MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Dan Profesi Guru
Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing :
Machfudzil Asror, S.Pd.I., M.Pd.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Etika Profesi Guru ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan mengenai etika profesi guru. Semoga makalah
sederhana ini dapat memberikan informasi dan dapat dipahami oleh siapapun
yang membacanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………….... 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………… 2
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan………………………………………………………... 12
B. Saran………………………………………………………………. 13
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan. Hal ini juga dipertegas dalam
kode etik guru butir Sembilan bahwa Guru melaksanakan segala kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang pendidikan (PGRI, 1973). Maka tugas guru akan efektif
jika memiliki derajat profesionalitas tertentu yang tercermin dari kompetensi,
kemahiran, kecakapan, atau keterampilan yang memenuhi standar mutu atau
norma etik tertentu.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Etika
a. Pengertian
Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang
berarti, karakter, watak, kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Sebagai suatu
subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun
kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu
salah atau benar, buruk atau baik.
Etika (ethic) bermakna sekumpulan azas atau nilai yang berkenaan dengan
akhlak, tata cara (adat, sopan santun) nilai mengenai benar dan salah tentang hak
dan kewajiban yang dianut oleh suatu golongan atau masyarakat.
3
sehingga menghasilkan kualitas pribadi dan kinerja yang efektif, efisien, dan
produktif.
Menurut KBBI : Etika dirumuskan dalam 3 arti yaitu tentang apa yang baik dan
apa yang buruk, nilai yang berkenaan dengan akhlak, dan nilai mengenai benar
dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
b. Macam-Macam Etika
Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik
dan buruknya prilaku manusia :
1. Etika Deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan
rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia
dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif
memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang
prilaku atau sikap yang mau diambil.
2. Etika Normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan
pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini
sebagai sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus
memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan
diputuskan.
4
pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai
baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat di analogkan dengan
ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-
teori.
b) Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku
manusia sebagai anggota umat manusia.
Perlu diperhatikan bahwa etika individual dan etika sosial tidak dapat dipisahkan
satu sama lain dengan tajam, karena kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan
sebagai anggota umat manusia saling berkaitan. Etika sosial menyangkut
hubungan manusia dengan manusia baik secara langsung maupun secara
kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara), sikap kritis terhadap pandangan-
pandangan dunia dan idiologi-idiologi maupun tanggung jawab umat manusia
terhadap lingkungan hidup.
5
Dari definisi etika tersebut diatas, dapat segera diketahui bahwa etika
berhubungan dengan empat hal sebagai berikut :
2. Dilihat dari segi sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran atau filsafat.
Sebagai hasil pemikiran, maka etika tidak bersifat mutlak, absolute dan
tidak pula universal. Iaterbatas,dapatberubah, memilikikekurangan,
kelebihandansebagainya.
3. Dilihat dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan
penetap terhadap sesuatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia, yaitu
apakah perbuatan tersebut akan dinilai baik, buruk, mulia, terhormat, hina
dan sebagainya. Dengan demikian etika lebih berperan sebagai konseptor
terhadap sejumlah perilaku yang dilaksanakan oleh manusia.
4. Dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relative yakni dapat berubah-ubah
sesuai dengan tuntutan zaman.
Dari segi bahasa berasal dari bahasa latin, mores yaitu jamak dari kata mos
yang berarti adat kebiasaan. Di dalam kamus umum bahasa Indonesia dikatan
bahwa moral adalah penetuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan.
6
Dari segi istilah, moral adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menentukan batas-batas dari sifat, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara
layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk.
1. Ciri-Ciri Nilai
a. Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia. Nilai
yang bersifat abstrak tidak dapat diindra. Hal yang dapat diamati hanyalah
objek yang bernilai itu. Misalnya, orang yang memiliki kejujuran.
Kejujuran adalah nilai,tetapi kita tidak bisa mengindra kejujuran itu. Yang
dapat kita indra adalah kejujuran itu.
2. Macam-Macam Nilai
8
c. Nilai etika/moral adalah nilai baik buruk.
Nilai moral adalah suatu bagian dari nilai, yaitu nilai yang menangani
kelakuan baik atau buruk dari manusia moral selalu berhubungan dengan nilai,
tetapi tidak semua nilai adalah nilai moral.
Moral berhungan dengan kelakuan atau tindakan manusia. Nilai moral inilah yang
lebih terkait dengan tingkah laku kehidupan kita sehari-hari notonegoro dalam
kaelan (2000) menyebutkan adanya 3 macam nilai. Ketiga itu adalah sebagai
berikut:
a. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani
manusia atau kebutuhan ragawi manusia.
b. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
mengadakan kegiatan atau aktivitas.
c. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
Nilai kerohanian meliputi:
Kehidupan urban dan hubungan intra social yang demikian cepat saat ini
mengubah pola dan gaya hidup di lingkunagan masyarakat. Keluarga, sekolah,
dan lingkungan sebagai benteng dan pilar untuk mendidik moral dan akhlak mulia
9
dikhawatirkan semakin mendesak, tayangan televisi ditakutkan menjadi guru yang
terdasyat.
Komaruddin menyebutkan, ada dua hal yang perlu diperhatikan jika berbicara
mengenai akhlak mulia,:
Ada beberapa persamaan antara etika, moral dan susila sebagai berikut:
1. Etika, moral dan susila mengacu kepada ajaran atau gambaran tentang
perbuatan, tingkah laku, sifat, dan perangkai yang baik.
2. Etika, moral dan susila merupakan prinsip atau aturan hidup manusia
untuk menakar martabat dan harakat kemanusiaannya. Sebaliknya semakin
rendah kualitas etika, moral dan susila seseorang atau sekelompok orang,
maka semakin rendah pula kualitas kemanusiaannya.
3. Etika, moral dan susila seseorang atau sekelompok orang tidak semata-
mata merupakan faktor keturunan yang bersifat tetap, stastis, dan konstan,
tetapi merupakan potensi positif yang dimiliki setiap orang. Untuk
pengembangan potensi positif tersebut diperlukan pendidikan, pembiasaan,
dan keteladanan, serta dukungan lingkungan, mulai dari lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat secara terus menerus,
berkesinambungan, dengan tingkat konsistensi yang tinggi.
Selain ada persamaan antara etika, moral dan susila sebagaimana diuraikan
di atas terdapat pula beberapa segi perbedaan yang menjadi ciri khas masing-
masing dari keempat istilah tersebut. Berikut ini adalah uraian mengenai segi-segi
perbedaan yang dimaksud:
Sifat Pemikiran:
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kode etik guru Indonesia berfungsi sebagai landasan moral dan pedoman
tingkah laku setiap guru dalam menjalankan tugas pengabdiannya sebagai guru,
baik didalam maupun di luar sekolah serta dalam kehidupan sehari-hari di
masyarakat . Seperti yang kita ketahui bahwa guru juga termasuk pegawai
pemerintah . Oleh karena itu ada undang-undang tersendiri yang mengatur tentang
kode etik kepegawaian yang terdapat dalam undang-undang Nomor 8 Tahun 1974
tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. Pasal 28 Undang-Undang ini dengan jelas
menyatakan bahwa “Pegawai Negeri Sipil mempunyai Kode Etik sebagai
pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan di dalam dan di luar kedinasan.”
Dalam penjelasan Undang-Undang tersebut dinyatakan bahwa dengan adanya
Kode Etik ini, Pegawai Negeri Sipil sebagai aparatur negara, abdi negara, dan
abdi masyarakat mempunyai pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam
melaksanakan tugasnya dan dalam pergaulan hidup sehari-hari.
12
B. Saran
13
Daftar pustaka
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf,(Jakarta: PT. Gravindo Persada,2010) cet ke-9, h.1
Group, 2011
Iman Abdul Mukmin Sa’aduddin, Al-Akhlak fil Islami, (Bandung: PT. rosdakarya,
September 2019)
Muakhir Ali, Etika Pergaulan Anak Baik, Jakarta : Ganesa Exact, 2007.
Remaja Rosdakarya
14