Disusun oleh :
1. Bayu Steven
2. Desti Antika
3. M. Endika Ernandi
4. Nadia
5. Pengki Saputra
6. Siti Anisa
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar belakang............................................................................... 1
B. Rumusan masalah.......................................................................... 1
C. Tujuan............................................................................................ 1
BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................... 2
A. Pengertian Etika, Moral dan Akhlak............................................... 2
1. Pengertian Etika........................................................................ 2
2. Pengertian Moral...................................................................... 4
3. Pengertian Akhlak..................................................................... 6
B. Karakteristik Etika Islam................................................................. 7
C. Aktualisasi Akhlak dalam kehidupan bermasyarakat................... 10
BAB 3 PENUTUP..................................................................................... 12
A. Kesimpulan.......................................................................................
B. Saran.................................................................................................
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama Islam mengatur berbagai aspek dalam kehidupan, antara lain : Etika,
Moral dan Akhlak. Semua tercantum dalam Al Qur’an dan Hadist. Timbulnya
kesadaran akhlak dan pendirian manusia terhadap-Nya adalah pangkalan yang
menetukan corak hidup manusia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang di atas, adapun rumusan masalah yang akan di
bahas dalam makalah ini antara lain :
1. Apa Pengertian Etika, Moral dan Akhlak
2. Bagaimana karakteristik etika islam
3. Apa saja aktualisasi akhlak dalam kehidupan bermasyarakat
C. Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini agar kita semua mendapatkan ilmu dan
mengetahui apa itu Pengertian Etika, Moral dan Akhlak, Karakteristik Etika Islam
dan Aktualisasi akhlak dalam kehidupan bermasyarakat.
1
BAB 2
PEMBAHASAN
Etika adalah tingkah laku manusia yang ditransmisikan dari hasil pola pikir
manusia. Dalam Ensiklopedi Winkler Prins dikatakan bahwa etika merupakan
bagian dari filsafat yang mengembangkan teori tentang tindakan dan alasan-
alasan diwujudkannya suatu tindakan dengan tujuan yang telah dirasionalisasi.
Ide-ide rasional tentang tindakan baik dan buruk telah lama menjadi bagian
dari kajian para filusuf. Salah satunya adalah ajaran etika Epikuros tentang
pencarian kesenangan hidup. Kesenangan hidup berarti kesenangan badaniah
dan rohaniah. Hal penting dan paling mulia ialah kesenangan jiwa, karena
kesenangan jiwa akan menjangkau kenikmatan metafisikal. Tujuan etik Epikuros
adalah memperkuat jiwa untuk menghadapi berbagai keadaan. Dalam suka dan
duka, perasaan manusia hendaklah sama. Ia tetap berdiri sendiri dengan jiwa
yang tenang, pandai memelihara tali persahabatan. Pengikut Epikuros tidak
mengeluh dan menangis menghadapi berbagai cobaan. Keteguhan jiwa
menurutnya dapat diperoleh dari keinsafan dan pandangan tentang kehidupan
yang abadi.
2
Kaidah-kaidah kebenaran dari tindakan digali oleh akal sehat manusia dan
distandardisasi menurut ukuran yang rasional, seperti sumber kebenaran adalah
jiwa, nilai kebenaran jiwa itu kekal, segala yang tidak kekal pada dasarnya bukan
kebenaran substansial.
3
Etika (adab) menyangkut nilai-nilai sosial dan budaya yang telah disepakati
masyarakat sebagai norma yang dipatuhi bersama. Karena nilai yang disepakati
bersama itu tidak selalu sama pada semua masyarakat, maka norma etik dapat
berbeda antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya.
2. Pengertian Moral
Poespoprodja, seperti dikutip Masnur Muskich menyebutkan bahwa “Moral
berasal dari bahasa latin “Mores” yang berarti adat kebiasaan. Kata “Mores”
bersinonim dengan mos, moris, manner, mores, atau manners, morals.”
Apabila moral diartikan sebagai tindakan baik atau buruk dengan ukuran adat,
konsep moral berhubungan pula dengan konsep adat yang dibagi pada dua
macam adat, yaitu:
1. Adat Shahihah, yaitu adat yang merupakan moral masyarakat yang sudah lama
dilaksanakan secara turun temurun dari berbagai generasi, nilai-nilainya telah
disepakati secara normatif dan tidak bertentangan dengan ajaran-ajaran yang
berasal dari agama Islam, yaitu Alquran dan As-Sunnah;
2. Adat fasidah, yaitu kebiasaan yang telah lama dilaksanakan oleh masyarakat,
tetapi bertentangan dengan ajaran Islam, misalnya kebiasaan melakukan
kemusyrikan, yaitu memberi sesajen di atas kuburan setiap malam Selasa atau
Jumat. Seluruh kebiasaan yang mengandung kemusyrikan dikategorikan sebagai
adat yang fasidah , atau adat yang rusak.
4
2. Objek sekaligus subjek dari sumber moral dan penciptanya. Moralitas sosial yang
berasal dari adat, objek dan subjeknya adalah individu dan masyarakat yang
sifatnya lokal, karena adat hanya berlaku untuk wilayah tertentu, artinya tidak
bersifat universal, tetapi teritorial. Dalam moralitas Islam, subjek dan objeknya
adalah orang yang telah baligh dan berakal yang disebut mukallaf
3. Tujuan moral, yaitu tindakan yang diarahkan kepada target tertentu, misalnya
bertujuan untuk ketertiban sosial, keamanan dan kedamaian, kesejahteraan, dan
sebagainya. Dalam moralitas Islam, tujuan moral adalah mencapai kemaslahatan
duniawi dan ukhrawi. Contohnya moralitas yang berkaitan dengan pola makan
yang dianjurkan Alquran surat Al-Baqarah ayat 168
ٰٓيَاُّيَها الَّناُس ُك ُلْو ا ِمَّم ا ِفى اَاْلْر ِض َح ٰل اًل َطِّيًباۖ َّو اَل َتَّتِبُعْو ا ُخ ُطٰو ِت الَّش ْيٰط ِۗن ِاَّنٗه َلُك ْم َع ُد ٌّو
ُّم ِبْيٌن
Ayat tersebut adalah perintah yang hukumnya wajib bagi seluruh umat Islam
: untuk memakan harta yang halal dan bergizi. Pada ayat di atas terdapat kalimat
Ayat itu adalah larangan maka haram hukumnya bagi orang yang beriman
mengikuti pola hidup dengan sistem yang dibangun dan dibentuk oleh setan.
Kaitannya dengan makanan yang dimaksud dengan pola hidup setan adalah
menikmati harta benda hasil korupsi, manipulasi, hasil menipu, merampok, dan
.bentuk kejahatan lainnya
5
3. Pengertian Akhlak
Kata akhlaq berasal dari bahasa Arab, yakni jama’ dari “khuluqun” yang berarti
budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat, tata krama, sopan santun, adab,
dan tindakan. Kata akhlak juga berasal dari kata khalaqa atau khalaqun artinya
kejadian, serta erat hubungan dengan “Khaliq” yang artinya menciptakan,
tindakan, atau perbuatan, sebagaimana terdapat kata al-khaliq yang artinya
pencipta dan makhluq yang artinya diciptakan.
Secara linguistis, kata “akhlak” berasal dari bahasa Arab, yaitu isim masdar
(bentuk infinitive) dari kata al-akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai timbangan
(wazan) tsulasi majid af’ala yuf’ilu if’alan yang berarti al sajiyah (perangai), ath-
thabi’ah (kelakuan, tabiat, watak dasar), al-adat (kebiasaan, kelaziman), al-
maru’ah (peradaban yang baik), dan ad-din (agama). Kata akhlaq juga isim masdar
dari kata akhlaqa, yaitu ikhlak. Berkenaan dengan ini, timbul pendapat bahwa
secara linguistis, akhlak merupakan isim jamid atau isim ghair mustaq, yaitu isim
yang tidak memiliki akar kata. Dalam pengertian umum, akhlak dapat dipadankan
dengan etika atau nilai moral.
Semua definisi akhlak secara subtansi tampak saling melengkapi, dengan lima
ciri akhlak, yaitu sebagai berikut.
1. Akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang
sehingga telah menjadi kepribadiannya.
2. Akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah tanpa pemikiran. Ini
tidak berarti bahwa saat melakukan perbuatan, orang yang bersangkutan
dalam keadaan tidak sadar, hilang ingatan, tidur atau gila.
3. Akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang
mengerjakannya, tanpa paksaan atau tekanan dari luar. Perbuatan akhlak
adalah perbuatan yang dilakukan atas dasar kemauan, pilihan, dan keputusan
yang bersangkutan.
4. Akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya, bukan main-
main atau karena bersandiwara, perbuatan yang dilakukan ikhlas semata-
mata karena Allah, bukan karena ingin dipuji orang atau karena ingin
mendapatkan pujian.
6
1. Kognitif sebagai pengetahuan dasar manusia melalui potensi
intelektualitasnya;
2. Afektif, yaitu pengembangan potensi akal manusia melalui upaya
menganalisis berbagai kejadian sebagai bagian dari pengembangan ilmu
pengetahuan
3. Psikomotorik, yaitu pelaksanaan pemahaman rasional ke dalam bentuk
perbuatan yang konkret.
Pertama, Islam berpihak pada teori tentang fitri. Artinnya bahwa setiap
manusia baik muslim maupun bukan pada hakikatnya memiliki pengetahuan
tentang perbuatan baik dan buruk. Dan hal inilah yang menjadi letak persamaan
antara etika dalam Islam dan Yunani era Socrates dan Plato, Kant dan masa
modern (Alfan, 2011: 23). Tampaknya para pemikir Islam dari bebagai
pendekatan sama dan sepakat mengenai hal ini. Namun sebagian diantaranya
serpti Mu’tazilah (sekte teolog Rasional) yang berpendapat bahwa manusia dalam
memperoleh pengetahuan tentang etika yang benar, mampu diraih dengan
mengunakan pikiran rasional. Sementara teolog tradisional yaitu Asy’ariah
berpandangan bahwa dalam memperoleh pengetahuan tentang etika
menekankan pada penggunaan wahyu, walaupun hanya sekedar pembangkit
potensi tentang bawaan yang telah ada dalam diri manusia (Abdullah, 2020: 12).
Dalam Al-qur’an ada beberapa ayat yang berbicara tentang fitrah bawaan
manusia, salah satunya dalam Al-Qur’an surat Asy-Syams ayat 7-8:
7
Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa fitrah manusia adalah suci. Selain itu
potensi yang ia miliki itu dapat didukung oleh akal untuk menentukan mana
perbuatan yang baik yang boleh dilakukan, maka oleh karena itu kita dapat
mengatakan bahwa pada dasarnya manusia itu baik. Dalam Al-Qur’an sudah jelas
istilah mana yang baik dan mana yang buruk, yang kesemua itu mengandung
kebaikan dengan tujuan untuk memberikan penilaian. Seperti kata Ma’ruf
mengandung arti perbuatan yang baik, dan Mungkar mengandung arti tentang
perbuatan yang buruk (Kurniati, 2020: 53). Perintah untuk mengerjakan amal
Ma’ruf dan menjauhi yang mungkar terdapat dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat
110:
Artinya: Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar.
Maka oleh karena itu penting bagi kita untuk mengetahui tentang baik dan
buruk agar kita mampu membedakanya sebelum menjadi sebuah tindakan.
Karena hal itu dapat mengantarkan kita kepada jalan yang benar dan dapat
menghindarkan kita dari pelanggaran.
Kedua, etika sebagi sumber puncak kebahagiaan. Salah satu tokoh yang gencar
membicarakan tentang etika yaitu Ibnu Miskawaih, dalam pandangannya ia
membedakan antara al-khair (kebaikan) dan sa’adah (kebahagiaan). Ia mengambil
alih konsep etika yang dibangun oleh Aristoteles yang akan mengantarkan
manusia kepada kebahagiaan sejati. Dalam pandangannya kebahagiaan tertinggi
adalah kebijaksanaan yang menghimpun dua aspek teoritis, yaitu berpikir tentang
hakikat wujud, dan aspek praktis yaitu mengutamakan jiwa dan melahirkan
perbuatan baik. Oleh karena itu untuk mencapai kebahagiaan tertinggi Miskawaih
berpendapat bahwa manusia hendaknya berpegang teguh kepada nilai-nilai
syariat sebagai petunjuk jalan mereka.
8
Dalam Al-Qur’an ada beberapa ayat yang beroreantasi tentang kebahagiaan,
diantaranya surah Al-Baqarah ayat 189:
Keempat, tindakan etis bersifat rasional. Artinya bahwa Islam tidak menafikkan
potensi yang telah diberikan oleh Tuhan berupa akal pikiran. Islam sangat percaya
terhadap rasionalitas dalam mencari sebuah kebenaran. Dalam Al-Quran tidak
sedikit ayat yang memerintahkan untuk menggunakan akal pikiran. Sebagai
contoh dalam Al-Qur’an (Al-Baqarah: 44, 219) dan ( Ali Imran: 65).
Artinya: Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu
melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab
(Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?
Artinya: Hai ahli kitab, Mengapa kamu bantah membantah tentang hal Ibrahim,
padahal Taurat dan Injil tidak diturunkan melainkan sesudah Ibrahim. apakah
kamu tidak berpikir?
Dari uraian di atas, dapat di tarik sebuah kesimpulan bahwa karekteristik etika
dalam Islam memilki kemiripan atau kesamaaan dengan karakteristik etika dalam
pandagan Barat, tetapi yang menjadi catatan penulis bahwa apa yang menjadi
karakteristik dalam etika Islam tidak pernah keluar dari Al-Qur’an dan Hadis,
maka itulah beberapa ayat Al-Qur’an terkait dengan beberapa karakteristik etika
dalam Islam.
9
3. Aktualisasi Akhlak dalam kehidupan bermasyarakat
Akhlak merupakan ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk, terpuji
atau tercela menyangkut perilaku manusia yang meliputi perkataan, pikiran dan
perbuatan manusia lahir maupun batin. Aktualisasi akhlak adalah bagaimana
seseorang dapat mengimplementasikan iman yang dimilikinya dengan
mengaplikasikan seluruh ajaran Islam dalam setiap tingkah laku sehari-hari, dan
akhlak yang seharusnya diaktualisasikan dalam kehidupan seorang muslim
adalah:
10
5. Akhlak terhadap sesama manusia
Menjalin persaudaraan
Saling tolong menolong, jika ada orang yang kesusahan kita wajib membantu
sebisa kita
Menepati janji, merupakan sebagian dari iman.
11
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan