DISUSUN OLEH :
NAMA : SELVITA RAMADHANI
NIM : C1F123114
SEMESTER : 1 ( SATU )
2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmatnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan punyusunan makalah “Pancasila Sebagai Etika
Dalam Kehidupan Nasional” Dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana
semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca.
Adapun makalah Pancasila Sebagai Etika ini telah kami usahakan semaksimal
mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai referensi buku dan referensi internet,
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu kami tidak lupa
menyampaikan bayak terima kasih kepada seluruh referensi-referensi yang telah
membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Peranan Pancasila Sebagai Etika di Indonesia,
khususnya bagi penulis. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................... 1
KATA PENGANTAR...................................................................................... 2
DAFTAR ISI..................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 4
A. Latar belakang.........................................................................................4
B. Rumusan masalah................................................................................... 5
C. Tujuan.....................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................6
A. Pengertian Etika.......................................................................................6
B. Norma Etika bersumberkan Pancasila.....................................................9
C. Kode Etika Profesi.................................................................................18
D. Pengalaman Subjektif Norma Etika......................................................19
A. Kesimpulan............................................................................................20
B. Saran..................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................21
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nilai norma dan moral adalah konsep-konsep yang saling terkait. Dalam
hubungannya dengan pancasila maka ketiganya akan memberikan pemahaman yang
saling melengkapi sebagai system etika.
Pancasila sebagai suatu sistem falsafat pada hakikatnya merupakan suatu sistem
nilai yang menjadi sumber dari penjabaran norma baik norma hukum, norma moral
maupun norma kenegaraan lainnya. Disamping itu, terkandung juga pemikiran-
pemikiran yang bersifat kritis, mendasar, rasional, sistematis dan komprehensif.
Oleh karena itu, suatu pemikiran filsafat adalah suatu nilai-nilai yang mendasar yang
memberikan landasan bagi manusia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Nilai-nilai tersebut dijabarkan dalam kehidupan yang bersifat praksis atau
kehidupan nyata dalam masyarakat, bangsa dan Negara maka diwujudkan dalam
norma-norma yang kemudian menjadi pedoman. Norma-norma itu meliputi :
Norma moral : Yang berkaitan dengan tingkah laku manusia yang dapat diukur dari
sudut baik dan buruk, sopan atau tidak sopan, susila atau tidak susila Norma
hukum : Sistem peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam suatu tempat
dan waktu tertentu dalam pengertian ini peraturan hukum. Dalam pengertian itulah
Pancasila berkedudukan sebagai sumber dari segala sumber hukum.
Dengan demikian, Pancasila pada hakikatnya bukan merupakan suatu pedoman
yang langsung bersifat normatif ataupun praksis melainkan merupakan suatu sistem
nilai-nilai etika yang merupakan sumber norma.
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, muncul beberapa
rumusan masalah yang menarik untuk dikaji
1. Apakah pengertian dari etika
2. Norma etika bersumberkan etika
3. Kode etika profesi
4. Pengalaman subjekjif terhadap norma etika
C. Tujuan
1. Agar mahasiswa lebih memahami tentang materi pancasila sebagai sistem etika.
2. Untuk mendorong semangat mahasiswa agar memiliki etika yang sesuai dengan
sila dalam pancasila.
3. Untuk menambah wawasan mahasiswa tentang pancasila sebagai sistem etika.
4. Untuk memberi gambaran secara tertulis tentang pancasila seebagai sistem etika.
5
BAB II
PANCASILA SEBAGAI ETIKA
A. Pengertian Etika
Kata etika yang secara etimologis dari kata yunani ethos secara harfifah berarti adat
kebiasaan. Watak atau kelakuan manusia. Dalam KBBI, etika di artikan sebagai ilmu
tantang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral
(akhlak). Pengertian etika bias bias beragam menurut para ahli, namun dapat di
klasifikasikan ke dalam 3 makna (sudarminta, 1997); makna etika yang pertama adalah
sebagai sistem nilai. Kata etika di sini berarti nilai-nilai dan norma-norma moral yang
menjadi pegangaan hidup atau sebagai pedoman penilaian baik buruknya prilaku
manusia, baik secara individu maupun social dalam suatu masyarakat. Makna ini
misalnya di gunakan dalam etik jawa, etik protestan, dan sebagainya. Makna yang
kedua adalah kode etik, yang mana merupakan kumpulan norma dan nilai moral yang
wajib di perhatikan oleh pemegang profesi tertentu.
Meurut bertens (2000), kata etika dapat di artikan sebanyak 3 jenis yang pertama.
1. Etika berarti nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau suatu kelompok yan mengatur tingka lakunya. Hal ini biasa di
artikan sebagai sistem nilai yang befungsi dalam hidup manusia perorangan maupun
staf social.
2. Etika di artikan sebagai kumpulan asas dan moral yaitu kode etik.
3. Etika berate ilmu tentang yang baik atau buruk
Selain etika, di kenal juga dengan istilah etiket, yang berasal dari bahasa prancis,
etiquette, eika berarti moral namun etiket adalah sopan santun,dinyatakan bahwa
1. Etiket menyangkut cara sesuatu perbuatan yang harus di lakukan manusia,sedangkan
etika tidak terbatas pada cara di lakukannya sesuatu perbuatan, etika member norma
pada perbuatan itu sendiri.
2. Etiket hanya berlaku dalam pergaulan, sedangkan etika tidak bergantung pada hadir
tindaknya orang lain.
3. Etiket bersifat relative, sedangkan etika bersifat absolute.
6
1. Macam-macam etika atau filsafat moral
Etika sebagai filsafat moral adalah salah satu cabang ilmu yang secara
filsafat yang secara khusus mengkaji prilaku manusia dari segi baik buruknya
atau benar salahnya. Secara umum dapat di bedakan dua cabang besar etika:
Etika umum adalah etika yang menyajkan beberapa pengertian dasar dan
pengaji beberapa permasalahan pokok dalam filsafat moral.
a. Etika deskriptif
Hanya melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas, misalnya adat
kebiasaan suatu kelompok, tanpa memberikan penilaian. Etika deskriptif
memelajari moralitas yang terdapat pada kebudayaan tertentu, dalam periode
tertentu. Etika ini dijalankan oleh ilmu-ilmu sosial: antropologi, sosiologi,
psikologi, dll, jadi termasuk ilmu empiris, bukan filsafat.
b. Etika normative
Etika yang tidak hanya melukiskan, melainkan melakukan penilaian
(preskriptif: memerintahkan). Untuk itu ia mengadakan argumentasi, alasan-
alasan mengapa sesuatu dianggap baik atau buruk. Etika normatif dibagi
menjadi dua, etika umum yang memermasalahkan tema-tema umum, dan
etika khusus yang menerapkan prinsip-prinsip etis ke dalam wilayah manusia
yang khusus, misalnya masalah kedokteran, penelitian. Etika khusus disebut
juga etika terapan.
c. Mataetika
Meta berati melampaui atau melebihi. Yang dibahas bukanlah moralitas
secara langsung, melainkan ucapan-ucapan kita di bidang moralitas. Metaetika
bergerak pada tataran bahasa, atau memelajari logika khusus dari ucapan-ucapan
etis.
7
2. Aliran-aliran dalam filsafat moral
a. Etika keutamaan
kata lain adalah etika kebajikan berdefinisi teori yang mempelajari
keutamaan(virtue), keutamaan adalah suatu disposisi batin yang besifat tetap
sebagai akibat suatu latihan dan kebiasaan untuk berbuat baik. Keutamaan
merupakan cirri-ciri keluhuran watak yang secara moral pantas di ajukan
kepada seiap orang dan di kejar olehnya. Etika keutamaan meletakkan
tekanan dan focus perhatiannya pada pribadi pelaku tindakandan kualitas
watak pribadi tersebut.
b. Etika deontology
Etika deontology adalah teori yang membicarakan kewajiban moral
sebagai hal yang benar dan bukan membicarakan tujuan atau akibat dari etika
deontology dalam member tekanan dan focus perhatiannya pada prinsip-
prinsip yang mendasari tindakan, dan mengajarkan bahwa sebuah tindakan itu
benar kalau tindakan tersebut selaras dengan prinsip kewajiban yang relevan
untuknya.
8
c. Teleology
Etika teleology adalah teori yang menyatakan bahwa hasil dari tindakan
moral menentukan nilai tindakan atau kebenaran tintakan. Etika teleology
menganggap nilai moral dari suatu tindakan di nilai berdasarkan pada jauh
mana tindakan tersebut mencapai tujuannya. Etika ini juga menganggap
bahwa kebenaran dan kesalahan suatu tindakan di nilai dari tujuan akhir
yang di inginkan. Aliran-aliran ini meliputi eudaemonisme, hedonism, dan
utilitarianisme.
Nilai dasar yang tertuang dalam sila pertama pancasila adalah nilai
ketuhanan. Dimana yang menyangkut pada keyakinan dan kepercayaan
yang di miliki oleh bangsa ini. Agama merupakan salah satu sumber
9
moralitas (sudaryanto 20017) aspek etis yang tercermikan dari sila
pertama pancasila adalah jaminan bagi setiap penduduk untuk
mengidentifikasi dirinya berdasarkan keyakian atau agama tertentu.
Setiap individuberhak menyatakan dirinya berdasar keyakinan yang ia
percayai.
Persatuan Indonesia
Sila kelima ini memuat nilai keadilan social yang ditujukan bagi
seluruh bangsa indonesia. Keadilan sosial menjamin pemerataan.
10
2. Etika pancasila dalam ketetapan MPR RI No.II/MPR/1978
Dalam kedudukan sebagai dasar filsafat negara, maka nilai nilai
Pancasila harus dijabarkan kedalam norma yang menjadi pedoman dalam
penyelenggaraan bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat. Ada dua norma
dalam hidup bernegara, yakni norma hukum dan norma moral atau etik
(Kaelan, 2013). Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa nilai pancasila perlu
diderivasikan kedalam norma hukum dan norma etik bernegara. Pancasila
menjadi sumber norma hukum adalah implikasi yuridis dari pancasila dasar
filsafat negara. Pancasila menjadi sumber norma etik adalah implikasi etis
dari pancasila dasar filsafat negara.
14
3. Etika pancasila dalam ketetapan MPR RI No. V/MPR/2001
Kebutuhan akan norma etik disisi norma hukum diawal era reformasi
akhirnya disadari oleh penyelnggara negara. Majelis Permusyawaratan Rakyat
menetapkan 2 ketapan berkenaan denga ini, pertama yang khusus berkenaan
dengan penyelenggaraan negara, yaitu ketetapan MPR No. XI/MPR/1998
tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Kedua, yang bersifat lebih umum, yaitu ketetapan MPR No.
VI/MPR/2001 tentang etika kehidupan berbangsa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendukung dari Pancasila sebagai etika adalah Pancasila
memegang peranan dalam perwujudan sebuah sistem etika yang baik
di negara ini. Di setiap saat dan dimana saja kita berada kita
diwajibkan untuk beretika disetiap tingkah laku kita.
Seperti yang tercantum di sila ke dua pada Pancasila, yaitu “Kemanusian
yang adil dan beradab” sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran
pancasila dalam membangun etika bangsa ini sangat berandil besar. Dengan
menjiwai butir-butir Pancasila masyarakat dapat bersikap sesuai etika baik
yang berlaku dalam masyarakat maupun bangsa dan negara.
B. Saran
1. Etika (nilai, norma dan moral) harus senantiasa di terapkan dalam
bersikap dan
berperilaku dalam kehidupan sehari-hari, sehingga terwujud perilaku
yang sesuai
dengan adat, budaya dan karakter bangsa Indonesia.
2. Nilai-nilai Pancasila senantiasa harus diamalkan dalam setiap
kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Agar tercipta persatuan dan
kesatuan
antar warga Indonesia.
20
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Rozali, 1984, Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup
Bangsa, CV. Rajawali, Jakarta.
Dodo, Surono dan Endah (ed.), 2010, Konsistensi Nilai-Nilai Pancasila dalam
UUD 1945 dan Implementasinya, PSP-Press, Yogyakarta.