Syirik

Syirik secara bahasa artinya menyamakan dua hal, sedangkan definisi


syirik secara khusus adalah menjadikan sekutu selain Allah Subhanahu
Wata ‘Ala, dan memperlakukannya seperti Allah Subhanahu Wata ‘Ala,
seperti berdoa dan meminta syafaat.

2. Kufur

Kufur secara bahasa artinya menutupi. Kufur merupakan kata sifat dari
kafir. Jadi, kafir dalah oraangnya, sedangkan kufur adalah sifatnya.

3. Nifak dan Fasik

Secara bahasa, nifak berarti lubang tempat keluarnya yarbu (binatang


sejenis tikus) dari sarangnya. Jika ia dicari dari lubangyang satu, ia akan
keluar dari lubang yang lain. Dikatakan pula, kata nifak berasal dari kata
yang berarti lubang bawah tanah tempat bersembunyi.

Adapun nifak menurut syara’, artinya menampakkan Islam dan kebaikan,


tetapi menyembunyikan kekufuran dan kejahatan. Dengan kata lain, nifak
adalah menampakkan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang
terkandung di dalam hati. Dinamakan demikian karena pelakunya masuk
Islam melalui satu pintu , lalu keluar dari pintu yang lain. Atas dasar itu,
Allah Subhanahu Wata ‘Ala, mengingatkan bahwa orang-orang munafik
itu orang-orang fasik (Q.S At-Taubah [9]: 67), yaitu yang keluar dari
syara’.

4. Takabur dan Ujub


Allah Subhanahu Wata ‘Ala mencela perbuatan takabur dalam beberapa
firman-Nya, diantaranya Q.S Al-A’raf [7]: 146, yang artinya:

“Akan aku palingkan dari tanda-tanda (kekuasaan-Ku) orang-orang yang


menyombongkan diri di bumi tanpa alasan yang benar ....” (Q.S Al-A’raf
[7]: 146).

5. Dengki

Dalam bahasa Arab, dengki disebut hasad, yaitu perasaan yang timbul dari
diri sesorang setelah memandang sesuatu yang tidak dimiliki olehnya,
tetapi dimiliki oleh orang lain, kemudian dia menyebarkan berita bahwa
yang dimiliki orang tersebut diperoleh dengan tidak sewajarnuya.

6. Ghibah

Ibnu Hajar (773 H – 852 H) menuturkan bahwa para ulama berbeda


pendapat dalam mendefinisikan ghibah. Diantara salah satu para ulama
yang mendefinisikan ghibah diantaranya yaitu Raghib Al-Ashfahani yang
menjelaskan bahwa ghibah adalah membicarakan aib orang lain dan tidak
ada keperluan dalam penyebutannya.

7. Riya’

Kata riya’ diambil dari kata dasar ar-ru’yah, yang artinya memancing
perhatian orang lain agar dinilai sebagai orang baik. Ini adalah sifat tercela
yang harus dibuang jauh-jauh dalam jiwa kaum muslimin karena riya’
dapat menggugurkan amal ibadah.

2. BAB Etika

2.1. Pengertian Etika

Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos, yang berarti adat kebiasaan
(perbuatan), tetapi bukan menurut adat-istiadat, melainkan tata-adab, yaitu
berdasarkan intisari atau sifat dasar manusia. Etika adalah teori tentang perbuatan
manusia yang dilihat dari baik dan buruknya.

Etika dan Akhlak mempunyai persamaan dan perbedaan. Persamaannya


adalah sama-sama membahas masalah baik dan buruknya tingkah laku manusia
sehingga akhlak sering disebut dengan etika islam, sedangkan perbedaannya
adalah etika bertitik dari akal pikiran, tidak dari agama. Sedangkan akhlak (etika
islam) berdasarkan ajaran Allah Subhanahu Wata ‘Ala dan Rasul-Nya.

Etika sebagai cabang ilmu pengetahuan, tidak berdiri sendiri. Sebagai ilmu yang
membahas manusia, ia berhubungan dengan seluruh ilmu tentang manusia, seperti
antropologi, psikologi, sosiologi, ekonomi, hukum, dan lainnya.

Para ahli memberikan pengertian berbeda-beda terhadap kata etika, antara lain:

1. Etika adalah ilmu tentang tingkah laku manusia prinsip-prinsip yang


disistematiskan tentang tindakan moral yang betul (Webster’s Wict).
2. Bagian filsafat yang memperkembangkan teori tentang tindakan:
hujah-hujahnya dan tujuan yang diarah, diarahkan pada makna
tindakan (Ensiklopedia Winkler Prins).
3. Ilmu tentang filsafat moral, tindakan mengenai fakta, tetapi tentang
nilai-nilai, tidak mengenai sifat tindakan manusia, tetapi tentang
idenya. Oleh karena itu, bukan ilmu yang positif, tetapi ilmu yanng
formatif (New American Dict).
4. Ilmu tentang moral atau prinsip kaidah-kaidah moral tentang tindakan
dan kelakua (A.S. Hornby Dict).
5. Menurut Achmad Amin, “Etika adalah ilmu pengetahuan yang
menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya
dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus dicapai oleh
manusia dalam perbuatan mereka, dan menunjukkan jalan untuk
melakukan apa yang seharusnya diperbuat oleh manusia.” (Achmad
Amin).
6. Menurut Soegarda Poerbakawatja, “Etika adalah filsafat nilai
pengetahuan tentang nilai-nilai, ilmu yang mempelajari soal kebaikan
dan keburukan di dalam hidup manusia semuanya, terutama mengenai
geraak-gerik pikiran dan rasa yang merupakan pertimbangan
perasaan sampai mengenai tujuannya bentuk perubahan.” (Soegarda
Poerbakawatja).
2.2. Perbedaan karakteristik etika islam dengan etika filsafat

1. Etika Islam mengajarkan dan menuntun manusia pada tingkah laku


yang baik dan menjauhkan diri dari tingkah laku yang buruk.
2. Etika Islam menetapkan bahwa sumber moral, ukuran baik buruknya
perbuatan didasarkan pada ajaran Allah Subhanahu Wata ‘Ala dan
ajaran Rasul-Nya (Al-Qur’an dan As-Sunnah).
3. Etika Islam bersifat universal dan komperhensif, dapat diterima oleh
seluruh umat manusia dalam segala waktu dan tampat.
4. Dengan rumus-rumus yang praktis dan tepat, sesuai dengan fitrah
(naluri) dan akal pikiran manusia, etika Islam dapat dijadikan pedoman
oleh seluruh manusia.
5. Etika Islam mengatur dan mengarahkan fitrah manusia pada jenjang
akhlak yang luhur dan meluruskan perbuatan manusia di bawah
pancaran sinar pentunjuk Allah Subhanahu Wata ‘Ala menuju
keridhaan-Nya, sehingga terselamatkanlah manusia dari pikiran dan
perbuatan yang keliru dan menyesatkan.

2.3. Macam-macam Etika

 Etika filsafat bisa dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Obyektivisme

Berpandangan bahwa suatu tindakan baik dan buruk seseorang dinilai


secara obyektif, terletak pada substansi tindakan itu sendiri.

2. Subyektivisme

Berpandangan bahwa suatu tindakan tersebut, dinilai baik atau buruknya


manakala sejalan dengan kehendak atau pertimbangan subyek tertentu.
Subyek disini bisa saja berupa subyektifisme kolektif, yaitu masyarakat,
atau bisa saja subyek tuhan.

 Macam-macam etika:

1. Etika Deskriptif

Etika yang berbicara mengenai suatu fakta yaitu tentang nilai dan pola
perilaku manusia terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya pada
kehidupan masyarakat.
2. Etika Normatif

Etika yang memberikan penilaian serta himbauan kepada manusia tentang


bagaimana harus bertindak sesuai norma-norma yang berlaku. Mengenai
norma-norma yang menuntun perbuatan atau tingkah laku manusia dalam
kehidupan sehari-hari.

3. BAB Moral

3.1. Pengertian Moral

Perkataan moral berasal dari bahasa latin mores, kata jama’ dari
mos yang berarti adat kebiasaan. Dalam bahasa Indonesia, moral
diterjemahkan sebagai susila. Moral artinya sesuai dengan ide-ide yang
umum diterima tentang tindakan manusia, yang baik dan wajar, sesuai
dengan ukuran tindakan yang oleh umum diterima, meliputi kesatuan
sosial atau lingkungan tertentu.

Moral merupakan pengetahuan yang menyangkut budi pekerti pekerti


manusia yang beradab. Moral juga berarti ajaran yang baik dan buruk
perbuatan dan kelakuan (akhlak).

Poerwadarmita dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia merumuskan


moral dengan ajaran tentang baik buruknya perbuatan dan kelakuan
(akhlak, kewajiban, dan sebagainya). Sementara itu, Bergen dan Cornalia
Evans menyebutkan bahwa moral merupakan sebuah kata sifat yang
artinya berkenaan dengan perbuatan baik atau perbedaan antara baik dan
buruk.

Sementara itu, menurut E. Sumaryono, moralitas adalah kualitas


yang terkandung dalam perbuatan manusia, yang dengannya, kita dapat
menilai perbuatan itu benar atau salah, baik atau jahat. Moralits dapat
bersifat objektif dan subjektif.

Moralitas objektif adalah moralitas yang diterapkan pada perbuatan


sebagai perbuatan, terlepas dari modifikasi kehendak pelakunya.

Adapun moralitas subjektif adalah moralitas yang memandang suatu


perbuatan ditinjau dari kondisi pengetahuan dan pusat perhatian
pelakunya, latar belakangnya, training, stabilitas emosional, serta perilaku
personal lainnya.
Terdapat persamaan antara etika dan moral. Secara etimologis, kata
“etika” sama dengan kata “moral” karena kedua kata tersebut sama-sama
mempunyai arti, yaitu kebiasaan, adat. Dengan kata lain, kalau arti kata
“moral” sama dengan “etika”, rumusan arti kata “moral” adalah nilai-nilai
dan norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok
dalam mengatur tingkah lakunya. Adapun perbedaannya, yaitu etika lebih
banyak bersifat teori sedangkan moral lebih banyak bersifat praktis.
Menurut pandangan ahli filsafat, etika membahas tingkah laku perbuatan
manusia secara universal (umum), sedangkan moral memandangnya
secara lokal. Moral menyatakan ukuran, sedangkan etika menjelaskan
ukuran tersebut. BAB Persamaan dan Perbedaan antara akhlak, etika dan
moral

3.2. Persamaan

1. Akhlak, etika, dan moral mengacu pada ajaran atau gambaran


tentang perbuatan, tingkah laku, sifat, dan perangai yang baik.

2. Akhlak, etika, dan moral merupakan prinsip atau aturan hidup


manusia untuk mengukur martabat dan harkat kemanusiaannya.
Semakin tinggi kualitas akhlak, etika, dan moral, dan susila,
seseorang atau sekelompok orang, semakin tinggi kualitas
kemanusiaannya. Sebaliknya, semakin rendah kualitas akhlak,
etika, moral, dan susila seseorang atau sekelompok orang,
semakin rendah pula kualitas kemanusiaannya.

3. Akhlak, etika, dan moral seseorang atau sekelompok orang


tidak semata-mata merupakan faktor keturunan yang bersifat
tetap, statis, dan konstan, tetapi merupakan potensi positif yang
dimiliki setiap orang. Untuk pengembangan dan akutualisasi
potensi positif tersebut diperlukan pendidikan, pembiasaan, dan
keteladanan, serta dukungan lingkungan, mulai lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat secara terus-menerus dengan
tingkat konsistensi yang tinggi.

3.3. Perbedaan
Selain persamaan antara akhlak, etika, dan moral, sebagaimana
diuraikan di atas, terdapat pula beberapa segi perbedaan yang menjadi
ciri khas masing-masing. Berikut ini adalah uraian mengenai segi-segi
perbedaan tersebut.

Pertama, akhlak merupakan istilah yang bersumber dari Al-


Qur’an dan As-Sunnah. Nilai-nilai yang menentukan baik dan buruk,
layak atau tidak layak suatu perbuatan, kelakuan, sifat, dan perangai
dalam akhlak bersifat universal dan bersumber dari ajaran Allah
Subhanahu Wata ‘Ala. Sementara itu, etika merupakan filsafat nilai,
pengetahuan tentang nilai-nilai, dan kesusilaan tentang baik dan buruk.
Jadi, etika bersumber dari pemikiran yang mendalam dan renungan
filosofis, yang pada intinya bersumber dari akal sehat dan hati nurani.
Etika bersifat temporer, sangat tergantung pada aliran filosofis yang
menjadi pilihan orang-orang yang menganutnya.

Dengan kata lain, perbedaan di antara ketiga istilah itu adalah:

1. Akhlak tolak ukurnya adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah.


2. Etika tolak ukurnya adalah pikiran atau akal.
3. Moral tolak ukurnya adalah norma yang hidup dalam
masyarakat.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
 Akhlak merupakan ilmu yang menentukan batas antara baik dan
buruk, terpuji atau tercela menyangkut perilaku manusia yang
meliputi perkataan, pikiran, dan perbuatan manusia lahir batin.
 Etika adalah teori tentang perbuatan manusia yang dilihat dari baik
dan buruknya.
 Moral merupakan pengetahuan yang menyangkut budi pekerti
pekerti manusia yang beradab.
 Akhlak dibagi menjadi dua yaitu akhlak terpuji (akhlak
mahmudah) dan akhlak Tercela (madzmumah)
 Macam – macam etika sebagai berikut etika deskriptif dan etika
normatif
 Akhlak tolak ukurnya adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah.
 Etika tolak ukurnya adalah pikiran atau akal.
 Moral tolak ukurnya adalah norma yang hidup dalam masyarakat.
B. Saran
Kita sebagai muslim harus bisa menerapkan Akhlak, etika, dan moral
dalam kehidupan kita sehari – hari.
Daftar pustaka
https://mamikos.com/info/contoh-kata-pengantar-makalah-yang-baik-dan-benar-
lengkap-singkat/

https://irfanyudhistira.wordpress.com/2019/05/01/tasawuf-sejarah-pertumbuhan-
perkembangan-dan-tokoh-tokohnya/

https://ahmadmuhli.wordpress.com/2015/04/04/sejarah-perkembangan-akhlak-
tasawuf-2/

Anwar, Rosihon. 2010. AKHLAK TASAWUF. Bandung: Pustaka Setia.

https://www.google.com/amp/s/faridsetiawan021.wordpress.com/2015/05/08/kons
ep-dasar-etika-dan-moral/amp/ (2015, 8 Mei). KONSEP DASAR ETIKA DAN
MORAL. Dikutip 1 Oktober 2020 dari Wordpress:
https://www.google.com/amp/s/faridsetiawan021.wordpress.com/2015/05/08/kons
ep-dasar-etika-dan-moral/amp/

Isnaini Maulina, Khofifah Dian Wulandari, Nisa Ayu Permatasari, Yola Dwi
Hartati, Muhammad Fadhil, dan Passya Nadilla Putri Yudina. 2019. MAKALAH
ETIKA, MORAL, DAN AKHLAK. Makalah.

https://dosensosiologi.com/pengertian-moral/ (2020, 2 Mei) . Pengertian Moral,


Macam, Tujuan, dan Contohnya di Masyarakat. Dikutip 1 Oktober 2020 dari
DosenSosiologi.Com: https://dosensosiologi.com/pengertian-moral/

Anda mungkin juga menyukai