OLEH
KELOMPOK 3
1
KATA PENGANTAR.
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang
tak lupa kita memanjatkan segala bentuk pujian hanya kepada-Nya yang telah melimpahkan
Rahmat,Hidayah dan Inayahya kepada kami,sehingga dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul KONSEP DASAR MORAL,AGAMA,DAN ETIKA.
Sholawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan Alam Nabi Besar
Muhammad SAW,yang telah membawa Umatnya dari alam kejahatan ,menuju keislaman yang
penuh kemuliaan seperti yang kita rasakan saat ini.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Muh.
Zubair,M.Pd pada mata kuliah Filsafat Etika. Kami menyadari, makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER……………………………………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………
Latar Belakang……………………………………………………………………
Rumusan Masalah………………………………………………………………..
Tujuan…………………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………
1. KONSEP DASAR MORAL
a. Dasar-Dasar Moral……………………………………………………..
b. Pengertian Moral Menurut Para Ahli…………………………………..
c. Jenis-Jenis Moral……………………………………………………….
d. Tujuan Dan Fungsi Moral………………………………………………
2.KONSEP DASAR AGAMA……………………………………………………
a.Pengertian Agama……………………………………………………….
b.Unsur-Unsur Agama…………………………………………………….
c.Fungsi Agama…………………………………………………………..
3. KONSEP DASAR ETIKA……………………………………………………
a. Pengertian Etika………………………………………………………..
b. Pengertian Menurut Ahli……………………………………………….
c. Fungsi Etika…………………………………………………………….
d. Pembagian Etika………………………………………………………..
e. Peran dan Manfaat Etika………………………………………………..
BAB III PENUTUPAN…………………………………………………………………..
1.KESIMPULAN…………………………………………………………………
2.DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..
3
BAB I
PENDAHULUAN
a. LATAR BELAKANG.
b. RUMUSAN MASALAH.
Dari uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan beberapa
masalah yang selanjutnya dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana Konsep Dasar Moral.
2. Bagaimana Konsep Dasar Agama.
3. Bagaimana Konsep Dasar Etika.
c. TUJUAN.
1. Mengetahui Konsep Dasar Moral.
2. Mengetahui Konsep Dasar Agama.
3. Mengetahui Konsep Dasar Etika.
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Konsep Dasar Moral.
a. Dasar-Dasar Pengertian Moral
Secara etimologis, kata moral berasal dari kata mos dalam bahasa Latin, bentuk
jamaknya mores, yang artinya adalah tata-cara atau adat-istiadat. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, moral diartikan sebagai akhlak, budi pekerti, atau susila. Secara
terminologis, terdapat berbagai rumusan pengertian moral, yang dari segi substantif
materiilnya tidak ada perbedaan, akan tetapi bentuk formalnya berbeda. Widjaja
menyatakan bahwa moral adalah ajaran baik dan buruk tentang perbuatan dan kelakuan
(akhlak). Al-Ghazali mengemukakan pengertian akhlak, sebagai padanan kata moral,
sebagai perangai (watak, tabiat) yang menetap kuat dalam jiwa manusia dan merupakan
sumber timbulnya perbuatan tertentu dari dirinya secara mudah dan ringan, tanpa perlu
dipikirkan dan direncanakan sebelumnya. Sementara itu Wila Huky, sebagaimana
dikutip oleh Bambang Daroesomerum uskan pengertian moral secara lebih
komprehensip rumusan formalnya sebagai berikut:
a) Moral sebagai perangkat ide-ide tentang tingkah laku hidup, dengan warna dasar
tertentu yang dipegang oleh sekelompok manusia di dalam lingkungan tertentu.
b) Moral adalah ajaran tentang laku hidup yang baik berdasarkan pandangan hidup atau
agama tertentu.
c) Moral sebagai tingkah laku hidup manusia, yang mendasarkan pada kesadaran, bahwa
ia terikat oleh keharusan untuk mencapai yang baik , sesuai dengan nilai dan norma
yang berlaku dalam lingkungannya.
Agar diperoleh pemahaman yang lebih jelas perlu diberikan ulasan bahwa substansi
materiil dari ketiga batasan tersebut tidak berbeda, yaitu tentang tingkah laku. Akan
tetapi bentuk formal ketiga batasan tersebut berbeda. Batasan pertama dan kedua
hampir sama, yaitu seperangkat ide tentang tingkah laku dan ajaran tentang tingkah
laku. Sedangkan batasan ketiga adalah tingkah laku itu sendiri Pada batasan pertama
dan kedua, moral belum berwujud tingkah laku, tapi masih merupakan acuan dari
tingkah laku. Pada batasan pertama, moral dapat dipahami sebagai nilai-nilai moral.
Pada batasan kedua, moral dapat dipahami sebagai nilai-nilai moral atau norma-norma
moral. Sedangkan pada batasan ketiga, moral dapat dipahami sebagai tingkah laku,
perbuatan, atau sikap moral. Namun demikian semua batasan tersebut tidak salah, sebab
dalam pembicaraan sehari-hari, moral sering dimaksudkan masih sebagai seperangkat
5
ide, nilai, ajaran, prinsip, atau norma. Akan tetapi lebih kongkrit dari itu , moral juga
sering dimaksudkan sudah berupa tingkah laku, perbuatan, sikap atau karakter yang
didasarkan pada ajaran, nilai, prinsip, atau norma.(Moral, 1994)
b. Pengertian Moral Menurut para ahli.
Moral adalah suatu istilah penting dalam pendidikan. Bahkan beberapa literatur
Barat yang menulis tentang pedagogiek menjelaskan bahwa pendidikan mempunyai
misi utama untuk menolong orang lain agar bisa menjadi dewasa dan bertanggung
jawab.Berikut merupakan pengertian moral menurut para ahli;
6
9. Menurut Merriam-webster: Moral adalah mengenai atau berhubungan dengan
apa yang benar dan salah dalam perilaku manusia, dianggap benar dan baik oleh
kebanyakan orang sesuai dengan standar perilaku yang tepat pada kelompok
atau masyarakat tersebut.
10. Menurut Baron dkk: Mengatakan bahwa moral yang terkait dengan pelarangan
dan mendiskusikan tindakan yang benar atau salah.
c. Jenis-Jenis Moral
JenisMoral, moral dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Moral Ketuhanan
Moral Ketuhanan ialah semua hal yang berhubungan dengan keagamaan
atau religius berdasarkan ajaran agama tertentu dan pengaruhnya terhadap
diri seseorang.Wujud moral ketuhanan, contohnya melaksanakan ajaran
agama yang dianut dengan sebaik-baiknya.Contoh ialah menghargai
sesama manusia, menghargai agama lain, dan hidup rukun dengan yang
berbeda agama.
7
aktivitas sesuai dengan aturan yang berlaku.Contoh yakni selalu
menggunakan perlengkapan yang diharuskan dan mematuhi rambu-rambu
lalu lintas ketika berkendara di jalan raya.
8
hasil atau dampak dari keberagamaan, bukan pada agama itu sendiri. Dengan
agama, seseorang atau suatu masyarakat akan hidup tertib dan teratur.
Agama adalah suatu sistem kepercayaan kepada Tuhan yang dianut oleh
sekelompok manusia dengan selalu mengadakan interaksi dengan-Nya. Pokok
persoalan yang dibahas dalam agama adalah eksistensi Tuhan. Tuhan dan hubunga
manusia dengan-Nya merupakan aspek metafisika, sedangkan manusia sebagai
makhluk dan bagian dari benda alam termasuk dalam kategori fisika. Dengan
demikian, filsafat membahas agama dari segi metafisika dan fisika. Namun, titik
tekan pembahasan filsafat agama lebih terfokus pada aspek metafisiknya ketimbang
aspek fisiknya. Aspek fisik akan lebih terang diuraikan dalam ilmu alam, seperti
biologi dan psikologi serta antropologi.
K.H. Taib Abdul Muin, juga memeberi pendapat bahwa kata agama berasal
dari bahasa sanskerta, yang mana A berarti tidak, dan Gama berarti kocar
kacir. Jadi agama berarti tidak kocar kacir, dalam artian agama itu teratur.
Sementara itu K.H. Zainal Arifin Abbas dan Sidi Gazalba , berpendapat
bahwa istilah agama dan religi serta Al Din itu berbeda-beda antara satu dan
lainnya. Masing masing mempunyai pengertian sendiri. Lebih jauh lagi, Gazalba
menjelaskan bahwa Al-din lebih luas pengertian nya dari pada pengertian agama
dan religi. Agama dan religi hanya berisi ajaran yang menyangkut aspek hubungan
antara manusia dan tuhan saja. Sedangkan al-din berisi dan memuat ajaran yang
mencakup aspek hubungan antara manusia dan tuhan dan hubungan sesama
manusia.
b. Unsur-Unsur Agama.
Menurut seorang ahli bernama Calhoun, Keller, and Leight, agama terdiri dari
beberapa elemen pokok, diantaranya adalah :
1. Adanya suatu unsur berupa kepercayaan terhadap agama yang menjadi prinsip
dan mengandung suatu kebenaran yang tidak dapat diragukan lagi.
2. Adanya simbol dari sebuah agama yang menjadi identitas.
3. danya praktik dalam keagamaan yang menjadi suatu bentuk konkret adanya
hubungan antara manusia dengan Tuhannya dan hubungan antar umat
beragama.
4. Adanya pengalaman keagamaan baik itu berbentuk pengalaman yang diyakini
penganutnya ataupun secara pribadi.
9
5. Adanya umat yang beragama yaitu masing masing penganut agama yang
bersangkutan.
c. Fungsi Agama
Agama ada di Indonesia bukan tanpa fungsi tertentu. beberapa fungsi dari
eksistensi agama di dunia ini adalah diantaranya :
1. Mampu memberikan pandangan dunia kepada manusia dan berpengaruh pada
kebudayaan manusia.
2. Mampu menjawab berbagai macam pertanyaan yang mungkin tidak mampu
dijawab oleh sesama manusia lain.
3. Mampu memberikan rasa kekitaan yang nantinya akan dipunyai dan diyakini
oleh sekumpulan manusia.
4. Mampu berperan dalam sebuah peranan sosial karena mengandung garis kode
etika bagi setiap penganutnya.
5. Mampu dijadikan sebagai sumber pedoman dalam berkehidupan.
6. Mampu dijadikan aturan dalam berhubungan antara manusia dengan
Tuhannya, antar sesama makhluk hidup, dan hubungan lainnya dalam
kehidupan.
7. Menentukan suatu tuntunan mengenai prinsip yang salah dan yang benar.
8. Menjadikan pedoman untuk dapat mengungkap suatu kebersamaan.
9. Dijadikan pedoman dalam membentuk sebuah keyakinan dan membentuk nilai
nilai dalam kehidupan.
10. Mengungkapkan bentuk dari keindahan dan sebagai pedoman dalam
berekreasi atau hiburan, serta
11. Berfungsi untuk memberi suatu identitas pada umat manusia karena telah
menjadi bagian dari sebuah agama.
13
g. Peran dan Manfaat Etika
Adapaun peran dan manfaat dari etika itu sendiri adalah sebagai berikut;
1. Peran.
2. Manfaaat.
• mengajak orang bersikap kritis dan rasional dalam mengambil keputusan secara
otonom,
• mengarahkan perkembangan masyarakat menuju suasana yang tertib, teratur, damai
dan sejahtera.
Manusia merupakan salah satu makhluk hidup yang sudah ribuan abad lamanya
menghuni bumi. Dalam prosesnya, pembinaan kepribadian manusia dipengaruhi
oleh lingkungan dan didukung oleh faktor pembawaan manusia sejak lahir. Terkait
dengan itu, manusia sebagai makhluk sosial, tidaklah terlepas dari nilai-nilai
kehidupan sosial. Oleh karena nilai akan selalu muncul apabila manusia
mengadakan hubungan sosial atau bermasyarakat dengan manusia lain. Dalam
pandangan sosial, etika dan agama merupakan hal yang sangat penting dalam
kehidupan manusia. Etika berasal dari bahasa Yunani ethikos, ethos (adat,
kebiasaan, praktek). Artinya sebuah pranata perilaku seseorang atau sekelompok
orang yang tersusun dari sebuah sistem nilai atau norma yang diambil dari gejala-
gejala alamiah masyarakat atau kelompok tersebut.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika dirumuskan dalam tiga arti, yaitu:
pertama, Ilmu tentang apa yang baik dan buruk dan tentang hak dan kewajiban
moral (akhlak). Kedua, kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
Ketiga, Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
14
masyarakat.K. Bertens mengatakan etika dapat dipakai dalam arti nilai-nilai dan
norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok
dalam mengatur tingkah lakunya, arti ini disebut juga sistem nilai dalam hidup
manusia perseorangan atau hidup bermasyarakat. Misalnya, etika orang Jawa. Etika
dipakai dalam arti kumpulan asas atau nilai moral yang biasa disebut kode etik.
Kemudian etika dipakai dalam arti ilmu tentang yang baik dan buruk. Arti etika di
sini sama dengan filsafat moral.
Amsal Bakhtiar mengemukakan bahwa etika dipakai dalam dua bentuk arti:
pertama, etika merupakan suatu kumpulan mengenai pengetahuan, mengenai
penilaian terhadap perbuatan manusia. Kedua, suatu predikat yang dipakai untuk
membedakan hal-hal, perbuatan-perbuatan atau manusia-manusia yang lain.
Secara spesifik, Ahmad Amin mengatakan etika adalah suatu ilmu yang
menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh
sebagian orang kepada lainnya, mengatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia
di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang
harus diperbuat.
Berdasarkan pemahaman di atas, etika merupakan ilmu yang menyelidiki mana
yang baik dan buruk dengan melihat pada amal perbuatan manusia, sejauh yang
dapat diketahui oleh akal pikiran dan hati nurani manusia.
Agama merupakan suatu realitas yang eksis di kalangan masyarakat, sejak dulu
ketika manusia masih berada dalam fase primitif, agama sudah dikenal oleh mereka.
Meskipun hanya dalam taraf yang sangat sederhana sesuai dengan tingkat
kesederhanaan masyarakat waktu itu. Dari masyarakat yang paling sederhana
sampai kepada tingkat masyarakat yang modern, agama tetap dikenal dan dianut
dengan variasi yang berbeda. Dengan demikian agama tidak dapat dilepaskan dari
kehidupan manusia, kapan dan dimanapun.
Hubungan antara etika dengan agama sangat erat kaitannya, yakni adanya saling isi
mengisi dan tunjang menunjang. Keduanya terdapat persamaan dasar, yakni sama-
sama menyelidiki dan menentukan ukuran baik dan buruk dengan melihat pada
amal perbuatan manusia. Etika mengajarkan nilai baik dan buruk kepada manusia
berdasarkan akal pikiran dan hati nurani sedangkan agama mengajarkan nilai baik
dan buruk kepada manusia berdasarkan wahyu (kitab suci) yang kebenarannya
absolut (mutlak) dan dapat diuji dengan akal pikiran.
Etika Filosofis
15
Etika filosofis merupakan suatu etika yang berasal dari aktivitas berpikir yang
dilakukan oleh manusia atau bisa juga dikatakan bahwa etika merupakan bagian
dari ilmu filsafat. Etika filsafat memiliki sifat-sifat diantaranya :
• Empiris, ialah etika yang membahas mengenai sesuatu yang ada atau konkret.
Contohnya, filsafat hukum yang mempelajari mengenai hukum.
• Non Empiris, ialah etika dari cabang filsafat yang berusaha melampaui hal konkret
dengan seolah-olah menjadikan sama sesuatu yang ada di balik semua gejala konkret.
BAB III
PENUTUPAN
Kesimpulan.
Moral,etika dan agama merupakan hubungan timbal balik yang saling membutuhkan.
Etika tidak dapat berjalan sendiri dengan rasionalitasnya, Adapun agama tidak dapat
berjalan sendiri dengan doktrinnya. Etika tanpa agama menjadi kering dan agama tanpa
etika menjadi hambar. Etika yang baik adalah etika yang memberi ruang terhadap
kepekaan rasa dan tidak hanya mengandalkan rasio dalam bertindak. Karena etika
seperti ini hanya akan mendatangkan sebuah kebenaran subjektif yang tidak bernilai,
dan cenderung melupakan hakekat manusia sebagai mahluk religius. Kepekaan rasa itu
terdapat dalam agama. Sebaliknya agama pun harus mengakui pentingnya etika dalam
kehidupan bersama. Bahwa tanpa etika maka agama-agama akan sulit untuk mencari
nilai bersama, karena masing-masing agama mempunyai doktrin sendiri-sendiri.
Karena itulah etika mempunyai peran besar dalam agama-agama. Etika juga menjadi
penting untuk memahami dan menilai tindakan moral secara kritis dari setiap perilaku
moral manusia baik itu moral dasar,moral agama/etnis dan kesukuan , dan moral sosial.
DAFTAR PUTAKA
16
17