DISUSUN OLEH:
Kelompok 2
Akuntansi Syariah II F
Putri Aulia Br Siregar 0502192124
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kami haturkan untuk junjungan nabi agung
kami, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk
kami semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama
Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam
semesta.
Tak lupa juga kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap
pihak yang telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini
hingga rampungnya makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan kami telah
berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun tugas makalah ini. Oleh sebab itu, kami
sangat mengharapkan kritik, saran dan nasehat yang baik demi perbaikan tugas makalah ini
kedepannya.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ni dapat berguna dan
bemanfaat untuk kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah Agama menunjukkan bahwa kebahagiaan yang ingin dicapai dengan
menjalankan syariah agama itu hanya dapat terlaksana dengan adanya akhlak yang
baik.Kepercayaan yang hanya berbentuk pengetahuan tentang keesaan Tuhan, ibadah
yang dilakukan hanya sebagai formalitas belaka, muamalah yang hanya merupakan
peraturan yang tertuang dalam kitab saja, semua itu bukanlah merupakan jaminan
untuk tercapainya kebahagiaan tersebut.
Timbulnya kesadaran akhlak dan pendirian manusia terhadap-Nya adalah
pangkalan yang menetukan corak hidup manusia.Akhlak, atau moral, atau susila
adalah pola tindakan yang didasarkan atas nilai mutlak kebaikan.Hidup susila dan
tiap-tiap perbuatan susila adalah jawaban yang tepat terhadap kesadaran akhlak,
sebaliknya hidup yang tidak bersusila dan tiap-tiap pelanggaran kesusilaan adalah
menentang kesadaran itu.
Kesadaran akhlak adalah kesadaran manusia tentang dirinya sendiri, dimana
manusia melihat atau merasakan diri sendiri sebagai berhadapan dengan baik dan
buruk.Disitulah membedakan halal dan haram, hak dan bathil, boleh dan tidak boleh
dilakukan, meskipun dia bisa melakukan.Itulah hal yang khusus manusiawi.Dalam
dunia hewan tidak ada hal yang baik dan buruk atau patut tidak patut, karena hanya
manusialah yang mengerti dirinya sendiri, hanya manusialah yang sebagai subjek
menginsafi bahwa dia berhadapan pada perbuatannya itu, sebelum, selama dan
sesudah pekerjaan itu dilakukan.Sehingga sebagai subjek yang mengalami
perbuatannya dia bisa dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya itu.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Konsep Etika, Moral dan Akhlak
2. Karakteristik Etika Islam (Akhlak)
3. Hubungan Tasawuf dengan Akhlak
4. Aktualisasi Akhlak dalam kehidupan masyarakat
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dan perbedaan dari Etika, Moral dan Akhlak
2. Untuk mengetahui karakteristik Etika, Moral dan Akhlak
3. Untuk mengetahui hubungan Tasawuf dengan Akhlak
4. Untuk mengetahui Aktualisasi Akhlak dalam kehidupan masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika
Secara etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani, ethos yang berarti watak
kesusilaan atau adat. Dalam KBBI etika diartikan ilmu pengetahuan tentang asas-asas
akhlaq (moral). Secara terminologi, etika mempunyai banyak ungkapan yang
semuanya itu tergantung pada sudut pandang masing-masing ahli. Ahmad Amin
mengartikan etika sebagai ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan
apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan
menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat.
Soegarda Poerbakawatja mengartikan etika sebagai filsafat nilai, kesusilaan
tentang baik-buruk, serta berusaha mempelajari nilai-nilai dan merupakan juga nilai-
nilai itu sendiri Ki Hajar Dewantara menjelaskan etika merupakan ilmu yang
mempelajari soal kebaikan (dan keburukan) di dalam hidup manusia semuanya,
teristimewa yang mengenai gerak gerik pikiran dan rasa yang dapat merupakan
pertimbangan dan perasaan sdampai mengenai tujuan yang dapat merupakan
perbuatan. Austin Fogothey (seperti yang dikutip Ahmad Charris Zubair) mengatakan
bahwa etika berhubungan dengan seluruh ilmu pengetahuan tentang manusia dan
masyarakat sebagi antropologi, psikologi, sosiologi, ekonomi, ilmu politik dan
hukum.
Frankena (seperti juga dikutip Ahmad Charris Zubair) menyatakan bahwa etika
sebagi cabang filsafat, yaitu filsafat moral atau pemikiran filsafat tentang moralitas,
problem moral, dan pertimbangan moral. Dalam Encyclopedia Britanica , etika
dinyatakan sebagai filsafat moral, yaitu studi yang sistematik mengenai sifat dasar dan
konsep-konsepnilai baik, buruk, harus, benar, salah dan sebagainya.Dari beberapa
definisi tersebut, etika berhubungan erat dengan empat hal:
Dari beberapa definisi etika tersebut dapat segera diketahui bahwa etika
berhubungan dengan empat hal sebagai berikut :
1. Dilihat dari segi obyek pembahasannya, etika berupaya membahas perbuatan yang
dilakukan oleh manusia.
2. Dilihat dari segi sumbernya, etika bersumber pada akal fikiran atau filsafat.
Sebagai hasil pemikiran maka etika tidak bersifat mutlak, absolute dan tidak pula
universal. Ia terbatas, dapat berubah, memilki kekurangan dan kelebihan. Selain
itu etika juga memanfaatkan berbagai ilmu yang membahas prilaku
manusiaseperti ilmu antropologi,psikologi, sosiologi, ilmu politik, ilmu ekonomi
dan sebagainya. Hal ini dimungkinkan, karena berbagai ilmu yang disebutkan itu
sama-sama memiliki obyek pembahasan yang sama dengan etika, yaitu perbuatan
manusia.
3. Dilihat dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan penetap
terhadap suatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia, yaitu apakah perbuatan
tersebut akan dinilai baik, buruk, mulia, terhormat, hina dan sebagainya. Dengan
demikian etika lebih berperan sebagai konseptor terhadap sejumlah prilaku yang
dilaksanakan oleh manusia. Peranan etika dalam hal ini tampak sebagai wasit atau
hakim, dan bukan sebagai pemain. Ia merupakan konsep atau pemikiran mengenai
nilai-nilai untuk digunakan dalam menentukan posisi atau status perbuatan yang
dilakukan manusia. Etika lebih mengacu kepada pengkajian system nilai-nilai
yang ada.
4. Dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relative yakni dapat berubah-ubah sesuai
dengan tuntunan zaman.
Dengan ciri-cirinya yang demikian itu, maka etika lebih merupakan ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan
manusia untuk dikatakan baik atau buruk. Berbagai pemikiran yang dikemukakan
para filosof barat mengenai perbuatan yang baik atau buruk dapat dikelompokkan
kepada pemikiran etika, karena berasal dari hasil berpikir. Dengan demikian etika
sifatnya humanistis dan anthropocentris ,yakni berdasarkan pada pemikiran manusia
dan diarahkan pada manusia.Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola tingkah
laku yangdihasilkan oleh akal manusia.1
Pengertian Etika Menurut Para Ahli
1. Menurut K. Bertens: Etika adalah nilai-nilai dan norma-norma moral, yang
menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur perilaku.
2. Menurut W. J. S. Poerwadarminto: Etika merupakan studi tentang prinsip-prinsip
moralitas (moral).
3. Menurut Prof. DR. Franz Magnis Suseno: Etika adalah ilmu yang mencari
orientasi atau ilmu yang memberikan arah dan pijakan dalam tindakan manusia.
1
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1996hlm 43
4. Menurut Ramali dan Pamuncak: Etika adalah pengetahuan tentang perilaku yang
benar dalam profesi.
5. Menurut H. A. Mustafa: Etika adalah ilmu yang menyelidiki, yang baik dan yang
buruk untuk mengamati tindakan manusia sejauh bisa diketahui oleh pikiran.
6. Menurut Maryani dan Ludigdo : Etika ialah seperangkat aturan atau norma atau
pedoman yang mengatur perilaku manusia,baik yang harus dilakukan maupun
yang harus ditinggalkan yang di anut oleh sekelompok atau segolongan
masyarakat atau prifesi.
7. Menurut Aristoteles di dalam bukunya yang berjudul Etika Nikomacheia,
Pengertian etika dibagi menjadi dua yaitu, Terminius Technicus yang artinya etika
dipelajari untuk ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau
tindakan manusia. dan yang kedua yaitu, Manner dan Custom yang artinya
membahas etika yang berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan (adat) yang
melekat dalam kodrat manusia (in herent in human nature) yang terikat dengan
pengertian “baik dan buruk” suatu tingkah laku atau perbuatan manusia.
8. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia: Etika ialah nilai mengenai benar dan
salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
2
https://angomi.wordpress.com/2016/06/12/akhlak-tasawuf/
Jadi dapat kita simpulkan etika adalah ilmu yang membahas perbuatan baik dan
perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia
B. Jenis-Jenis Etika
1. Etika Filosofis
Secara harfiah etika filosofis dapat dianggap sebagai etika berasal dari
aktivitas berfilsafat atau berpikir, yang dilakukan oleh manusia. Oleh karena
itu, etika sebenarnya adalah bagian dari filsafat; etika lahir dari filsafat.
Etika termasuk dalam filsafat, karena itu berbicara etika tidak dapat
dipisahkan dari filsafat.Oleh karena itu, jika Anda ingin tahu unsur-unsur etika
maka kita harus bertanya juga tentang unsur-unsur filsafat. Berikut ini
menjelaskan dua sifat etika :
1) Filsafat non-empiris diklasifikasikan sebagai ilmu non-empiris. Ilmu
pengetahuan empiris adalah ilmu berdasarkan fakta atau beton. Tapi
filosofi ini tidak terjadi, filosofi mencoba untuk melampaui beton seakan
bertanya apa yang ada di balik gejala beton.
2) Cabang filsafat praktis untuk berbicara tentang sesuatu “ada”. Misalnya,
filsafat hukum mempelajari apa itu hukum. Tetapi etika tidak terbatas pada
itu, tapi bertanya tentang “apa yang harus dilakukan”.Dengan demikian
etika sebagai cabang filsafat praktis karena langsung berhubungan dengan
apa yang harus dan tidak harus menjadi manusia. Tapi ingat bahwa etika
tidak praktis dalam arti menyajikan resep siap pakai.
2. Etika Teologis
Ada dua hal yang perlu diingat berkaitan dengan etika teologis
.Pertama, etika teologis tidak terbatas pada agama tertentu, tapi setiap agama
dapat memiliki etika teologisnya masing-masing. Kedua, etikata teologis
merupakan bagian dari etika secara umum, karena banyak unsur di dalamnya
yang dalam etika secara umum, dan dapat dipahami sebagai memahami etika
secara umum.
C. Manfaat Etika
Contoh Etika
Adapun pengertian moral dalam kamus filsafat dapat dijabarkan sebagai berikut:
5
Drs. Zahruddin AR, M,M.Si.2004.Pengantar Studi Akhlak.Jakarata:PT Raja Grafindo Persadahlm 62
6
Nata, M.A.,Prof. Dr. H. Abuddin.2012.Akhlak Tasawuf.Jakarta:PT RAJAGRAFINDO PERSADAhlm
52
G. Karakteristik Etika Islam (Akhlak)
Akhlak merupakan ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk, terpuji
atau tercela menyangkut perilaku manusia yang meliputi perkataan, pikiran, dan
perbuatan manusia lahir batin. Akhlak secara substansial adalah sifat hati, bisa baik
bisa buruK yang tercermin dalam perilaku. Jika sifat hatinya baik yang muncul
adalah perilaku yang baik (akhlaq al-mahmudah) dan jika sifat hatinya buruk, yang
akan muncul adalah perilaku buruk (al-akhlaq al-madzmumah).
1) Nafsu Syahwaniyah, ialah nafsu yang ada pada manusia dan binatang. Nafsu ini
cenderung kepada kelezatan jaamaniyah, misalnya makan, minum dan nafsu
seksual.
2) Nafsu Ghodlobiyah, nafsu ini juga ada pada manusia dan binatang, yaitu nafsu
yang cenderung pada amarah, merusak, dan senang menguasai serta mengalahkan
yang lain.
3) Nafsu Nathiqah, ialah nafsu yang membedakan manusia dan hewan. Dengan nafsu
ini manusia mampu berpikir dengan baik, berdzikir, mengambil hikmah, dan
memahami fenomena alam.
Begitu pentingnya kedudukan akhlak dalam islam sehingga Al-Qur’an bukan hanya
memuat ayat-ayat tentang akhlak secara spesifik, melainkan selalu mengaitkan ayat-
ayat yang berbicara tentang hukum dengan masalah akhlak pada ujung ayat. Ayat-ayat
yang berbicara tentang salat, puasa, haji, zakat, dan muamalah selalu dikaitkan dan
diakhiri dengan pesan-pesan perbaikan akhlak. (Al-Baqarah: 183, 197).
Tasawuf adalah proses pendekatan diri kepada Allah dengan cara menyucikan hati
(tashfiyat al-qalbi). Hati yang suci tidak hanya bisa dekat dengan Allah Swt. tetapi
malah dapat mengenal Allah Swt. (al-ma’rifah). Menurut Dzun Nun al-Misri, ada tiga
macam pengetahuan tentang Allah Swt.
a. Pengetahuan Awam : Allah Swt. dengan perantaraan kalimat syahadat.
b. Pengetahuan Ulama : Allah Swt. menurut logika akal.
c. Pengetahuan Kaum Sufi : Allah Swt. dengan perantaraan hati sanubari.
Pengetahuan yang hakiki tentang Allah Swt. adalah pengetahuan yang disertai
dengan kesucian hati. Telah dijelaskan bahwa akhlak adalah sifat hati yang mendasari
perilaku manusia dan tasawuf adalah cara untuk membersihkan dan mensucikan hati.
Maka hubungan antara tasawuf dan akhlak menjadi sangat erat dan penting karena
satu sama lain saling mendukung.
Di dalam Al-Qur’an banyak ditemukan ciri-ciri manusia yang beriman dan memiliki
akhlak mulia.
7
https://angomi.wordpress.com/2016/06/12/akhlak-tasawuf/
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etika adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk dan yang
menjadi ukuran baik dan buruknya adalah akal. Karena memang etika
adalah bagian dari filsafat.
Moral adalah ajaran baik dan buruk yang ukurannya adalah tradisi yang
berlaku di suatu masyarakat.
Akhlak dalam kebahasaan berarti budi pekerti, perangai atau disebut juga
sikap hidup yang berbicara tentang baik dan buruk yang yang ukurannya
adalah wahyu tuhan.
Dari satu segi akhlak adalah buah dari tasawuf (proses pendekatan diri
kepada Tuhan), dan istiqamah dalam hati pun bagian dari bahasan ilmu
tasawuf. Indikator manusia berakhlak (husn al-khulug ) adalah
tertanamnya iman dalam hati dan teraplikasikannya takwa dalam perilaku.
Aktualisasi akhlak adalah bagaimana seseorang dapat
mengimplementasikan iman yang dimilikinya dan mengaplikasikan
seluruh ajaran islam dalam setiap tingkah laku sehari- hari. Seperti akhlak
kepada tuhan, diri sendiri, keluarga, dan sesama manusia.
B.
DAFTAR PUSTAKA
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1996
https://angomi.wordpress.com/2016/06/12/akhlak-tasawuf/
http://forum.teropong.id/2017/08/03/pengertian-etika-jenis-jenis-dan-manfaat-etika-
beserta-contohnya/