Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH TUGAS MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

ETIKA MORAL DAN AKHLAK

Dosen Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam :

1. Bpk. Dr. Rizky Pristiandi Harahap, MA

2. Bpk. Amsal Qori Dalimunthe, M.PD.I

Kelompok VI :

1. Adilla Amalia Putri (218600169)


2. Dea Alifa Amanda Batubara (218600167)
3. Dea Emelia Putri (218600249)
4. Klara Aulia Br Panjaitan (218600247)
5. Veronika Amalia Putri Halim (218600360)
6. Yuka Nhira Aurelliasyah (218900309)

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MEDAN AREA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas ke hadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “etika, moral, dan akhlah” guna
memenuhi tugas mata kuliah pendidikan agama.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kami haturkan untuk junjungan nabi agung kami,
yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kami
semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam
yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam
semesta.

Tak lupa juga kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak
yang telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan kami telah
berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun tugas makalah ini. Oleh sebab itu, kami
sangat mengharapkan kritik, saran dan nasehat yang baik demi perbaikan tugas makalah ini
kedepannya.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ni dapat berguna dan bemanfaat
untuk kita semua.

Medan, Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................
Daftar Isi...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
1.1 Latar Belakang............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................
1.3 Tujuan Penulis............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................
2.1 Etika..........................................................................................................
2.2 Moral..........................................................................................................
2.3 Akhlak ........................................................................................................
2.4 Persamaan dan Perbedaan Etika, Moral dan Akhlak..................................
BAB III PENUTUP .................................................................................................
3.1 Kesimpulan.................................................................................................
3.2 Saran...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejarah agama menunjukan bahwa kebahagiaan yang ingin dicapai dengan


menjalankan syariah agama itu hanya dapat terlaksana dengan adanya akhlak yang
baik. Timbulnya kesadaran akhlak dan pendirian manusia terhadap-Nya adalah
pangkalan yang menentukan corak hidup manusia.
Islam adalah agama yang sangat memperhatikan binaan etika, moral, dan
akhlak mulia secara komprehensif baik segi materi, metode, pendekatan dan
pelaksanaannya. Ajaran Islam tentang iman, islam, dan ihsan misalnya, dinilai
belum sempurna jika tidak menimbulkan dampak pembinaan akhlak dan karakter
mulia.
Di era global yang semakin maju ini, perilaku seorang muslim semakin
beraneka ragaam. Bahkan lupa dengan adanya etika, moral dan akhlak yang
seharusnya dijunjung tinggi sebagai umat Nabi Muhammad SAW. Karena pada
kenyataannya manusia sekarang kurang pengetahuan tentang etika, moral, dan
akhlak.
Kesadaran akhlak adalah kesadaran manusia tentang dirinya sendiri, dimana
manusia melihat atau merasakan diri sendiri sebagai berhadapan dengan baik dan
buruk.Disitulah membedakan halal dan haram, hak dan bathil, boleh dan tidak boleh
dilakukan, meskipun dia bisa melakukan.Itulah hal yang khusus manusiawi.Dalam
dunia hewan tidak ada hal yang baik dan buruk atau patut tidak patut, karena hanya
manusialah yang mengerti dirinya sendiri, hanya manusialah yang sebagai subjek
menginsafi bahwa dia berhadapan pada perbuatannya itu, sebelum, selama dan
sesudah pekerjaan itu dilakukan.Sehingga sebagai subjek yang mengalami
perbuatannya dia bisa dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya itu.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan etika, moral dan akhlak?
2. Apa manfaat etika, moral dan akhlak dalam kehidupan?
3. Apa macam-macam atau ciri-ciri etika, moral dan akhlak?
4. Nilai apa yang terkandung dalam etika, moral dan akhlak?
5. Apa prinsip dasar akhlak dan moral menurut Islam?
6. Apa persamaan dan pebedaan antara etika, moral dan akhlak?

1.3 Tujuan Penulis


1. Agar pembaca mengetahui lebih dalam tentang etika, moral dan akhlak.
2. Agar pembaca mengetahui manfaat yang didapatkan dari etika, moral dan
akhlak.
3. Agar pembaca mengetahui macam-macam dan ciri-ciri etika, moral dan
akhlak.
4. Agar pembaca mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam etika, moral
dan akhlak.
5. Mengetahui prinsip dasar akhlak dan moral menurut Islam.
6. Mengetahui persamaan dan perbedaan antara etika, moral dan akhlak.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 ETIKA

A. Pengertian Etika

Etika berasal dari bahasa yunani kuno yakni Ethos adalah ta etha artinya adat
kebiasaan. Dalam bahasa arab etika Islam sama artinya dengan akhalk jamak dari khulukun
yang berarti budi pekerti, perangai, tingkahlakku atau tabiat. Secara umum etika aadalah
filsafat, ilmu disiplin tentang cara-cara perilaku manusia atau keterus-terusan tindakan
manusia.

Secara etimologis, menurut Endang Syaifuddin Anshari, etika berarti perbuatan, dan
ada sangkut pautnya dengan kata-kata Khuliq( pencipta) dan Makhluq (yang diciptakan).
Akan tetapi, ditemukan juga pengertian etika berasal dari kata jamak dalam bahasa Arab
“Akhlaq”. Kata Mufradnya adalah khulqu, yang berarti sajiyyah: perangai, mur’iiah : budi,
thab’in : tabiat, dan adab: adab (kesopanan). (Muhammad Alfan, Filsafat Etika Islam.

Pemakaian istilah etika disamakan dengan akhlak. Adapun persamaannya terletak pada
objeknya, yaitu keduanya sama-sama membahas baik buruknya tingkah laku manusia. Segi
perbedaannya etika menentukan baik buruknya manusia dengan tolak ukur akal pikiran.
Sedangkan akhlak dengan menetukannya dengan tolak ukurajaran agama (al-Quran dan
alSunnah).

Menurut Hamzah Ya’kub etika adalah ilmu tingkah laku manusia yang berkaitan
dengan prinsip-prinsip dan tindakan moral yang betul , atau tepatnya etika adalah ilmu yang
menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk.

Menurut Amin etik adalah ilmu yang menjelaskan arti yang baik dan buruk,
menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia kepada lainnya. Menyatakan
tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan
untuk melakukan apa yang harus diperbuat.
B. Manfaat Etika
1. Dapat membantu suatu pendirian dalam beragam pandangan dan moral.
2. Dapat membantu membedakan mana yang tidak boleh dirubah dan mana yang
boleh dirubah, sehingga dalam melayani tamu kita tetap dapat yang layak diterima
dan ditolak mengambil sikap yang bisa dipertanggungjawabkan.
3. Dapat membantu seseorang mampu menentukan pendapat.
4. Dapat menjembatani semua dimensi atau nilai-nilai yang dibawa tamu dan yang
telah dianut oleh petugas.

C. Sumber-sumber Etika Islam

secara umum berhubungan dengan 4 hal yaitu, sebagai berikut:

a. Dilihat dari segi objek pembahasannya, etika berupaya membahas perbuatan yang
dilakukan oleh manusia.
b. Dari segi sumbernya, etika bersumber dari akal pikiran atau filsafat. Sebagai hasil
pemikiran maka etika tidak bersifat mutlak, absolut dan tidak universal.
c. Dilihat dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan penetap
terhadap suatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia yakni apakah perbuatan itu
akan dinilai baik, buruk, mulia, terhormat, hina. Etika merupakan konsep atau
pemikiran mengenai nilai-nilai untuk digunakan dalam menentukan posisi atau
status perbuatan yang dilakukan manusia. Etika lebih mengacu kepada pengkajian
sistem nilainilai yang ada.
d. Dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relatif yakni dapat berubah-ubah sesuai
tuntunan zaman.
D. Contoh Penerapan Etika dalam Kehidupan

 Ikhlas dan mencari yang hak serta melepaskan diri dari nafsu disaat berbeda
pendapat.
 Menghindari sikap show(ingin tampil) dan membela diri dari nafsu.
 Berbaik sangka kepada orang yang berbeda pendapat denganmu dan tidak menuduh
buruk niatnya.
 Sedapat mungkin menghindari permasalahan-permasalahan khilafiyah dan fitnah.
 Berusaha sebisa mungkin untuk tidak menyalahkan orang lain.
 Berpegang teguh dengan etika berdialog dan menghindari perdebatan.
 Sebisa mungkin untuk tidak memperuncing perselisihan, yaitu dengan cara
menafsirkan pendapat yang keluar dari lawan atau yang dinisbatkan kepadanya
dengan tafsiran yang baik.
 Mengembalikan perkara yang diperselisihkan kepada Kitab Al-Quran dan sunnah.
 Menhindari perkataan kasar, keras dan ucapan yang menyakiti perasaan.
 Tenang dalam berbicara dan tidak tergesa-gesa.
 Mendengarkan pembicaraan orang lain dengan baik dan tidak memotongnya.
 Bermuka manis dan senyumlah bila anda bertemu orang lain.
 Mendudukkan orang lain pada kedudukannya dan masing-masing dari mereka
diberi hak dan dihargai.
 Menjawab salam orang yang dikenal ataupun tidak dikenal.
 Jangan membicarakan sesuatu yang tidak berguna.
2.2 MORAL
A. Konsep Moral
Moral berasal dari kata Latin “Mos” dan “Mores” (bentuk jamaknya) yang berarti
adat atau cara hidup. Kata moral juga berasal dari bahasa Yunani “Mos” dan “Etos” yang
berarti kebiasaan. Moral adalah tindakan manusia yang sesuai dengan ide-ide umum
(masyarakat) yang baik dan wajar. Beberapa pendapat tentang moral :
 Menurut KBI (Tim Prima Pena) : ajaran tentang baik buruk yang diterima umum
mengenai akhlak-akhlak dan budi pekerti, kondisi mental yang mempengaruhi
seseorang menjadi tetap bersemangat, berani, disiplin, dll.
 Ensiklopedia Pendidikan : suatu istilah untuk menentukan batas-batas dari sifat-
sifat, corak-corak, maksud-maksud, pertimbangan-pertimbangan atau perbuatan-
perbuatan yang layak dapat dinyatakan baik/buruk dan benar/salah.
 Menurut Yusan (1977) : kebiasaan atau aturan yang harus dipatuhi seseorang
dalam berinteaksi dengan orang lain.
 Menurut Al-Ghazali : tingkah laku seseorang yang muncul secara otomatis
berdasarkan kepatuhan dan kepasrahan pada pesan (ketentuan) Allah yang
Mahauniversal.
 Dalam buku The Advanced Leaner’s Dictionary of Current English, moral yaitu :
1) Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan benar dan salah,baik dan buruk
2) Kemampuan untuk memahami perbedaan antara benar dan salah
3) Ajaran atau gambaran tingkah laku yang baik.

Menurut pandangan Islam, kriteria moral yang benar adalah :

1. Memandang martabat manusia


2. Mendekatkan manusia kepada Allah

Kesadaran moral erat hubungannya dengan hati nurani yang dalam bahasa asing disebut
conscience, conscientia, gewissen, geweten. Dalam bahasa arab disebut dengan qalb, fu’ad.
Kesadaran moral mencakup 3 hal, yaitu :
1) Perasaan wajib atau keharusan untuk melakukan tindakan yang bermoral.
2) Berwujud rasional dan objektif, yaitu suatu perbuatan yang secara umum dapat
diterima oleh masyarakat sebagai hal yang objektif dan dapat diberlakukan secara
universal.
3) Kesadaran moral dalam bentuk kebebasan.
B. Macam-macam dan Ciri-ciri Moral

Moral secara garis besar dibagi menjadi 2 macam, yaitu :

1. Moral keagamaan
Merupakan moral yang selalu berdasarkan pada ajaran agama Islam.
2. Moral sekuler
Merupakan moral yang tidak berdasarkan pada ajaran agama dan hanya bersifat
duniawi semata-mata.

Menurut Bertens (2001: 143-147), nilai moral mempunyai ciri-ciri,yaitu :


1) Berkaitan dengan tanggung jawab
2) Berkaitan dengan hati nurani
3) Mewajibkan
4) Bersifat formal

C. Manfaat dan Fungsi Moral


1. Untuk memotivasi manusia untuk bertindak dengan penuh kebaikan yang didasari
dan dilandasi oleh kewajiban untuk bermoral.
2. Moral akan meberikan sanksi sosial, sehingga setiap individu (manusia) akan
memikirkan dan mempertimbangkan semua tindakan yang akan dilakukannya.
3. Dengan adanya moral, manusia akan lebih menghormati satu sama lain. Dengan
saling menghormati maka setiap manusia akan dapat menghargai perbedaan
pendapat pada setiap individu, sehingga terjalin keselarasan dan keharmonisan.
4. Moral dapat membentengi kita dari hal buruk. Jika kita telah membentengi diri kita
dari hal buruk maka kita akan terhindar dari kejahatan-kejahatan dan tetap bertindak
benar meskipun ada godaan.
5. Untuk menjaga keharmonisan dalam suatu hubungan sosial. karena dengan adanya
moral maka setiap manusia akan lebih percaya dan menghargai orang lain.
D. Nilai-niai Moral
1. Nilai Kejujuran : Jujur adalah sikap atau sifat seseorang yang menyatakan sesuatu
degan sesungguhnya  dan apa adanya, tidak di tambahi ataupun tidak dikurangi.
Sifat jujur ini harus dimiliki oleh setiap manusia, karena sifat dan sikap ini
merupakan prinsip dasar dari cerminan akhlak seseorang.
2. Nilai Tanggung Jawab : kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan baik
yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat
sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
3. Nilai Disiplin :  sikap mental seseorang yang mengandung kerelaan mematuhi,
ketentuan, peraturan, dan norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan
tanggung jawab.  
4. Nilai Keadilan : Keadilan terutama mengandung arti bahwa suatu keputusan dan
tindakan didasarkan atas norma-norma yang objektif; jadi tidak subjektif apalagi
sewenang-wenang.  
5. Nilai Kooperatif : Kooperatif berarti dapat bekerja sama. Orang yang meiliki moral
yang baik pasti dapat bekerja sama dengan orang lain karena individu tersebut
mampu menerima pendapat dan menghargai orang lain.

2.3 AKHLAK
A. Pengertian Akidah Akhlak
Secara etimologi (bahasa) akidah berasal dari kata “aqadaya’qidu-aqdan”, berarti
ikatan perjanjian, sangkutan dan kokoh.1 Disebut demikian, karena ia mengikat dan
menjadi sangkutan atau gantungan segala sesuatu. Dalam pengertian teknis artinya adalah
iman atau keyakinan. Menurut istilah (terminologi) akidah ialah dasar-dasar pokok
kepercayaan atau keyakinan hati seorang muslim yang bersumber ajaran Islam yang wajib
dipegang oleh setiap muslim sebagai sumber keyakinan yang mengikat.

Kata akhlak secara etimologi berasal dari bahasa Arab, bentuk jamak kata khuluq atau
al-khulq yang secara bahasa antara lain berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau
tabiat.

Pada hakikatnya khulq (budi pekerti) adalah suatu kondisi atau sifat yang telah
meresap dari jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari situ timbullah berbagai macam
perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa melakukan
pemikiran.
Apabila dari kondisi tadi timbullah kelakuan yang baik dan terpuji menurut pandangan
syariat dan akal pikiran maka ia dinamakan budi pekerti mulia (akhlak mahmudah).
Sebaliknya apabila yang lahir kelakuan yang buruk maka disebut sebagai budi pekerti yang
tercela (akhlak madzmumah).4 Definisi akhlak menurut al-ghazali ialah:

‫الخلق عبا رة عن هيئة في النفس را سخة عنها تصد را ال فعا ل بسهولة و يسر من غير حا جة الى فكر و رؤية‬

“Akhlak ialah sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan segala perbuatan
yang dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”.

Menurut pengertian di atas, jelaslah bahwa hakikat akhlak menurut Al-Ghazali


harus mencakup 2 syarat:

a. Perbuatan itu harus konstan yaitu dilakukan berulang kali (kontinu) dalam bentuk yang
sama sehingga dapat menjadi kebiasaan.
b. Perbuatan konstan itu harus tumbuh dengan mudah sebagai wujud refleksi dari jiwanya tan
pertimbangan dan pikiran, yakni bukan adanya tekanan atau paksaan dari orang lain.

Aqidah Akhlaq merupakan pendidikan yang sangat penting untuk para siswa agar
dapat mencerminkan dan menanamkan akhlak yang mulia didalam jiwa siswa dalam masa
pertumbuhannya. Dalam dunia pendidikan yang sangat berperan adalah pendidiknya (guru)
untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada peserta didiknya sehingga anak mampu
mengaplikasikan dengan baik. “Pendidikan Islam bertugas mempertahankan, menanamkan,
dan mengembangkan kelangsungan berfungsinya nilai-nila Islami yang bersumber dari
kitab suci Al- Qur’an dan al-hadits”.

B. Ciri-ciri dan Macam-macam Moral


Dari beberapa definisi akhlak di atas dapat dilihat ciri-ciri sebagai berikut:
1. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam diri seseorang
sehingga telah menjadi kepribadiannya.
2. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa
pemikiran. Ini tidak berarti bahwa pada saat melakukan suatu perbuatan yang
bersangkutan dalam keadaan tidak sadar, tidur atau gila. Pada saat yang
bersangkutan melakukan suatu perbuatan dalam keadaan sehat akal pikirannya.
3. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang
mengerjakannya tanpa adanya paksaan atau tekanan dari orang, yakni atas kemauan
pikiran atau keputusan dari yang bersangkutan.
4. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan sesungguhnya bukan main-main
atau bukan karena sandiwara.
5. Perbuatan yang dilakukan karena ikhlas semata-mata karena Allah, bukan karena
ingin dipuji-puji orang atau karena ingin mendapatkan suatu pujian.

Dari pengertian akidah dan akhlak di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
akidah akhlak adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan siswa untuk
mengenal, memahami, menghayati, dan mengimani Allah dan merealisasikannya dalam
perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan.

Menurut Aminuddin akhlak terbagi pada dua macam yaitu akhlak terpuji (akhlakul
mahmudah) dan akhlak tercela (akhlakul madzmumah).

1. Akhlak Terpuji Akhlak terpuji adalah sikap sederhana yang lurus sikap sedang tidak
berlebih-lebihan, baik perilaku, rendah hati, berilmu, beramal, jujur, tepat janji,
istiqamah, berkemaan, berani, sabar, syukur, lemah lembut dan lain-lain.
2. Akhlak Tercela Akhlak tercela yaitu semua apa-apa yang telah jelas dilarang dan
dibenci oleh Allah swt yang merupakan segala perbuatan yang bertentangan
dengan akhlak terpuji.

C. Tujuan Akidah Akhlak


1. Menumbuhkembangkan Akidah melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman
siswa tentang akidah Islam sehingga menjadi manusia Muslim yang terus berkembang
keimanan dan keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT .
2. Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan menghindari akhlak
tercela dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan individu maupun sosial,
sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai akidah Islam.
D. Prinsip Dasar Akhlak dan Moral dalam Islam
Dalam ajaran Islam yang menjadi dasar-dasar akhlak adalah berupa alQur`an dan
Sunnah Nabi Muhammad Saw. Baik dan buruk dalam akhlak Islam ukurannya adalah baik
dan buruk menurut kedua sumber itu, bukan baik dan buruk menurut ukuran manusia.

Semua ummat Islam sepakat pada kedua dasar pokok itu (al-Qur`an dan Sunnah)
sebagai dalil naqli yang tinggal mentransfernya dari Allah Swt, dan Rasulullah Saw.

Selain itu standar lain yang dapat dijadikan untuk menentukan baik dan buruk
adalah akal dan nurani manusia serta pandangan umum masyarakat. Islama dalah agama
yang sangat mementingkan Akhlak dari pada masalahmasalah lain. Karena misi Nabi
Muhammad diutus untuk menyempurnakan Akhlak. Manusia dengan hatinuraninya dapat
juga menentukan ukuran baik dan buruk, sebab Allah memberikan potensi dasar kepada
manusia berupa tauhid. Allah Swt. berfirman:

Artinya:
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
“Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (EngkauTuhan kami), kami
menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap
ini (keesaan Tuhan)”.” (QS. al-A’raf: 72).

Prinsip Akhlak dalam Islam terletak pada Moral Force. Moral Force Akhlak Islam
adalah terletak pada iman sebagai Internal Power yang dimiliki oleh setiap orang mukmin
yang berfungsi sebagai motor penggerak dan motivasi terbentuknya kehendak untuk
merefleksikan dalam tata rasa, tatakarsa, dan tatakarya yang kongkret. Dalam hubungan ini
Rasulullah Saw, bersabda: “Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang
terbaik akhlaknya. Dan sebaik-baik diantara kamu ialah yang paling baik kepada istrinya”

Selain itu yang menjadi dasar pijakan Akhlak adalah Iman, Islam, dan Islam. Al-
Qur’an menggambarkan bahwa setiap orang yang beriman itu niscaya memiliki akhlak
yang mulia yang diandaikan seperti pohon iman yang indah hal ini dapat dilihat pad asurat
Ibrahim ayat 2426-, yang berbunyi:
Artinya: “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan
kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke
langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah
membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan
perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan
akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun.”.

2.4 PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ETIK MORAL DAN AKHLAK

 PERSAMAAN
1. Mengacu kepada ajaran atau gambaran tentang perbuatan, tingkah laku, sifat
dan perangai yang baik.
2. Untuk menakar martabat dan harkat kemanusiaannya.
3. Ketiganya tidak semata-mata merupakan faktor keturunan yang bersifat tetap,
statis dan konstan tetapi merupakan potensi positif yang dimiliki setiap orang.
 PERBEDAAN
Dapat kita lihat pada sifat dan kawasan pembahasannya, dimana etika lebih bersifat
teoritis dan memadang tingkah laku manusia secara umum. Sedangkan moral, lebih
bersifat praktis yang ukurannya adalah bentuk perbuatan.
Sumber yang dijadikan patokan untuk menentukan baik dan buruk pun berbeda.
Dimana akhlak berdasarkan pada al-Qur’an dan al-Sunnah. Etika berdasarkan akal
pikiran. Sedangkan moral, berdasarkan kepada kebiaaan yang berlaku di masyarakat.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Etika menurut filsafat dapat disebut sebagai ilmu yang menyelidiki mana yang baik
dan buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui
oleh akal pikiran.

Moral adalah penentuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Istilah moral
biasanya dipergunakan untuk menentukan batas-batas suatu perbuatan, kelakuan, sifat dan
perangkai dinyatakan benar, salah, baik, buruk, layak atau tidak layak, patut maupun tidak
patut.

Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak
mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi’at, perangai, karakter manusia yang baik
maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Khaliq atau dengan sesama makhluk.

Ketiga hal tersebut (etika, moral dan akhlak) merupkan hal yang paling penting
dalam pembentukkan akhlakul karimah seorang manusia. Dan manusia yang aling baik
budi pekertinya adalah Rasulullah S.A.W. Anas bin Malik Ra. seorang sahabat yang mulia
menyatakan : “Rasulullah S.A.W adalah manusia yang paling baik budi pekertinya.” (HR.
Bukhari dan Muslim).

3.2 SARAN
Kita harus bisa membentengi diri kita dengan keimanan dan ketaqwaan agar
modernisasi dan globalisasi tidak mempengaruhi etika, moral dan akhlak kita tetapi kita
yang mengendalikan modernisasi dan globalisasi yang harus kita peroleh dan pelajari
dengan etika, moral dan akhlak yang kita miliki.

Hendaknya kita sebagai muslim dapat menerapan etika, moral, dan akhlak ke dalam
kehidupan sehari-hari sesuai dengan syariat islam.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.researchgate.net/publication/
335867889_MAKALAH_ETIKA_MORAL_DAN_AKHLAK

https://www.slideshare.net/aisyahturidho/makalah-etika-moral-akhlak-agama

https://www.slideshare.net/azura003/kelompok-12-31119922

https://www.kompasiana.com/steven66901/5cbb2faecc52835f1c48c102/moral

https://www.academia.edu/5511375/Makalah_agama_Etika_moral_akhlak

https://www.islamidina.id/2020/04/makalah-agama-islam-tentang-etika-moral.html

https://seputarilmu.com/2019/10/moral.html

https://www.dosenpendidikan.co.id/contoh-etika/

Hamzah Yakub, Etika Islam, (Bandung: cp. Diponogoro, 1985), hal. 11

Ahmad Amin, Etika, (Jakarta: Bulan Bintang, 1995), Hal. 5

Muhammad Alfan, Filsafat Etika Islam,(Bandung: Pustaka Setia, 2011), hal.20-21.

Faisal Badroen, Op. Cit, hal. 6. ; Ibid, hal. 14.

Rafik Issa Beekum, Islamic Business Athics (Pent. Muhammad, Pustaka Pelajar, Jakarta,
2004)hal. 3.

Hardiono, Sumber Etika Dalam Islam. Jurnal Al-Aqidah: Jurnal Ilmu Aqidah Filsafat,
Volume 12, Edisi 2, Desember 2020

Darsono, T. Ibrahim. 2008. Membangun Akidah dan Akhlak. Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri. Solo.

Fakhry, Majid. 1996, Etika dalam islam. Pustaka pelajar. Yogyakarta.

Ghoni Asykur, Abdul. 1992. Kumpulan Hadist-Hadist Pilihan Bukhori Muslim. Husaini
Bandung.

Sinaga, Hassarudin dan Zaharuddin. 2004. Pengatar studi akhlak, raja grafindo persada.
Jakarta.

Yaqub, Hamzah. 1988. Etika Islam. Cv Diponegoro. Bandung. (artikel ini disadur dari
presentasi pada mata kuliah akhlah tasawuf)
Yazid. 2009. Kedudukan As Sunah dalam Syariat islam. Cet III. Pustaka At Takwa. Bogor.

Agus Susanto, Muhammad. 2007. “Pendidikan Akhlak dalam Novel Ketika Cinta Bertasbih
karya Habiburrahman El Shirazy I”. Surakarta: FAI-UMS. Anwar, Rosihon. 2010.

Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia. Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Reneka Cipta. Azwar, Saifudin. 2010. Metode
Penelitian. Yogyakarta: Pustaka pelajar.

H. Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1972), hlm.


274. 2 Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2000), hlm.199. 3 Ibid., hlm. 346.

4 Ibid., hlm. 3. 5 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak (Yogyakarta: LPPI.2007 )cet IX, hlm. 3. 6
Zainuddin dkk, Seluk Beluk Pendidikan al-Ghazali, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991),

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No 2 tahun 2008 Tentang Standar


Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di
Madrasah, hlm 20-21

Aminuddin, dkk, (2006), Membangun Karakter dan Kepribadian melalui Pendidikan


Agama Islam, Jakarta: Graha Ilmu, hal. 96.

Ibid., hlm. 3. 5 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak (Yogyakarta: LPPI.2007 )cet IX, hlm. 3. 6
Zainuddin dkk, Seluk Beluk Pendidikan al-Ghazali, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hlm.102.

Marjuki, 2009.AkhlakMulia (PengantarStudiKonsep-KonsepDasarEtikaDalam Islam), Yogyakarta:


Debut Wahana

Anda mungkin juga menyukai