Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rofiani Agustina

NIM : 042091037

KELAS : manajemen c

TUGAS TUTORIAL II

AKUNTANSI BIAYA

1. Jelaskan perbedaan karakteristik antara Job Order Costing dan Process Costing.
2. Jelaskan mengenai konsep unit ekuivalen dan jelaskan berbagai metode dalam
menghitung unit ekuivalen
3. Berikut ini adalah data produk yang diproses di Departemen 1 selama bulan Maret:
PDP awal − Unit selesai 2.500
PDP akhir (tingkat penyelesaian 60%) 1.000
Kos produksi total Rp38.750.000
Diminta: Hitunglah:
a) Jumlah unit ekuivalen.
b) Kos unit.
c) Kos unit untuk produk selesai dan PDP akhir.
4. Jelaskan langkah-langkah dalam menyusun laporan kos produksi dalam Process
Costing.
5. Berikut ini adalah data produk yang di proses di Departemen A selama bulan
Oktober :
PDP Awal - Unit Selesai 2.400
PDP Akhir (tingkat penyelesaian 60%) 1.000
Kos Produksi Total Rp60.000.000
Berdasarkan data tersebut, hitunglah :
a) Jumlah Unit Ekuivalen.
b) Kos Unit.
c) Kos unit untuk produk selesai
d) PDP Akhir
Jumlah unit di persediaan awal 400
Jumlah unit yang mulai di proses selama periode berjalan. 1.600
Jumlah unit yang di transfer ke Departement B selama periode berjalan 1.700
Jumlah unit di persediaan akhir barang dalam proses Departement A (75% selesai
untuk bahan baku, 40% untuk TK, 25% untuk OH) 300
6. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis kos kualitas serta berikan contoh dari masing-
masing jenis kos kualitas tersebut.
7. Bagaimana cara menghitung unit ekuivalen ketika terdapat produk cacat atau rusak
dan produk yang hilang atau menyusut?

JAWAB
1. Karakteristik job order costing
a. Jasa atau produk yang diproduksi sangat bervariasi, sesuai pesanan.
b. Kos diakumulasikan per pesanan setiap kali satu pesanan selesai dikerjakan
c. Kos per unit dihitung dengan cara membagi total kos pesanan dengan jumlah
unit produk yang diproduksi untuk pesanan bersangkutan.
d. Setiap komponen kos produksi daoat diidentifikasi langsung ke masing-masing
pesanan, kecuali kos bersifat umum dan bersma, misalnya overhead.
e. Setiap pesanan harus dibuatkan kartu pesanan untuk mencatat setiap kos yang
dibebankan untuk pesanan bersangkutan.

Karakteristik proses costing

a. Sistem produksi merupakan sistem produksi yang berjalan terus menerus


b. Produk yang dihasilkan merupakan produksi massal yang bersifat seragam
c. Tujuan produksi untukmembentuk persediaan

Ditilik dari segi makna, job order costing merujuk pada perhitungan biaya dari
suatu kontrak atau pekerjaan yang dilakukan atas permintaan klien. Sedang
process costing merupakan biaya yang dikenakan untuk setiap proses yang
dilakukan dalam menghasilkan suatu produk.

2. Unit ekuivalen adalah unit produk jadi yang seharusnya dihasilkan pada tingkat
upaya manufaktur tertentu yang dikeluarkan dalam satu periode yang
dipertimbangkan. Metode menghitung unit ekuivalen ada dua yakni : metode LIFO,
metode penilaian rata-rata dan metode FIFO. Metode LIFO secara logika tidak
mungkin diterapkan karena persediaan awal produk dalam proses, dalam proses
produksi pasti harus diselesaikan terlebih dahulu. Pada metode rata-rata dan FIFO,
perhitnunggan unit ekuivalen dapat menggunakan formula atau secara tabuler.
3.
a. Jumlah unit ekuivalen = 2500 + (1000 x 60%) = 3100 unit ekuivalen
b. Kos unit = Rp38.750.000 : 3100 = Rp12.500
c. Kos unit produk selesai = 2.500 x Rp12.500 = Rp31.250.000
Kos PDP akhir = 600 x Rp12.500 = Rp7.500.000
4. Langkah-langkah penyusunan laporan kos produksi dalam proses costing
a. Analisis aliran unit fisik, mencangkup analisis terhadap : berapa jumlah unit
persediaan awal barang dalam proses, berapa jumlah unit yang dimasukkan di
departamen ini atau diterima dari departemen sebelumnya, berapa jumlah unit
yang ditambahkan di departemen setelah departemen pertama, berapa jumlah
unit yang ditrasfer ke departemen berikutnya atau ke gudang barang jadi, dan
berpa jumlah unit barang dalam proses akhir.
b. Menghitung unit ekuivalen, unit ekuivalen dihitung untuk setiap komponen kos
produksi.
c. Menghitung kos per unit, dilakukan dengan cara membagi total kos produksi
periode ini dengan jumlah unit ekuivalen yang bersesuaian pada periode yag
sama.
d. Penilaian sediaan, pada tahap ini dihitung berapa nilai kos produk yang ditransfer
ke departemen berikutnya taau gudang barang jadi dan berapa kos yang melekat
pada barang dalam proses.
5.
a. Jumlah unit ekuivalen = 2.400 + (1.000 x 60%) = 3.000 unit ekuivalen
b. Kos unit = Rp60.000.000 : 3.000 = Rp20.000
c. Kos unit produksi akhir = 2.400 x Rp20.000 = Rp48.000.000
d. Kos PDP akhir = 600 x Rp20.000 = Rp12.000.000
6. Kos kualitas secara garis besar diklasifikasikan menjadi dua, yaitu kos untuk aktivitas
yang ditunjukkan untuk mencapai kualitas tertentu. Terdapat beberapa jenis kos
kualitas yaitu :
a. Kos pencegahan, kos yang dikeluarkan untuk mencegah terjadinya kerusakan
pada produ atau jasa selama diproduksi.
b. Kos penilaian, kos yang terjadi dlam rangka memeberikan jaminan kepastian
bahwa produk yang dihasilkan sesuai dengan syarat-syarat untuk diterima.
c. Kos kegagalan internal, kos yang terjadi akibat adanya kegagalan dalam proses
internal sebelum suatu produk dikirim ke konsumen.
d. Kos kegagalan eksternal, kos yang terjadi dalam rangka memberikan pelayanan
kepada konsumen karena barang yang dikirim kepadanya gagal dlam memenuhi
standar kualitas.
7. Kos yang timbul akibat produk cacat sebaiknya diukur dengan cara sama ketika
mengukur kos produk jadi. Dengan demikian, unit ekuivalen juga harus dihitung
sehingga akan ada unit ekuivalen produk jadi dan unit ekuivalen produk cacat.
Produk cacat ini disimpan sebagai sediaan produk cacat. Kos yang timbul akibat
produk cacat dibebankan ke overhead aktual dan hasil penjualannya diperlakukan
sebagai pengurang overhead aktual tersebut. Pada beberapa contoh dalam
perhitungan unit ekuivalen harus dilakukan perhitungan beberapa unit ekuivalen
produk jadi dan beberapa unit ekuivalen produk cacat sehingga dapat dihitung
berapa kos produksi per unit. Selanjutnya,dapat dihitung berapa kos produksi
produk baik dan berapa kos produksi produk cacat.

Sumber :

EKMA4315/MODUL 4 halaman 4.3

EKMA4315/MODUL 5 halaman 5.37-5.39


EKMA4315/MODUL 5 halaman 5.20-5.21

EKMA4315/MODUL 6 halaman 6.3-6.4

EKMA4315/MODUL 6 halaman 6.16-6.17

Anda mungkin juga menyukai