Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA

MEMAHAMI KONSEP MORAL


DALAM BERAGAMA

Di susun Oleh :
Kelompok 3
Mohamad Danial (24622006)
Muhamad Hendar Ali (24622007)
Nazwa Putri Sukmana (24622008)
Rahman Apriana (24622012)
Ramita Fatia Sarah (24622014)

Dosen Pembimbing :
Oyon Suryono, S. Pd. I

PROGRAM STUDI AKADEMI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
AKADEMI FARMASI PERSADA KOTA SUKABUMI
SUKABUMI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
Pemberian kompensasi. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang di
berikan dalam mata kuliah Pendidikan Pancasila di Akfar Persada Sukabumi.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak
yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik.

Sukabumi, 05 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

I.2 Rumusan Masalah ................................................................................. I.3

I.3Tujuan...........................................................................................................

BAB II. PEMBAHASAN

Pengertian Konsep Moral Dalam Beragama................................................. II.2

Contoh Konsep Moral Dalam

Beragama

BAB III. PENUTUP

Kesimpulan .................................................................................................. III.2

Saran ............................................................................................................ III.3

Penutup

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Moral dalam kehidupan manusia memiliki kedudukan yang amat


penting. Nilai-nilai moral sangat diperlukan bagi manusia, baik kapasitasnya
sebagai pribadi (individu) maupun sebagai anggota suatu kelompok
(masyarakat dan bangsa). Peradaban suatu bangsa dapat dinilai melalui karakter
moral masyarakatnya. Moral memiliki kedudukan yang amat penting karena,
manusia dalam hidupnya harus taat dan patuh pada norma-norma, aturan-aturan,
adat istiadat, undang-undang, dan hukum yang ada dalam suatu masyarakat.
Norma-norma, aturan-aturan, undang-undang, dan hukum, baik yang dibuat atas
kesepakatan sekelompok manusia atau aturan yang berasal dari hukum Tuhan
(wahyu). Berkaitan dengan norma-norma, aturan-aturan, adat istiadat,
undangundang, dan hukum yang mengatur kehidupan manusia, maka faedah
atau fungsi moral adalah agar manusia dapat hidup sesuai dengan norma yang
disepakati dalam komunitas kehidupan manusia mau pun hukum dari Tuhan.
Menurut Ahmad Amin (1975: 6) berpendapat bahwa faedah mempelajari moral
(etika) adalah agar manusia mengetahui tentang mana yang baik dan mana yang
buruk. Nilai-nilai moral dalam kehidupan manusia, dapat mempengaruhi dan
mendorong manusia untuk membentuk hidup suci dan menghasilkan kebaikan,
kesempurnaan, dan memberi faedah kepada sesama manusia. Sementara itu
Amin Syukur (2010: IV) berpendapat bahwa orang yang mempelajari moral
(ilmu akhlak) tidak akan otomatis menjadi orang yang berakhlak, karena akhlak
adalah keadaan hati yang mendorong kepada perilaku atau ucapan baik atau
buruk, tanpa dipikir atau direnungkan terlebih dahulu. Maka dengan demikian
dapat dikatakan bahwa faedah mempelajari moral sebagai ilmu (filsafat moral)
adalah agar mendorong manusia berbuat sesuai kaedah-kaedah moral.

Berkaitan dengan kaedah-kaedah, aturan-aturan atau hukum moral,


Ahmad Amin (1975: 123) berpendapat bahwa, perbuatan yang dapat dikenai
oleh hukum moral adalah perbuatan yang dilakukan oleh manusia secara sadar
dan disengaja. Berdasarkan pendapat di atas, maka moral dapat berfungsi
sebagai hukum atau aturan bagi manusia. Dengan demikian dapat dikemukakan
bahwa perbuatan yang dapat diberi hukum atau sangsi moral adalah perbuatan
yang dilakukan dengan sadar dan di sengaja. Lebih lanjut Ahmad Amin (1975:
135-140) mengemukakan bahwa, selain hukum yang dibuat untuk hubungan
manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan Tuhannya, terdapat
pula “Undang-Undang alam” atau hukum alam. Sebagai contoh sejak dahulu
ketika terjadi pengundulan hutan maka akibat yang akan timbul adalah
terjadinya tanah longsor dan banjir. Ketika manusia tidak tunduk pada hukum
alam, maka manusia akan menerima hukuman dari alam ini.

3
I.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang sudah diuraikan sebelumnya, peneliti membuat
rumusan dari penelitian ini, yaitu: mencari konsep moral dalam beragama

I.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan penelitian ini adalah untuk
mengetahui konsep moral dalam beragama.

4
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Konsep Moral dalam Dalam Beragama

Secara etimologis, kata moral berasal dari kata mos dalam bahasa
Latin,bentuk jamaknya mores, yang artinya adalah tata-cara atau adat-istiadat.
Moral adalah rangkaian nilai tentang berbagai macam perilaku yang harus
dipatuhi. Moral adalah ajaran tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan, akhlak,
kewajiban dan sebagainya.

Menurut KBBI, moral adalah baik buruk yang diterima umum mengenai
perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya. Moral adalah standar perilaku yang
berlaku yang memungkinkan orang untuk hidup secara kooperatif dalam
kelompok. Moral mengacu pada sanksi masyarakat apa yang benar dan dapat
diterima.

Kata moral juga sering disinonimkan dengan etika, yang berasal dari kata
ethos dalam bahasa Yunani Kuno, yang berarti kebiasaan, adat, akhlak, watak,
perasaan, sikap, atau cara berfikir. Moralitas menggambarkan nilai-nilai tertentu
dari kelompok tertentu pada titik waktu tertentu. Kebanyakan moral tidak tetap.
Mereka biasanya bergeser dan berubah seiring waktu.

Pengertian Moral menurut para ahli


a. Al-Ghazali
Menurut Al-Ghazali, moral adalah perangai (watak, tabiat) yang menetap
kuat dalam jiwa manusia dan merupakan sumber timbulnya perbuatan
tertentu dari dirinya secara mudah dan ringan, tanpa perlu dipikirkan dan
direncanakan sebelumnya.

b. Helden dan Richards


Moral adalah suatu kepekaan dalam pikiran perasaan, dan tindakan
dibandingkan dengan tindakan lain yang tidak hanya berupa kepekaan
terhadap prinsip dan aturan.

c. Baron, dkk
Moral adalah hal-hal yang berhubungan dengan larangan dan tindakan yang
membicarakan salah atau benar.

d. Chaplin
Moral adalah segala akhlak yang cocok dengan ketentuan sosial, atau
mencantol hukum atau adat kelaziman yang menata tingkah laku.

e. Hurlock
Moral merupakan suatu tata cara, kebiasaan, dan adat. Perilaku moral
dikendalikan konsep konsep moral atau ketentuan perilaku yang sudah
menjadi kebiasaan untuk anggota sebuah budaya.
5
f. Immanuel Kant
Moral adalah sesuatu urusan kenyakinan serta sikap batin dan tidak saja hal
sebatas penyesuaian dengan sejumlah aturan dari luar, entah tersebut aturan
berupa hukum negara, hukum agama atau hukum adat-istiadat

Adapun macam peran nilai dan moral dalam masyarakat adalah sebagai berikut :

1. Religius, Yaitu perilaku yang patuh terhadap pelaksanaan ajaran agama yang
dianutnya.
2. Jujur, Perilaku yang didasarkan pada upaya agar sealu dipercaya dalam
perkataan maupun perbuatan yang dilakukan.
3. Disiplin, Perilaku disiplin menunjukkan perilaku yang tertib pada berbagai
aturan. Adapun perilaku disiplin menunjukkan upaya bersungguh-sungguh
dalam mengatasi berbagai hambatan serta menyelesaikan tugas sebaik-
baiknya.
4. Toleransi, Toleransi adalah sikap saling menghargai terhadap perbedaan
agama, suku, etnis, dan tindakan orang lain yang berbeda dengan dirinya.
5. Mandiri, Sikap yang mencerminkan perilaku tidak mudah bergantung pada
orang lain dalam menyelesaikan kewajiban.
6. Kreatif, Kreatif yaitu sebuah tindakan dalam berpikir dan melakukan sesuatu
untuk menghasilkan hal yang baru.
7. Kerja keras, Yaitu sebuah perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-
sungguh dalam mengatasi berbagai masalah.
8. Rasa nasionalisme, Yaitu sebuah cara berpikir, bersikap, dan berbuat untuk
menunjukkan rasa kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan ringgi terhadap
negara.
9. Rasa keingintahuan, Tindakan yang selalu mengupayakan untuk mengetahui
lebih mendalam terhadap sesuatu yang dihadapinya.
10. Peduli terhadap lingkungan, Sikap dan tindakan yang berupaya mencegah
kerusakan lingkungan alam di sekitarnya serta mengembangkan upaya untuk
memperbaiki kerusakan alam yang telah terjadi.
11. Bertanggung jawab, Yaitu sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan
kewajiban yang seseorang lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan, negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Ada 3 alasan penting keterkaitan antara moral dan agama menurut


pendapat dan perspektif salah satu tokoh filsafat yang berasal dari Indonesia
Justin Sudarminta

1. Moralitas berhubungan dengan bagaimana manusia mencapai hidup yang


baik. Kehidupan yang baik bisa tercapai setelah manusia melaksanakan
seluruh perintah Tuhan. Perintah-perintah Tuhan itu bisa diketahui dalam
rangka agama. Maka jelas bahwa moralitas mengandaikan agama, jika
hidup ingin mendapat keberuntungan dan kebaikan maka ikuti perintah
Tuhan tanpa melanggar sama sekali.

2. Agama merupakan pranata sosial yang paling kuno yang mengatur tentang
bagaimana manusia bisa mencapai kebaikan. Eksistensi agama bahkan
mendahului prinsip moral dan hukum suatu masyarakat. Apalagi moralitas
6
dalam suatu masyarakat tradisional yang sangat berkaitan erat dengan
norma-norma agama.

3. adanya realitas mutlak yang memberi pahala kepada mereka yang


bertindak secara moral. Maka agama menjadi penjamin kuat bagi hidup
bermoral.

II.2 Contoh Konsep Moral Dalam Beragama

a. Mencium tangan orang tua saat hendak keluar rumah

7
b. Membuang sampah tepat pada tempatnya

c. Ibadah tepat waktu

8
d. Memberi makan kucing maupun hewan lainnya apabila bersikap ingin
memelihara

e. Menghargai pendapat orang lain saat rapat sedang berlangsung

9
BAB III
PENUTUP

III.1 KESIMPULAN

Kehidupan yang dinamis dituntut tidak hanya cerdas dalam menyikapi


hidup melainkan juga diperlukan sikap dan bermoral. Moral itu sendiri berarti
suatu perilaku dan pemahaman yang dimiliki setiap manusia sehingga mampu
mengerti setiap tindakan yang dilakukannya adalah benar. Dengan demikian,
setiap tindakan harus dipertimbangkan sesuai dengan moral yang baik.

Dalam kehidupan sehari-hari manusia sangat memerlukan moral, karena


tanpa moral, kehidupan akan kacau balau, tidak hanya kehidupan
perseorangan tetapi juga kehidupan masyarakat dan negara, karena orang
sudah tidak peduli lagi tentang baik buruk atau halal dan haram. Moral dapat
digali dan diperoleh dalam agama, karena agama adalah sumber moral. di
setiap aspek kehidupan dilihat dari segi individualisme maupun secara umum
dibutuhkan sebagai pedoman dalam menentukan arah tindakan yang akan
dibutuhkan. Misalnya, dibutuhkan moral sebagai seorang pemimpin dan
dalam menjalani kehidupan bermasyarakat

III.2 SARAN

Untuk mengatasi kemerosotan moral sudah selayaknya sebagai umat


manusia dan individu yang beradab harus memperhatikan norma-norma yang
berlaku dengan menjadi pribadi yang bermoral. Maka, dalam kehidupan
bermasyarakat kita harus berpegang teguh pada aturan-aturan moral yang
benar. Mengingat moral merupakan faktor utama untuk mencapai kesuksesan
atas apapun rencana dan tindakan yang kita lakukan.

Kami sangat mengharapkan, dengan diselesaikannya makalah ini, baik


pembaca maunpun penulis dapat menerapkan moral yang baik dalam
kehidupan sehari-hari.

III.3 PENUTUP

Dengan ucapan syukur, alhamdulilahi rabbil ‘alamin yang tiada batasnya,


atas rahmat yang telah Allah SWT. Berikan kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari akan banyaknya
keterbatasan, sehingga uraian makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun dari semua pihak yang membaca
sangat penulis harapkan demi proses menuju kesempurnaan yang lebih lanjut.
makalah ini. Tak lupa pula shalawat serta salam yang tak pernah henti-hentinya
penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Yang karena
10
jasanya telah membawa kita menuju jalan yang di ridhoi oleh Allah SWT.
Kepada para pembaca, penulis ucapkan terima kasih karena telah meluangkan
waktunya untuk membaca hasil karya penulis. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis, juga bagi para pembaca sehingga dapat mengambil
pelajaran yang positif dari makalah ini. Semoga Allah senantiasa memberikan
kita ridhonya.

DAFTAR PUSTAKA

Arstrong (1996: 109).

KBBI, h.15.

Ensiklopedi Nasioanl Indonesia (1990: 205).

Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 237

Webster’s Dictionary (1979: 627 )

Ahmad Amin (1975: 6).

Amin Syukur (2010: IV).

Ahmad Amin (1975: 123).

Ahmad Amin (1975: 135-140).

hot.liputan6.com Anugrah Ayu Sendari (06 April 2021, 11.05 WIB)

kumparan.com Rita Apriliya Cantika (9 Desember 2020 15:17)

dosensosiologi.com (04-11-2022, 21.28 WIB)

www.academia.edu (05-11-2022, 12.32 WIB)

11

Anda mungkin juga menyukai