Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ETIKA, NILAI, NORMA, MORAL DAN KARAKTER


Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata kuliah Pancasila

MATA KULIAH : PANCASILA


DOSEN PENGAMPU :
Bapak. Varidlo Fuad. M.Pd

KELOMPOK : 7
Muhammad Jejen Jaenudin : 2285130071
Muhammad Ibnu Abil : 2285130066
Wulan Sari : 2285130045

KEMENTRIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat, karunia serta kasih
sayang-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Proses Jasa Pendidikan ini dengan
sebaik mungkin. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi terakhir, peunutup para
Nabi sekaligus satu-satunya uswatun hasanah kita, Nabi Muhammad SAW.Tidak lupa kami
ucapkan terimakasih kepada Bapak Varidlo Fuad M.Pd selaku dosen Mata kuliah Pancasila.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan
kekeliruan baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan teknik pengetikan.
Walaupun demikian inilah usaha maksimal kami selaku penulis usahakan.
Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan
di harapakan kritik yang membangun dari para pembaca guna memperbaiki kesalahan sebagaimana
mestinya.

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 3
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 4
1.3 Tujuan .................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Etika ......................................................................................... 5
2.2 Pengertian Nilai, Norma, Moral dan Karakter ............................................ 5
2.3 Nilai Dasar, Nilai Instrumental, dan Nilai Praksis ...................................... 8
2.4 Hubungan Nilai, Norma, dan Moral ........................................................... 9
2.5 Aplikasi Nilai, Norma, dan Moral dalam Kehidupan Sehari-hari ................ 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpilan............................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 12

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Nilai norma dan moral adalah konsep-konsep yang saling terkait dalam hubungannya
dengan pancasila maka ketiganya akan memberikan pemahaman yang saling melengkapi sebagai
sistem etika. Moral merupakan tata cara dalam kehidupan, atau kebiasaan yang di gunakan dalam
individu atau kelompok sosial untuk mencapai kematangan (Sarwono, 2010: 25).
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu sistem nilai yang
menjadi sumber dari penjabaran norma baik norma hukum, norma moral maupun norma
kenegaraan lainnya. Disamping itu, terkandung juga pemikiran-pemikiran yang bersifat kritis,
mendasar, rasional, sistematis dan komprehensif. Oleh karena itu, suatu pemikiran filsafat adalah
suatu nilai-nilai yang mendasar yang memberikan landasan bagi manusia dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai tersebut dijabarkan dalam kehidupan yang
bersifat praksis atau kehidupan nyata dalam masyarakat, bangsa dan Negara maka diwujudkan
dalam norma-norma yang kemudian menjadi pedoman. Norma-norma itu meliputi Norma moral
Yang berkaitan dengan tingkah laku manusia yang dapat diukur dari sudut baik dan buruk, sopan
atau tidak sopan, susila atau tidak susila Norma hukum Sistem peraturan perundang-undangan yang
berlaku dalam suatu tempat dan waktu tertentu dalam pengertian ini peraturan hukum. Dalam
pengertian itulah Pancasila berkedudukan sebagai sumber dari segala sumber hukum. Dengan
demikian, Pancasila pada hakikatnya bukan merupakan suatu pedoman yang langsung bersifat
normatif ataupun praksis melainkan merupakan suatu sistem nilai nilai etika yang merupakan
sumber norma.

3
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Etika, Nilai, Norma, Moral dan Karakter ?


2. Apa pengertian Nilai Dasar, Nilai Instrumental, dan Nilai Praksis ?
3. Apa hubungan dari Nilai, Norma, dan Moral ?
4. Contohkan pengaplikasian dari Nilai, Norma, Moral dalam kehidupan sehari-hari

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu Etika, Nilai, Norma, Moral dan Karakter
2. Untuk mengetahui apa itu Nilai Dasar, Nilai Instrumental dan Nilai Praksis
3. Untuk mengetahui hubungan dari Nilai, Norma, dan Moral
4. Untuk memahami pengaplikasian dari Nilai, Norma, dan Moral

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Etika
Etika adalah kelompok filsafat praktis (filsafat yang membahas bagaimana manusia bersikap
terhadap apa yang ada), Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran
dan pandangan-pandangan moral. Etika yaitu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan
mengapa kita mengikuti suatu ajaran tertentu atau bagaimana kita bersikap dan bertanggung jawab
dengan berbagai ajaran moral. Etika terbagi menjadi dua kelompok yaitu, Etika Umum dan Etika
Khusus.
 Etika Umum, mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia.
Pemikiran etika beragam tetapi pada prinsipnya membicarakan asas-asas dari tindakan dan
perbuatan manusia, serta sistem nilai apa yang terkandung didalamnya.
 Etika khusus, membahas prinsip-prinsip tersebut diatas dalam hubungannya dengan
berbagai aspek kehidupan manusia, baik sebagai individu (etika individual) maupun
makhluk sosial (etika sosial).
Etika khusus dibagi menjadi 2 macam yaitu Etika Individual dan Etika Sosial.
1. Etika Individual membahas kewajiban manusia terhadap dirinya sendiri dan dengan
kepercayaan agama yang dianutnya serta kewajiban dan tanggung jawabnya terhadap
Tuhannya.
2. Etika Sosial membahas norma-norma sosial yang harus dipatuhi dalam hubungannya
dengan manusia, masyarakat, bangsa dan Negara.

2.2 Pengertian Nilai, Norma, Moral dan Karakter


1. Pengertian Nilai
Nilai (value) adalah suatu gagasan yang di anggap berharga dalam kehidupan manusia, yaitu
tentang apa yang di anggap baik, layak, pantas, benar, penting, indah, dan di kehendaki oleh
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Nilai dapat menjadi cerminan serta gambaran akan hidup
dan tatanan masyarakat yang saling membantu dan membangun keteraturan sosialnya. Nilai
bersumber pada budi yang berfungsi mendorong mengarahkan (motivator) sikap dan perilaku
manusia. Nilai sebagai suatu sistem merupakan salah satu wujud kebudayaan di samping sistem
sosial dan karya.
Pandangan para ahli tentang nilai-nilai yang terdapat dalam masyarakat :

5
a. Alport mengidentifikasikan nilai-nilai yang terdapat dalam kehidupan masyarakat dalam
enam macam, yaitu :
 Nilai teori
 Nilai ekonomi
 Nilai estetika
 Nilai politik
 Nilai religi
 Nilai sosial
b. Max sceheler, mengelompokkan nilai menjadi empat tingkatan, yaitu :
 Nilai kenikmatan
 Nilai kehidupan
 Nilai kejiwaan
 Nilai kerohanian
c. Notonagoro, membedakan nilai menjadi tiga, yaitu :
 Nilai material
 Nilai vital
 Nilai kerohanian
Nilai berperan sebagai pedoman menentukan kehidupan setiap manusia. Nilai manusia
berada dalam hati.

2. Pengertian Norma
Norma adalah perwujudan martabat manusia sebagai mahluk budaya, moral, religi, dan
sosial. Norma merupakan suatu kesadaran dan sikap luhur yang dikehendaki oleh tata nilai untuk
dipatuhi. Oleh karena itu norma dalam perwujudannya norma agama, norma filsafat, norma
kesusilaan, norma hukum dan norma sosial. Norma memiliki kekuatan untuk dipatuhi karena
adanya sanksi.
Norma-norma yang terdapat dalam masyarakat antara lain :
 Norma agama : adalah ketentuan hidup masyarakat yang bersumber pada agama
 Norma kesusilaan : adalah ketentuan hidup yang bersumber pada hati nurani, moral atau
filsafat hidup.
 Norma hukum : adalah ketentuan-ketentuan tertulis yang berlaku dan bersumber pada UU
suatu Negara tertentu.
 Norma sosial : adalah ketentuan hidup yang berlaku dalam hubungan antara manusia dalam
masyarakat.

6
3. Pengertian Moral
Moral (Bahasa Latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang
lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut
amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya.
Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral secara ekplisit adalah
hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak bisa
melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang mempunyai nilai implisit karena banyak
orang yang mempunyai moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat
dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus mempunyai moral jika ia ingin
dihormati oleh sesamanya. Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara
utuh.
Contoh moral adalah: Tidak terdapat adanya pemaksaan suatu agama tertentu kepada orang
lain, dengan demikian masyarakat dan bangsa Indonesia menjunjung tinggi nilai nilai HAM. Dapat
dicontoh dalam hal nya pendidikan. Seorang siswa yang ingin bersekolah tapi dengan tidak dana
maka ia tak dapat sekolah sampai cita-citanya tidak terwujud.
Contohnya moral dalam halnya kehidupan sehari kalau kita menemukan tas yang di
dalamnya berisikan dokumen penting dan juga sejumlah uang yang Seandainya kita memiliki moral
yang baik maka kita akan memberikan tas itu pada kepemiliknya kalau tidak pada yang berwajib.

4. Pengertian Karakter
karakter dalam Kamus Bahasa Indonesia berarti watak, yakni sifat pembawaan yang
mempengaruhi tingkah laku, budi pekerti, tabiat dan perangai yang membedakan seseorang dari
yang lainnya. Dalam pengertian itu, maka membangun karakter dapat dimaknai sebagai suatu
proses mengukir atau memahat jiwa
manusia sehingga dapat memiliki nilai-nilai yang melandasi pemikiran, sikap dan
perilakunya secara baik. Karakter ini erat kaitannya dengan kebiasaan (habit) yang secara terus
menerus dipraktekkan.Oleh karenanya membangun karakter memerlukan waktu lama dan terus
menerus, sehingga tingkah laku itu menjadi kebiasaan dan membentuk watak atau tabiat seseorang.
Berkaitan dengan konsep itu, maka karakter keindonesiaan Pancasila dimaksudkan pada
cara berpikir, pola sikap dan perilaku warga negara Indonesia yang berlandaskan nilai-nilai luhur
Pancasila dan UUD 1945. Dengan demikian pembangunan karakter bangsa keindonesiaan juga
dimaknai sebagai proses terus menerus dalam membina, memperbaiki dan mewariskan konsep dan
nilai-nilai luhur budaya Indonesia yang dijiwai nilai-nilai Pancasila dan norma yang berlandaskan

7
UUD 1945. Sehingga nilai-nilai itu mempribadi (internalized, personalized) ke dalam diri individu
maupun bangsa Indonesia.

2.3 Nilai Dasar, Nilai Instrumental dan Nilai Praksis


1. Nilai Dasar
Meskipun nilai bersifat abstrak dan tidak dapat diamati oleh panca indra manusia, namun
dalam kenyataannya nilai berhubungan dengan tingkah laku manusia. Setiap meiliki nilai dasar
yaitu berupa hakikat, esensi, intisari atau makna yang dalam dari nilai-nilai tersebut. Nilai dasar
berifat universal karena karena menyangkut kenyataan obyek dari segala sesuatu. Contohnya
tentang hakikat Tuhan, manusia serta mahkluk hidup lainnya.
Apabila nilai dasar itu berkaitan dengan hakikat Tuhan maka nilai dasar itu bersifat mutlak
karena Tuhan adalah penyebab pertama. Nilai dasar yang berkaitan dengan hakikat manusia maka
nilai-nilai itu harus bersumber pada hakikat kemanusiaan yang dijabarkan dalam norma hukum
yang di istilahkan dengan hak dasar (hak asasi manusia). Dan apabila nilai dasar itu berdasarkan
kepada hakikat suatu benda (kuatutas,aksi, ruang dan waktu) maka nilai dasar itu juga dapat disebut
sebagai norma yang direalisasikan dalam kehidupan yang praksis. Nilai dasar yang menjadi sumber
etika bagi bangsa Indonesia adalah nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

2. Nilai Instrumental
Nilai instrumental adalah nilai yang menjadi pedoman pelaksanaan dari nilai dasar. Nilai
dasar belum dapat bermakna sepenuhnya apabila belum memiliki formulasi serta parameter atau
ukuran yang jelas dan konkrit. Apabila nila instrumental itu berkaitan dengan tingkah laku manusia
dalam kehidupan sehari-hari maka itu akan menjadi norma moral. Namun apabila nilai instrumental
itu berkaitan dengan suatu organisasi atau Negara, maka nilai instrumental itu merupakan suatu
arahan, kebijakan, atau strategi yang bersumber pada nilai dasar sehingga dapat juga dikatakan
bahwa nilai instrumental itu merupakan suatu eksplisitasi dari nilai dasar. Dalam kehidupan
ketatanegaraan Republik Indonesia, nilai-nilai instrumental dapat ditemukan dalam pasal-pasal
undang-undang dasar yang merupakan penjabaran Pancasila.

3. Nilai Praksis
Nilai praksis merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai instrumental dalam kehidupan
yang lebih nyata dengan demikian nilai praksis merupakan pelaksanaan secara nyata dari nilai-nilai
dasar dan nilai-nilai instrumental.

8
2.4 Hubungan Nilai, Norma, dan moral
Keterkaitan nilai, norma dan moral merupakan suatu keyataan yang seharusnya tetap
terpelihara di setiap waktu pada hidup dan kehidupan manusia. Keterkaitan itu mutlak digaris
bawahi bila seorang individu, masyarakat, bangsa dan Negara menghendaki fondasi yang kuat
tumbuh dan berkembang. Sebagaimana tersebut diatas maka nilai akan berguna menuntun sikap dan
tingkah laku manusia bila dikonkritkan dan diformulakan menjadi lebih obyektif sehingga
memudahkan manusia untuk menjabarkannya dalam aktivitas sehari-hari. dalam kaitannya dengan
moral maka aktivitas turunan dari nilai dan norma akan memperoleh integritas dan martabat
manusia. Derajat kepribadian itu amat ditentukan oleh moralitas yang mengawalnya. Sementara itu
hubungan antara moral dan etika seringkali disejajarkan arti dan maknanya. Namun demikian, etika
dalam pengertiannya tidak berwenang menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan
seseorang. Wewenang itu dipandang berada di tangan pihak yang memberikan ajaran moral.

2.5 APLIKASI NILAI, NORMA, DAN MORAL DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI


Dalam kehidupan kita akan selalu berhadapan dengan istilah nilai dan norma dan juga moral
dalam kehidupan sehari-hari. Dapat kita ketahui bahwa yang dimaksud dengan nilai social
merupakan nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa
yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh, orang menanggap menolong memiliki nilai
baik, sedangkan mencuri bernilai buruk. Dan dapat juga dicontohkan, seorang kepala keluarga yang
belum mampu memberi nafkah kepada keluarganya akan merasa sebagai kepala keluarga yang
tidak bertanggung jawab. Demikian pula, guru yang melihat siswanya gagal dalam ujian akan
merasa gagal dalam mendidik anak tersebut. Bagi manusia, nilai berfungsi sebagai landasan, alasan,
atau motivasi dalam segala tingkah laku dan perbuatannya. Nilai mencerminkan kualitas pilihan
tindakan dan pandangan hidup seseorang dalam masyarakat. Itu adalah yang dimaksud dan juga
contoh dari nilai.
Dapat di jelaskan juga bahwa yang dimaksud norma social adalah patokan perilaku dalam
suatu kelompok masyarakat tertentu. Norma sering juga disebut dengan peraturan sosial. Norma
menyangkut perilaku-perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya.
Keberadaan norma dalam masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu kelompok agar
bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk. Pada dasarnya, norma disusun agar
hubungan di antara manusia dalam masyarakat dapat berlangsung tertib sebagaimana yang di
harapkan.
Tingakat norma dasar didalam masyarakat dibedakan menjadi 4 yaitu:
1). Cara
Contoh: cara makan yang wajar dan baik yaitu mengeluarkan suara
9
2). Kebiasaan
Contoh: Memberi hadiah kepada orang-orang yang berprestasi dalam suatu kegiatan atau
kedudukan, memakai baju yang bagus pada waktu pesta.
3). Tata kelakuan
Contoh: Melarang pembunuhan, pelecehan seksual, atau menikahi saudara kandung.
4). Adat istiadat, Misalnya orang yang melanggar hukum adat akan dibuang dan diasingkan ke
daerah lain, upacara adat (misalnya di Bali).

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Dari hasil pembelajaran penulis selama melaksanakan penyusunan makalah ini, penulis atau
penyusun dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
Pancasila memegang peranan dalam perwujudan sebuah sistem etika yang baik di negara ini. Di
setiap saat dan dimana saja kita berada kita diwajibkan untuk beretika disetiap tingkah laku kita.
Seperti tercantum di sila kedua pada Pancasila, yaitu “ Kemanusian yang adil dan beradab”
sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran pancasila dalam membangun etika bangsa ini
sangat berandil besar. Dengan menjiwai butir-butir Pancasila masyarakat dapat bersikap sesuai etika
baik yang berlaku dalam masyarakat, bangsa dan negara.

11
DAFTAR PUSTAKA

Syamsudin. 2009. Pendidikan pancasila menempatkan pancasila dalam konteks keislaman


dan keindonesiaan. Yogyakarta : Total Media
Nilai, norma, moral, etika dan pandangan hidup perlu di pahami media.neliti.com
https://media.neliti.com ›
http://komplitpendidikn.blogspot.com/2017/04/pengertian-nilai-norma-etika-moral-
dan.html?m=1

12

Anda mungkin juga menyukai