Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONSEP DASAR MORAL, AGAMA DAN ETIKA

OLEH
KELOMPOK 3

PRADILA ASMATULLAH E1B020116


PUJI KURNIANINGRUM ARZAMNUR E1B020117
PUJI NINGTYAS E1B020118

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Mataram
2021/2022

1
KATA PENGANTAR.

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang
tak lupa kita memanjatkan segala bentuk pujian hanya kepada-Nya yang telah melimpahkan
Rahmat,Hidayah dan Inayahya kepada kami,sehingga dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul KONSEP DASAR MORAL,AGAMA,DAN ETIKA.

Sholawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan Alam Nabi Besar
Muhammad SAW,yang telah membawa Umatnya dari alam kejahatan ,menuju keislaman yang
penuh kemuliaan seperti yang kita rasakan saat ini.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Muh.
Zubair,M.Pd pada mata kuliah Filsafat Etika. Kami menyadari, makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Mataram,29 maret 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI
COVER……………………………………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………
Latar Belakang……………………………………………………………………
Rumusan Masalah………………………………………………………………..
Tujuan…………………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………
1. KONSEP DASAR MORAL
a. Dasar-Dasar Moral……………………………………………………..
b. Pengertian Moral Menurut Para Ahli…………………………………..
c. Jenis-Jenis Moral……………………………………………………….
d. Tujuan Dan Fungsi Moral………………………………………………
2.KONSEP DASAR AGAMA……………………………………………………
a.Pengertian Agama……………………………………………………….
b.Unsur-Unsur Agama…………………………………………………….
c.Fungsi Agama…………………………………………………………..
3. KONSEP DASAR ETIKA……………………………………………………
a. Pengertian Etika………………………………………………………..
b. Pengertian Menurut Ahli……………………………………………….
c. Fungsi Etika…………………………………………………………….
d. Pembagian Etika………………………………………………………..
e. Peran dan Manfaat Etika………………………………………………..
BAB III PENUTUPAN…………………………………………………………………..
1.KESIMPULAN…………………………………………………………………
2.DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..

3
BAB I
PENDAHULUAN

a. LATAR BELAKANG.

Para pemikir Islam maupun pemikir Barat kontemporer sama-sama menyadari


bahwa manusia saat ini berada pada puncak krisis yang akut, dimana kehadiran sains
dan teknologi modern telah mereduksi eksistensi kemanusiaan sebagai potensi ideal
dan kekuatan dalam mendesain peradaban modern. Dalam menyikapi keadaan tersebut,
dibutuhkan sikap yang lebih apresiatif dan aktif dalam memfungsikan nilai-nilai etika
dan agama dalam kehidupan sosial dan kemasyarakatan.
Berbicara masalah etika dan agama tidak terlepas dari masalah kehidupan
manusia itu sendiri. Dengan demikian hubungan antara etika dengan agama sangat erat
kaitannya, yakni adanya saling isi mengisi dan tunjang menunjang antara satu dengan
yang lainnya. Keduanya terdapat persamaan dasar, yakni sama-sama menyelidiki dan
menentukan ukuran baik dan buruk dengan melihat pada amal perbuatan manusia.
Olehnya itu, etika dan agama menjadi suatu kebutuhan hidup yang memiliki fungsi dan
tetap berlaku dan dibutuhkan dalam kehidupan sosial, misalnya dalam hal perpolitikan,
hukum, ekonomi, kebudayaan dan sebagainya. Etika mendukung keberadaan agama,
dimana etika sanggup membantu 28 manusia dalam menggunakan akal pikiran untuk
memecahkan masalah. Etika mendasarkan diri pada argumentasi rasional sedangkan
agama mendasarkan pada wahyu Tuhan yang kebenarannya absolut (mutlak).

b. RUMUSAN MASALAH.
Dari uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan beberapa
masalah yang selanjutnya dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana Konsep Dasar Moral.
2. Bagaimana Konsep Dasar Agama.
3. Bagaimana Konsep Dasar Etika.
c. TUJUAN.
1. Mengetahui Konsep Dasar Moral.
2. Mengetahui Konsep Dasar Agama.
3. Mengetahui Konsep Dasar Etika.

4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Konsep Dasar Moral.
a. Dasar-Dasar Pengertian Moral
Secara etimologis, kata moral berasal dari kata mos dalam bahasa Latin, bentuk
jamaknya mores, yang artinya adalah tata-cara atau adat-istiadat. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, moral diartikan sebagai akhlak, budi pekerti, atau susila. Secara
terminologis, terdapat berbagai rumusan pengertian moral, yang dari segi substantif
materiilnya tidak ada perbedaan, akan tetapi bentuk formalnya berbeda. Widjaja
menyatakan bahwa moral adalah ajaran baik dan buruk tentang perbuatan dan kelakuan
(akhlak). Al-Ghazali mengemukakan pengertian akhlak, sebagai padanan kata moral,
sebagai perangai (watak, tabiat) yang menetap kuat dalam jiwa manusia dan merupakan
sumber timbulnya perbuatan tertentu dari dirinya secara mudah dan ringan, tanpa perlu
dipikirkan dan direncanakan sebelumnya. Sementara itu Wila Huky, sebagaimana
dikutip oleh Bambang Daroesomerum uskan pengertian moral secara lebih
komprehensip rumusan formalnya sebagai berikut:
a) Moral sebagai perangkat ide-ide tentang tingkah laku hidup, dengan warna dasar
tertentu yang dipegang oleh sekelompok manusia di dalam lingkungan tertentu.
b) Moral adalah ajaran tentang laku hidup yang baik berdasarkan pandangan hidup atau
agama tertentu.
c) Moral sebagai tingkah laku hidup manusia, yang mendasarkan pada kesadaran, bahwa
ia terikat oleh keharusan untuk mencapai yang baik , sesuai dengan nilai dan norma
yang berlaku dalam lingkungannya.
Agar diperoleh pemahaman yang lebih jelas perlu diberikan ulasan bahwa substansi
materiil dari ketiga batasan tersebut tidak berbeda, yaitu tentang tingkah laku. Akan
tetapi bentuk formal ketiga batasan tersebut berbeda. Batasan pertama dan kedua
hampir sama, yaitu seperangkat ide tentang tingkah laku dan ajaran tentang tingkah
laku. Sedangkan batasan ketiga adalah tingkah laku itu sendiri Pada batasan pertama
dan kedua, moral belum berwujud tingkah laku, tapi masih merupakan acuan dari
tingkah laku. Pada batasan pertama, moral dapat dipahami sebagai nilai-nilai moral.
Pada batasan kedua, moral dapat dipahami sebagai nilai-nilai moral atau norma-norma
moral. Sedangkan pada batasan ketiga, moral dapat dipahami sebagai tingkah laku,
perbuatan, atau sikap moral. Namun demikian semua batasan tersebut tidak salah, sebab
dalam pembicaraan sehari-hari, moral sering dimaksudkan masih sebagai seperangkat
5
ide, nilai, ajaran, prinsip, atau norma. Akan tetapi lebih kongkrit dari itu , moral juga
sering dimaksudkan sudah berupa tingkah laku, perbuatan, sikap atau karakter yang
didasarkan pada ajaran, nilai, prinsip, atau norma.(Moral, 1994)
b. Pengertian Moral Menurut para ahli.
Moral adalah suatu istilah penting dalam pendidikan. Bahkan beberapa literatur
Barat yang menulis tentang pedagogiek menjelaskan bahwa pendidikan mempunyai
misi utama untuk menolong orang lain agar bisa menjadi dewasa dan bertanggung
jawab.Berikut merupakan pengertian moral menurut para ahli;

1. Menurut W. J. S. Poerdarminta: Menyatakan bahwa ajaran moral dari perbuatan


baik dan buruk dan perilaku.
2. Menurut Hurlock: Definisi moral adalah perilaku yang sesuai dengan kode
moral kelompok sosial. Moral sendiri berarti tata cara, kebiasaan, dan adat.
Perilaku moral dikendalikan konsep konsep moral atau peraturan perilaku yang
telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya.
3. Menurut Sonny Keraf: Pengertian moral adalah Moral dapat digunakan untuk
mengukur kadar baik dan buruknya sebuah tindakan manusia sebagai manusia,
mungkin sebagai anggota masyarakat (member of society) atau sebagai manusia
yang memiliki posisi tertentu atau pekerjaan tertentu.
4. Menurut Zainuddin Saifullah Nainggolan: Pengertian moral adalah suatu
tendensi rohani untuk melakukan seperangkat standar dan norma yang
mengatur perilaku seseorang dan masyarakat.
5. Menurut Chaplin (2006): Moral mengacu pada akhlak yang sesuai dengan
peraturan sosial, atau menyangkut hukum atau adat kebiasaan yang mengatur
tingkah laku.
6. Menurut Wantah (2005): Pengertian moral adalah sesuatu yang berkaitan atau
ada hubungannya dengan kemampuan menentukan benar salah dan baik
buruknya tingkah laku
7. Menurut Dewey: Mengatakan bahwa masalah moral yang berkaitan dengan
nilai-nilai moral.
8. Menurut Maria Assumpta: Pengertian moral adalah aturan aturan (rule)
mengenai sikap (attitude) dan perilaku manusia (human behavior) sebagai
manusia.

6
9. Menurut Merriam-webster: Moral adalah mengenai atau berhubungan dengan
apa yang benar dan salah dalam perilaku manusia, dianggap benar dan baik oleh
kebanyakan orang sesuai dengan standar perilaku yang tepat pada kelompok
atau masyarakat tersebut.
10. Menurut Baron dkk: Mengatakan bahwa moral yang terkait dengan pelarangan
dan mendiskusikan tindakan yang benar atau salah.
c. Jenis-Jenis Moral
JenisMoral, moral dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Moral Ketuhanan
Moral Ketuhanan ialah semua hal yang berhubungan dengan keagamaan
atau religius berdasarkan ajaran agama tertentu dan pengaruhnya terhadap
diri seseorang.Wujud moral ketuhanan, contohnya melaksanakan ajaran
agama yang dianut dengan sebaik-baiknya.Contoh ialah menghargai
sesama manusia, menghargai agama lain, dan hidup rukun dengan yang
berbeda agama.

2. Moral Ideologi dan Filsafat


Moral ideologi dan filsafat yaitu segala hal yang berhubungan dengan
semangat kebangsaan, loyalitas kepada cita-cita bangsa dan negara.Wujud
moral ideologi dan filsafat, contohnya menjunjung tinggi dasar negara
Indonesia yaitu Pancasila.Contoh yaitu menolak ideologi asing yang ingin
mengubah dasar negara Indonesia.

3. Moral Etika dan Kesusilaan


Moral Etika dan Kesusilaan yakni beberapa hal yang berkaitan dengan
etika dan kesusilaan yang dijunjung oleh suatu masyarakat, bangsa, dan
negara secara budaya dan tradisi.Wujud moral etika dan kesusilaan,
contohnya menghargai orang lain yang berbeda pendapat, baik dalam
perkataan maupun perbuatan.Contohnya merupakan mengucapkan salam
kepada orang lain ketika bertemu atau berpapasan.

4. Moral Disiplin dan Hukum


Moral Disiplin dan Hukum adalah salah satu hal yang berhubungan
dengan kode etika profesional dan hukum yang berlaku di masyarakat dan
negara.Wujud moral disiplin dan hukum, contohnya melakukan suatu

7
aktivitas sesuai dengan aturan yang berlaku.Contoh yakni selalu
menggunakan perlengkapan yang diharuskan dan mematuhi rambu-rambu
lalu lintas ketika berkendara di jalan raya.

d. Tujuan dan Fungsi Moral

• Untuk menjamin terwujudnya harkat dan martabat pribadi seseorang dan


kemanusiaan.
• Untuk memotivasi manusia agar bersikap dan bertindak dengan penuh kebaikan
dan kebajikan yang didasari atas kesadaran kewajiban yang dilandasi moral.
• Untuk menjaga keharmonisan hubungan sosial antar manusia, karena moral
menjadi landasan rasa percaya terhadap sesama.
• Membuat manusia lebih bahagia secara rohani dan jasmani karena menunaikan
fungsi moral sehingga tidak ada rasa menyesal, konflik batin, dan perasaan
berdosa atau kecewa.
• Dapat memberikan wawasan masa depan kepada manusia, baik sanksi sosial
maupun konsekuensi dalam kehidupan sehingga manusia akan penuh
pertimbangan sebelum bertindak.
• Dapat memberikan landasan kesabaran dalam bertahan dalam setiap dorongan
naluri dan keingingan/nafsu yang mengancam harkat dan martabat pribadi.

2. Konsep Dasar Agama


a. Pengertian agama
Kata agama, dikenal dengan kata din dari bahasa Arab dan kata religi dari bahasa
Eropa. Agama berasal dari kata Sanskrit. Satu pendapat mengatakan bahwa kata itu
tersusun dari dua kata, a tidak dan gam pergi, jadi tidak pergi, tetap di tempat,
diwarisi turun temurun. Agama memang mempunyai sifat demikian. Ada lagi
pendapat yang mengatakan bahwa agama berarti teks atau kitab suci. Dan agama
memang mempunyai kitab-kitab suci. Selanjutnya dikatakan lagi bahwa gam berarti
tuntunan. Memang agama mengandung ajaran-ajaran yang menajdi tuntunan hidup
bagi penganutnya. Dalam berbagai sumber, kata “agama” diberi arti tidak kacau
atau teratur. Maksudnya, orang yang beragama memiliki pedoman yang dapat
membuat hidupnya teratur dan tidak kacau. Agama dipahami sebagai keadaan atau
sifat kehidupan orang-orang yang beragama. Pengertian ini lebih menunjuk pada

8
hasil atau dampak dari keberagamaan, bukan pada agama itu sendiri. Dengan
agama, seseorang atau suatu masyarakat akan hidup tertib dan teratur.
Agama adalah suatu sistem kepercayaan kepada Tuhan yang dianut oleh
sekelompok manusia dengan selalu mengadakan interaksi dengan-Nya. Pokok
persoalan yang dibahas dalam agama adalah eksistensi Tuhan. Tuhan dan hubunga
manusia dengan-Nya merupakan aspek metafisika, sedangkan manusia sebagai
makhluk dan bagian dari benda alam termasuk dalam kategori fisika. Dengan
demikian, filsafat membahas agama dari segi metafisika dan fisika. Namun, titik
tekan pembahasan filsafat agama lebih terfokus pada aspek metafisiknya ketimbang
aspek fisiknya. Aspek fisik akan lebih terang diuraikan dalam ilmu alam, seperti
biologi dan psikologi serta antropologi.

K.H. Taib Abdul Muin, juga memeberi pendapat bahwa kata agama berasal
dari bahasa sanskerta, yang mana A berarti tidak, dan Gama berarti kocar
kacir. Jadi agama berarti tidak kocar kacir, dalam artian agama itu teratur.
Sementara itu K.H. Zainal Arifin Abbas dan Sidi Gazalba , berpendapat
bahwa istilah agama dan religi serta Al Din itu berbeda-beda antara satu dan
lainnya. Masing masing mempunyai pengertian sendiri. Lebih jauh lagi, Gazalba
menjelaskan bahwa Al-din lebih luas pengertian nya dari pada pengertian agama
dan religi. Agama dan religi hanya berisi ajaran yang menyangkut aspek hubungan
antara manusia dan tuhan saja. Sedangkan al-din berisi dan memuat ajaran yang
mencakup aspek hubungan antara manusia dan tuhan dan hubungan sesama
manusia.
b. Unsur-Unsur Agama.
Menurut seorang ahli bernama Calhoun, Keller, and Leight, agama terdiri dari
beberapa elemen pokok, diantaranya adalah :
1. Adanya suatu unsur berupa kepercayaan terhadap agama yang menjadi prinsip
dan mengandung suatu kebenaran yang tidak dapat diragukan lagi.
2. Adanya simbol dari sebuah agama yang menjadi identitas.
3. danya praktik dalam keagamaan yang menjadi suatu bentuk konkret adanya
hubungan antara manusia dengan Tuhannya dan hubungan antar umat
beragama.
4. Adanya pengalaman keagamaan baik itu berbentuk pengalaman yang diyakini
penganutnya ataupun secara pribadi.

9
5. Adanya umat yang beragama yaitu masing masing penganut agama yang
bersangkutan.
c. Fungsi Agama
Agama ada di Indonesia bukan tanpa fungsi tertentu. beberapa fungsi dari
eksistensi agama di dunia ini adalah diantaranya :
1. Mampu memberikan pandangan dunia kepada manusia dan berpengaruh pada
kebudayaan manusia.
2. Mampu menjawab berbagai macam pertanyaan yang mungkin tidak mampu
dijawab oleh sesama manusia lain.
3. Mampu memberikan rasa kekitaan yang nantinya akan dipunyai dan diyakini
oleh sekumpulan manusia.
4. Mampu berperan dalam sebuah peranan sosial karena mengandung garis kode
etika bagi setiap penganutnya.
5. Mampu dijadikan sebagai sumber pedoman dalam berkehidupan.
6. Mampu dijadikan aturan dalam berhubungan antara manusia dengan
Tuhannya, antar sesama makhluk hidup, dan hubungan lainnya dalam
kehidupan.
7. Menentukan suatu tuntunan mengenai prinsip yang salah dan yang benar.
8. Menjadikan pedoman untuk dapat mengungkap suatu kebersamaan.
9. Dijadikan pedoman dalam membentuk sebuah keyakinan dan membentuk nilai
nilai dalam kehidupan.
10. Mengungkapkan bentuk dari keindahan dan sebagai pedoman dalam
berekreasi atau hiburan, serta
11. Berfungsi untuk memberi suatu identitas pada umat manusia karena telah
menjadi bagian dari sebuah agama.

3. Konsep Dasar Etika


a. Pengertian Etika
Manusia merupakan salah satu makhluk hidup yang sudah ribuan abad lamanya
menghuni bumi. Dalam prosesnya, pembinaan kepribadian manusia dipengaruhi
oleh lingkungan dan didukung oleh faktor pembawaan manusia sejak lahir. Terkait
dengan itu, manusia sebagai makhluk sosial, tidaklah terlepas dari nilai-nilai
kehidupan sosial. Oleh karena nilai akan selalu muncul apabila manusia
10
mengadakan hubungan sosial atau bermasyarakat dengan manusia lain. Dalam
pandangan sosial, etika dan agama merupakan hal yang sangat penting dalam
kehidupan manusia. Etika berasal dari bahasa Yunani ethikos, ethos (adat,
kebiasaan, praktek). Artinya sebuah pranata perilaku seseorang atau sekelompok
orang yang tersusun dari sebuah sistem nilai atau norma yang diambil dari gejala-
gejala alamiah masyarakat atau kelompok tersebut.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika dirumuskan dalam tiga arti, yaitu:
pertama, Ilmu tentang apa yang baik dan buruk dan tentang hak dan kewajiban
moral (akhlak). Kedua, kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
Ketiga, Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat.K. Bertens mengatakan etika dapat dipakai dalam arti nilai-nilai dan
norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok
dalam mengatur tingkah lakunya, arti ini disebut juga sistem nilai dalam hidup
manusia perseorangan atau hidup bermasyarakat. Misalnya, etika orang Jawa. Etika
dipakai dalam arti kumpulan asas atau nilai moral yang biasa disebut kode etik.
Kemudian etika dipakai dalam arti ilmu tentang yang baik dan buruk. Arti etika di
sini sama dengan filsafat moral.
b. Amsal Bakhtiar mengemukakan bahwa etika dipakai dalam dua bentuk arti:
pertama, etika merupakan suatu kumpulan mengenai pengetahuan, mengenai
penilaian terhadap perbuatan manusia. Kedua, suatu predikat yang dipakai untuk
membedakan hal-hal, perbuatan-perbuatan atau manusia-manusia yang lain.
c. Secara spesifik, Ahmad Amin mengatakan etika adalah suatu ilmu yang
menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh
sebagian orang kepada lainnya, mengatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia
di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang
harus diperbuat.
Berdasarkan pemahaman di atas, etika merupakan ilmu yang menyelidiki mana
yang baik dan buruk dengan melihat pada amal perbuatan manusia, sejauh yang
dapat diketahui oleh akal pikiran dan hati nurani manusia.
Agama merupakan suatu realitas yang eksis di kalangan masyarakat, sejak dulu
ketika manusia masih berada dalam fase primitif, agama sudah dikenal oleh mereka.
Meskipun hanya dalam taraf yang sangat sederhana sesuai dengan tingkat
kesederhanaan masyarakat waktu itu. Dari masyarakat yang paling sederhana
sampai kepada tingkat masyarakat yang modern, agama tetap dikenal dan dianut
11
dengan variasi yang berbeda. Dengan demikian agama tidak dapat dilepaskan dari
kehidupan manusia, kapan dan dimanapun.
Hubungan antara etika dengan agama sangat erat kaitannya, yakni adanya saling isi
mengisi dan tunjang menunjang. Keduanya terdapat persamaan dasar, yakni sama-
sama menyelidiki dan menentukan ukuran baik dan buruk dengan melihat pada
amal perbuatan manusia. Etika mengajarkan nilai baik dan buruk kepada manusia
berdasarkan akal pikiran dan hati nurani sedangkan agama mengajarkan nilai baik
dan buruk kepada manusia berdasarkan wahyu (kitab suci) yang kebenarannya
absolut (mutlak) dan dapat diuji dengan akal pikiran.
Etika berasal dari bahasa Yunani kuno yakni Ethos adalah ta etha artinya adat
kebiasaan. James J.Spillane SJ berpendapat bahwa etika atau ethics memperhatikan
dan mempertimbangkan tingkah laku manusia dalam pengambilan keputusan
moral.Dalam kamus besar bahasa Indonesia :
a) Etika merupakan ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk serta tentang hak
dan kewajiban moral (akhlak);
b) Moral memiliki arti: a) ajaran tentang baik buruk yang diterima umum
mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, akhlak, budi pekerti, asusila; b) kondisi
mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah, berdisiplin,
isi hati atau keadaan perasaan.
ETIKA Merupakan cabang ilmu filsafat yang mempelajari pandangan dan persoalan
yang berhubungan dengan masalah kesusilaan yang berisi ketentuan norma-norma
moral dan nilai-nilai yang dapat menentukan prilaku manusia dalam kehidupan sehari-
hari.
d. Pengertian Etika Menurut Para ahli
Aadapun Pengertian Etika menurut para ahli adalah sebagai berikut;
a. Menurut Drs. O. P. Simorangkir. Etika merupakkan pandangan manusia
terhadap baik dan buruknya perilaku manusia.
b. H. A. Mustafa Menurut Etika merupakan ilmu yang menyelidiki mana yanhg
baik dan yang buruk dengan memperhatika amal perbuatan manusia sejauh
yang dapat diketahuin oleh akar pikirannya.
c. Aristoteles membagi pengertian etika menjadi dua, yaitu Terminius
Technikus dan Manner and Custom. Terminius Technikus merupaka etika
yang dipelajari sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari suatu problema
tindakan atau perbuatan manusia.
12
d. K. Bertens Etika merupakan nilai-nila dan norma-norma moral, yang
menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur
perilaku.
e. Prof. DR. Franz Magnis Suseno Menurut Etika adalah ilmu yang mencari
orientasi atau ilmu yang memberikan arah dan pijakan dalam tindakan
manusia.
f. Menurut Ramali dan Pamuncak. Etika adalah pengetahuan tentang perilaku yang
benar dalam profesi.
e. Pembagain Etika
Etika Sebagai Ilmu Tentang Moralitas ; dibagi atas 3 bagian yaitu :
1. Etika Deskriftif : Etika yang melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas yang
mempelajari moralitas yang terdapat pada individu tertentu, kebudayaan atau
subkultur tertentu dalam suatu periode sejarah dan sebagainya.
Misalnya : Adat kebiasaan, anggapan-anggapan tentang baik dan buruk, tindakan-
tindakan yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan.
2. Etika Normatif : Etika yang menentukan benar tidaknya tingkah laku atau
anggapan moral yang bertujuan merumuskan prinsip-prinsip etis yang dapat
dipertanggung jawabkan dengan cara rasional dan dapat digunakan dalam
praktek kehidupan sehari-hari.
f. Fungsi Etika
Berikut ini terdapat beberapa fungsi etika, terdiri atas:
• Hati nurani paling mengetahui paling mengetahui kapan perbuatan individu
melanggar Etika atau sesuai etika
• Untuk memecahkan suatu masalah dalam situasi yang sulit
• Mampu melakukan tindakan yang benar mencegah tindakan yang
merugikan, memperlakukan manusia secara adil, menjelaskan dengan benar
menepati janji yang telah disepakati , menjaga kerahasiaan.
• Tempat untuk mendapatkan orientasi kritis yang berhadapan dengan
berbagai suatu moralitas yang membingungkan.
• Untuk menunjukan suatu keterampilan intelektual yakni suatu keterampilan
untuk berargumentasi secara rasional dan kritis
• Untuk Orientasi etis ini diperlukan dalam mengambil suatu sikap yang wajar
dalam suasana

13
g. Peran dan Manfaat Etika
Adapaun peran dan manfaat dari etika itu sendiri adalah sebagai berikut;
1. Peran.

• norma hukum tidak menjangkau wilayah abu-abu,


• norma hukum cepat ketuinggalan zaman, sehingga sering terdapat celah-celah
hukum,
• norma hukum sering tidak mampu mendeteksi dampak secara etis dikemudian hari,
• etika mempersyaratkan pemahaman dan kepedulian tentang kejujuran, keadilan da
prosedur yang wajar terhadap manusia, dan masyarakat,
• asas legalitas harus tunduk pada asas moralitas.

2. Manfaaat.
• mengajak orang bersikap kritis dan rasional dalam mengambil keputusan secara
otonom,
• mengarahkan perkembangan masyarakat menuju suasana yang tertib, teratur, damai
dan sejahtera.

Manusia merupakan salah satu makhluk hidup yang sudah ribuan abad lamanya
menghuni bumi. Dalam prosesnya, pembinaan kepribadian manusia dipengaruhi
oleh lingkungan dan didukung oleh faktor pembawaan manusia sejak lahir. Terkait
dengan itu, manusia sebagai makhluk sosial, tidaklah terlepas dari nilai-nilai
kehidupan sosial. Oleh karena nilai akan selalu muncul apabila manusia
mengadakan hubungan sosial atau bermasyarakat dengan manusia lain. Dalam
pandangan sosial, etika dan agama merupakan hal yang sangat penting dalam
kehidupan manusia. Etika berasal dari bahasa Yunani ethikos, ethos (adat,
kebiasaan, praktek). Artinya sebuah pranata perilaku seseorang atau sekelompok
orang yang tersusun dari sebuah sistem nilai atau norma yang diambil dari gejala-
gejala alamiah masyarakat atau kelompok tersebut.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika dirumuskan dalam tiga arti, yaitu:
pertama, Ilmu tentang apa yang baik dan buruk dan tentang hak dan kewajiban
moral (akhlak). Kedua, kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
Ketiga, Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau

14
masyarakat.K. Bertens mengatakan etika dapat dipakai dalam arti nilai-nilai dan
norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok
dalam mengatur tingkah lakunya, arti ini disebut juga sistem nilai dalam hidup
manusia perseorangan atau hidup bermasyarakat. Misalnya, etika orang Jawa. Etika
dipakai dalam arti kumpulan asas atau nilai moral yang biasa disebut kode etik.
Kemudian etika dipakai dalam arti ilmu tentang yang baik dan buruk. Arti etika di
sini sama dengan filsafat moral.
Amsal Bakhtiar mengemukakan bahwa etika dipakai dalam dua bentuk arti:
pertama, etika merupakan suatu kumpulan mengenai pengetahuan, mengenai
penilaian terhadap perbuatan manusia. Kedua, suatu predikat yang dipakai untuk
membedakan hal-hal, perbuatan-perbuatan atau manusia-manusia yang lain.
Secara spesifik, Ahmad Amin mengatakan etika adalah suatu ilmu yang
menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh
sebagian orang kepada lainnya, mengatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia
di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang
harus diperbuat.
Berdasarkan pemahaman di atas, etika merupakan ilmu yang menyelidiki mana
yang baik dan buruk dengan melihat pada amal perbuatan manusia, sejauh yang
dapat diketahui oleh akal pikiran dan hati nurani manusia.
Agama merupakan suatu realitas yang eksis di kalangan masyarakat, sejak dulu
ketika manusia masih berada dalam fase primitif, agama sudah dikenal oleh mereka.
Meskipun hanya dalam taraf yang sangat sederhana sesuai dengan tingkat
kesederhanaan masyarakat waktu itu. Dari masyarakat yang paling sederhana
sampai kepada tingkat masyarakat yang modern, agama tetap dikenal dan dianut
dengan variasi yang berbeda. Dengan demikian agama tidak dapat dilepaskan dari
kehidupan manusia, kapan dan dimanapun.
Hubungan antara etika dengan agama sangat erat kaitannya, yakni adanya saling isi
mengisi dan tunjang menunjang. Keduanya terdapat persamaan dasar, yakni sama-
sama menyelidiki dan menentukan ukuran baik dan buruk dengan melihat pada
amal perbuatan manusia. Etika mengajarkan nilai baik dan buruk kepada manusia
berdasarkan akal pikiran dan hati nurani sedangkan agama mengajarkan nilai baik
dan buruk kepada manusia berdasarkan wahyu (kitab suci) yang kebenarannya
absolut (mutlak) dan dapat diuji dengan akal pikiran.
Etika Filosofis
15
Etika filosofis merupakan suatu etika yang berasal dari aktivitas berpikir yang
dilakukan oleh manusia atau bisa juga dikatakan bahwa etika merupakan bagian
dari ilmu filsafat. Etika filsafat memiliki sifat-sifat diantaranya :
• Empiris, ialah etika yang membahas mengenai sesuatu yang ada atau konkret.
Contohnya, filsafat hukum yang mempelajari mengenai hukum.
• Non Empiris, ialah etika dari cabang filsafat yang berusaha melampaui hal konkret
dengan seolah-olah menjadikan sama sesuatu yang ada di balik semua gejala konkret.

BAB III

PENUTUPAN

Kesimpulan.
Moral,etika dan agama merupakan hubungan timbal balik yang saling membutuhkan.
Etika tidak dapat berjalan sendiri dengan rasionalitasnya, Adapun agama tidak dapat
berjalan sendiri dengan doktrinnya. Etika tanpa agama menjadi kering dan agama tanpa
etika menjadi hambar. Etika yang baik adalah etika yang memberi ruang terhadap
kepekaan rasa dan tidak hanya mengandalkan rasio dalam bertindak. Karena etika
seperti ini hanya akan mendatangkan sebuah kebenaran subjektif yang tidak bernilai,
dan cenderung melupakan hakekat manusia sebagai mahluk religius. Kepekaan rasa itu
terdapat dalam agama. Sebaliknya agama pun harus mengakui pentingnya etika dalam
kehidupan bersama. Bahwa tanpa etika maka agama-agama akan sulit untuk mencari
nilai bersama, karena masing-masing agama mempunyai doktrin sendiri-sendiri.
Karena itulah etika mempunyai peran besar dalam agama-agama. Etika juga menjadi
penting untuk memahami dan menilai tindakan moral secara kritis dari setiap perilaku
moral manusia baik itu moral dasar,moral agama/etnis dan kesukuan , dan moral sosial.

DAFTAR PUTAKA

Moral, A. P. (1994). BAB I DASAR-DASAR PENGERTIAN MORAL. 1–15.


pdfcoffee.com_konsep-dasar-moral-pdf-free.pdf. (n.d.).
Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, M.A, Filsafat Agama (Wisata Pemikiram dan Kepercayaan Manusia),
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), Cet. Ke-4, p. 2.

16
17

Anda mungkin juga menyukai