Anda di halaman 1dari 17

KONSEP ETIKA, MORAL, AKHLAK DAN NILAI

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Dan Profesi Guru

Disusun Oleh :

Lailatul Magfiroh (D24180043)


Nur Indah Safira (D24180054)
Erly Farahani (D24180039)
Dita Sri Rahayu (D24180060)

Dosen Pembimbing :
Machfudzil Asror, S.Pd.I., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SIDOARJO
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Etika Profesi Guru ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya.

Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan


tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima
kasih kepada Bapak Dr. Abdul Hadjranul Fatah, M.Si dan Bapak Drs. Arifin,
M.Si selaku dosen mata kuliah Profesi Pendidikan yang telah membimbing kami
dalam menyelesaikan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, kami
menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa,
pembahasan, maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan
tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin
memberi saran dan kritik kepada kami demi perbaikan makalah yang telah kami
buat ini, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa ada saran yang
membangun.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan mengenai etika profesi guru. Semoga makalah
sederhana ini dapat memberikan informasi dan dapat dipahami oleh siapapun
yang membacanya.

Sidoarjo, 30 September 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI……………………………………………...…………………... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………….... 1

B. Rumusan Masalah………………………………………………… 2

C. Tujuan Penulisan…………………………………………………. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Etika ……………………………………………………... 3

2.2 Konsep Moral …………………………………………………….. 6

2.3 Konsep Akhlak ……………………………………………............ 7

2.4 Konsep Nilai …………………………………….………………... 7

2.5 Hubungan Antara Etika, Moral, Akhlak Dan Nilai ………….... 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………... 12

B. Saran………………………………………………………………. 13

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan berperan mengantarkan suatu bangsa pada satu tujuan mulia


untuk mencerdaskan anak bangsa dan meningkatkan taraf kebudayaan bangsa
tersebut. Salah satu pernyataan mengatakan bahwa “semakin tinggi dan maju
tingkat pendidikan suatu Negara, maka semakin tinggi budaya dan kehidupan
sosial warga Negara tersebut”. Terlepas dari benar tidaknya pernyataan ini, dapat
diambil satu premis bahwa pentingnya pendidikan akan menentukan nasib suatu
bangsa pada suatu waktu yang akan datang. Dengan demikian, tidak ada lagi
tawar-menawar bahwa pendidikan merupakan satu prioritas yang harus
diutamakan dalam rangka pembangunan danpengembangan suatu bangsa.

Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya


memerlukan atau menuntut keahlian, menggunakan teknik-teknik, serta dedikasi
yang tinggi. Ciri-ciri atau kriteria suatu profesi ialah adanya kode etik yang
dijadikan sebagai satu pedoman perilaku anggota berserta sanksi yang jelas dan
tegas terhadap pelanggar kode etik tersebut.Guru memiliki kode etik karena guru
merupakan salah satu profesi yang ada di Indonesia berdasarkan UU Nomor 14
Tahun 2005 tentangGuru dan Dosen (Pasal 1).

Dengan Kode Etik Guru Indonesia dapat menempatkan guru sebagai


profesi terhormat, mulia, dan bermartabat yang dilindungi undang-undang. Maka
dari itu perlu sikap profesional dalam setiap sasaran. Masyarakat akan melihat
bagaimana sikap dan perbuatan guru itu sehari-hari, apakah memang ada yang
patut ditaladani atau tidak. Di samping itu, bagaimana sikap guru terhadap
peraturan perundang-undangan juga menjadi perhatian masyarakat luas. Apalagi
saat ini pemerintah banyak mengeluarkan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang
berhubungan dengan dunia pendidikan. Kebijaksanaan tersebut menjadi peraturan
perundang-undangan yang wajib ditaati oleh guru, sebab guru merupakan unsur
aparatur negara dan abdi Negara mutlak perlu mematuhi kebijaksanaan-

1
kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan. Hal ini juga dipertegas dalam
kode etik guru butir Sembilan bahwa Guru melaksanakan segala kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang pendidikan (PGRI, 1973). Maka tugas guru akan efektif
jika memiliki derajat profesionalitas tertentu yang tercermin dari kompetensi,
kemahiran, kecakapan, atau keterampilan yang memenuhi standar mutu atau
norma etik tertentu.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Etika, Macam – Macam Etika ?


2. Apa Pengertian Moral ?
3. Apa Pengertian Akhlak ?
4. Apa Pengertian Nilai?
5. Hubungan Antara Etika, Moral, Akhlak Dan Nilai ?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui Pengertian Etika


2. Mengetahui Pengertian Moral
3. Mengetahui Pengertian Akhlak
4. Mengetahui Pengertian Nilai
5. Mengetahui Hubungan Antara Etika, Moral, Akhlak Dan Nilai

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika

1. Etika

a. Pengertian
Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang
berarti, karakter, watak, kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Sebagai suatu
subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun
kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu
salah atau benar, buruk atau baik.

Etika (ethic) bermakna sekumpulan azas atau nilai yang berkenaan dengan
akhlak, tata cara (adat, sopan santun) nilai mengenai benar dan salah tentang hak
dan kewajiban yang dianut oleh suatu golongan atau masyarakat.

Etika, pada hakikatnya merupakan dasar pertimbangan dalam pembuatan


keputusan tentang moral manusia dalam interaksi dengan lingkungannya. Secara
umum etika dapat diartikan sebagai suatu disiplin filosofis yang sangat diperlukan
dalam interaksi sesama manusia dalam memilih dan memutuskan pola-pola
perilaku yang sebaik-baiknya berdasarkan timbangan moral-moral yang berlaku.
Dengan adanya etika, manusia dapat memilih dan memutuskan perilaku yang
paling baik sesuai dengan norma-norma moral yang berlaku. Dengan demikian
akan terciptanya suatu pola-pola hubungan antar manusia yang baik dan harmonis,
seperti saling menghormati, saling menghargai, tolong menolong, dsb. Sebagai
acuan pilihan perilaku, etika bersumber pada norma-norma moral yang berlaku.
Sumber yang paling mendasar adalah agama sebagai sumber keyakinan yang
paling asasi, filsafat hidup (di negara kita adalah Pancasila), budaya masyarakat,
disiplin keilmuan dan profesi. Dalam dunia pekerjaan, etika sangat diperlukan
sebagai landasan perilaku kerja para guru dan tenaga kependidikan lainnya.
Dengan etika kerja itu, maka suasana dan kualitas kerja dapat diwujudkan

3
sehingga menghasilkan kualitas pribadi dan kinerja yang efektif, efisien, dan
produktif.

Menurut KBBI : Etika dirumuskan dalam 3 arti yaitu tentang apa yang baik dan
apa yang buruk, nilai yang berkenaan dengan akhlak, dan nilai mengenai benar
dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

Menurut Sumaryono (1995) : Etika berkembang menjadi studi tentang manusia


berdasarkan kesepakatan menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang
menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan manusia pada umumnya.
Selain itu etika juga berkembang menjadi studi tentang kebenaran dan
ketidakbenaran berdasarkan kodrat manusia yang diwujudkan melalui kehendak
manusia.

b. Macam-Macam Etika

Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik
dan buruknya prilaku manusia :

1. Etika Deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan
rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia
dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif
memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang
prilaku atau sikap yang mau diambil.

2. Etika Normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan
pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini
sebagai sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus
memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan
diputuskan.

Etika secara umum dapat dibagi menjadi :

a) Etika Umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana


manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan
etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi

4
pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai
baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat di analogkan dengan
ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-
teori.

b) Etika Khusus, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam


bidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana
saya mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan
kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh cara, teori dan
prinsip-prinsip moral dasar. Namun, penerapan itu dapat juga berwujud :
Bagaimana saya menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang
kegiatan dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang
memungkinkan manusia bertindak etis : cara bagaimana manusia
mengambil suatu keputusan atau tindakan, dan teori serta prinsip moral
dasar yang ada dibaliknya. Etika Khusus dibagi lagi menjadi dua bagian :

a) Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap


dirinya sendiri.

b) Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku
manusia sebagai anggota umat manusia.

Perlu diperhatikan bahwa etika individual dan etika sosial tidak dapat dipisahkan
satu sama lain dengan tajam, karena kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan
sebagai anggota umat manusia saling berkaitan. Etika sosial menyangkut
hubungan manusia dengan manusia baik secara langsung maupun secara
kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara), sikap kritis terhadap pandangan-
pandangan dunia dan idiologi-idiologi maupun tanggung jawab umat manusia
terhadap lingkungan hidup.

Konsep etika bersifat humanistis dan anthropocentris, karena didasarkan pada


pemikiran manusia dan diarahkan pada perbuatan manusia. Dengan kata lain etika
adalah aturan yang dihasilkan oleh akal manusia.

5
Dari definisi etika tersebut diatas, dapat segera diketahui bahwa etika
berhubungan dengan empat hal sebagai berikut :

1. Dilihat dari segi objek pembahasannya, etika berupaya membahas


perbuatan yang dilakukan oleh manusia. Membahas tentang baik dan
buruknya tingkah laku dan perbuatan manusia.

2. Dilihat dari segi sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran atau filsafat.
Sebagai hasil pemikiran, maka etika tidak bersifat mutlak, absolute dan
tidak pula universal. Iaterbatas,dapatberubah, memilikikekurangan,
kelebihandansebagainya.

3. Dilihat dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan
penetap terhadap sesuatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia, yaitu
apakah perbuatan tersebut akan dinilai baik, buruk, mulia, terhormat, hina
dan sebagainya. Dengan demikian etika lebih berperan sebagai konseptor
terhadap sejumlah perilaku yang dilaksanakan oleh manusia.

4. Dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relative yakni dapat berubah-ubah
sesuai dengan tuntutan zaman.

Kesimpulannya: Dengan cirri-cirinya yang demikian itu, maka etika lebih


merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan
perbuatan yang dilakukan manusia untuk dikatan baik atau buruk. Perbuatan baik
atau buruk dapat dikelompokkan kepada pemikiran etika, karena berasal dari hasil
berfikir. Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang
dihasilkan oleh akal manusia.

2.2 Pengertian Moral

Dari segi bahasa berasal dari bahasa latin, mores yaitu jamak dari kata mos
yang berarti adat kebiasaan. Di dalam kamus umum bahasa Indonesia dikatan
bahwa moral adalah penetuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan.

6
Dari segi istilah, moral adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menentukan batas-batas dari sifat, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara
layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat dipahami bahwa moral adalah istilah


yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktivitas manusia dengan
nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah. Acuan moral adalah system
nilai yang hidup dan diberlakukan dalam masyarakat.

2.3 Pengertian Akhlak


Akhlak dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu isim
masdar (bentuk infinitif) dari kata ahlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai dengan
timbangan (wajan) tsulasi majid af’ala, yuf’ilu, if’alan yang berarti Al – sajiyah
(perangai), ath-thabi’ah (kelelakuan, thabi’at, watak dasar), al-‘adat (kebiasan,
kelaziman), al-maru’ah (peradaban yang baik), dan al-din (agama).
Definisi akhlak menurut terminologi dari pendapat ibnu shadaruddin Asy
Syawan adalah ilmu tentang perbuatan – perbuatan mulia serta cara memilik
perbuatan tersebut agar menghiasi diri, dan ilmu tentang perbuata – perbuatan
buruk serta cara menjauhinya agar diri bersih darinya.

2.4 Pengertian Nilai

Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan


berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau
berguna bagi kehidupan manusia.

Adanya dua macam nilai tersebut sejalan dengan penegasan pancasila


sebagai ideologi terbuka. Perumusan pancasila sebagai dalam pembukaan UUD
1945. Alinea 4 dinyatakan sebagai nilai dasar dan penjabarannya sebagai nilai
instrumental. Nilai dasar tidak berubah dan tidak boleh diubah lagi. Betapapun
pentingnya nilai dasar yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 itu, sifatnya
belum operasional. Artinya kita belum dapat menjabarkannya secara langsung
dalam kehidupan sehari-hari. Penjelasan UUD 1945 sendiri menunjuk adanya
undang-undang sebagai pelaksanaan hukum dasar tertulis itu. Nilai-nilai dasar
yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 itu memerlukan penjabaran lebih
7
lanjut. Penjabaran itu sebagai arahan untuk kehidupan nyata. Penjabaran itu
kemudian dinamakan Nilai Instrumental.

Nilai Instrumental harus tetap mengacu kepada nilai-nilai dasar yang


dijabarkannya Penjabaran itu bisa dilakukan secara kreatif dan dinamis dalam
bentuk-bentuk baru untuk mewujudkan semangat yang sama dan dalam batas-
batasyang dimungkinkan oleh nilai dasar itu. Penjabaran itu jelas tidak boleh
bertentangan dengan nilai-nilai dasarnya.

1. Ciri-Ciri Nilai

Sifat-sifat nilai menurut Bambang Daroeso (1986) adalah Sebagai berikut.

a. Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia. Nilai
yang bersifat abstrak tidak dapat diindra. Hal yang dapat diamati hanyalah
objek yang bernilai itu. Misalnya, orang yang memiliki kejujuran.
Kejujuran adalah nilai,tetapi kita tidak bisa mengindra kejujuran itu. Yang
dapat kita indra adalah kejujuran itu.

b. Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita,


dan suatu keharusan sehingga nilai nemiliki sifat ideal (das sollen). Nilai
diwujudkan dalam bentuk norma sebagai landasan manusia dalam
bertindak. Misalnya, nilai keadilan. Semua orang berharap dan
mendapatkan dan berperilaku yang mencerminkan nilai keadilan.

c. Nilai berfungsi sebagai daya dorong/motivator dan manusia adalah


pendukung nilai. Manusia bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang
diyakininya.Misalnya, nilai ketakwaan. Adanya nilai ini menjadikan
semua orang terdorong untuk bisa mencapai derajat ketakwaan.

2. Macam-Macam Nilai

Dalam filsafat, nilai dibedakan dalam tiga macam, yaitu:

a. Nilai logika adalah nilai benar salah.

b. Nilai estetika adalah nilai indah tidak indah.

8
c. Nilai etika/moral adalah nilai baik buruk.

Berdasarkan klasifikasi di atas, kita dapat memberikan contoh dalam


kehidupan. Jika seorang siswa dapat menjawab suatu pertanyaan, ia benar secara
logika. Apabila ia keliru dalam menjawab, kita katakan salah. Kita tidak bisa
mengatakan siswa itu buruk karena jawabanya salah. Buruk adalah nilai moral
sehingga bukan pada tempatnya kita mengatakan demikian. Contoh nilai estetika
adalah apabila kita melihat suatu pemandangan, menonton sebuah pentas
pertunjukan, atau merasakan makanan, nilai estetika bersifat subjektif pada diri
yang bersangkutan. Seseorang akan merasa senang dengan melihat sebuah lukisan
yang menurutnya sangat indah, tetapi orang lain mungkin tidak suka dengan
lukisan itu. Kita tidak bisa memaksakan bahwa luikisan itu indah.

Nilai moral adalah suatu bagian dari nilai, yaitu nilai yang menangani
kelakuan baik atau buruk dari manusia moral selalu berhubungan dengan nilai,
tetapi tidak semua nilai adalah nilai moral.

Moral berhungan dengan kelakuan atau tindakan manusia. Nilai moral inilah yang
lebih terkait dengan tingkah laku kehidupan kita sehari-hari notonegoro dalam
kaelan (2000) menyebutkan adanya 3 macam nilai. Ketiga itu adalah sebagai
berikut:

a. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani
manusia atau kebutuhan ragawi manusia.

b. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
mengadakan kegiatan atau aktivitas.

c. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
Nilai kerohanian meliputi:

3. Penguatan Nilai-Nilai Luhur Akhlak Mulia

Kehidupan urban dan hubungan intra social yang demikian cepat saat ini
mengubah pola dan gaya hidup di lingkunagan masyarakat. Keluarga, sekolah,
dan lingkungan sebagai benteng dan pilar untuk mendidik moral dan akhlak mulia

9
dikhawatirkan semakin mendesak, tayangan televisi ditakutkan menjadi guru yang
terdasyat.

Komaruddin menyebutkan, ada dua hal yang perlu diperhatikan jika berbicara
mengenai akhlak mulia,:

Pertama, epistemology akhlak dan kedua metodologi. Selama ini akhlak


lebih diartikan sebagai sopan santun dan perilaku individu. Padahal akhlak itu ada
dua dimensi yaitu individu dan stuktural. “secara individu bisa saja orang itu baik
ketika di masjid dan di gereja, tapi kebaikan individu tidak cukup jika tidak
didukung oleh akhlak structural. Kalau diterjemahkan, akhlak structural itu berupa
law enforcement dan etika profesionalisme.

2.5 Hubungan Antara Etika, Moral, akhlak Dan Nilai

Ada beberapa persamaan antara etika, moral dan susila sebagai berikut:

1. Etika, moral dan susila mengacu kepada ajaran atau gambaran tentang
perbuatan, tingkah laku, sifat, dan perangkai yang baik.

2. Etika, moral dan susila merupakan prinsip atau aturan hidup manusia
untuk menakar martabat dan harakat kemanusiaannya. Sebaliknya semakin
rendah kualitas etika, moral dan susila seseorang atau sekelompok orang,
maka semakin rendah pula kualitas kemanusiaannya.

3. Etika, moral dan susila seseorang atau sekelompok orang tidak semata-
mata merupakan faktor keturunan yang bersifat tetap, stastis, dan konstan,
tetapi merupakan potensi positif yang dimiliki setiap orang. Untuk
pengembangan potensi positif tersebut diperlukan pendidikan, pembiasaan,
dan keteladanan, serta dukungan lingkungan, mulai dari lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat secara terus menerus,
berkesinambungan, dengan tingkat konsistensi yang tinggi.

4. Persamaan ketiganya terletak pada fungsi dan peran, yaitu menentukan


hukum atau nilai dari suatu perbuatan manusia untuk ditetapkan baik atau
buruk.
10
 Secara rinci persamaan tersebut terdapat dalam tiga hal:

. Objek: yaitu perbuatan manusia

. Ukuran: yaitu baik dan buruk

. Tujuan: membentuk kepribadian manusia

Selain ada persamaan antara etika, moral dan susila sebagaimana diuraikan
di atas terdapat pula beberapa segi perbedaan yang menjadi ciri khas masing-
masing dari keempat istilah tersebut. Berikut ini adalah uraian mengenai segi-segi
perbedaan yang dimaksud:

 Sumber atau acuan:

- Etika sumber acuannya adalah akal

- Moral sumbernya norma atau adat istiadat

- Nilai kebutuhan dan akal manusia

 Sifat Pemikiran:

- Etika bersifat teoritis

- Moral bersifat praktis

- Nilai bersifat praktis

 Pandangan mengenai tingkah laku:

- Etika memandang tingka laku manusia secara umum

- Moral dan nilai memandang tingkah laku manusia secara lokal


atau khusus

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kode Etik Keguruan merupakan pedoman sikap dan perilaku yang


bertujuan menempatkan guru sebagai profesi terhormat, mulia, dan bermanfaat
yang dilindungi Undang-undang untuk mengatur hubungan guru dengan teman
kerja, murid, dan wali murid, pimpinan dan masyarakat serta dengan misi
tugasnya.

Kode etik guru Indonesia berfungsi sebagai landasan moral dan pedoman
tingkah laku setiap guru dalam menjalankan tugas pengabdiannya sebagai guru,
baik didalam maupun di luar sekolah serta dalam kehidupan sehari-hari di
masyarakat . Seperti yang kita ketahui bahwa guru juga termasuk pegawai
pemerintah . Oleh karena itu ada undang-undang tersendiri yang mengatur tentang
kode etik kepegawaian yang terdapat dalam undang-undang Nomor 8 Tahun 1974
tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. Pasal 28 Undang-Undang ini dengan jelas
menyatakan bahwa “Pegawai Negeri Sipil mempunyai Kode Etik sebagai
pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan di dalam dan di luar kedinasan.”
Dalam penjelasan Undang-Undang tersebut dinyatakan bahwa dengan adanya
Kode Etik ini, Pegawai Negeri Sipil sebagai aparatur negara, abdi negara, dan
abdi masyarakat mempunyai pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam
melaksanakan tugasnya dan dalam pergaulan hidup sehari-hari.

12
B. Saran

Penulis memberikan saran yang ditujukan untuk :

1. Masyarakat, terutama bagi para guru indonesia agar lebih memperhatikan


kode etik kepegawaian, sehingga tidak ada lagi terdengar kasus-kasus
yang terkait dengan pendidikan di Indonesia.

2. Para calon guru di harapkan mempelajari dan memahami tentang profesi


keguruan terutama tentang kode etik guru, sehingga kedepannya
diharapkan kualitas pendidikan menjadi lebih baik.

13
Daftar pustaka

Abudin Nata, Akhlak Tasawuf,(Jakarta: PT. Gravindo Persada,2010) cet ke-9, h.1

Denim Suderwan, Pengembangan Profesi Guru, Jakarta : Kencana Prenada Media

Group, 2011

Iman Abdul Mukmin Sa’aduddin, Al-Akhlak fil Islami, (Bandung: PT. rosdakarya,

2006), cet-1, h.15

Millan, S. http : //www. Kode-Etik-Seorang. Com ( Diaskes Pada Tanggal 20

September 2019)

Muakhir Ali, Etika Pergaulan Anak Baik, Jakarta : Ganesa Exact, 2007.

Mujahidin Firdos, Strategi Mengelola Pembelajaran Bermutu, Bandung : PT

Remaja Rosdakarya

Neviyarni, Pelayanan Bimbingan dan koseling, Bandung : ALFABETA, CV.

14

Anda mungkin juga menyukai