OLEH :
NIM : 2023716206
SEMESTER : I (SATU)
KELAS : TPJJ-B
Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. pada saat itu, para pemuda
dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam kerapatan Pemuda dan berikrar
bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia, berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar para pemuda ini dikenal dengan
nama Sumpah Pemuda. Unsur yang ketiga dari Sumpah Pemuda merupakan pernyataan
tekad bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Pada
tahun 1928 itulah bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa nasional.
Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18
Agustus 1945 karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar 1945
disebutkan bahwa Bahasa negara ialah bahasa Indonesia (Bab XV, Pasal 36).
Ragam Bahasa
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut
topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan,
serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Ragam bahasa yang oleh penuturnya
dianggap sebagai ragam yang baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa digunakan di
kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam
suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa
baku atau ragam bahasa resmi.
1. Ragam Lisan
Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan
besar terjadi pelesapan kalimat. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya.
Walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan
unsur-unsur di dalam kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi
ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi
pendukung di dalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.
2. Ragam Tulis
Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis makna kalimat yang diungkapkannya
tidak ditunjang oleh situasi pemakaian, sedangkan ragam bahasa baku lisan makna
kalimat yang diungkapkannya ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan
besar terjadi pelesapan unsur kalimat. Oleh karena itu, dalam penggunaan ragam bahasa
baku tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan di dalam pemilihan kata, penerapan
kaidah ejaan, struktur bentuk kata dan struktur kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur
bahasa di dalam struktur kalimat.
3. Ragam sosial
Ragam Sosial dan Ragam Fungsional Ragam sosial yaitu ragam bahasa yang sebagian
norma dan kaidahnya didasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial
yang lebih kecil dalam masyarakat. Misalnya, ragam bahasa yang digunakan dalam
keluarga atau persahabatan dua orang yang akrab dapat merupakan ragam sosial . Selain
itu, ragam sosial berhubungan pula dengan tinggi atau rendahnya status kemasyarakatan
lingkungan sosial yang bersangkutan.
4. Ragam Fungsional
Ragam fungsional (profesional) adalah ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi,
lembaga, lungkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainnya. Ragam fungsional juga
dikaitkan dengan keresmian keadaan penggunaannya. Ragam fungsional dapat menjadi
bahasa negara dan bahasa teknis keprofesian, seperti bahasa dalam lingkungan
keilmuan/teknologi, kedokteran, dan keagamaan.
- Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i,
o,dan u. petak sore emas kena tipe i itu simpan murni o oleh kota radio ulang bumi
ibu. Dalam pengajaran lafal kata, dapat digunakan tanda aksen jika ejaan kata
menimbulkan keraguan. Misalnya: Anak-anak bermain di teras (téras). Upacara itu
dihadiri pejabat teras pemerintah. Kami menonoton film seri (séri). Pertandingan iru
berakhir seri.
- Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-
huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z. * Huruf k di sini
melambangkan bunyi hamzah. ** Khusus untuk nama dan keperluan ilmu.
- Huruf diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai,au, dan
oi.
- Gabungan Huruf Konsonan
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan
konsonan, yaitu kh, ng, ny, dan sy. Masing-masing melambangkan satu bunyi
konsonan.
Penulisan huruf dalam ejaan menyangkut dua hal, yaitu pemakaian huruf kapital atau
huruf besar dan pemakaian huruf miring.
a. Huruf Kapital
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat dan petikan
langsung. Misalnya: Anak saya sedang bermain di halaman.
- Ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata
untuk Tuhan .
Contoh: Allah, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Quran, Weda, Islam, Kristen
b. Huruf Miring
- Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan buku, majalah, dan surat
kabar yang dikutip dalam keterangan.
Contoh: Sudahkah anda membaca koran Kompas hari ini?
- Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau
ungkapan asing.
Contoh: Nama latin untuk tanaman padi adalah Oriza sativa.
- Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,
bagian kata, atau kelompok kata.
Contoh: Huruf pertama kata dunia adalah d; Buatlah sebuah karangan dengan
tema lingkunganku!
4. Penulisan kata
Kata dasar: ditulis sebagai satu kesatuan. Contoh: Banu sakit perut. Laila belajar
matematika.
Kata Jadian / Kata Turunan Awalan, Sisipan, Akhiran, Kombinasi akhiran,Perulangan,
Kata majemuk.
5. Pelafalan Huruf
Satu hal yang diatur dalam ejaan ialah cara pelafalan atau cara pengucapan dalam
bahasa Indonesia. Pada akhir-akhir ini sering kita dengar orang melafalkan bunyi bahasa
Indonesia dengan keraguan. Keraguan yang dimaksud ialah ketidakteraturan pengguna
bahasa dalam melafal.
Kaidah pelafalan bunyi bahasa Indonesia berbeda dengan kaidah bunyi bahasa lain,
terutama bahasa asing, seperti bahasa Inggris, bahasa Belanda, dan bahasa Jerman.
Dalam bahasa tersebut, satu bunyi yang dilambangkan dengan satu huruf, misalnya /a/
atau /g/, dapat diucapkan dengan berbagai wujud bunyi bergantung pada bunyi atau
fonem yang ada di sekitarnya. Lain halnya dengan bahasa Indonesia, ketentuan pelafalan
yang berlaku dalam bahasa Indonesia cukup sederhana, yaitu bunyi-bunyi dalam bahasa
Indonesia harus dilafalkan sesuai dengan apa yang tertulis. alkan huruf. Kesalahan
pelafalan dapat terjadi karena lambang (huruf) diucapkan tidak sesuai dengan bunyi yang
melambangkan huruf tersebut.
PERTEMUAN TOPIK DAN SUB TOPIK BAHASAN
KE-4
Diksi dan Definisi
1. Ketepatan Kata
2. Kesesuaian Kata
3. Jenis Definisi
Diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan sebuah
cerita. Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata melainkan digunakan untuk
menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya
bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya. Sedangkan , Pengertian dari definisi adalah
merupakan salah satu bentuk acuan yang tinggi sehinga dalam membuatnya akan
dirumuskan oleh lembaga yang secara resmi dari pemerintah Republik Indonesia dengan
Kebudayaan Indonesia.
2. Ketepatan Kata
3. Jenis Definisi
1. Jenis nominal
Definisi nominal adalah bentuk definisi yang paling sederhana dan paling
sementara, karena memiliki isi yang menjelaskan arti dari etimologis atau sinonim
dengan berbagai konsep yang akan dijelaskan. Selain itu juga definisi nominal tidak
akan memberikan pemahaman substansial tentang sesuatu yang akan dijelaskan
dengan memberikan ungkapkan pada argumen.
2. Jenis formal
Definisi formal adalah bentuk dari terminologis yang telah didasarkan pada logika
yang formal pada beberapa elemen sehingga hal ini akan memiliki struktur dalam
bentuk fitur yang paling sempurna.
3. Jenis operasional
Definisi operasional adalah bentuk dari istilah yang mengonfirmasi langkah-
langkah secara khusus yang perlu dilakukan atau dengan metode pengukuran dan
menunjukkan bagaimana hasil yang akan diamati dengan sifat kuantitatif.
4. Jenis paradigmatis
Definisi paradigmatis adalah bentuk yang memiliki tujuan untuk mempengaruhi
pola pikir orang lain yang didasarkan dari jenis pendapatan dan nilai-nilai tertentu
sehingga jenis ini dapat mengatur sesuai dengan definisi.
KALIMAT EFEKTIF
Kalimat yang memiliki potensi untuk menyampaikan pesan, ide, gagasan, atau
informasi secara utuh, jelas dan tepat sehingga pembaca dapat memahami maksud yang
diungkapkan penulis.
2. Pengembangan Paragraf
a) Paragraf dibangun oleh lebih dari satu kalimat. Pengembangan paragraf adalah
perincian dan pengurutan pikiran yang terpadu yang diwujudkan melalui penataan
kalimat-kalimat. Penggunaan kalimat topik yang tepat akan memudahkan pembaca
membuat ringkasan dari sebuah karya tulis.
b) kemampuan menentukan dan meletakkan kalimat topik secara tepat
c) kemampuan memerinci secara maksimal gagasan utama paragraf ke dalam gagasan
bawahan
1. Pengertian Penalaran
Topik atau pokok pembicaraan berasal dari kata Yunani "topoi". Dalam
suatukarangan, topik meupakan landasan yang dapat dipergunakan oleh seorang
pengarang untuk menyampaikan maksudnya. Memilih topik berarti memilih apa yang
akan menjadi pokok pembicaraan dalam ma bagi calon tulisan/karangan. Pokok
pembicaraan yang dimaksudadalah sesuatu yang belum terurai. Kegiatan pada tahap
pertama ini sering mengalamikesukaran, bahkan menjadi beban berat terutama bagi
calon/orang yang baru mulai menulis.Hal ini disebabkan oleh kesukaran untuk
menemukan topik mana yang akan atau dapatdipergunakan untuk menyusun
karangan. Selain itu, sering pula diperhadapkan kepada sikapuntuk memilih satu
diantara sekian banyak bahan yang dapat dibicarakan. Dalam hal iniharus berpegang
teguh pada satu pilihan saja.
Kerangka laporan penelitian dan tuliskan hal hal yang ada di dalamnya:
1. Judul, berupa judul laporan penelitian tersebut, tentang mencari suatu kebenaran apa,
dan mencari ilmu pengetahuan tentang apa
2. Daftar isi berupa, daftar-daftar apa yang didalam laporan penelitian tersebut
3. Kata pengantar, biasanya berisikan pujian kepada Tuhan, serta moto, kata penghormat
kepada pembimbing semisal.
4. Abstrak, merupakan hasil penelitian sebagai informasi awal bagi para pembaca
Bab 1 Pendahuluan
1. Review literatur, pada ini, biasanya berisikan teori, dan bahan untuk penelitian
tersebut.
2. Teori, berupa teori-teori untuk penelitian tersebut
3. Kerangka pemikiran, berupa isi pemikiran si peneliti atau hasil dair penlitian tersebut
4. Hipotesis, dugaan sementara
Bab 4 Pembahasan
1. Analisis penelitian atau data, berupa isi analisis data yang diperoleh dari penelitian
tersebut
2. Diskusi, berupa pembahasan bersama, dengan orang lain atau para orang yang
berpengatahuan tertentu dalam bidang penelitian tersebut
3. Deskripsi hasil penelitian, hasil dari penelitian ini apa, kesimpulanya apa dan
bagaimana
Bab 5 penutup
1. Kutipan
Kutipan merupakan pinjaman pendapat atau kalimat yang diambil dari
seseorang, baik berupa tulisan atau lisan yang bertujuan untuk memperkokoh
argumentasi di sebuah karya tulis.Selain digunakan untuk memperkuat argumen,
kutipan juga bisa dijadikan sebagai landasan teori, penjelasan suatu uraian, atau
sebagai bukti untuk menunjang sebuah pendapat.
Berikut ini beberapa aturan yang perlu diketahui dalam penulisan kutipan dan sumber
kutipan yaitu:
- Kutipan ditulis dengan menggunakan dua tanda petik (“…”) jika kutipan ini
merupakan kutipan pertama atau dikutip langsung dari penulisnya. Jika kutipan itu
diambil dari kutipan, maka kutipan tersebut ditulis dengan menggunakan satu
tanda petik (‘…’).
- Jika bagian yang dikutip terdiri atas tiga baris atau kurang, kutipan ditulis dengan
menggunakan tanda petik (sesuai dengan ketentuan pertama) dan penulisannya
digabung ke dalam paragraf yang ditulis oleh peengutip dan ditik dengan jarak dua
spasi.