Anda di halaman 1dari 8

Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas adalah pendekatan pembebanan biaya


yang pertama-tama menggunakan penelusuran langsung dan penelusuran penggerak
untuk membebankan biaya pada aktivitas pada objek biaya. Kalkulasi biaya
berdasarkan aktivitas pada umumnya digunakan untuk perusahaan yang menghasilkan
beberapa jenis produk, contohnya perusahaan Unilever yang memproduksi sabun
mandi, sabun cuci dan lain sebagainya. Pembahasan perhitungan berdasarkan
aktivitas, terdiri dari beberapa subtopik pembahasan yang terdiri dari :
1. Perincian klasifikasi Aktivitas
Aktivitas adalah keseluruhan tindakan di dalam organisasi yang berguna bagi para
manajer untuk tujuan perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan.
a. Aktivitas tingkatan unit adalah aktivitas yang dilakukan setiap kali sebuah unit
produksi. Sebagai contoh : permesinan, perakitan adalah aktivitas yang
dikerjakan setiap kali sebuah unit produksi. Biaya aktivitas tingkat unit
jumlahnya berubah-ubah atau bervariasi terhadap perubahan jumlah unit yang
diproduksi.
b. Aktivitas tingkat tumpukan adalah aktivitas yang dilakukan setiap suatu batch
produk diproduksi. Sebagai contoh: penyetakan, pemeriksaan, penjadwalan dan
penanganan bahan adalah aktivitas yang dilakukan setiap suatu batch produk
diproduksi. Biaya aktivitas tingkat batch bervariasi besarnya terhadap perubahan
suatu batch produk diproduksi, tetapi tetap terhadap jumlah unit setiap batch.
c. Aktivitas tingkat produk adalah aktivitas yang dilakukan untuk mendukung
berbagai produk yang diproduksi perusahaan. Sebagai contoh perubahan teknik,
pengembangan prosedur pengujian produk, pemasaran, rekayasa teknik produk
dan pengujian adalah contoh-contoh aktivitas tingkat produk. Biaya aktivitas
tingkat produk cenderung meningkat dengan peningkatan jenis produk yang
berbeda.
d. Aktivitas tingkat fasilitas adalah aktivitas yang menopang proses umum suatu
pabrik. Sebagai contoh manjemen pabrik, tata letak, dukungan untuk program
masyarakat, keamanan, pajak kekayaan dan depresiasi atau penyusustan mesin
dan pabrik.
Dari keempat tingkat umum tersebut, tiga yang pertama yaitu tingakat unit
level, tingkat batch, dan tingkat produk mengandung aktivitas yang berkaitan
dengan produk, sehingga dapat dibagi lebih lanjut berdasarkan rasio konsumsi.
Aktivitas dengan rasio konsumsi yang sama dapat menggunakan penggerak
aktivitas yang sama untuk membebankan biaya. Oleh sebab itu, semua aktivitas
dalam tiga tingkat pertama yang memiliki penggerak aktivitas yang sama
dikelompokkan bersama-sama.
2. Identifikasi Aktivitas dan Atributnya
Suatu aktivitas merupakan tindakan yang dilakukan orang dengan peralatan
untuk orang lain, maka identifikasi aktivitas dapat dilakukan dengan
mewawancarai para manajer atau para wakil dari area kerja fungsional
(departemen). Serangkaian pertanyaan diajukan untuk memperoleh jawaban,
digunakan untuk menyiapkan kamus aktivitas. Kamus aktivitas adalah daftar
aktivitas-aktivitas dalam organisasi bersama dengan atribut aktivitas yang penting.
Atribut aktivitas adalah informasi keuangan dan non keuangan yang menjelaskan
aktivitas individual dan atribut yang digunakan tergantung pada tujuannya.
3. Analisis Penggerak Aktivitas dan Akar Pemicu
Setiap aktivitas terdiri dari input dan output. Input aktivitas adalah berbagai
sumber daya yang dikonsumsi aktivitas dalam rangka menghasilkan outputnya.
Output aktivitas adalah hasil atau produk dari suatu aktivitas. Sebagai contoh:
penulis sedang menulis buku akuntansi manajemen, maka berbagai inputnya adalah
kertas, pulpen, komputer dan disk, meja dan lain-lain. Sedangkan outputnya adalah
buku akuntansi manajemen.
Ukuran output aktivitas adalah jumlah suatu aktivitas dilakukan sesuai
dengan dibutuhkan. Ketika kebutuhan suatu aktivitas berubah, biaya aktivitas pun
berubah. Akar pemicu aktivitas adalah penyebab yang paling dasar dari suatu
aktivitas yang dilakukan. Analisis penggerak adalah usaha yang dilakukan untuk
mengidentifikasi berbagai faktor yang merupakan akar pemicu dari biaya aktivitas.
Dengan kata lain, penggerak menggunakan akar pemicunya. Contohnya akar
pemicu biaya pemindahan bahan baku adalah tata letak pabrik. Perlu kita ketahui
pula, akar pemicu dari biaya suatu aktivitas kerap meruapakan pemicu dari
berbagai aktivitas terkait lainnya. Contohnya kualitas pemasok yang rendah
merupakan pemicu biaya pemeriksaan bahan atau suku cadang yang dibeli dan
terjadi pemesanan ulang.
4. Analisis Aktivitas
Analisis aktivitas (activity analysis) adalah proses untuk mengidentifikasi,
menjelaskan, dan mengevaluasi berbagai aktivitas yang dilakukan perusahaan.
Analisis aktivitas harus menunjukkan empat hasil, yaitu : a. Aktivitas apa saja yang
dilakukan. b. Beberapa banyak orang yang melakukan suatu aktivitas. c. Waktu dan
sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas. d.penilaian
aktivitas-aktivitas yang dilakukan. Tujuan yang terpenting dari analisis aktivitas
adalah mempertahankan aktivitas yang bernilai tambah (value added activity) dan
mengeliminasi (menghapuskan) aktivitas yang tidak bernilai tambah. Aktivitas
yang bernilai tambah adalah setiap aktivitas yang dibutuhkan untuk bertahan dalam
bisnis atau demi kelangsungan hidup perusahaan. Aktivitas yang tidak bernilai
tambah adalah setiap aktivitas yang tidak dapat menopang kelangsungan hidup
perusahaan.
Ada tiga kriteria aktivitas bernilai tambah:
a. aktivitas yang menghasilkan perubahan kondisi
b. perubahan kondisi yang tidak bisa dicapai melalui aktivitas sebelumnya
c. aktivitas yang memungkinkan berbagai aktivitas lainnya dilakukan. jika salah
satu aktivitas tidak bernilai tambah.
5. Biaya Unit dan Harga Penawaran
Biaya per unit adalah jumlah biaya produksi (bahan baku, upah tenga kerja
langsung, dan overhead manufaktur) dibagi output produksi (volume produksi).
Pengertian diatas untuk perhitungan biaya produksi per unit pada perusahaan
manufaktur. Harga jual atau penawaran adalah harga yang ditawarkan kepada pihak
lain atau pelanggan dengan jumlah cost per unit ditambah mark up (tambahan
harga). Mark up tersebut dipandang sebagai laba yang diharapkan perusahaan
untuk menglangsungkan hidup perusahaan. Perlu diketahui, bahwa biaya bahan
baku dan upah tenaga kerja langsung berdasarkan biaya aktual, sedangkan
overhead pabrik berdasarkan suatu tarif ataupun penelusuran penggerak biaya
aktivitas.
Untuk memberikan gambaran perhitungan biaya per unit serta harga jual
untuk sebuah perusahaan yang menggunakan kalkulasi biaya tradisional
(traditional base costing – TBC). Dikatakan kalkulasi biaya tradisional, karena
alokasi overhead pabrik kepada produk berdasarkan tarif tunggal untuk seluruh
departemen, seperti : jam mesin, jam tenaga kerja langsung, dan bahan baku.
Contoh perhitungan biaya per unit dan harga jual (kalkulasi biaya
tradisional)
Perusahaan manufaktur “Jaya” yang memproduksi satu jenis produk,
menyajikan data-data biaya dan produksi bulan Desember 2017, adalah sebagai
berikut:
Biaya bahan baku Rp. 500.000.000
Upah tenaga kerja langsung Rp. 400.000.000
Overhead manufaktur yang dianggarkan Rp. 600.000.000
Unit produksi 1000 unit

Mark up 30 % dari biaya produksi sebagai laba yang diinginkan

Diminta :
a. Hitunglah biaya produksi per unit
b. Hitunglah harga jual per unit

Jawab :
a. Biaya Produksi : Bahan Baku Rp.
500.000.000
Upah Langsung Rp.
400.000.000
Overhead manufaktur Rp.
600.000.000
Total Rp.
1.500.000.000

1.500.000
Biaya per unit = = Rp. 1.500.000
1.000

Harga jual per unit : Biaya per unit Rp. 1.500.000

Mark up 30 % x 1.500.000 510.000

Harga jual per unit Rp. 2.210.000


Contoh perhitungan biaya per unit dan harga jual (kalkulasi ABC)

Sebuah perusahaan manufaktur menyajikan data-data biaya produksi dan output selama
tahun 2017 (biaya dalam jutaan rupiah).

1. Produk yang dihasilkan perusahaan ada 2 jenis, yaitu produk x dan y.

2. Bahan baku pertahun untuk produk x Rp. 190 dan produk y Rp. 45

3. upah tenaga kerja langsung per tahun untuk produk x Rp. 150 dan produk y Rp. 130

4. Overhead manufaktur dibebankan ke produk berdasarkan rasio konsumsi aktivitas, ada


3 jenis aktivitas yang terdapat pada perusahaan sehubungan dengan overhead: a.
Aktivitas pemeliharaan mesin. b. Aktivitas penanganan bahan. c. Aktivitas penyetelan
mesin (setup).

Data-data overhead manufactur yang dianggarkan tahun 2017:

Aktivitas Waktu Aktivitas (Jam) Biaya Overhead (Jutaan


rupiah)

Pemeliharaan mesin 300 jam upah langsung 900

Penanganan bahan 20 perpindahan 100

Penyetelan mesin 10 kali proses produksi 150

Aktivitas yang dikonsusi masing-masing produk

Keterangan Produk x Produk y

Pemeliharaan mesin 200 jam upah langsung 100 jam upah langsung

Penanganan bahan 12 perpindahan 8 perpindahan

Penyetelan mesin 7 proses produksi 3 proses produksi

5. Jumlah produksi selama tahun tersebut, produk A 100 unit dan produk B 50 unit.

Ditanya :
a. Hitunglah biaya produksi produk x dan y per unit
b. Hitunglah harga jual produk x dan y per unit, apabila mark up 40 % untuk masing-
masing produk.

Jawab :

a. Biaya produksi per unit (jutaan rupiah)

Keterangan Produk x Produk y

Bahan baku (Rp) 190 145

Tenaga kerja langsung 150 130


(Rp)
765 385
*Overhead manufaktur
(Rp)

Total biaya produksi (Rp) 1.105 660

Unit produksi 100 50

Biaya produksi per unit 11,05 13,20


(Rp)

*Tarif overhead manufactur masing-masing aktivitas :

900
1. Pemeliharaan mesin = = Rp 3 per jam tenaga kerja langsung
300

100
2. Penanganan bahan = = Rp 5 per pindahan
20

150
3. Penyetelan mesin = = Rp 15 per proses produksi
10

Pembebanan overhead pabrik pada produk x dan y berdasarkan tarif

Aktivitas Produk x Produk y

(jutaan rupiah) (jutaan rupiah)

1. Pemeliharaan mesin 200 x Rp 3 = Rp. 600 100 x Rp 3 = Rp 300


2. Penanganan bahan 12 x Rp 5 = Rp. 60 8 x Rp 5 = Rp 40

3. Penyetelan mesin 7 x Rp 15 = Rp 105 3 x Rp 15 = Rp 45

Total Rp. 765 Rp. 385

b. harga jual per unit (jutaan rupiah)

Keterangan Produk x Produk y

Biaya produksi per unit Rp. 11,05 Rp. 13,03

Mask up 40 % 4,42 5,28

Harga jual per unit Rp. 15,47 Rp. 18,48

Catatan

Ada cara lain untuk menghitung pembebanan overhead pabrik, berdasarkan rasio
konsumsi (consumption ratio) masing-masing aktivitas.

Berdasarkan soal kalkulasi ABC diatas, rasio konsumsi aktivitas:

Aktivitas Produk A Produk B Penggerak


Aktivitas

1.Pemeliharaan 200/300 x 100 100/300 x 100 Jam tenaga


mesin % = 67 % % = 33 % kerja langsung

2.Penanganan bahan 12/20 x 100 8/20 x 100 % = Perpindahan


% = 60 % 40 % bahan
3. Penyetelan mesin
7/10 x 100 % 3/10 x 100 % = Proses produksi
= 70 % 30 %

Pembebanan overhead pabrik ke masing-masing produk

Aktivitas Produk A Produk B


1. Pemeliharaan mesin 67 % x Rp. 900 = Rp. 33 % x Rp. 900 = Rp.
600 300
2. Penanganan bahan
60 % x Rp. 100 = Rp. 60 40 % x Rp. 100 = Rp.
3. Penyetelan mesin 40
70 % x Rp. 150 = Rp.
105 30% x Rp. 105 = Rp.
45

Total Rp. 765 Rp. 385

Anda mungkin juga menyukai