1. Tujuan diajarkannya Bahasa Indonesia di lingkungan Pendidikan ialah untuk
membuat rasa bangga akan tanah air Ketika menggunakan Bahasa Indonesia. Perguruan tinggi sebagai tempat pelajar mencari ilmu dan meningkatkan pengetahuannya dapat mewadahi pelajarnya untuk menggunakan Bahasa Indonesia yang sesuai kaidah pembuatan artikel ilmiah ataupun proposal. Adanya pembelajaran bahasa dimaksudkan untuk menjadikan mahasiswa berbakat dan memanfaatkan Bahasa Indonesia secara tepat, efektif, baik, secara lisan maupun tulisan, sebagai aliran pemikiran dalam karya ilmiah. Undang – Undang Nomor 2 Tahun 1989, menjelaskan mengenai Sistem Pendidikan Nasional dan ditegaskan Kembali di Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 perihal SIstem Pendidikan Nasional (Rahayu,2009). Kegiatan perkuliahan Bahasa Indonesia membutuhkan materi ajar yang diharapkan sebagai panduan beraktivitas dalam proses perkuliahan sekaligus merupakan substansi kompetensi yang diajarkan kepada mahasiswa menggunakan metode pendekatan komutatif untuk tercapainya kemairan berbahasa Indonesia. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan mahasiswa mengemukakan gagasan keilmuan dengan banyak surat keterangan cetak dan elektronika dengan menghasilkan kepribadian yang baik, pengemukakan gagasan dapat diutarakan secara terbuka, jujur, serta menghargai karya/pikiran orang lain (Widyartono,2010). Tujuan menyelidiki Bahasa Indonesia itu sendiri adalah untuk membuatkan kepribadian mahasiswa, mengasah kemampuan berbahasa, tak membiasakan plagiat, memahami bahasa baku serta tidak standar, mengerti bagaimana membuat makalah, artikel, karya ilmiah dengan sahih dan baik. 2. Bahasa melayu telah digunakan sebagai bahasa perantara (lingua franca). Bahasa Melayu cepat berkembang di Indonesia karena sederhana dan mudah dipelajari, serta tidak mengenal tingkatan bahasa. Selain itu Bahasa Melayu bersifat reseptif yang memiliki arti mudah menerima masukan dari bahasa daerah lain maupun bahasa asing. Terdapat 4 faktor yang mendasar Bahasa Melayu diangkat menjadi Bahasa Indonesia yakni sebagai berikut. A. Bahasa Melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan dan bahasa perdagangan. B. Sistem Bahasa Melayu sederhana, mudah dipelajari, karena dalam bahasa Melayu tidak dikenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus). C. Suku Jawa, Suku Sunda, dan suku suku yang lainnya dengan sukarela menerima Bahasa Melayu menjadi Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. D. Bahasa Melayu memiliki kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas. 3. Berawal dari Bahasa Melayu, kontak dengan budaya asing yang kemudian menggunakan bahasa melayu dan menjadi bahasa yang akhirnya diganti dengan istilah Bahasa Indonesia pada tahun 1926. Bahasa Indonesia kemudian masuk ke dalam 3 kategori perkembangan yaitu sebagai berikut. a. Bahasa Pemersatu. Bahasa Indonesia pada awalnya diikrarkan oleh para pemuda Kembali pada tahun 1928 pada tanggal 28 Oktober dalam Sumpah Pemuda. Dengan sangat jelas Bahasa Indonesia pertama kali digunakan ataupun diikrarkan sebagai bahasa pemersatu pada butir ketiga. Bahasa Indonesia kemudian mulai diterima oleh masyarakat Indonesia. Dengan diterimanya bahasa Indonesia, secara harfiah bahasa ini menjadi bahasa pemersatu Indonesia. Diterimanya Bahasa Indonesia juga dapat tercermin dari diadakannya Kongres Bahasa Indonesia pada tanggal 25-28 Juni 1938 di Solo. b. Bahasa resmi negara. Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi yang digunakan selama 54 Tahun sejak ditetapkan dalam pasal 36 UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus. Hal ini ditandai dengan pembacaan teks proklamasi oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta yang membuat fase awal Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu menjadi bahasa resmi negara. Adapun pergantian ejaan dari ejaan Van Ophuijsen (dari masa jajahan Belanda) menjadi ejaan Suwandi karena dianggap lebih menunjukkan rasa nasionalisme yang tinggi. c. Bahasa Internasional. Bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional merupakan fase lanjutan dari dua fase yang ada. Hal ini telah dicanangkan dan dilakukan terbukti dengan adanya Kongres Internasional IX Bahasa Indonesia yang mengambil tempat di Jakarta pada tanggal 28 Oktober – 1 November 2018. Undang – Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan juga ikut mendukung Bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional khususnya pasal 44 ayat 1. Salah satu bukti dari tindak lanjut untuk fase ini adalah adanya tenaga dan buku buku Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing. 4. Bahasa Indonesia memiliki 2 kedudukan serta fungsi yang sangat penting yaitu sebagai berikut. a. Sebagai bahasa nasional yang tercantum dalam ketiga ikrar Sumpah Pemuda Tahun 1928 khususnya yang berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia”. Ini berarti bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional yang kedudukannya berada di atas bahasa bahasa daerah lainnya. Fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yakni sebagai lambing kebangsaan, lambing identitas nasional, alat penghubung antarwarga,antardaerah dan antarbudaya, serta alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda beda ke dalam satu kesatuan kebangsaan yang bulat. b. Sebagai bahasa negara yang tercantum dalam Undang – Undang Dasar 1945 (Bab XV Pasal 36) mengenai kedudukan Bahasa Indonesia yang menyatakan bahwa bahasa negara ialah Bahasa Indonesia. Fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara yakni bahasa resmi kenegaraan, bahasa pengantar di dalam dunia Pendidikan, alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, serta sebagai alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi. 5. Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda- beda menurut topik yang dibiccarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman,1990). Terdapat beberapa faktor penyebab timbulnya ragam bahasa yang ada di Indonesia sebagai berikut. A. Faktor budaya; setiap daerah memiliki perbedaan kultur atau daerah hidup yang berbeda, seperti di wilayah Jawa dan Papua serta beberapa wilayah Indonesia lainnya. B. Faktor sejarah; setiap daerah memiliki kebiasaan dan bahasa nenek moyang sendiri-sendiri dan berbeda beda, antara daerah satu dengan daerah lainnya. C. Faktor perbedaan demografi; setiap daerah memiliki dataran yang berbeda, seperti wilayah di daerah pantai, pegunungan yang biasanya cenderung menggunakan bahasa yang singkat jelas dan dengan intonasi volume suara yang besar dan tinggi. Berbeda dengan daerah pemukiman padat penduduk yang menggunakan bahasa lisan yang Panjang lebar disebabkan lokasinya yang saling berdekatan dengan intonasi volume suara yang kecil.
Jenis jenis ragam bahasa, ditinjau dari beberapa sudut pandang sebagai berikut.
a. Ragam bahasa dilihat dari cara penuturan
Berdasarkan cara pandang penutur, ragam bahasa dibagi menjadi empat, yaitu sebagai berikut. 1) Ragam Dialek adalah variasi bahasa yang dipakai oleh kelompok bangsawan di tempat tertentu (Kridalaksana. 1993:42). Dalam istilah lama disebut dengan logat. Logat yang paling menonjol yang mudah diamati ialah lafal. Logat bahasa Indonesia orang Jawa tampak dalam pelafalan /b/ pada posisi awal nama-nama kota. Logat daerah yang paling kentara, yakni dari segi tata bunyinya. Logat Indonesia yang dilafalkan oleh orang Tapanuli dapat dikenali. Ciri ciri khas yang meliputi tekanan, turun naiknya nada dan Panjang pedeknya bunyi bahasa membangun aksen yang berbeda beda. 2) Ragam Terpelajar; tingkat Pendidikan penutur Bahasa Indonesia juga mewarnai penggunaan Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur berpendidikan tampak jelas perbedaannya dengan yang digunakan oleh kelompok penutur yang tidak bependidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari haliusa asing. 3) Ragam resmi yakni bahasa yang digunakan dalam situasi respi yang memiliki ciri ciri menggunakan unsur gramatikal, imbuhan secara lengkap, kata ganti resmi, menggunakan kata baku, sesuai PUEBI, serta menghindari unsur kedaerahan. 4) Ragam tidak resmi adalah ragam bahasa yang digunakan dalam situasi tidak resmi seperti dalam pergaulan atau percakapan pribadi. Ciri ciri ragam bahasa tidak resmi kebalikan dari ragam bahasa resmi yang ditentukan oleh tingkat keformalan bahasa yang digunakan. b. Ragam bahasa dilihat dari cara berkomunikasi. Berdasarkan cara berkomunikasi dibagi menjadi 3, sebagai berikut. 1) Ragam Lisan adalah suatu ragam bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap yang perlu memperhatikan beberapa hal seperti tata bahasa, kosakata, dan lafal dalam pengucapannya. Ciri ciri ragam lisan yakni memerlukan kehadiran orang lain, unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap, terikat ruang dan waktu,dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara. Ragam bahasa lisan meliputi ragam bahasa cakepan, pidato, kuliah, serta panggung. 2) Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan hurud sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam bahasa tulis, perlu memperhatikan beberapa hal seperti tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan pemilihan kosakata, dalam hal ini kita dituntut untuk tepat dalam pemilihan unsur tata bahasa seperti bentuk kata, susunan kalimat, pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan dan juga penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide kita. Contoh ragam lisan meliputi ragam bahasa teknis, undang undang, catatan dan surat. Ciri ciri yang dimiliki ragam bahasa tulis yakni tidak memerlukan kehadiran orang lain, adanya unsur gramatikal yang dinyatakan secara lengkap, tidak terikat oleh ruang dan waktu serta dipengaruhi oleh tanda bacaan atau ejaan. c. Ragam bahasa dilihat dari topik pembicaraan 1) Ragam sosial; ragam bahasa yang Sebagian norma dan kaidahnya didasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil dalam masyarakat. 2) Ragam fungsional; ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi, Lembaga, lingkungan kerja atau kegiatan tertentu lainnya dikaitkan dengan keresmian keadaan penggunaannya. Ragam fungsional dapat menjadi bahasa negara dan bahasa teknis keprofesian, seperti bahasa dalam lingkungan keilmuan/teknologi, kedokteran dan keagamaan. 3) Ragam jurnalistik adalah ragam bahasa yang dipergunakan oleh dunia persuratkabaran. Bahasa jurnalistik adalah bahasa yang dipergunakan oleh seluruh media massa. Dalam hal ini termasuk media massa audio, audio visual dan multimedia. 4) Ragam sastra ialah bahasa yang dipakai untuk menyampaikan emosi dan pikiran, fantasi dan lukisan angan angan, penghayatan lahir dan batin, peristira dan khayalan dengan bentuk istimewa. Ragam sastra digunakan sebagai bahan kesenian, disamping sebagai alat komunikasi. 5) Ragam politik dan hukum; bahasa politik berisi kebijakan yang dibuat oleh penguasa dalam rangka menata dan mengatur kehidupan masyarakat. Dengan sendirinya penguasa merupakan salah satu sumber penutur bahasa yang memiliki pengaruh yang besar dalam pengembangan bahasa di masyarakat. Daftar Pustaka
Kunjana Rahardi,M.H. (2009). Bahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi(R.Rahmat (ed)). Erlangga.
Grets. Lewis Theodore Walilo,S.Pd. (2009). Sejarah dan Perkembangan Bahasa
Indonesia. Jurnal Balai Bahasa Papua.
I Gusti Ngurah Ketut Putrayasa. (2018). Ragam Bahasa Indonesia. Universitas
Udayana
Resa Desmirasari. (2022). Pentingnya Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi.
Universitas Putera Batam.
Drs. Asep Supriadi, M. Hum. (2021). Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia.