Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nabila Syahadati Arsha

NIM : 042256785
Mata Kuliah : Manajemen Pemasaran

TUGAS 2
1. Biaya produksi merupakan nilai dari seluruh sumber daya yang digunakan
untuk memproduksi suatu barang. Biaya produksi terdiri dari biaya pribadi
dan biaya eksternal. Biaya produksi diitung mulai dari awal pengolahan,
hingga barang jadi atau setengah jadi. Akumulasi pengeluaran yang
diperlukan oleh perusahaan untuk bisa memproses bahan baku hingga
menjadi produk juga disebut biaya produksi yang meliputi 3 unsur, yakni
bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Terdapat beberapa
jenis biaya produksi yang dibutuhkan selama proses pengolahan barang.
Pada umumnya terdapat lima jenis biaya produksi yang dikenal untuk
mengakumulasikan pengeluaran saat pengelolaan produk sebagai berikut.
A. Biaya tetap; pengeluaran yang jumlahnya tidak akan mengalami
perubahan, meskipun volume produksi barang mengalami peningkatan
ataupun penurunan. Memiliki sifat pasti, dan bisa dianggarkan.
B. Biaya variabel; komponen biaya produksi yang bertujuan untuk
menentukan harga barang saat pemasaran berlangsng dalam hitungan
per unit. Biaya variabel diperlukan saat proses produksi berlangsung,
jenis biaya variabel yang diperlukan pada proses produksi yakni
pembelian bahan baku. Pengeluaran untuk membeli bahan baku
dipengaruhi oleh target output selama proses produksi. Saat proses
produksi terhenti, biaya variable yang dikeluarkan adalah nol.
C. Biaya rata rata; biaya per unit yang akan didapat dengan membagi total
pengeluaran dengan jumlah output produksi yang bertujuan menentukan
keputusan produksi.
D. Biaya marginal; pengeluaran tambahan yang akan digunakan
perusahaan untuk meningkatkan produksi. Perhitungan biaya marginal
dilakukan dengan menambahkan biaya variabel pada saat produksi dan
mengaikat dengan biaya tetap serta biaya marginal saat memproduksi
output tambahan. Fungsi dari biaya marginal adalah untuk membantu
perusahaan memaksimalkan kegiatan operasional secara menyeluruh.
E. Biaya total; diperoleh dari gabungan biaya variabel dan biaya tetap yang
berisikan informasi mengenai jumlah total pengeluaran yang terjadi
selama proses produksi.

Cara menghitung biaya produksi terdapat beberapa tahapan yang perlu


dilakukan. Sebagai ilustrasi perhitungan produksi, terdapat data pengeluara
PT. Arsha selama satu bulan. PT Arsha merupakan perusahaan yang
bergerak dalam bidang produksi baju dengan total output 5.000 unit selama
satu bulan. Produk hijab dari PT Arsha dipasarkan melalui 3 toko besar dan
e-commerce.

Berikut data laporan pengeluaran PT. Arsha selama satu bulan.

Persediaan Bahan Baku Rp 30.000.000


Bahan baku setengah jadi Rp 40.000.000
Barang jadi siap dijual Rp 80.000.000
Pembelian persediaan bahan baku Rp 50.000.000
Biaya pengiriman Rp 5.000.000
Biaya pemeliharaan mesin Rp 5.000.000
Gaji tenaga kerja langsung Rp 30.000.000
Sisa penggunaan bahan baku serta sisa bahan setengah jadi Rp 30.000.000
Sisa bahan setengah jadi Rp 5.000.000
Baju yang siap dijual Rp 30.000.000

Bahan Baku yang digunakan = Saldo awal bahan baku + Pembelian bahan baku –
Saldo akhir bahan

= 30.000.000 + ( 50.000.000 + 5.000.000) –


30.000.000

= 55.000.000

Biaya produksi = Bahan Baku + Tenaga kerja langsung + biaya overhead pabrik

= 55.000.000 + 30.000.000 + 5.000.000

= 90.000.000

Biaya produksi per unit = biaya produksi : total unit

= 90.000.000 : 5.000

= 18.000
Harga Pokok Produksi = total biaya produksi + saldo awal persediaan – saldo
akhir

= 90.000.000 + 40.000.000 – 5.000.000

= 125.000.000

Harga Pokok Penjualan = Harga pokok produksi + Persediaan barang awal-


persediaan barang akhir

= 90.000.000 + 80.000.000 – 50.000.000

= 120.000.000

2. Analisis regresi dan korelasi merupakan dua metode yang digunakana


dalam analisis data statistic, keduanya merupakan Teknik yang berguna
untuk memahami hubungan antara dua variabel dalam suatu penelitian.
Analisis korelasi digunakan untuk mengukur kekuatan dan arah hubungan
antara dua variabel positif atau negatif yang bertujuan menentukan
hubungan linier antara variabel independent dan dependen. Namun pada
analisis korelasi tidak memberikan informasi mengenai sebab akibat atau
prediksi. Analisis regresi lebih canggih daripada analisis korelasi
dikarenakan tidak hanya mengukur hubungan antara variabl, melainkan
juga membangun prediksi yang membantu memahami kondisi variabel
indipenden yang mempengaruh variabel dependen. Selain itu dalam analisis
regresi juga bisa mengembangkan model matematis yang dapat digunakan
untuk memperkirakan nilai variabel dependen berdasarkan variable
independent secara lebih akurat. Metode analisis regresi memungkinkan
untuk melakukan uji hipotesis terhadap koefisien regresi dan variabel
independent. Analisis regresi memberikan interpretasi lebih dalam terhadap
hasil analisis , dengan berdasarkan koefisien regresi, dapat
menginterpretasikan perubahan dalam variabel independent berkontribusi
terhadap perubahan dalam variabel dependen. Dan memberikan wawasan
yang lebih mendalam mengenai hubungan antar variabel dan dapat
menggali informasi yang lebih spesifik.
3. Pasar persaingan tidak sempurna adalah struktur pasar yang ada di dalam
dunia perekonomian yang berada dalam kondisi dimana penjual memiliki
kuantitas yang lebih sedikit dibandingkan pembelinya. Pada kondisi ini,
penjual berhak ata penjualan produk yang mereka tawarkan dan hanya
mereka yang bisa menjual produk tersebut dengan jumlah yang terbatas. Hal
ini menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan dalam menentukan harga
produk di pasaran. Dalam kondisi ini besar kemungkinan perusahaan
monopoli mempertahankan keuntungan di atas normal. Karena pada kondisi
pasar persaingan tidak sempurna penjual bisa dengan mudah untuk
memonopoli pasar, dan mendapat keuntungan di atas normal karena
perusahaan atau pedagang yang menawarkan produk tersebutlah yang
menentukan harga dan berhak atas produk yang dia tawarkan. Dimana jika
dikaitkan dengan bisnis dan ekonomi, perusahaan monopoli menguasai
permintaan di pasar, yang mengakibatkan pasar tidak memiliki kekuatan
untuk memilih dan mau tidak mau membeli produk yang ditawarkan oleh
perusahaan mnopoli. Namun jika hal ini terus dibiarkan dan tidak ada
produk pengganti, dikhawatirkan perusahaan monpoli terus meningkatkan
harga jualnya, dan terjadi penurunan kemampuan daya beli masyarakat. Hal
ini bisa menyebabkan terjadinya inflasi besar besaran.

Sumber : BMP EKMA4312

Anda mungkin juga menyukai