Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SEJARAH KEDUDUKAN, FUNGSI BAHASA INDONESIA,


EYD DAN KALIMAT EFEKTIF

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


Pembelajaran Bahasa Indonesia

Oleh: Sulaiman
Nim: (C1F123107)

PROGRAM STUDI PERPUSTAKAAN DAN ILMU INFORMASI (S1)


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2023
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang berasal dari bahasa Melayu. Bahasa
tersebut digunakan sebagai bahasa perantara (lingua franca) atau bahasa pergaulan, di
hampir seluruh wilayah Asia Tenggara. Hal ini diperkuatdengan ditemukannya prasasti-
prasasti kuno yang ditulis dengan menggunakan Bahasa Melayu. Bahasa Indonesia
dikumandangkan secara resmi pada tanggal 28 Oktober 1928 yang bertepatan dengan
peristiwa Sumpah Pemuda. Peresmian nama bahasa Indonesia tersebut bermakna politis
sebab bahasa Indonesia dijadikan sebagai alat perjuangan oleh kaum nasionalis yang
sekaligus bertindaksebagai perencana bahasa untuk mencapai negara Indonesia yang
merdekadan berdaulat. Peresmian nam itu juga menunjukan bahwa sebelum peristiwa
Sumpah Pemuda itu nama bahasa Indonesia sudah ada. Fakta sejarah menunjukkan
bahwa sebelum tahun 1928 telah ada Gerakan kebangsaan yan menggunakan nama
“Indonesia” dan dengan sendirinya pada mereka telah ada suatu konsep tentang bahasa
Indonesia. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan, karena selain digunakan
sebagai alat komunikasi secara langsung, Bahasa juga dapat digunakan sebagai alat
komunikasi secara tulisan, di zaman era globalisasi dan Pembangunan reformasi
demokrasi ini, Masyarakatdituntut secara aktif untuk dapat mengawasi dan memahami
informasi disegala aspek kehidupan secara baik dan benar, sebagai bahan pendukung
kelengkapan tersebut,Bahasa berfungsi sebagai media penyampaian informasi secara baik
dan tepat, dengan penyampaian berita atau materi secara tertulis, diharapkan Masyarakat
dapat menggunakan media tersebut secara baik dan benar. Dalam memadukan satu
kesepakatan dalam etika berbahasa, disinilah peran aturan baku tersebut digunakan,
dalam hal ini kita selaku warga negara yang baik hendaknya selalu memperhatikan
rambu-rambu kata berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Ejaan yang disempurnakan
(EDY) adalah sub. Materi dalam kata Bahasa Indonesia, yang memiliki peran yang cukup
besar dalam mengatur etika berbahasa secara tertulis sehingga diharapkan informasi
tersebut dapat disampaikan dan difahami secara komprehensif dan terarah. Dalam Bahasa
terdapat ide, gagasan pikiran, dan perasaan mewakili diri seseorang. Setiap gagasan
pemikiran atau konsep yang dimiliki seseorang pada prakteknya harus dituangkan
kedalam bentuk kalimat. Kalimat yang dapatmencapai sasarannya secara baik disebut
dengan kalimat efektif. Kalimat yang efektif mempersoalkan bagaimana ia dapat
mewakili secara tepat isi pikiran atau perasaan pengarang/pembaca, bagaimana ia dapat
mewakilinya secara segar, dan sanggup menarik perhatian pembaca dan pendengar
terhadap apa yang dibicarakan
.
1.1 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Bahasa Indonesia?
2. Bagaimana kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia?
3. Apa pengertian ejaan dan EDY?
4. Apa fungsi ejaan dalam penulisan Bahasa Indonesia?
5. Bagaimana Sejarah perkembangan EDY?
6. Bagaimana pengertian kalimat efektif?
7. Bagaimana ciri-ciri kalimat efektif?
8. Unsur-unsur kalimat efektif

1.2. Tujuan Penulis


1. Untuk mengetahui Sejarah perkembangan Bahasa Indonesia.
2. Untuk mengetahui kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia.
3. Untuk mengetahui pengertian, Sejarah, fungsi dan ruang lingkup EDY.
4. Untuk mengetahui pengertian kalimat efektif.
5. Mengetahui ciri-ciri kalimat efektif
6. Untuk mengetahui unsur-unsur kalimat efektif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Bahasa
Indonesia

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan
bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Penggunaan istilah
“bahasa Melayu” telah dilakukan pada masa sekitar 683- 686 M, yaitu angka tahun yang
tercantum pada beberapa prasasti berbahasa Melayu kuno dari Palembang dan Bangka.
Prasasti-prasati ini ditulis dengan aksara Pallawa atas perintah raja Kerajaan Sriwijaya.
Awal penamaan bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari Sumpah Pemuda
pada tanggal 28 Oktober 1928. Di sana, pada kongres Nasional Kedua di Jakarta
diumumkanlah penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk Negara Indonesia
pasca-merdeka. Soekarno tidak memilih bahasanya sendiri, yaitu bahasa Jawa (yang
sebenarnya juga bahasa mayoritas pada saat itu), namun beliau memilih bahasa
Indonesia yang beliau dasarkan dari bahasa Melayu yang dituturkan di Riau. Bahasa
Melayu Riau dipilih sebagai bahasa persatuan negara Republik Indonesia atas beberapa
pertimbangan sebagai berikut :
1. Jika bahasa Jawa digunakan, suku-suku bangsa atau golongan lain di Republik
Indonesia akan merasa dijajah oleh suku Jawa yang merupakan golongan mayoritas
di Republik Indonesia.
2. Bahasa Jawa jauh lebih sukar dipelajari dibandingkan dengan bahasa Melayu Riau.
Ada tingkatan bahasa halus, biasa, dan kasar yang digunakan untuk orang yang
berbeda dari segi usia, derajat, ataupun pangkat.
3. Bahasa Melayu Riau yang dipilih, dan bukan bahasa Melayu Pontianak,
Banjarmasin, Samarinda, Maluku, Jakarta (Betawi), ataupun Kutai, dengan
pertimbangan :
Pertama, suku Melayu berasal dari Riau, Sultan Malakayang terakhir pun lari ke Riau
selepas Malaka direbut oleh Portugis. Kedua, sebagai lingua franca, bahasa Melayu Riau
yang paling sedikit terkena pengaruh misalnya dari bahasa Tionghoa Hokkien, ataupun
dari bahasa lainnya.
4. Penggunaan bahasa Melayu bukan hanya terbatas di Republik Indonesia. Pada 1945,
penggunaan bahasa Melayu selain Republik Indonesia yaitu Malaysia, Brunei, dan
Singapura. Keputusan Kongres Bahasa Indonesia II 1954 di Medan, antara lain
menyatakan bahwa bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang
sejak zaman dahulu sudah digunakan sebagai lingua franca (bahasa perhubungan). Bukan
hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara sejak
abad ke VII. Bukti yang menyatakan itu adalah ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit,
berangka 683 M (Palembang), Talang Tuwo, berangka 684 M (Palembang), Kota Kapur,
berangka 686 M (Bangka Barat), dan Karang Brahi, berangka 688 M (Jambi). Prasasti itu
bertuliskan Pra-Nagari berbahasa Melayu Kuno. Bahasa melayu kuno tidak hanya
digunakan pada zaman Sriwijaya, karena di Jawa Tengah juga ditemukan prasasti tahun
832 M dan di Bogor tahun 942 M yang menggunakan bahasa melayu kuno.
Bahasa Melayu menyebar kepelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama
Islam di wilayah Nusantara. Bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat Nusantara
sebagai bahasa perhubungan antarpulau, antarsuku, antarpedagang, antarbangsa, dan
antarkerajaan karena tidak mengenal tingkat tutur. Bahasa Melayu yang dipakai di
daerah di wilayah Nusantara dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh corak budaya
daerah. Bahasa Melayu menyerap kosakata dari berbagai bahasa, terutama dari
bahasa Sanskerta, Persia, Arab, dan bahasa-bahasa Eropa. Bahasa Melayu pun dalam
perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan dialek. Perkembangan bahasa
Melayu di wilayah Nusantara memengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa
persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Secara sosiologis, kita bisa mengatakan
bahwa bahasa Indonesia bisa diterima keberadaannya pada tanggal 28 Oktober 1928.
Dimana para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara
sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi Bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa
persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia. Secara yuridis, baru tanggal 18 Agustus
1945bahasa Indonesia secara resmi di akui keberadaannya dan ditetapkan dalam UUD
1945 pasal 36. Meskipun demikian, hanya sebagian dari penduduk Indonesia yang benar-
benar menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, karena dalam percakapan
sehari-hari yang tidak resmi masyarakat Indonesia lebih suka menggunakan bahasa
daerahnya masing-masing, seperti bahasa Madura, bahasa Jawa, bahasa Sumbawa , dan
lain-lain.
B. Kedudukan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting yang tercantum didalam :
1) Ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 dengan bunyi,”Kami putra dan putrid
Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.”
2) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 Bab XV (Bendera, Bahasa, dan
Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan) Pasal 36 menyatakan bahwa “Bahasa Negara
ialah Bahasa Indonesia”
Dengan begitu, kedudukan bahasa Indonesia dibagi menjadi :
1) Bahasa Nasional
Kedudukannya berada diatas bahasa-bahasa daerah. Hasil Perumusan Seminar Politik
Bahasa Nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975
menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai bahasa Nasional, bahasa Indonesia
berfungsi sebagai berikut :
a) Lambang kebanggaan Nasional
Sebagai lambing kebanggaan, bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial
budaya yang mendasari rasa kebangsaan kita. Dengan bahasa nasionalnya, bangsa
Indonesia menyatakan harga diri dan nilai-nilai budaya yang dijadikan pegangan hidup.
Atas dasar pegangan ini, bahasa Indonesia perlu kita pelihara dan kita kembangkan
pemakaiannya.
b) Lambang Identitas Nasional
Sebagai lambang identitas Nasional, bahasa Indonesia merupakan lambang
bangsa Indonesia. Dengan demikian, bahasa Indonesia dapat mengetahui identitas
seseorang, yaitu sifat, tingkah laku, dan watak sebagai bangsaIndonesia. Kita harus
menjaganya, jangan sampai bahasa Indonesia tidak menunjukkan gambaran bangsa
Indonesia
yang sebenarnya dan bebas dari unsur-unsur bahasa lain, terutama bahasa asing.
c) Alat pemersatu berbagai suku bangsa
Sebagai alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar
belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda-beda ke dalam satu kesatuan yang bulat,
bahasa Indonesia memungkinkan berbagai suku bangsa itu mencapai keserasian hidup
sebagai bangsa yang bersatu dengan tidak perlu meninggalkan identitas suku dan
kesetiaan kepada nilai-nilai sosial budaya serta latar belakang bahasa daerah yang
bersangkutan. Bahkan dengan bahasa nasional kita, kita dapat meletakkan kepentingan
nasional jauh di atas kepentingan daerah atau golongan.
d) Alat penghubung antarbudaya dan antardaerah
Dengan bahasa Indonesia seseorang dapat saling berhubungan satu dengan yang lain
sedemikian rupa sehingga kesalahpahaman sebagai akibat perbedaan latar
belakang sosial budaya dan bahasa dapat dihindari. Bagi pemerintah, segala kebijakan
dan strategi yang berhubungan dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial,
budaya, pertahanan, dan kemanan akan mudah kepada warga.
2) Bahasa Negara (Bahasa Resmi Negara Kesatuan
Republik Indonesia) Dalam Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional
yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25 s.d. 28 Februari 1975 dikemukakan
bahwa di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia befungsisebagai:
a) Bahasa resmi kenegaraan
Bukti bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan adalah digunakannya
bahasa Indonesia dalam naskah proklamasi kemerdekaan RI 1945. Mulai saat itu
bahasa Indonesia digunakan dalam segala upacara, peristiwa serta kegiatan kenegaraan
baik secara lisan maupun tulisan.
b) Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan
Bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar di
lembaga-lembaga pendidikan baik formal maupun nonformal mulai dari taman kanak-
kanak sampai dengan perguruan tinggi. Untuk memperlancar kegiatan belajar
mengajar, materi pelajaran yang berbentuk media cetak hendaknya juga berbahasa
Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan menerjemahkan buku-buku yang
berbahasa asing. Apabila hal ini dilakukan, sangat peningkatan perkembangan bahasa
Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknolologi (iptek).
c) Bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan pemerintah Bahasa Indonesia
dipakai dalam hubungan antarbadan pemerintah dan penyebarluasan informasi kepada
masyarakat. Sehubungan dengan itu, hendaknya diadakan penyeragaman sistem
administrasi dan mutu media komunikasi massa. Tujuan penyeragaman dan peningkatan
mutu tersebut agar isi atau pesan yang disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima
oleh masyarakat.
d) Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi
Dalam penyebarluasan ilmu dan teknologi modern agar jangkauan pemakaiannya
lebih luas, penyebaran ilmu dan teknologi, baik melalui buku-buku pelajaran, buku-buku
populer, majalah-majalah ilmiah maupun media cetak lain, hendaknya menggunakan
bahasa Indonesia. Pelaksanaan ini mempunyai hubungan timbal-balik dengan fungsinya
sebagai bahasa ilmu yang dirintis melalui lembaga-lembaga pendidikan, khususnya di
perguruan tinggi.
C. Fungsi lain dari Bahasa Indonesia
Fungsi lain bahasa dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu fungsi bahasa secara umum
dan fungsi bahasa secara khusus.
> Fungsi bahasa secara umum yaitu :
1) Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan
Mampu mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan,
dan perasaan. Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang
tersirat di dalam hati dan pikiran kita.
2) Sebagai alat komunikasi
Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Pada saat menggunakan
bahasa sebagai komunikasi,berarti memiliki tujuan agar para pembaca ataupendengar
menjadi sasaran utama perhatian seseorang. Bahasa yang dikatakan komunikatif karena
bersifat umum.
3) Sebagai alat berinteraksi dan beradaptasi sosial
Pada saat beradaptasi dilingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa yang
digunakan tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Seseorang akan menggunakan
bahasa yang non standar pada saat berbicara dengan teman- teman dan menggunakan
bahasa standar pada saat berbicara dengan orang tua atau yang dihormati. Dengan
menguasai bahasa suatu bangsa memudahkan seseorang untuk berbaur dan menyesuaikan
diri dengan bangsa.
4) Sebagai alat kontrol sosial
Yang mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur kata seseorang. Kontrol sosial
dapat diterapkan pada diri sendiri dan masyarakat, contohnya buku- buku pelajaran,
ceramah
agama, orasi ilmiah, mengikuti diskusi serta iklan layanan masyarakat. Contoh lain yang
menggambarkan fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita
terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah. Menulis merupakan salah satu cara
yang sangat efektif untuk meredakan rasa marah kita.
> Fungsi Bahasa secara khusus
1) Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari
Manusia adalah makhluk sosial yang tak terlepas dari hubungan komunikasi dengan
makhluk sosialnya. Komunikasi yang berlangsung dapat menggunakan bahasa formal dan
non formal .
2) Mewujudkan Seni (Sastra)
Bahasa yang dapat dipakai untuk mengungkapkan perasaan melalui media seni,
seperti syair, puisi, prosa dll. Terkadang bahasa yang digunakan yang memiliki makna
denotasi atau makna yang tersirat. Dalam hal ini, diperlukan pemahaman yang mendalam
agar bisa mengetahui makna yang ingin disampaikan.
3) Mempelajari bahasa kuno
Dengan mempelajari bahasa kuno, akan dapat mengetahui peristiwa atau kejadian
dimasa lampau. Untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin atau dapat terjadi kembali
dimasa yang akan datang, atau hanya sekedar memenuhi rasa keingintahuan tentang latar
belakang dari suatu hal. Misalnya untuk mengetahui asal dari suatubudaya yang dapat
ditelusuri melalui naskah kuno atau penemuan prasasti-prasasti.
4) Mengeksploitasi IPTEK
Dengan jiwa dan sifat keingintahuan yang dimiliki manusia, serta akal dan pikiran
yang sudah diberikan Tuhan kepada manusia, maka manusia akan selalu mengembangkan
berbagai hal untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Pengetahuan yang dimiliki oleh
manusia akan selalu didokumentasikan supaya manusia lainnya juga dapat
mempergunakannya dan melestarikannya demi kebaikan manusia itu sendiri.
2.1 PENGERTIAN EJAAN
Ejaan yang disempurnakan adalah ejaan bahasa indonesia yang berlaku sejak tahun
1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan
Soewandi.Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan
menggunakan
huruf, Kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut menunjukan pengertian
kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf,
suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luasdari
sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan caramenuliskan bahasa. Ejaan
merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasademi keteraturan dan
keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis.Keteraturan bentuk akan berimplikasi
pada ketepatan dan kejelasanmakna. Ibarat sedang mengemudi kendaraan, ejaan adalah
rambu lalulintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudi
mematuhi rambu-rambu yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib dan teratur. Seperti
itulah kira-kira bentuk hubungan antara pemakai bahasa dengan ejaan.
2.2 SEJARAH EJAAN BAHASA INDONESIA
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional lahirpada awal tahun dua puluhan. Namun
dari segi ejaan, bahasa indonesia sudah lama memiliki ejaan tersendiri. Berdasarkan
sejarah perkembangan ejaan, sudah mengalami perubahan sistem ejaan, yaitu :
1. Ejaan Van Ophuysen
Ejaan ini mulai berlaku sejak bahasa Indonesia lahir dalam awal tahun dua puluhan.
Ejaan ini merupakan warisan dari bahasa Melayu yang menjadi dasari bahasa
Indonesia
2. Ejaan Suwandi
Setelah ejaan Van Ophuysen diberlakukan, maka muncul ejaan yang menggantikan, yaitu
ejaan Suwandi. Ejaan ini berlaku mulai tahun 1947 sampai tahun 1972.
3. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) Ejaan ini mulai berlaku sejak tahun 1972
sampai sekarang. Ejaan ini merupakan penyempurnaan yang pernah berlaku di
Indonesia. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) diterapkan secara
resmi mulai tanggal 17 Agustus 1972 dengan Surat Keputusan Presiden Republik
Indonesia
Nomor : 57/1972 tentang peresmian berlakunya “Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan”. Dengan berlakunya EYD, maka ketertiban dan keseragaman
dalam penulisan bahasa Indonesia diharapkan dapat terwujud dengan baik.
> Pengertian Kalimat Efektif
Dalam kamus besar bahasa Indonesia kalimat memiliki arti sepatah kata atau
sekelompok kata yang mengutarakan suatu pikiran atau perasaan. Sedangkan efektif
memiliki arti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, gunanya). Dilihat dari pengertian
kedua kalimat tersebut jadi dapat kita tarik kesimpulan kalimat efektif adalah suatu kata
atau sekelompok kata yang dapat mengutarakan suatu pikiran atau perasaan dengan
memiliki efek (akibat/pengaruh/guna) tepat sasaran dan juga dalam susunannya harus
benar.
> Ciri-ciri Kalimat Efektif
1.Kesatuan gagasan
2.Keparalelan
3. Ketegasan
4. Kehematan
5. Penalaran (Logika)
6. Kepaduan
7. Kecermatan
8. Kesepadanan Struktur
9. Tidak bermakna ambigu (membingungkan)BAB III
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Bahasa Indonesia adalah Bahasa resmi Republik Indonesia sebagaimana disebutkan


dalam Undang-Undang Dasar RI 1945, Pasal 36”Bahasa Negara adalah Bahasa
Indonesia”. Sejarah Bahasa Indonesia telah tumbuh dan berkembang sekitar abad ke VII
dai Bahasa Melayu yang sejak zaman dahulu dipergunakan sebagai Bahasa penghubung
bukan hanya dikepulauan Nusantara. Melainkan juga diseluruh Asia Tenggara.
Adapun itu kita perlu mengetahui perngetian EDY. EDY adalah ejaan Bahasa Indonesia
yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan
Republik atau Ejaan Soewandi. Ejaan adalah seperangkat aturan tentang
cara menuliskan Bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai
sarananya. Kaliamat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau
pembicra secara tepat sehingga pendengar/pembaca dapat memahi pikiran tersebut
dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apayang dimaksud oleh penulis atau
pembicaranya.
3.2. Saran
Para pendidik sebaiknya memahami dengan seksama dan benar tentang Bahasa
Indonesia yang memiliki berbagai ragam Bahasa supaya dalam proses kegiatan belajar
mengajar terjadi komunikasi yang baik dan tepat penggunaan bahasanya antara pendidik
dan peserta didik .

Anda mungkin juga menyukai