Anda di halaman 1dari 7

Nama : Nabila Syahadati Arsha

NIM : 24010122140136

Tugas Bahasa Indonesia

1. Tujuan diajarkannya Bahasa Indonesia di lingkungan Pendidikan ialah untuk


membuat rasa bangga akan tanah air Ketika menggunakan Bahasa Indonesia.
Perguruan tinggi sebagai tempat pelajar mencari ilmu dan meningkatkan
pengetahuannya dapat mewadahi pelajarnya untuk menggunakan Bahasa
Indonesia yang sesuai kaidah pembuatan artikel ilmiah ataupun proposal.
Adanya pembelajaran bahasa dimaksudkan untuk menjadikan mahasiswa
berbakat dan memanfaatkan Bahasa Indonesia secara tepat, efektif, baik, secara
lisan maupun tulisan, sebagai aliran pemikiran dalam karya ilmiah. Undang –
Undang Nomor 2 Tahun 1989, menjelaskan mengenai Sistem Pendidikan
Nasional dan ditegaskan Kembali di Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003
perihal SIstem Pendidikan Nasional (Rahayu,2009). Kegiatan perkuliahan
Bahasa Indonesia membutuhkan materi ajar yang diharapkan sebagai panduan
beraktivitas dalam proses perkuliahan sekaligus merupakan substansi
kompetensi yang diajarkan kepada mahasiswa menggunakan metode
pendekatan komutatif untuk tercapainya kemairan berbahasa Indonesia. Hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan mahasiswa mengemukakan gagasan
keilmuan dengan banyak surat keterangan cetak dan elektronika dengan
menghasilkan kepribadian yang baik, pengemukakan gagasan dapat diutarakan
secara terbuka, jujur, serta menghargai karya/pikiran orang lain
(Widyartono,2010). Tujuan menyelidiki Bahasa Indonesia itu sendiri adalah
untuk membuatkan kepribadian mahasiswa, mengasah kemampuan berbahasa,
tak membiasakan plagiat, memahami bahasa baku serta tidak standar, mengerti
bagaimana membuat makalah, artikel, karya ilmiah dengan sahih dan baik.
2. Bahasa melayu telah digunakan sebagai bahasa perantara (lingua franca).
Bahasa Melayu cepat berkembang di Indonesia karena sederhana dan mudah
dipelajari, serta tidak mengenal tingkatan bahasa. Selain itu Bahasa Melayu
bersifat reseptif yang memiliki arti mudah menerima masukan dari bahasa
daerah lain maupun bahasa asing. Terdapat 4 faktor yang mendasar Bahasa
Melayu diangkat menjadi Bahasa Indonesia yakni sebagai berikut.
A. Bahasa Melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa
perhubungan dan bahasa perdagangan.
B. Sistem Bahasa Melayu sederhana, mudah dipelajari, karena dalam bahasa
Melayu tidak dikenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus).
C. Suku Jawa, Suku Sunda, dan suku suku yang lainnya dengan sukarela
menerima Bahasa Melayu menjadi Bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional.
D. Bahasa Melayu memiliki kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa
kebudayaan dalam arti yang luas.
3. Berawal dari Bahasa Melayu, kontak dengan budaya asing yang kemudian
menggunakan bahasa melayu dan menjadi bahasa yang akhirnya diganti
dengan istilah Bahasa Indonesia pada tahun 1926. Bahasa Indonesia kemudian
masuk ke dalam 3 kategori perkembangan yaitu sebagai berikut.
a. Bahasa Pemersatu. Bahasa Indonesia pada awalnya diikrarkan oleh para
pemuda Kembali pada tahun 1928 pada tanggal 28 Oktober dalam Sumpah
Pemuda. Dengan sangat jelas Bahasa Indonesia pertama kali digunakan
ataupun diikrarkan sebagai bahasa pemersatu pada butir ketiga. Bahasa
Indonesia kemudian mulai diterima oleh masyarakat Indonesia. Dengan
diterimanya bahasa Indonesia, secara harfiah bahasa ini menjadi bahasa
pemersatu Indonesia. Diterimanya Bahasa Indonesia juga dapat tercermin
dari diadakannya Kongres Bahasa Indonesia pada tanggal 25-28 Juni 1938
di Solo.
b. Bahasa resmi negara. Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi yang
digunakan selama 54 Tahun sejak ditetapkan dalam pasal 36 UUD 1945
pada tanggal 18 Agustus. Hal ini ditandai dengan pembacaan teks
proklamasi oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta yang membuat fase awal
Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu menjadi bahasa resmi negara.
Adapun pergantian ejaan dari ejaan Van Ophuijsen (dari masa jajahan
Belanda) menjadi ejaan Suwandi karena dianggap lebih menunjukkan rasa
nasionalisme yang tinggi.
c. Bahasa Internasional. Bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional
merupakan fase lanjutan dari dua fase yang ada. Hal ini telah dicanangkan
dan dilakukan terbukti dengan adanya Kongres Internasional IX Bahasa
Indonesia yang mengambil tempat di Jakarta pada tanggal 28 Oktober – 1
November 2018. Undang – Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang
Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan juga ikut
mendukung Bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional khususnya
pasal 44 ayat 1. Salah satu bukti dari tindak lanjut untuk fase ini adalah
adanya tenaga dan buku buku Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing.
4. Bahasa Indonesia memiliki 2 kedudukan serta fungsi yang sangat penting yaitu
sebagai berikut.
a. Sebagai bahasa nasional yang tercantum dalam ketiga ikrar Sumpah
Pemuda Tahun 1928 khususnya yang berbunyi “Kami putra dan putri
Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia”. Ini berarti
bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional yang
kedudukannya berada di atas bahasa bahasa daerah lainnya. Fungsi Bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional yakni sebagai lambing kebangsaan,
lambing identitas nasional, alat penghubung antarwarga,antardaerah dan
antarbudaya, serta alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku
bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda beda
ke dalam satu kesatuan kebangsaan yang bulat.
b. Sebagai bahasa negara yang tercantum dalam Undang – Undang Dasar
1945 (Bab XV Pasal 36) mengenai kedudukan Bahasa Indonesia yang
menyatakan bahwa bahasa negara ialah Bahasa Indonesia. Fungsi Bahasa
Indonesia sebagai bahasa negara yakni bahasa resmi kenegaraan, bahasa
pengantar di dalam dunia Pendidikan, alat perhubungan pada tingkat
nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan,
serta sebagai alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan
teknologi.
5. Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-
beda menurut topik yang dibiccarakan, menurut hubungan pembicara,
kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara
(Bachman,1990). Terdapat beberapa faktor penyebab timbulnya ragam
bahasa yang ada di Indonesia sebagai berikut.
A. Faktor budaya; setiap daerah memiliki perbedaan kultur atau daerah
hidup yang berbeda, seperti di wilayah Jawa dan Papua serta beberapa
wilayah Indonesia lainnya.
B. Faktor sejarah; setiap daerah memiliki kebiasaan dan bahasa nenek
moyang sendiri-sendiri dan berbeda beda, antara daerah satu dengan
daerah lainnya.
C. Faktor perbedaan demografi; setiap daerah memiliki dataran yang
berbeda, seperti wilayah di daerah pantai, pegunungan yang biasanya
cenderung menggunakan bahasa yang singkat jelas dan dengan intonasi
volume suara yang besar dan tinggi. Berbeda dengan daerah pemukiman
padat penduduk yang menggunakan bahasa lisan yang Panjang lebar
disebabkan lokasinya yang saling berdekatan dengan intonasi volume
suara yang kecil.

Jenis jenis ragam bahasa, ditinjau dari beberapa sudut pandang sebagai
berikut.

a. Ragam bahasa dilihat dari cara penuturan


Berdasarkan cara pandang penutur, ragam bahasa dibagi menjadi empat,
yaitu sebagai berikut.
1) Ragam Dialek adalah variasi bahasa yang dipakai oleh kelompok
bangsawan di tempat tertentu (Kridalaksana. 1993:42). Dalam
istilah lama disebut dengan logat. Logat yang paling menonjol yang
mudah diamati ialah lafal. Logat bahasa Indonesia orang Jawa
tampak dalam pelafalan /b/ pada posisi awal nama-nama kota. Logat
daerah yang paling kentara, yakni dari segi tata bunyinya. Logat
Indonesia yang dilafalkan oleh orang Tapanuli dapat dikenali. Ciri
ciri khas yang meliputi tekanan, turun naiknya nada dan Panjang
pedeknya bunyi bahasa membangun aksen yang berbeda beda.
2) Ragam Terpelajar; tingkat Pendidikan penutur Bahasa Indonesia
juga mewarnai penggunaan Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia
yang digunakan oleh kelompok penutur berpendidikan tampak jelas
perbedaannya dengan yang digunakan oleh kelompok penutur yang
tidak bependidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari
haliusa asing.
3) Ragam resmi yakni bahasa yang digunakan dalam situasi respi yang
memiliki ciri ciri menggunakan unsur gramatikal, imbuhan secara
lengkap, kata ganti resmi, menggunakan kata baku, sesuai PUEBI,
serta menghindari unsur kedaerahan.
4) Ragam tidak resmi adalah ragam bahasa yang digunakan dalam
situasi tidak resmi seperti dalam pergaulan atau percakapan pribadi.
Ciri ciri ragam bahasa tidak resmi kebalikan dari ragam bahasa
resmi yang ditentukan oleh tingkat keformalan bahasa yang
digunakan.
b. Ragam bahasa dilihat dari cara berkomunikasi.
Berdasarkan cara berkomunikasi dibagi menjadi 3, sebagai berikut.
1) Ragam Lisan adalah suatu ragam bahasa yang dihasilkan oleh alat
ucap yang perlu memperhatikan beberapa hal seperti tata bahasa,
kosakata, dan lafal dalam pengucapannya. Ciri ciri ragam lisan yakni
memerlukan kehadiran orang lain, unsur gramatikal tidak
dinyatakan secara lengkap, terikat ruang dan waktu,dipengaruhi
oleh tinggi rendahnya suara. Ragam bahasa lisan meliputi ragam
bahasa cakepan, pidato, kuliah, serta panggung.
2) Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan
memanfaatkan tulisan dengan hurud sebagai unsur dasarnya. Dalam
ragam bahasa tulis, perlu memperhatikan beberapa hal seperti tata
cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan pemilihan
kosakata, dalam hal ini kita dituntut untuk tepat dalam pemilihan
unsur tata bahasa seperti bentuk kata, susunan kalimat, pilihan kata,
kebenaran penggunaan ejaan dan juga penggunaan tanda baca dalam
mengungkapkan ide kita. Contoh ragam lisan meliputi ragam bahasa
teknis, undang undang, catatan dan surat. Ciri ciri yang dimiliki
ragam bahasa tulis yakni tidak memerlukan kehadiran orang lain,
adanya unsur gramatikal yang dinyatakan secara lengkap, tidak
terikat oleh ruang dan waktu serta dipengaruhi oleh tanda bacaan
atau ejaan.
c. Ragam bahasa dilihat dari topik pembicaraan
1) Ragam sosial; ragam bahasa yang Sebagian norma dan kaidahnya
didasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang
lebih kecil dalam masyarakat.
2) Ragam fungsional; ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi,
Lembaga, lingkungan kerja atau kegiatan tertentu lainnya dikaitkan
dengan keresmian keadaan penggunaannya. Ragam fungsional
dapat menjadi bahasa negara dan bahasa teknis keprofesian, seperti
bahasa dalam lingkungan keilmuan/teknologi, kedokteran dan
keagamaan.
3) Ragam jurnalistik adalah ragam bahasa yang dipergunakan oleh
dunia persuratkabaran. Bahasa jurnalistik adalah bahasa yang
dipergunakan oleh seluruh media massa. Dalam hal ini termasuk
media massa audio, audio visual dan multimedia.
4) Ragam sastra ialah bahasa yang dipakai untuk menyampaikan emosi
dan pikiran, fantasi dan lukisan angan angan, penghayatan lahir dan
batin, peristira dan khayalan dengan bentuk istimewa. Ragam sastra
digunakan sebagai bahan kesenian, disamping sebagai alat
komunikasi.
5) Ragam politik dan hukum; bahasa politik berisi kebijakan yang
dibuat oleh penguasa dalam rangka menata dan mengatur kehidupan
masyarakat. Dengan sendirinya penguasa merupakan salah satu
sumber penutur bahasa yang memiliki pengaruh yang besar dalam
pengembangan bahasa di masyarakat.
Daftar Pustaka

Kunjana Rahardi,M.H. (2009). Bahasa Indonesia untuk Perguruan


Tinggi(R.Rahmat (ed)). Erlangga.

Grets. Lewis Theodore Walilo,S.Pd. (2009). Sejarah dan Perkembangan Bahasa


Indonesia. Jurnal Balai Bahasa Papua.

I Gusti Ngurah Ketut Putrayasa. (2018). Ragam Bahasa Indonesia. Universitas


Udayana

Resa Desmirasari. (2022). Pentingnya Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi.


Universitas Putera Batam.

Drs. Asep Supriadi, M. Hum. (2021). Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia.


Universitas Komputer Indonesia

Anda mungkin juga menyukai