Anda di halaman 1dari 13

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Pendidikan Akhlak SAMDANI, Drs., M.Fil.l.

MAKALAH ETIKA, MORAL, SUSILA DAN AKHLAK

Penyusun :

Windha Lusiana (200101030214)

Munawarah (200101030644)

Rizqa Sahlaa Azqia (200101030807)

Kelas :

Kelompok 2

Tadris Bahasa Inggris 20 B

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI (UIN) ANTASARI BANJARMASIN 2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua, dan tak lupa salawat beriring salam kita hanturkan kepada Nabi
besar Muhammad SAW, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah
Akhlak ini tepat waktu. Makalah dengan judul “ETIKA, MORAL, SUSILA, DAN AKHLAK
” ini kami susun untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Akhlak Tasawuf yang diberikan oleh
BAPAK SAMDANI, Drs., M.Fil.l

Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada BAPAK SAMDANI, Drs., M.Fil.l.


selaku dosen Pendidikan Akhlak, terima kasih kepada anggota kelompok II, serta pihak-pihak
yang telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, dengan kerendahan hati, kami memohon maaf. Semoga makalah
ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca sekalian.

8 Maret 2023

Penyusun
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
PENDAHULUAN....................................................................................................4
BAB I........................................................................................................................4
Latar Belakang..........................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
Pengertian dan kharakteritik Etika.......................................................... .................5
Pengertian dan kharakteristik Moral........................................................................6
Pengertian dan kharakteristik Susila.........................................................................7
Pengertian Akhlak.....................................................................................................7
Hubungan Etika, Moral, dan Susila dengan Akhlak................................................10
BAB 3……................................................................................................................11
Kesimpulan...............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Etika, moral, susila dan ilmu akhlak. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah
tersebut, namun banyak dari kita yang sering keliru mengartikan ke-empat hal tersebut. Etika
adalah ilmu yang mempelajari tentang baik atau buruk suatu perbuatan yang harus dilakukan
oleh manusia. Moral adalah perbuatan atau tingkah laku yang digunakan oleh manusia dalam
bertindak yang didalamnya terdapat batasan-batasan yang terbentuk oleh adat istiadat suatu
daerah. Sedangkan susila adalah upaya untuk membimbing suatu masyarakat sesuai dengan
nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Dan ilmu akhlak sendiri adalah ilmu yang
mempelajari sifat-sifat manusia sejak lahir. Sekilas menurut pengertian dari ke-empat hal
tersebut adalah sama, namun sebenarnya bila dikaji lebih dalam akan menimbulkan persamaan
bahkan perbedaan dalam ke-empat hal tersebut. Untuk lebih memahami persamaan dan
perbedaan ke-empat hal tersebut makan akan dikaji lebih dalam dalam bab berikutnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari etika dan kharakteristiknya?

2. Apa pengertian dari moral dan kharakteristiknya?

3. Apa pengertian dari susila?

4. Apa pengertian dari akhlak dan kharakteristiknya?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari etika dan kharakteristiknya

2. Untuk mengetahui pengertian dari moral dan kharakteristiknya

3. Untuk mengetahui pengertian dari susila

4. Untuk mengetahui pengertian dari akhlak dan kharakteristiknya


BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Etika

Dari segi etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani, ethos yang berarti watak
kesusilaan atau adat. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, etika yang berartikan ilmu
pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Dari pengertian kebahasaan ini terlihat
bahwa etika berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku manusia. Adapun arti
etika dari segi istilah telah dikemukakan para ahli dengan ungkapan yang berbeda-bada
sesuai dengan sudut pandangnya. Ahmad Amin misalnya mengartikan etika adalah ilmu
yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh
manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka
dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan.

Dalam Encyclopedia Britanica, etika dinyatakan sebagai filsafat moral, yaitu studi
yang sistematik mengenai sifat dasar dari konsep-konsep nilai baik, buruk, harus, benar,
salah dan sebagainya. Selanjutnya Frankena, dikutip dalam Ahmad Charris Zubair
mengatakan bahwa etika adalah sebagai cabang filsafat, yaitu filsafat moral atau pemikiran
filsafat tentang moralitas, problem moral, dan pertimbangan moral.

A. Karakteristik Etika
Karakter dasar yang membedakan antara etika Islam dan non-Islam−misalnya
Yunani−adalah terletak pada aspek teologis (tauhid) dan sumber etika Islam yang
utama yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dalam etika Islam, tidak semua konsep atau
teori tentang etika, murni sepenuhnya merupakan hasil pemikiran manusia namun,
juga terdapat panduan dari tuhan (Allah SWT) melalui kitab suci dan Rasul-Nya.
Karakteristik etika Islam secara garis besar ada empat, yaitu:
1. Etika Islam mengajarkan dan menuntun manusia kepada tingkah laku yang baik
dan menjauhkan diri dari tingkah laku yang buruk.
2. Etika Islam menetapkan bahwa, yang menjadi sumber moral, ukuran baik dan
buruknya perbuatan seseorang didasarkan pada Al-Qur’an dan As-Sunnah.
3. Etika Islam bersifat universal dan komprehensif, dapat diterima dan dijadikan
pedoman oleh seluruh umat manusia, kapanpun dan di manapun mereka berada.
4. Etika Islam mengatur dan mengarahkan fitrah manusia ke jenjang akhlak yang
luhur dan mulia, serta meluruskan perbuatan manusia sebagai upaya
memanusiakan manusia

Selain akhlak, falsafah al-akhlaqiyyah, dan lainnya, etika Islam juga sering
disebut sebagai ajaran akhlaqul karimah (akhlak yang mulia).
karimah dapat dilihat dari aspek kehidupan manusia dan tujuannya, yaitu
urusan dunia dikejar dalam rangka mengejar kehidupan akhirat. Hal tessebut seperti
dijelaskan dalam Al-Qur’an yang artinya:
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan
berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu,
dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
(Q.S Al-Qashash [28]: 77)15.

Dalam ajaran akhlaqul karimah juga terdapat karakteristik tujuan hidup


manusia berdasarkan Al-Qur’an:
(1) Karakteristik akhlaqul karimah membimbing pelakunya dalam kehidupan sosial
yang baik, dan mengangkatnya pada derajat hidup yang lebih tinggi.
(2) Karakteristik akhlaqul karimah juga juga membimbing manusia pada sikap saling
membantu antar sesama dan juga antar lembaga, seperti pemerintah, tokoh
masyarakat, dan lainnya, demi tercapainya kemaslahatan bersama.
(3) Karakteristik lain adalah membimbing pelakunya untuk menjalani hidup secara
adil dan mengutamakan kepentingan bersama, contoh pemerintah yang
mengedepankan kepentingan rakyatnya.
(4) Karakteristik terakhir adalah menjadikan manusia menjadi hamba yang taat, baik
itu terhadap aturan-aturan agama, maupun aturan pemerintah di mana ia tinggal

2. Pengertian Moral

Adapun arti moral dari segi bahasa dari bahasa Latin, mores yaitu jamak dari
mos yang berarti adat kebiasaan. Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia
dikatakan bahwa moral adalah penentuan baik-buruk terhadap perbuatan dan
kelakuan. Selanjutnya moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan
untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau
perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik, atau buruk. Dalam
hal memberikan defenisi moral, padangan berbeda diungakapkan oleh Howard,
bahwa moral merupakan patokan prilaku benar dan salah yang dapat dijadikan
pedoman bagi pribadi seseorang. Moral juga menjadi pedoman dalam berinteraksi
dengan orang lain. Baik dan buruk perbuatan seseorang dapat diukur dari nilai moral.

Moral dalam Islam identik dengan akhlak (budi pekerti) ialah satu kondisi
atau sifat yang sudah meresap dalam jiwa dan telah menjadi kepribadian dan dari
sanalh timbul berbagai macam perbuatan yang dilakukan secara spontan tanpa dibua
dan tanpa melalui pemikiran.

A. Karakteristik dan Ciri-ciri Moral


Menurut Bertens (2001: 143-147) nilai moral mempunyai ciri-ciri, (1) berkaitan
dengan tanggung jawab, (2) berkaitan dengan hati nurani, (3) mewajibkan, (4) bersifat
formal, berikut penjelasannya:
(1) Berkaitan dengan Tanggung Jawab
Hal ini ditandai dengan nilai-nilai yang berkaitan dengan pribadi manusia yang
bertanggung jawab. Nilai-nilai moral mengakibatkan seseorang dikatakan bersalah
atau tidak bersalah, karena ia bertanggung jawab.

(2) Berkaitan dengan Hati Nurani


Mewujudkan nilai-nilai moral merupakan “imbauan” dari hati nurani. Salah satu ciri
khas nilai moral adalah bahwa hanya nilai ini menimbulkan “suara” dari hati nurani
yang menuduh kita bila meremehkan atau menentang nilai-nilai moral dan memuji
kita bila mewujudkan nilai-nilai moral.

(3) Mewajibkan
Dapat dikatakan bahwa kewajiban absolut yang melekat pada nilai-nilai moral berasal
dari kenyataan bahwa nilai-nilai ini menyangkut pribadi manusia sebagai
keseluruhan, sebagai totalitas.

(4) Bersifat Formal


Kita merealisasikan nilai-nilai moral dengan mengikutsertakan nilai-nilai lain dalam
suatu “tingkah laku moral”. Nilai-nilai moral tidak memiliki “isi” tersendiri, terpisah
dari nilai-nilai lain. Tidak ada nilai-nilai moral yang “murni”, terlepas dari nilai-nilai
lain. Hal itulah yang dimaksud dengan nilai moral bersifat formal. Max Scheler
mengungkapkan hal yang sama juga dengan menegaskan bahwa nilai-nilai moral
“membonceng” pada nilai-nilai lain.

3. Pengertian Susila

Susila atau kesusilaan berasal dari kata susila yang mendapat awalan ke dan
akhiran an. Kata tersebut berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu su dan sila. Su berarti
baik, bagus dan sila berarti dasar, prinsip, peraturan hidup atau normal. Kata susila
selanjutnya digunakan untuk arti sebagai aturan hidup yang baik lagi. Orang yang
susila adalah orang yang berkelakuan baik, sedangkan orang yang a susila adalah
orang yang berkelakuan baik. Para pelaku Zina (pelacur) misalnya sering diberi gelar
sebagai tuna susila. Selanjutnya kata susila dapat pula berarti sopan, beradab, baik
budi bahasanya. Dan kesusilaan sama dengan kesopanan. Dengan demikian
kesusilaan lebih mengacu kepada upaya membimbing, memandu, mengarahkan,
membiasakan dan memasyarakatan hidap yang sesuai dengan norma atau nilai-nilai
yang berlaku dalam masyarakat.

4. Pengertian Akhlak
Menurut pendekatan etimologi, perkataan “akhlaq” berasal dari bahasa arab
jama’ dari bentuk mufrodnya ‫ خلق‬yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku
atau tabiat. Menurut ibnu athir dalam bukunya an-nihayah menerangkan bahwa
hakikat makna khuluq ialah gambaran batin manusia yang tepat (yaitu jiwa dan
sifat-sifatnya), sedangkan khalqu merupakan gambaran bentuk luarnya (yaitu yang
berhubungan dengan jasad/badan). Menurut abd. Hamid Yunus akhlaq adalah:

“Akhlaq ialah segala sifat manusia yang mendidik.”

Adapun untuk definisi akhlak secara istilah adalah sebagai berikut:

1. Menurut ibnu miskawaih, yang dimaksud dengan akhlaq adalah


‫حال للنفس داعية لها الى افعالها من غير فكر والروية‬
“Keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan
tanpa melalui pertimbangan pikiran terlebih dahulu.”

2. Menurut Imam Al-Ghazali, yang dimaksud dengan akhlaq adalah


‫ من غير حاجة الى‬g‫فالخلق عبارة عن هيئة في النفس راسخة عنها تصدر االفعال بسهولة ويسر‬
‫فكر ورؤية‬

“Akhlaq ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul
perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran
(lebih dulu).”
3. Menurut Prof. Dr. Ahmad Amin, yang dimaksud dengan akhlaq adalah.
‫ الخلق بأنه عادة االرادة يعنى ان االرادة اذا اعتادت شيئا فعادتها هي المسماة الحق‬g‫عرف بعضهم‬

“Sementara orang mengetahui bahwa yang disebut akhlaq ialah kehendak yang
dibiasakan. Artinya, kehendak itu bila membiasakan sesuatu, kebiasaan itu
dinamakan akhlaq.”

Menurut beberapa pengertian di atas, ilmu akhlaq itu mengandung unsurunsur


sebagai berikut:
a. Menjelaskan baik dan buruk.
b. Menerangkan apa yang seharusnya dilakukan seseorang serta bagaimana cara kita
bersikap antar sesama.
c. Mmenjelaskan mana yang patut kita perbuat.
d. Menunjukkan jalan lurus yang hendak kita lewati.

Dari beberapa pengertian di atas juga dapat disimpulkan bahwa terdapat 5 ciri-ciri
yang terdapat dalam perbuatan akhlak, yaitu:
1) Perbuatan akhlaq adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang
sehingga telah menjadi kepribbadiannya
2) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah tanpa
pemikiran. 3) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dalam diri orang yang
mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.
4) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya, bukan
main-main atau karena sandiwara.
5) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan karena ikhlas semata-mata
karena Allah.
Berdasarkan beberapa bahasan yang berkaitan dengan ilmu akhlaq, maka dapat
dipahami bahwa objek (lapangan/sasaran) pembahasan ilmu akhlaq itu ialah
tindakan-tindakan seseorang yang dapat di berikan nilai baik atau buruknya, yaitu
perkataan dan perbuatan yang termasuk ke dalam kategori perbuatan akhlaq.

A. Karakteristik Akhlak
Kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh al-Qur’an dan sunnah, mengandung
muatan universalistik dan partikularistik. Muatan universalistik merupakan “
Common platform “ ( titik persamaan ) nilai-nilai moral lain yang ada didunia,
sedangkan muatan partikularistik menunujukkan ciri khas dan karakter akhlak
islam yang berbeda dengan yang lainya. Ciri khas dan karakteristik akhlak islam itu
meliputi :

1. Akhlak Rabbaniyah
Akhlak Rabbaniyyah memiliki pengertian bahwasanya wahyu Illahi merupakan “
referencesource “ ( sumber rujukan ) ajaran akhlak. Hal ini tidak berarti
mengandung kontradiksi dengan pendapat akal sehat, karena kebaikan yang
diajarkan oleh wahyu adalah kebaikan menurut akal dan yang diajarkan sebagai
keburukan menurut wahyu adalah keburukan menurut akal.

2.      Akhlak Insaniyah
Akhlak Insaniyyah mengandung pengertian bahwa tuntunan fitrah dan eksistensi
manusia sebagai makhluk yang bermartabat, sesuai dan ditetapkan oleh ajaran
akhlak. Kecenderungan manusia kepada hal-hal yang positif dan ketetapan akal
tentang kebaikan, secara langsung akan terpenuhi da bertemu dengan kebaikan
ajaran akhlak. Orientasi akhlak insaniyah ini, tidak terbatas pada perikemanusiaan
yang menghargai nilai-nilai kemanusiaan secara umum, tetapi  juga mencakup
kepada perikemakhlukan, dalam pengertian menanamkan rasa cinta terhadap
semua makhluk Allah.

3.      Akhlak Jam’iyah
Akhlak Jam’iyah mempunyai arti bahwa kebaikan yang terkandung di dalammya
sesuai dengan kemanusiaan yang universal, kebaikanya untuk seluruh umat
manusia di segala zaman dan di semua tempat, mencakup semua aspek kehidupan
baik yang berdimensi vertikal maupun yang berdimensi horizontal.
4.      Akhlak Wasithiyah
Akhlak wasithiyah berarti bahwasanya ajaran akhlak itu menitikberatkan 
keseimbangan antara rohani dan jasmani, keseimbangan antara dunia dan akhirat,
dan seterusnya. Allah SWT. dalam firman-Nya mengilustrasikan tentang dua
kelompok manusia yang memiliki sifat saling berlawanan. Kelompok pertama
hanya meprioritaskan kehidupan dunianya, dengan sekuat tenaga berusaha
memenuhi tuntutan-tuntutan hedonistiknya dan membunuh kesdaranya akan
kehidupan akhirat. Sedangkan kelompok kedua berusaha menyeimbangkan
kepentingan hidupnya di dunia dan di akhirat serta merasa takut akan siksa neraka.
Kelompok prtama akan mendapatkakeduniawinya, namun di akhirat tidak akan
mendapatkan apa-apa, sedangkan kelompok yang kedua benar-benar akan
mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

5.      Akhlak Waqi’iyah
Akhlak waqi’iyah mengandung pengertian bahwasanya ajaran akhlak
memperhatikan kenyataan ( realitas ) hidup manusia didasari oleh suat kenyataan,
bahwasanya manusia itu disamping memiliki kualitas-kualitas unggul, juga
memiliki sejumlah kelemahan. Firman Allah berikut memperjelas kondisi objektif
manusia paling mendasar : “ Dan jiwa serta penyempurnaanya
( ciptaannya ),maka Allah mengilhamkan.

1.4. Hubungan Etika, Moral, Susila dan Akhlak

Hubungan Etika, Moral, dan Susila dengan Akhlak Dilihat dari fungsi dan
perannya, dan dikatakan bahwa etika, moral, susila dan akhlak sama, yaitu
menentukan hukum atau nilai dari suatu perbuatan yang dilakukan manusia untuk
ditentukan baik-buruknya. Kesemua istilah tersebut sama-sama menghendaki
terciptanya keadaan masyarakat yang baik, teratur, aman, damai, dan tentram
sehingga sejahtera batiniah dan lahiriahnya. Etika, moral, susila, dan akhlak tetap
saling berhubungan dan membutuhkan. Uraian tersebut menunjukkan dengan jelas
bahwa etika, moral, susila, berasal dari produk rasio dan budaya masyarakat yang
secara selektif diakui sebagai yang bermanfaat dan baik bagi kelangsungan hidup
manusia. Sementara akhlak berasal dari wahyu, yakni ketentuan yang berdasarkan
petunjuk Al-Qur’an dan hadits. Dengan kata lain etika, moral, dan susilaberasal
dari manusia, sedangkan akhlak berasal dari Allah SWT.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari sini bisa kita pahami bahwa pengertian tentang akhlak, etika, moral dan kesusilaan.
Pertama, akhlak adalah suatu sifat yang terdapat dalam diri manusia. Kedua, Etika adalah aturan
atau ilmu pengetahuan untuk menilai atau menentukan perbuatan baik dan buruk manusia.
Ketiga, Moral adalah suatu hasil dari penentuan dari sifat, perangai, kehendak, pendapat, yang
layak dapat dikatakan benar, salah dan baik, buruk dalam perilaku manusia. Keempat Kesusilaan
adalah suatu aturan atau bimbingan hidup yang lebih baik, sopan dan beradab dalam masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

 Azmy HB, Asmail. Akhlak Tasawuf: Sebuah Pengantar, (Yogyakarta: K-Media, 2018).
 Jamaluddin, Zulkifli dan. Akhlak Tasawuf: Jalan Lurus Mensucikan Diri, (Yogyakarta:
KALIMEDIA, 2018).
 Mannan, Abdullah. ASWAJA: Akidah Umat Islam, (Kediri: PP. Al-Falah Ploso Kediri,
2014).
 Mas’ud, Akhlak Tasawuf: Membangun Keseimbangan Antara Lahir dan Batin,
(Surabaya: Pena Salsabila, 2018).
 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional, 2008).

Anda mungkin juga menyukai