MACAM-MACAM AKHLAK
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 9
1
KATA PENGHANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
nikmat kesempatan, nikmat kesehatan, sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah AL
ISLAM mengenai “MACAM-MACAM AKHLAK” yang diberikan oleh Dosen. Shalawat
serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang telah
membebaskan manusia dari kehidupan jahiliyah melalui risalah Islam.
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh pihak yang terkait atau ikut
memberikan kontribusi dengan baik sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Selain itu kami
juga mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah AL ISLAM Bapak ABDUL KHALID,
SPd.I, M.Pd yang terlah mengarahkan kami dalam pembuatan makalah ini.
Kami sadar bahwa makalah ini masih masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan. Apabila ada kesalahan penulisan atau
pengerjaannya penulis kami mohon maaf, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGHANTAR..........................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................5
1.3 Tujuan Makalah..............................................................................................5
1.4 Manfaat Makalah............................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................6
2.1 Aklak Terhadap Allah dan Rasulullah...........................................................6
2.2 Akhlak Individual Dan Sosial........................................................................9
2.3 Akhlak Terhadap Lingkungan......................................................................10
2.4 Akhlak Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara.................................10
BAB 3 PENUTUP.................................................................................................11
3.1 Kesimpulan...................................................................................................11
3.2 Saran.............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Akhlak merupakan masalah yang sangat penting dalam islam. Seseorang dapat dikatakan
berakhlak ketika dia dapat menerapakan nilai-nilai islam dalam aktifitas hidupnya. Jika aktifitas
itu terus dilakukan berulang-ulang dengan kesadaran hati maka akan menghasilkan kebiasaan
hidup yang baik. Akhlak merupakan perpaduan antara hati, pikiran, perasaan, kebiasaan yang
membentuk satu kesatuan tindakan dalam kehidupan. Sehingga bisa membedakan mana yang
baik dan tidak baik, mana yang jelek dan mana yang cantik dan hal ini timbul dari fitrahnya
sebagai manusia.
Hati nurani manusia selalu mendambakan dan merindukan kebenaran, ingin mengikuti
ajaran-ajaran Allah Swt. Namun fitrah manusia tidak selalu terjamin dapat berfungsi dengan baik
karena pengaruh dari luar misalnya pengaruh pendidikan, lingkungan, pakaian dan juga
pergaulan. Ruang lingkup akhlak dalam pandangan syariat Islam pun sangat luas. Akhlak tidak
hanya membahas masalah etika pergaulan dan sopan santun saja, tetapi meliputi pola pikir,
selera, pandangan, sikap, perilaku, kecenderungan, dan keinginan yang ada pada seseorang.
Dalam Islam, akhlak mempunyai ruang lingkup yang lebih luas. Selain terkait dengan
muamalah, akhlak dalam Islam juga meliputi masalah ibadah, kehidupan manusia dengan sosial,
dengan lingkungan alam dan juga dengan pemimpin.
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Akhlak terhadap Allah dan Rasulullah ?
2. Akhlak individu dan sosial ?
3. Akhlak terhadap lingkungan ?
4. Akhlak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ?
5
BAB 2
PEMBAHASAN
Akhlak merupakan kebiasaan. Akhlak menurut Al- Ghazali ialah keadaan jiwa. Akhlak
bukanlah perbuatan, kekuatan, dan ma'rifah. Akhlak adalah "haal" atau kondisi jiwa dan
bentuknya bathiniah. Apabila jiwa baik maka akhlak pun akan baik. Akhlak merupakan karakter
yang proses pembentukannya dengan mendengar, melihat, menirukan (suara, gerak) dan akan
diulang secara teratur. Akhlak dibagi dua yaitu, akhlak individu dan akhlak sosial yang
merupakan unsur pokok kepribadian muslim.
Akhlak individu yaitu modal yang berbasis kualitas pribadi. Akhlak individu dalam Islam
bersifat labil dan pokok. Ia akan menyangkut relasi kepada Allah swt melalui iman yang
melahirkan akidah, ibadah, kesucian hati yang diaktualisasikan dengan zikir, do'a dan membaca
Al-qur'an. Contoh akhlak individu yaitu memelihara kesucian dan kehormatan diri, bersikap
cukup (qona'ah), selalu bersyukur kepada Allah Swt dan lainnya.
Akhlak baik akan mengantarkan seseorang agar sukses dengan kualitas pribadi yang baik.
Cara agar menjadikan kualitas pribadi baik dengan sikap yang jujur, ikhlas, berintegritas, dan
mempunyai kompetensi. Kepribadian yang sesuai dengan Al-qur'an maka akan berfungsi dengan
baik. Kepribadian tersebut juga memerlukan ilmu sebagai identitas. Cara agar identitas berisi
yaitu dengan amal, baik amal sosial, humaniora, agama dan teknologi.
Sedangkan, akhlak sosial adalah tanggung jawab sosial yang juga merupakan panggung
atau tempat untuk menunjukan bahwa memiliki pribadi baik. Kualitas individu mempengaruhi
kualitas sosial karena mereka saling berinteraksi. Contoh akhlak sosial yaitu membantu orang
yang sedang kesulitan, bergotong royong, dan lainnya.
Adapun 5 prinsip hubungan individu dan sosial yaitu pertama, keseimbangan antara individu dan
sosial. Kedua, fungsional yang artinya berjalan dan berfungsi sesuai dengan perbuatan masing-
masing. Ketiga, kolaborasi yaitu kerja sama antara individu dan sosial. Keempat, kontributor
akan ada yang memberi dan menerima (take and give). Kelima, sistematisasi yang berarti saling
bergantung dan bertautan yaitu manusia kepada Allah Swt.
Artinya: "Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan
orang-orang yang bodoh," (QS. Al-A'raf [7]: 199).
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah Swt memerintahkan Rasul-Nya agar berpegang teguh
pada prinsip umum tentang akhlak yaitu bersikap pemaaf dan berlapang dada terhadap tingkah
laku dan akhlak manusia yang buruk dan tidak membalas dengan perbuatan yang sama.
6
Akhlak sosial Islam bermula dari kesalehan pribadi/individu. Dari kesalehan pribadi itulah
yang akan membentuk keluarga yang saleh. Dan, keluarga yang saleh merupakan salah satu
indikator bagi suatu tatanan masyarakat/sosial yang bermoral.
Kesalehan pribadi seorang Muslim berawal dari kebersihan jiwa yang terhindar dari
berbagai macam penyakit hati, seperti iri, hasut, dengki, dan benci. Dalam jiwa yang bersih, cinta
tulus ikhlas terhadap sesama manusia akan tumbuh dan terpancar jelas pada penampilan dan raut
wajah serta lisan yang senantiasa berkata baik/benar.
Rasulullah saw menjelaskan, ''Tersenyum di depan wajah saudaramu adalah sedekah.'' (HR
Tirmidzi). Pada hadis lain beliau mengatakan, ''Orang Muslim itu adalah orang yang membuat
orang lain terbebas dari gangguan lidah dan tangannya.'' (HR Muslim).
Saat ini, ketika bangsa kita sedang menghadapi berbagai macam permasalahan sosial, selaku
Muslim kita dituntut untuk senantiasa bersikap proaktif yang prinsipnya: 'Jangan cela kegelapan,
tapi nyalakanlah pelita'.
Dengan kata lain, seorang Muslim senantiasa berpartisipasi langsung dalam bentuk
perbuatan-perbuatan yang baik.
Jadi, segala tindakan yang dilakukan oleh setiap individu Muslim seharusnyalah selalu
dihiasi dengan akhlak yang mulia. Sehingga, ia menjadi, ''Mukmin yang dapat meraih derajat takwa
karena keluhuran akhlaknya.''
Jika akhlak sosial Islam telah dihayati oleh setiap individu masyarakat dan teraplikasikan
dalam derap langkah kehidupan, maka hal tersebut merupakan salah satu indikasi terwujudnya
tatanan masyarakat madani yang kita cita-citakan bersama. Semoga.
7
2.2 Akhlak Terhadap Lingkungan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak Terhadap Lingkungan
Kata Akhlak adalah jamak dari khilqun atau khuluqun yang artinya perangai, tabiat,
kebiasaan, dan agama. Sedangkan, akhlak secara terminologi atau istilah yaitu tingkah laku
seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu
perbuatan baik itu perbuatan yang baik maupun perbuatan yang buruk.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia, seperti binatang,
tumbuh- tumbuhan, dan benda-benda tak bernyawa. Akhlak yang dianjurkan Alquran
terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan
menuntut adanya interaksi antara manusia dan sesamanya serta antara manusia dan alam.
Maka, dapat disimpulkan bahwa akhlak kepada lingkungan adalah perilaku, sikap, atau
perbuatan kita terhadap segala sesuatu yang ada disekitar kita. Alam sama seperti manusia,
jika diperlakukan baik, maka akan memberikan kebaikan kepada kita. Namun jika
diperlakukan tidak baik, maka alam pun marah dan akan memberikan sesuatu yang tidak
baik kepada kita. Contohnya seperti perilaku kita terhadap sungai. Sungai akan sangat
bermanfaat jika dirawat dengan baik. Namun apabila sungai diperlakukan sebagai tempat
pembuangan sampah, maka sungai pun akan marah dan meluapkan airnya ketika hujan dan
menyebabkan banjir. Maka dari itu, lingkungan harus diperlakukan dengan baik dengan
selalu menjaga, merawat dan melestarikannya karena secara etika hal ini merupakan hak
dan kewajiban suatu masyarakat serta merupakan nilai yang mutlak adanya. Dengan kata
lain bahwa berakhlak yang baik terhadap lingkungan merupakan salah satu manifestasi dari
etika itu sendiri.
Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan Al-Qur’an terhadap lingkungan bersumber dari
fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia
dengan sesamanya dan manusia terhadap alam lingkungan. Kekhalifahan mengandung arti
pengayoman, pemeliharaan, dan pembimbingan agar setiap makhluk mencapai tujuan
penciptanya.
Dalam pandangan akhlak islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil buah sebelum
matang atau memetik bunga sebelum mekar. Karena hal ini berarti tidak memberi
kesempatan kepada makhluk untuk mencapai tujuan penciptaannya. Ini berarti manusia
dituntut untuk mampu menghormati proses-proses yang sedang berjalan
Kata Akhlak adalah jamak dari khilqun atau khuluqun yang artinya perangai, tabiat,
kebiasaan, dan agama. Sedangkan, akhlak secara terminologi atau istilah yaitu tingkah laku
seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu
perbuatan baik itu perbuatan yang baik maupun perbuatan yang buruk.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia, seperti binatang,
tumbuh- tumbuhan, dan benda-benda tak bernyawa. Akhlak yang dianjurkan Alquran
terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan
menuntut adanya interaksi antara manusia dan sesamanya serta antara manusia dan alam.
Maka, dapat disimpulkan bahwa akhlak kepada lingkungan adalah perilaku, sikap, atau
perbuatan kita terhadap segala sesuatu yang ada disekitar kita. Alam sama seperti manusia,
8
jika diperlakukan baik, maka akan memberikan kebaikan kepada kita. Namun jika
diperlakukan tidak baik, maka alam pun marah dan akan memberikan sesuatu yang tidak
baik kepada kita. Contohnya seperti perilaku kita terhadap sungai. Sungai akan sangat
bermanfaat jika dirawat dengan baik. Namun apabila sungai diperlakukan sebagai tempat
pembuangan sampah, maka sungai pun akan marah dan meluapkan airnya ketika hujan dan
menyebabkan banjir. Maka dari itu, lingkungan harus diperlakukan dengan baik dengan
selalu menjaga, merawat dan melestarikannya karena secara etika hal ini merupakan hak
dan kewajiban suatu masyarakat serta merupakan nilai yang mutlak adanya. Dengan kata
lain bahwa berakhlak yang baik terhadap lingkungan merupakan salah satu manifestasi dari
etika itu sendiri.
Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan Al-Qur’an terhadap lingkungan bersumber dari
fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia
dengan sesamanya dan manusia terhadap alam lingkungan. Kekhalifahan mengandung arti
pengayoman, pemeliharaan, dan pembimbingan agar setiap makhluk mencapai tujuan
penciptanya.
Dalam pandangan akhlak islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil buah sebelum
matang atau memetik bunga sebelum mekar. Karena hal ini berarti tidak memberi
kesempatan kepada makhluk untuk mencapai tujuan penciptaannya. Ini berarti manusia
dituntut untuk mampu menghormati proses-proses yang sedang berjalan
1. Menghidupkan Lahan Mati
Lahan mati berarti tanah yang tidak bertuan, tidak berair, tidak di isi bangunan dan
tidak dimanfaatkan. Allah swt, telah menjelaskan dalam QS. Yasin (33):
َ َُو َءايَةٌ لَّهُ ُم ٱَأْلرْ ضُ ْٱل َم ْيتَةُ َأحْ يَ ْي ٰنَهَا َوَأ ْخ َرجْ نَا ِم ْنهَا َحبًّا فَ ِم ْنهُ يَْأ ُكل
ون
Terjemahnya :
Dan suatu tanah (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati,
Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan daripadanya biji-bijian, maka dari
padanya mereka makan”.
Di ayat lain, tepatnya penggalan QS. al-Haj (22): 5 Allah swt, berfirman :
9
merusaknya. Karena tidak diragukan lagi bahwa Allah menciptakan segala sesuatu di
alam ini dengan perhitungan tertentu. Seperti dalam firman Nya dalam QS. al-Mulk
(67):
َ َت فَارْ ِج ِع ْالب
ٍ ُص َر هَلْ ت ََرى ِم ْن فُط
ور ِ ت ِطبَاقًا َما تَ َرى فِي خَ ْل
ٍ ق الرَّحْ َم ِن ِم ْن تَفَا ُو َ َالَّ ِذي َخل
ٍ ق َس ْب َع َس َم َوا
Artinya: Allah yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali
tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.
Maka lihatlah berulang-ulang. Adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang.
Inilah prinsip yang senantiasa diharapkan dari manusia, yakni sikap adil dan
moderat dalam konteks keseimbangan lingkungan, tidak hiperbolis atau pun
meremehkan, sebab ketika manusia sudah bersikap hiperbolis atau meremehkan, ia
cenderung menyimpang, lalai serta merusak.
Tetapi menurut al-Qur’an, kebanyakan bencana di planet bumi disebabkan oleh
perbuatan manusia yang tidak bertanggung jawab. Firman Allah swt yang
menandaskan hal tersebut adalah QS. al-Rum (30):, sebagai berikut :
َْض الَّ ِذي َع ِملُوا لَ َعلَّهُ ْم يَرْ ِجعُون ِ َّت َأ ْي ِدي الن
َ اس لِيُ ِذيقَهُ ْم بَع ْ َظَهَ َر ْالفَ َسا ُد فِي ْالبَ ِّر َو ْالبَحْ ِر بِ َما َك َسب
Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusia supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar)”.
10
manusia yang tiada arti dihadapan tuhannya.
Menurut pemikir politik terkenal dalam Islam yaitu Al-Farabi, menurutnya Negara adalah
organisasi territorial bangsa yang mempunyai kedaulatan.yakni institute suatu bangsa yang
berdiam dalam suatu daerah territorial tertentu dengan fungsi penyelenggaraan kesejahteraan
bersama,baik secara materiala maupun secara spiritual. Dalam akhlak muslim terhadap suatu
Negara maka harus dilihat dimana kaitannya atas apa yang akan mereka pikuli,pada prinsifnya
Negara itu di isi oleh dua kategori yaitu pemimpin (pemerintah) atau warga (rakyat biasa).
Keduanya harus tahu bagaimana ia bersikap dan berakhlak.
Akhlak terhadap Negara terbagi dalam 2 katagori yaitu:
11
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak mencakup
segala pengertian tingkah laku, tabi’at, perangai, karakter manusia yang baik maupun yang buruk
dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama makhluk. Akhlak ini merupakan hal
yang paling penting dalam pembentukan akhlakul karimah seorang manusia. Dan manusia yang
paling baik budi pekertinya adalah Rasulullah S.A.W. Akhlak baik terhadap Allah Swt ,terhadap
Rasulullah Saw, Pribadi, Sesama Manusia dan Lingkungan hidup, kepada Negara dan berbangsa
perlu diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.
3.2 Saran
Dan diharapkan, dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca maupun
penyusundapat menerapkan akhlak yang baik dan sesuai dengan ajaran islam dalam kehidupan
sehari-hari. Walaupun tidak sesempurna Nabi Muhammad S.A.W, setidaknya kita termasuk
kedalamgolongan kaumnya.
BAB II
PEMBAHASAN
12
A. Pengertian Akhlak Terhadap Lingkungan
Kata Akhlak adalah jamak dari khilqun atau khuluqun yang artinya perangai, tabiat,
kebiasaan, dan agama. Sedangkan, akhlak secara terminologi atau istilah yaitu tingkah laku
seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu
perbuatan baik itu perbuatan yang baik maupun perbuatan yang buruk.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia, seperti binatang,
tumbuh- tumbuhan, dan benda-benda tak bernyawa. Akhlak yang dianjurkan Alquran
terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan
menuntut adanya interaksi antara manusia dan sesamanya serta antara manusia dan alam.
Maka, dapat disimpulkan bahwa akhlak kepada lingkungan adalah perilaku, sikap, atau
perbuatan kita terhadap segala sesuatu yang ada disekitar kita. Alam sama seperti manusia,
jika diperlakukan baik, maka akan memberikan kebaikan kepada kita. Namun jika
diperlakukan tidak baik, maka alam pun marah dan akan memberikan sesuatu yang tidak
baik kepada kita. Contohnya seperti perilaku kita terhadap sungai. Sungai akan sangat
bermanfaat jika dirawat dengan baik. Namun apabila sungai diperlakukan sebagai tempat
pembuangan sampah, maka sungai pun akan marah dan meluapkan airnya ketika hujan dan
menyebabkan banjir. Maka dari itu, lingkungan harus diperlakukan dengan baik dengan
selalu menjaga, merawat dan melestarikannya karena secara etika hal ini merupakan hak
dan kewajiban suatu masyarakat serta merupakan nilai yang mutlak adanya. Dengan kata
lain bahwa berakhlak yang baik terhadap lingkungan merupakan salah satu manifestasi dari
etika itu sendiri.
Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan Al-Qur’an terhadap lingkungan bersumber dari
fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia
dengan sesamanya dan manusia terhadap alam lingkungan. Kekhalifahan mengandung arti
pengayoman, pemeliharaan, dan pembimbingan agar setiap makhluk mencapai tujuan
penciptanya.
Dalam pandangan akhlak islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil buah sebelum
matang atau memetik bunga sebelum mekar. Karena hal ini berarti tidak memberi
kesempatan kepada makhluk untuk mencapai tujuan penciptaannya. Ini berarti manusia
dituntut untuk mampu menghormati proses-proses yang sedang berjalan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak Terhadap Lingkungan
Kata Akhlak adalah jamak dari khilqun atau khuluqun yang artinya perangai, tabiat,
kebiasaan, dan agama. Sedangkan, akhlak secara terminologi atau istilah yaitu tingkah laku
seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu
perbuatan baik itu perbuatan yang baik maupun perbuatan yang buruk.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia, seperti binatang,
tumbuh- tumbuhan, dan benda-benda tak bernyawa. Akhlak yang dianjurkan Alquran
terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan
menuntut adanya interaksi antara manusia dan sesamanya serta antara manusia dan alam.
Maka, dapat disimpulkan bahwa akhlak kepada lingkungan adalah perilaku, sikap, atau
perbuatan kita terhadap segala sesuatu yang ada disekitar kita. Alam sama seperti manusia,
13
jika diperlakukan baik, maka akan memberikan kebaikan kepada kita. Namun jika
diperlakukan tidak baik, maka alam pun marah dan akan memberikan sesuatu yang tidak
baik kepada kita. Contohnya seperti perilaku kita terhadap sungai. Sungai akan sangat
bermanfaat jika dirawat dengan baik. Namun apabila sungai diperlakukan sebagai tempat
pembuangan sampah, maka sungai pun akan marah dan meluapkan airnya ketika hujan dan
menyebabkan banjir. Maka dari itu, lingkungan harus diperlakukan dengan baik dengan
selalu menjaga, merawat dan melestarikannya karena secara etika hal ini merupakan hak
dan kewajiban suatu masyarakat serta merupakan nilai yang mutlak adanya. Dengan kata
lain bahwa berakhlak yang baik terhadap lingkungan merupakan salah satu manifestasi dari
etika itu sendiri.
Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan Al-Qur’an terhadap lingkungan bersumber dari
fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia
dengan sesamanya dan manusia terhadap alam lingkungan. Kekhalifahan mengandung arti
pengayoman, pemeliharaan, dan pembimbingan agar setiap makhluk mencapai tujuan
penciptanya.
Dalam pandangan akhlak islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil buah sebelum
matang atau memetik bunga sebelum mekar. Karena hal ini berarti tidak memberi
kesempatan kepada makhluk untuk mencapai tujuan penciptaannya. Ini berarti manusia
dituntut untuk mampu menghormati proses-proses yang sedang berjalan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak Terhadap Lingkungan
Kata Akhlak adalah jamak dari khilqun atau khuluqun yang artinya perangai, tabiat,
kebiasaan, dan agama. Sedangkan, akhlak secara terminologi atau istilah yaitu tingkah laku
seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu
perbuatan baik itu perbuatan yang baik maupun perbuatan yang buruk.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia, seperti binatang,
tumbuh- tumbuhan, dan benda-benda tak bernyawa. Akhlak yang dianjurkan Alquran
terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan
menuntut adanya interaksi antara manusia dan sesamanya serta antara manusia dan alam.
Maka, dapat disimpulkan bahwa akhlak kepada lingkungan adalah perilaku, sikap, atau
perbuatan kita terhadap segala sesuatu yang ada disekitar kita. Alam sama seperti manusia,
jika diperlakukan baik, maka akan memberikan kebaikan kepada kita. Namun jika
diperlakukan tidak baik, maka alam pun marah dan akan memberikan sesuatu yang tidak
baik kepada kita. Contohnya seperti perilaku kita terhadap sungai. Sungai akan sangat
bermanfaat jika dirawat dengan baik. Namun apabila sungai diperlakukan sebagai tempat
pembuangan sampah, maka sungai pun akan marah dan meluapkan airnya ketika hujan dan
menyebabkan banjir. Maka dari itu, lingkungan harus diperlakukan dengan baik dengan
selalu menjaga, merawat dan melestarikannya karena secara etika hal ini merupakan hak
dan kewajiban suatu masyarakat serta merupakan nilai yang mutlak adanya. Dengan kata
lain bahwa berakhlak yang baik terhadap lingkungan merupakan salah satu manifestasi dari
etika itu sendiri.
Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan Al-Qur’an terhadap lingkungan bersumber dari
14
fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia
dengan sesamanya dan manusia terhadap alam lingkungan. Kekhalifahan mengandung arti
pengayoman, pemeliharaan, dan pembimbingan agar setiap makhluk mencapai tujuan
penciptanya.
Dalam pandangan akhlak islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil buah sebelum
matang atau memetik bunga sebelum mekar. Karena hal ini berarti tidak memberi
kesempatan kepada makhluk untuk mencapai tujuan penciptaannya. Ini berarti manusia
dituntut untuk mampu menghormati proses-proses yang sedang berjalan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak Terhadap Lingkungan
Kata Akhlak adalah jamak dari khilqun atau khuluqun yang artinya perangai, tabiat,
kebiasaan, dan agama. Sedangkan, akhlak secara terminologi atau istilah yaitu tingkah laku
seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu
perbuatan baik itu perbuatan yang baik maupun perbuatan yang buruk.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia, seperti binatang,
tumbuh- tumbuhan, dan benda-benda tak bernyawa. Akhlak yang dianjurkan Alquran
terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan
menuntut adanya interaksi antara manusia dan sesamanya serta antara manusia dan alam.
Maka, dapat disimpulkan bahwa akhlak kepada lingkungan adalah perilaku, sikap, atau
perbuatan kita terhadap segala sesuatu yang ada disekitar kita. Alam sama seperti manusia,
jika diperlakukan baik, maka akan memberikan kebaikan kepada kita. Namun jika
diperlakukan tidak baik, maka alam pun marah dan akan memberikan sesuatu yang tidak
baik kepada kita. Contohnya seperti perilaku kita terhadap sungai. Sungai akan sangat
bermanfaat jika dirawat dengan baik. Namun apabila sungai diperlakukan sebagai tempat
pembuangan sampah, maka sungai pun akan marah dan meluapkan airnya ketika hujan dan
menyebabkan banjir. Maka dari itu, lingkungan harus diperlakukan dengan baik dengan
selalu menjaga, merawat dan melestarikannya karena secara etika hal ini merupakan hak
dan kewajiban suatu masyarakat serta merupakan nilai yang mutlak adanya. Dengan kata
lain bahwa berakhlak yang baik terhadap lingkungan merupakan salah satu manifestasi dari
etika itu sendiri.
Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan Al-Qur’an terhadap lingkungan bersumber dari
fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia
dengan sesamanya dan manusia terhadap alam lingkungan. Kekhalifahan mengandung arti
pengayoman, pemeliharaan, dan pembimbingan agar setiap makhluk mencapai tujuan
penciptanya.
Dalam pandangan akhlak islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil buah sebelum
matang atau memetik bunga sebelum mekar. Karena hal ini berarti tidak memberi
kesempatan kepada makhluk untuk mencapai tujuan penciptaannya. Ini berarti manusia
dituntut untuk mampu menghormati proses-proses yang sedang berjalan
3
15
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak Terhadap Lingkungan
Kata Akhlak adalah jamak dari khilqun atau khuluqun yang artinya perangai, tabiat,
kebiasaan, dan agama. Sedangkan, akhlak secara terminologi atau istilah yaitu tingkah laku
seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu
perbuatan baik itu perbuatan yang baik maupun perbuatan yang buruk.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia, seperti binatang,
tumbuh- tumbuhan, dan benda-benda tak bernyawa. Akhlak yang dianjurkan Alquran
terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan
menuntut adanya interaksi antara manusia dan sesamanya serta antara manusia dan alam.
Maka, dapat disimpulkan bahwa akhlak kepada lingkungan adalah perilaku, sikap, atau
perbuatan kita terhadap segala sesuatu yang ada disekitar kita. Alam sama seperti manusia,
jika diperlakukan baik, maka akan memberikan kebaikan kepada kita. Namun jika
diperlakukan tidak baik, maka alam pun marah dan akan memberikan sesuatu yang tidak
baik kepada kita. Contohnya seperti perilaku kita terhadap sungai. Sungai akan sangat
bermanfaat jika dirawat dengan baik. Namun apabila sungai diperlakukan sebagai tempat
pembuangan sampah, maka sungai pun akan marah dan meluapkan airnya ketika hujan dan
menyebabkan banjir. Maka dari itu, lingkungan harus diperlakukan dengan baik dengan
selalu menjaga, merawat dan melestarikannya karena secara etika hal ini merupakan hak
dan kewajiban suatu masyarakat serta merupakan nilai yang mutlak adanya. Dengan kata
lain bahwa berakhlak yang baik terhadap lingkungan merupakan salah satu manifestasi dari
etika itu sendiri.
Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan Al-Qur’an terhadap lingkungan bersumber dari
fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia
dengan sesamanya dan manusia terhadap alam lingkungan. Kekhalifahan mengandung arti
pengayoman, pemeliharaan, dan pembimbingan agar setiap makhluk mencapai tujuan
penciptanya.
Dalam pandangan akhlak islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil buah sebelum
matang atau memetik bunga sebelum mekar. Karena hal ini berarti tidak memberi
kesempatan kepada makhluk untuk mencapai tujuan penciptaannya. Ini berarti manusia
dituntut untuk mampu menghormati proses-proses yang sedang berjalan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak Terhadap Lingkungan
Kata Akhlak adalah jamak dari khilqun atau khuluqun yang artinya perangai, tabiat,
kebiasaan, dan agama. Sedangkan, akhlak secara terminologi atau istilah yaitu tingkah laku
seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu
perbuatan baik itu perbuatan yang baik maupun perbuatan yang buruk.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia, seperti binatang,
tumbuh- tumbuhan, dan benda-benda tak bernyawa. Akhlak yang dianjurkan Alquran
terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan
menuntut adanya interaksi antara manusia dan sesamanya serta antara manusia dan alam.
16
Maka, dapat disimpulkan bahwa akhlak kepada lingkungan adalah perilaku, sikap, atau
perbuatan kita terhadap segala sesuatu yang ada disekitar kita. Alam sama seperti manusia,
jika diperlakukan baik, maka akan memberikan kebaikan kepada kita. Namun jika
diperlakukan tidak baik, maka alam pun marah dan akan memberikan sesuatu yang tidak
baik kepada kita. Contohnya seperti perilaku kita terhadap sungai. Sungai akan sangat
bermanfaat jika dirawat dengan baik. Namun apabila sungai diperlakukan sebagai tempat
pembuangan sampah, maka sungai pun akan marah dan meluapkan airnya ketika hujan dan
menyebabkan banjir. Maka dari itu, lingkungan harus diperlakukan dengan baik dengan
selalu menjaga, merawat dan melestarikannya karena secara etika hal ini merupakan hak
dan kewajiban suatu masyarakat serta merupakan nilai yang mutlak adanya. Dengan kata
lain bahwa berakhlak yang baik terhadap lingkungan merupakan salah satu manifestasi dari
etika itu sendiri.
Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan Al-Qur’an terhadap lingkungan bersumber dari
fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia
dengan sesamanya dan manusia terhadap alam lingkungan. Kekhalifahan mengandung arti
pengayoman, pemeliharaan, dan pembimbingan agar setiap makhluk mencapai tujuan
penciptanya.
Dalam pandangan akhlak islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil buah sebelum
matang atau memetik bunga sebelum mekar. Karena hal ini berarti tidak memberi
kesempatan kepada makhluk untuk mencapai tujuan penciptaannya. Ini berarti manusia
dituntut untuk mampu menghormati proses-proses yang sedang berjalan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak Terhadap Lingkungan
Kata Akhlak adalah jamak dari khilqun atau khuluqun yang artinya perangai, tabiat,
kebiasaan, dan agama. Sedangkan, akhlak secara terminologi atau istilah yaitu tingkah laku
seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu
perbuatan baik itu perbuatan yang baik maupun perbuatan yang buruk.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia, seperti binatang,
tumbuh- tumbuhan, dan benda-benda tak bernyawa. Akhlak yang dianjurkan Alquran
terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan
menuntut adanya interaksi antara manusia dan sesamanya serta antara manusia dan alam.
Maka, dapat disimpulkan bahwa akhlak kepada lingkungan adalah perilaku, sikap, atau
perbuatan kita terhadap segala sesuatu yang ada disekitar kita. Alam sama seperti manusia,
jika diperlakukan baik, maka akan memberikan kebaikan kepada kita. Namun jika
diperlakukan tidak baik, maka alam pun marah dan akan memberikan sesuatu yang tidak
baik kepada kita. Contohnya seperti perilaku kita terhadap sungai. Sungai akan sangat
bermanfaat jika dirawat dengan baik. Namun apabila sungai diperlakukan sebagai tempat
pembuangan sampah, maka sungai pun akan marah dan meluapkan airnya ketika hujan dan
menyebabkan banjir. Maka dari itu, lingkungan harus diperlakukan dengan baik dengan
selalu menjaga, merawat dan melestarikannya karena secara etika hal ini merupakan hak
dan kewajiban suatu masyarakat serta merupakan nilai yang mutlak adanya. Dengan kata
lain bahwa berakhlak yang baik terhadap lingkungan merupakan salah satu manifestasi dari
17
etika itu sendiri.
Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan Al-Qur’an terhadap lingkungan bersumber dari
fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia
dengan sesamanya dan manusia terhadap alam lingkungan. Kekhalifahan mengandung arti
pengayoman, pemeliharaan, dan pembimbingan agar setiap makhluk mencapai tujuan
penciptanya.
Dalam pandangan akhlak islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil buah sebelum
matang atau memetik bunga sebelum mekar. Karena hal ini berarti tidak memberi
kesempatan kepada makhluk untuk mencapai tujuan penciptaannya. Ini berarti manusia
dituntut untuk mampu menghormati proses-proses yang sedang berjalan
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/syalaisaamara3363/638ec30ad287dd2b244caad2/akhlak-individu-
dan-akhlak-sosial-dalam-islam
18