Kelompok VI :
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MEDAN AREA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas ke hadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “etika, moral, dan akhlah” guna
memenuhi tugas mata kuliah pendidikan agama.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kami haturkan untuk junjungan nabi agung kami,
yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kami
semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam
yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam
semesta.
Tak lupa juga kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak
yang telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan kami telah
berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun tugas makalah ini. Oleh sebab itu, kami
sangat mengharapkan kritik, saran dan nasehat yang baik demi perbaikan tugas makalah ini
kedepannya.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ni dapat berguna dan bemanfaat
untuk kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................
Daftar Isi...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
1.1 Latar Belakang............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................
1.3 Tujuan Penulis............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................
2.1 Etika..........................................................................................................
2.2 Moral..........................................................................................................
2.3 Akhlak ........................................................................................................
2.4 Persamaan dan Perbedaan Etika, Moral dan Akhlak..................................
BAB III PENUTUP .................................................................................................
3.1 Kesimpulan.................................................................................................
3.2 Saran...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1 ETIKA
A. Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa yunani kuno yakni Ethos adalah ta etha artinya adat
kebiasaan. Dalam bahasa arab etika Islam sama artinya dengan akhalk jamak dari khulukun
yang berarti budi pekerti, perangai, tingkahlakku atau tabiat. Secara umum etika aadalah
filsafat, ilmu disiplin tentang cara-cara perilaku manusia atau keterus-terusan tindakan
manusia.
Secara etimologis, menurut Endang Syaifuddin Anshari, etika berarti perbuatan, dan
ada sangkut pautnya dengan kata-kata Khuliq( pencipta) dan Makhluq (yang diciptakan).
Akan tetapi, ditemukan juga pengertian etika berasal dari kata jamak dalam bahasa Arab
“Akhlaq”. Kata Mufradnya adalah khulqu, yang berarti sajiyyah: perangai, mur’iiah : budi,
thab’in : tabiat, dan adab: adab (kesopanan). (Muhammad Alfan, Filsafat Etika Islam.
Pemakaian istilah etika disamakan dengan akhlak. Adapun persamaannya terletak pada
objeknya, yaitu keduanya sama-sama membahas baik buruknya tingkah laku manusia. Segi
perbedaannya etika menentukan baik buruknya manusia dengan tolak ukur akal pikiran.
Sedangkan akhlak dengan menetukannya dengan tolak ukurajaran agama (al-Quran dan
alSunnah).
Menurut Hamzah Ya’kub etika adalah ilmu tingkah laku manusia yang berkaitan
dengan prinsip-prinsip dan tindakan moral yang betul , atau tepatnya etika adalah ilmu yang
menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk.
Menurut Amin etik adalah ilmu yang menjelaskan arti yang baik dan buruk,
menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia kepada lainnya. Menyatakan
tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan
untuk melakukan apa yang harus diperbuat.
B. Manfaat Etika
1. Dapat membantu suatu pendirian dalam beragam pandangan dan moral.
2. Dapat membantu membedakan mana yang tidak boleh dirubah dan mana yang
boleh dirubah, sehingga dalam melayani tamu kita tetap dapat yang layak diterima
dan ditolak mengambil sikap yang bisa dipertanggungjawabkan.
3. Dapat membantu seseorang mampu menentukan pendapat.
4. Dapat menjembatani semua dimensi atau nilai-nilai yang dibawa tamu dan yang
telah dianut oleh petugas.
a. Dilihat dari segi objek pembahasannya, etika berupaya membahas perbuatan yang
dilakukan oleh manusia.
b. Dari segi sumbernya, etika bersumber dari akal pikiran atau filsafat. Sebagai hasil
pemikiran maka etika tidak bersifat mutlak, absolut dan tidak universal.
c. Dilihat dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan penetap
terhadap suatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia yakni apakah perbuatan itu
akan dinilai baik, buruk, mulia, terhormat, hina. Etika merupakan konsep atau
pemikiran mengenai nilai-nilai untuk digunakan dalam menentukan posisi atau
status perbuatan yang dilakukan manusia. Etika lebih mengacu kepada pengkajian
sistem nilainilai yang ada.
d. Dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relatif yakni dapat berubah-ubah sesuai
tuntunan zaman.
D. Contoh Penerapan Etika dalam Kehidupan
Ikhlas dan mencari yang hak serta melepaskan diri dari nafsu disaat berbeda
pendapat.
Menghindari sikap show(ingin tampil) dan membela diri dari nafsu.
Berbaik sangka kepada orang yang berbeda pendapat denganmu dan tidak menuduh
buruk niatnya.
Sedapat mungkin menghindari permasalahan-permasalahan khilafiyah dan fitnah.
Berusaha sebisa mungkin untuk tidak menyalahkan orang lain.
Berpegang teguh dengan etika berdialog dan menghindari perdebatan.
Sebisa mungkin untuk tidak memperuncing perselisihan, yaitu dengan cara
menafsirkan pendapat yang keluar dari lawan atau yang dinisbatkan kepadanya
dengan tafsiran yang baik.
Mengembalikan perkara yang diperselisihkan kepada Kitab Al-Quran dan sunnah.
Menhindari perkataan kasar, keras dan ucapan yang menyakiti perasaan.
Tenang dalam berbicara dan tidak tergesa-gesa.
Mendengarkan pembicaraan orang lain dengan baik dan tidak memotongnya.
Bermuka manis dan senyumlah bila anda bertemu orang lain.
Mendudukkan orang lain pada kedudukannya dan masing-masing dari mereka
diberi hak dan dihargai.
Menjawab salam orang yang dikenal ataupun tidak dikenal.
Jangan membicarakan sesuatu yang tidak berguna.
2.2 MORAL
A. Konsep Moral
Moral berasal dari kata Latin “Mos” dan “Mores” (bentuk jamaknya) yang berarti
adat atau cara hidup. Kata moral juga berasal dari bahasa Yunani “Mos” dan “Etos” yang
berarti kebiasaan. Moral adalah tindakan manusia yang sesuai dengan ide-ide umum
(masyarakat) yang baik dan wajar. Beberapa pendapat tentang moral :
Menurut KBI (Tim Prima Pena) : ajaran tentang baik buruk yang diterima umum
mengenai akhlak-akhlak dan budi pekerti, kondisi mental yang mempengaruhi
seseorang menjadi tetap bersemangat, berani, disiplin, dll.
Ensiklopedia Pendidikan : suatu istilah untuk menentukan batas-batas dari sifat-
sifat, corak-corak, maksud-maksud, pertimbangan-pertimbangan atau perbuatan-
perbuatan yang layak dapat dinyatakan baik/buruk dan benar/salah.
Menurut Yusan (1977) : kebiasaan atau aturan yang harus dipatuhi seseorang
dalam berinteaksi dengan orang lain.
Menurut Al-Ghazali : tingkah laku seseorang yang muncul secara otomatis
berdasarkan kepatuhan dan kepasrahan pada pesan (ketentuan) Allah yang
Mahauniversal.
Dalam buku The Advanced Leaner’s Dictionary of Current English, moral yaitu :
1) Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan benar dan salah,baik dan buruk
2) Kemampuan untuk memahami perbedaan antara benar dan salah
3) Ajaran atau gambaran tingkah laku yang baik.
Kesadaran moral erat hubungannya dengan hati nurani yang dalam bahasa asing disebut
conscience, conscientia, gewissen, geweten. Dalam bahasa arab disebut dengan qalb, fu’ad.
Kesadaran moral mencakup 3 hal, yaitu :
1) Perasaan wajib atau keharusan untuk melakukan tindakan yang bermoral.
2) Berwujud rasional dan objektif, yaitu suatu perbuatan yang secara umum dapat
diterima oleh masyarakat sebagai hal yang objektif dan dapat diberlakukan secara
universal.
3) Kesadaran moral dalam bentuk kebebasan.
B. Macam-macam dan Ciri-ciri Moral
1. Moral keagamaan
Merupakan moral yang selalu berdasarkan pada ajaran agama Islam.
2. Moral sekuler
Merupakan moral yang tidak berdasarkan pada ajaran agama dan hanya bersifat
duniawi semata-mata.
2.3 AKHLAK
A. Pengertian Akidah Akhlak
Secara etimologi (bahasa) akidah berasal dari kata “aqadaya’qidu-aqdan”, berarti
ikatan perjanjian, sangkutan dan kokoh.1 Disebut demikian, karena ia mengikat dan
menjadi sangkutan atau gantungan segala sesuatu. Dalam pengertian teknis artinya adalah
iman atau keyakinan. Menurut istilah (terminologi) akidah ialah dasar-dasar pokok
kepercayaan atau keyakinan hati seorang muslim yang bersumber ajaran Islam yang wajib
dipegang oleh setiap muslim sebagai sumber keyakinan yang mengikat.
Kata akhlak secara etimologi berasal dari bahasa Arab, bentuk jamak kata khuluq atau
al-khulq yang secara bahasa antara lain berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau
tabiat.
Pada hakikatnya khulq (budi pekerti) adalah suatu kondisi atau sifat yang telah
meresap dari jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari situ timbullah berbagai macam
perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa melakukan
pemikiran.
Apabila dari kondisi tadi timbullah kelakuan yang baik dan terpuji menurut pandangan
syariat dan akal pikiran maka ia dinamakan budi pekerti mulia (akhlak mahmudah).
Sebaliknya apabila yang lahir kelakuan yang buruk maka disebut sebagai budi pekerti yang
tercela (akhlak madzmumah).4 Definisi akhlak menurut al-ghazali ialah:
الخلق عبا رة عن هيئة في النفس را سخة عنها تصد را ال فعا ل بسهولة و يسر من غير حا جة الى فكر و رؤية
“Akhlak ialah sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan segala perbuatan
yang dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”.
a. Perbuatan itu harus konstan yaitu dilakukan berulang kali (kontinu) dalam bentuk yang
sama sehingga dapat menjadi kebiasaan.
b. Perbuatan konstan itu harus tumbuh dengan mudah sebagai wujud refleksi dari jiwanya tan
pertimbangan dan pikiran, yakni bukan adanya tekanan atau paksaan dari orang lain.
Aqidah Akhlaq merupakan pendidikan yang sangat penting untuk para siswa agar
dapat mencerminkan dan menanamkan akhlak yang mulia didalam jiwa siswa dalam masa
pertumbuhannya. Dalam dunia pendidikan yang sangat berperan adalah pendidiknya (guru)
untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada peserta didiknya sehingga anak mampu
mengaplikasikan dengan baik. “Pendidikan Islam bertugas mempertahankan, menanamkan,
dan mengembangkan kelangsungan berfungsinya nilai-nila Islami yang bersumber dari
kitab suci Al- Qur’an dan al-hadits”.
Dari pengertian akidah dan akhlak di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
akidah akhlak adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan siswa untuk
mengenal, memahami, menghayati, dan mengimani Allah dan merealisasikannya dalam
perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan.
Menurut Aminuddin akhlak terbagi pada dua macam yaitu akhlak terpuji (akhlakul
mahmudah) dan akhlak tercela (akhlakul madzmumah).
1. Akhlak Terpuji Akhlak terpuji adalah sikap sederhana yang lurus sikap sedang tidak
berlebih-lebihan, baik perilaku, rendah hati, berilmu, beramal, jujur, tepat janji,
istiqamah, berkemaan, berani, sabar, syukur, lemah lembut dan lain-lain.
2. Akhlak Tercela Akhlak tercela yaitu semua apa-apa yang telah jelas dilarang dan
dibenci oleh Allah swt yang merupakan segala perbuatan yang bertentangan
dengan akhlak terpuji.
Semua ummat Islam sepakat pada kedua dasar pokok itu (al-Qur`an dan Sunnah)
sebagai dalil naqli yang tinggal mentransfernya dari Allah Swt, dan Rasulullah Saw.
Selain itu standar lain yang dapat dijadikan untuk menentukan baik dan buruk
adalah akal dan nurani manusia serta pandangan umum masyarakat. Islama dalah agama
yang sangat mementingkan Akhlak dari pada masalahmasalah lain. Karena misi Nabi
Muhammad diutus untuk menyempurnakan Akhlak. Manusia dengan hatinuraninya dapat
juga menentukan ukuran baik dan buruk, sebab Allah memberikan potensi dasar kepada
manusia berupa tauhid. Allah Swt. berfirman:
Artinya:
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
“Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (EngkauTuhan kami), kami
menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap
ini (keesaan Tuhan)”.” (QS. al-A’raf: 72).
Prinsip Akhlak dalam Islam terletak pada Moral Force. Moral Force Akhlak Islam
adalah terletak pada iman sebagai Internal Power yang dimiliki oleh setiap orang mukmin
yang berfungsi sebagai motor penggerak dan motivasi terbentuknya kehendak untuk
merefleksikan dalam tata rasa, tatakarsa, dan tatakarya yang kongkret. Dalam hubungan ini
Rasulullah Saw, bersabda: “Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang
terbaik akhlaknya. Dan sebaik-baik diantara kamu ialah yang paling baik kepada istrinya”
Selain itu yang menjadi dasar pijakan Akhlak adalah Iman, Islam, dan Islam. Al-
Qur’an menggambarkan bahwa setiap orang yang beriman itu niscaya memiliki akhlak
yang mulia yang diandaikan seperti pohon iman yang indah hal ini dapat dilihat pad asurat
Ibrahim ayat 2426-, yang berbunyi:
Artinya: “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan
kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke
langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah
membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan
perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan
akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun.”.
PERSAMAAN
1. Mengacu kepada ajaran atau gambaran tentang perbuatan, tingkah laku, sifat
dan perangai yang baik.
2. Untuk menakar martabat dan harkat kemanusiaannya.
3. Ketiganya tidak semata-mata merupakan faktor keturunan yang bersifat tetap,
statis dan konstan tetapi merupakan potensi positif yang dimiliki setiap orang.
PERBEDAAN
Dapat kita lihat pada sifat dan kawasan pembahasannya, dimana etika lebih bersifat
teoritis dan memadang tingkah laku manusia secara umum. Sedangkan moral, lebih
bersifat praktis yang ukurannya adalah bentuk perbuatan.
Sumber yang dijadikan patokan untuk menentukan baik dan buruk pun berbeda.
Dimana akhlak berdasarkan pada al-Qur’an dan al-Sunnah. Etika berdasarkan akal
pikiran. Sedangkan moral, berdasarkan kepada kebiaaan yang berlaku di masyarakat.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Etika menurut filsafat dapat disebut sebagai ilmu yang menyelidiki mana yang baik
dan buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui
oleh akal pikiran.
Moral adalah penentuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Istilah moral
biasanya dipergunakan untuk menentukan batas-batas suatu perbuatan, kelakuan, sifat dan
perangkai dinyatakan benar, salah, baik, buruk, layak atau tidak layak, patut maupun tidak
patut.
Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak
mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi’at, perangai, karakter manusia yang baik
maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama makhluk.
Ketiga hal tersebut (etika, moral dan akhlak) merupkan hal yang paling penting
dalam pembentukkan akhlakul karimah seorang manusia. Dan manusia yang aling baik
budi pekertinya adalah Rasulullah S.A.W. Anas bin Malik Ra. seorang sahabat yang mulia
menyatakan : “Rasulullah S.A.W adalah manusia yang paling baik budi pekertinya.” (HR.
Bukhari dan Muslim).
3.2 SARAN
Kita harus bisa membentengi diri kita dengan keimanan dan ketaqwaan agar
modernisasi dan globalisasi tidak mempengaruhi etika, moral dan akhlak kita tetapi kita
yang mengendalikan modernisasi dan globalisasi yang harus kita peroleh dan pelajari
dengan etika, moral dan akhlak yang kita miliki.
Hendaknya kita sebagai muslim dapat menerapan etika, moral, dan akhlak ke dalam
kehidupan sehari-hari sesuai dengan syariat islam.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.researchgate.net/publication/
335867889_MAKALAH_ETIKA_MORAL_DAN_AKHLAK
https://www.slideshare.net/aisyahturidho/makalah-etika-moral-akhlak-agama
https://www.slideshare.net/azura003/kelompok-12-31119922
https://www.kompasiana.com/steven66901/5cbb2faecc52835f1c48c102/moral
https://www.academia.edu/5511375/Makalah_agama_Etika_moral_akhlak
https://www.islamidina.id/2020/04/makalah-agama-islam-tentang-etika-moral.html
https://seputarilmu.com/2019/10/moral.html
https://www.dosenpendidikan.co.id/contoh-etika/
Rafik Issa Beekum, Islamic Business Athics (Pent. Muhammad, Pustaka Pelajar, Jakarta,
2004)hal. 3.
Hardiono, Sumber Etika Dalam Islam. Jurnal Al-Aqidah: Jurnal Ilmu Aqidah Filsafat,
Volume 12, Edisi 2, Desember 2020
Darsono, T. Ibrahim. 2008. Membangun Akidah dan Akhlak. Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri. Solo.
Ghoni Asykur, Abdul. 1992. Kumpulan Hadist-Hadist Pilihan Bukhori Muslim. Husaini
Bandung.
Sinaga, Hassarudin dan Zaharuddin. 2004. Pengatar studi akhlak, raja grafindo persada.
Jakarta.
Yaqub, Hamzah. 1988. Etika Islam. Cv Diponegoro. Bandung. (artikel ini disadur dari
presentasi pada mata kuliah akhlah tasawuf)
Yazid. 2009. Kedudukan As Sunah dalam Syariat islam. Cet III. Pustaka At Takwa. Bogor.
Agus Susanto, Muhammad. 2007. “Pendidikan Akhlak dalam Novel Ketika Cinta Bertasbih
karya Habiburrahman El Shirazy I”. Surakarta: FAI-UMS. Anwar, Rosihon. 2010.
Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia. Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Reneka Cipta. Azwar, Saifudin. 2010. Metode
Penelitian. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
4 Ibid., hlm. 3. 5 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak (Yogyakarta: LPPI.2007 )cet IX, hlm. 3. 6
Zainuddin dkk, Seluk Beluk Pendidikan al-Ghazali, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991),
Ibid., hlm. 3. 5 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak (Yogyakarta: LPPI.2007 )cet IX, hlm. 3. 6
Zainuddin dkk, Seluk Beluk Pendidikan al-Ghazali, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hlm.102.