Anda di halaman 1dari 7

KELOMPOK 5

BIAYA PRODUKSI

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

 NAZIYAH
 ANFA
 BAYU
 IQBAL
 ABIMANYU
 RENDI

SMKN 7 BALEENDAH

TAHUN PELAJARAN 2018/2019


BAB 8

BIAYA PRODUKSI

Proses produksi yang dilakukan produsen pasi memerlukan biaya, besarnya biaya
proportional dengan banyak barang dan jasa yang dihasilkan. Berikut ini akan dibahas
secara mendalam mengenai biaya produksi. Hal-hal apa saja yang diperhatikan dalam
perhitungan biaya produksi, jenis-jenis biaya produksi, cara melakukan perhitungan
biaya produksi, serta ulasan-ulasan lainnya mengenai biaya produksi yang disertai
contoh.

A. BIAYA PRODUKSI

Dalam arti sempit, biaya (cost) memiliki arti pengorbanan sumber ekonomi untuk
memperoleh aktiva. Secara luas biaya mengandung arti pengorbanan sumber ekonomi
yang dapat diukur dalam satuan uang. Biaya memiliki unsur sebagai berikut :

1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi.


2. Biaya dapat diukur dengan satuan rupiah.
3. Biaya merupakan pengorbanan yang telah terjadi atau akan terjadi.
4. Biaya merupakan pengorbanan yang mempunyai tujuan.

Penggolongan biaya berdasarkan fungsi pokok dalam perusahaan dibedakan menjadi


biaya primer dan biaya tenaga kerja. Biaya primer (primer cost), yaitu biaya bahan baku
langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Sedangkan biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik keduanya disebut juga dengan biaya pengolahan atau biaya
konversi (conversation cost).

Contoh biaya produksi, seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya
overhead pabrik. Biaya produksi juga dapat digolongkan menjadi :

1. Biaya produksi langsung, yaitu biaya yang terjadi, penyebab satu-satunya adalah
karena adanya sesuatu yang dibiayai. Biaya ini langsung diperhitungkan ke dalam
harga pokok produksi terdiri atas :
a. Biaya bahan langsung, yaitu semua bahan menjadi satu kesatuan dan dapat
langsung diperhitungkan dalam harga pokok produk
b. Biaya tenaga kerja langsung, yaitu upah untuk para pekerja yang secara
langsung membuat produk dan jasanya langsung diperhitungkan dalam harga
pokok produk.
2. Biaya produksi tidak langsung adalah biaya selain biaya bahan langsung dan biaya
tenaga kerja langsung yang terjadi di pabrik. Biaya ini disebut biaya overhead
pabrik (BOP). Biaya produksi tidak langsung dikelompokkan menjadi :
a. Biaya bahan penolong, yaitu bahan yang diperlukan untuk pembuatan produk
dan penggunaanya relatif kecil
b. Biaya tenaga kerja tidak langsung, yaitu upah untuk tenaga kerja yang secara
tidak langsung berhubungan dengan pembuatan produksi
c. Biaya produksi tidak langsung, seperti asuransi
3. Biaya Non Produksi adalah biaya yang terjadi atau yang dikeluarkan untuk bahan
pelengkap atau pembantu, seperti biaya administrasi umum dan biaya penjualan
atau biaya pemasaran. Beban administrasi, umum dan penjualan adalah biaya non
produksi utama yang ditampilkan dalam laporan laba rugi.
a. Beban administrasi umum dan penjualan, terdiri dari biaya gabungan dari
operasi perusahaan
b. Penjualan, terdiri atas beban pokok penjualan temasuk gaji, dan semua biaya
dan pajak secara langsung berhubungan dengan produksi dan penjualan
produk.
c. Umum, terdiri atas beban usaha umum dan pajak yang secara langsung
berhubungan dengan operasi umum perusahaan.
d. Administasi, terdiri atas gaji eksekutif dan pendukung lainnya dan semua
pajak yang berkaitan dengan administrasi secara keseluruhan.

Secara umum, pengelompokkan biaya produksi adalah sebagai berikut :

1. Pencatatan Proses Produksi

Produksi merupakan kegiatan manusia yang menimbulkan tambahan manfaat,


baik berupa bentuk ataupun waktu. Adapun produk adalah hasil dari kegiatan
produksi berupa barang dan jasa. Produsen adalah orang atau badan yang
menghasilkan produknya.

Macam kegunaan untuk produksi adalah sebagai berikut :

a. Kegunaan tempat (utility of place);


b. Kegunaan waktu (utility of time);
c. Kegunaan bentuk (utility of form);
d. Kegunaan kepemilikan (utility of ownership/possesion);
2. Jenis dan Metode Biaya Produksi
a. Macam – Macam Proses Produksi
Keterampilan produksi sebagian bagian proses produksi suatu produk
membutuhkan :
 Penguasaan teknik – teknik pembuatan sesuatu.
 Penguasaan prosedur dan proses pembuatan sesuatu.
 Penguasaan pemahaman karakteristik bahan dan alat yang dipakai.
 Kemampuan mengatasi berbagai macam kesulitan dengan cepat.

Dalam melakukan proses produksi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
diantaranya :

a. Sifat proses produksi, terdiri atas :


1) Proses produksi terputus - putus, didasarkan atas jumlah pesanan yang
diterima;
2) Proses produksi terus menerus, didasarkan pada ramalan penjualan.
b. Jenis dan mutu produk yang akan diproduksi dengan mempertimbangkan
ketahanan lama tidaknya produk tersebut.
c. Jenis produknya model baru atau model lama, dengan meneliti terlebih
dahulu lokasi, musiman, atau sepanjang masa.
d. Pengendalian proses produksi, adapun tahapan yang harus diperhatikan :
1) Routing, yaitu menetapkan dan menentukan urutan kegiatan proses
produksi.
2) Scheduling, yaitu menetapkan dan menentukan jadwal kegiatan
produksi.
3) Dispatching, yaitu menetapkan dan menentukan proses pemberian
perintahnya.
4) Follow Up, yaitu mendorong terkoorinasinya perencanaan proses
produksi agar tidak terjadinya penundaan.

Syarat dalam merencanakan proses produksi, meliputi :

a. Sesuai dengan tujuan perusahaan (visioner);


b. Simpel, sederhana, mudah dilaksanakan, dan dimengerti;
c. Memberikan analisis dan klarifikasi kegiatan.
b. Metode Penghitungan Biaya Proses Produksi

Dalam kegiatan proses produksi selalu akan terjadi pencatatan transaksi


jumlah barang yang masuk dan keluar. Adapun system pencatatan yang sering
digunakan yaitu :

1) Sistem perpetual, artinya selalu mencatat setiap ada transaksi harian yang
terjadi.
2) Sistem periodik, artinya transaksi dicatat dan dikumpulkan terlebih dahulu
secara berkala/periode.

Dalam pelaksanaanya ada beberapa metode dalam pergitungan proses


produksi diantaranya :

1) Metode FIFO (First In First Out), Masuk Pertama Keluar Pertama, bahan
baku yang masuk pertama kali lebih dulu dipergunakan.
2) Metode LIFO (Last In First Out), Masuk Terakhir Keluar Pertama, bahan
baku yang terakhir masuk digunakan lebih dulu.
3) Metode Rata – Rata (Average Cost), bahan yang merupakan hasil kali
kuantitas bahan baku yang dipakai dan harga pokok rata-rata per satuan.

c. Perhitungan Proses Produksi

Contoh Soal :

PT Erina Arisha memiliki data bahan baku selama 2 minggu pertama Mei
2001, Sebagai berikut :

 01 Mei, Persediaan 8.000 kg, @ Rp 1.000


 03 Mei, Pemebelian 12.000 kg, @ Rp 1.200
 10 Mei, Masuk proses produksi 15.000 kg

Hitung berapa harga pokok bahan baku yang dipakai proses produksi pada
tanggal 10 Mei 2001.

1) Metode FIFO
01 Mei 8.000 kg × @ Rp 1.000 : Rp 8.000.000
03 Mei 7.000 kg × @ Rp 1.200 : Rp 8.400.000
15.000 kg : Rp 16.400.000
Harga pokok proses produksi dicatat sebesar Rp 16.400.000
2) Metode LIFO
03 Mei 12.000 kg × @ Rp 1.200 : Rp 14.400.000
01 Mei 3.000 kg × @ Rp 1.000 : Rp 3.000.0000
15.000 kg : Rp 17.400.000
Harga pokok proses produk dicatat sebesar Rp 17.400.000
3) Metode Rata-Rata
01 Mei 8.000 kg × @ Rp 1.000 : Rp 8.000.000
03 Mei 12.000 kg × @ Rp 1.200 : Rp 14.400.000
20.000 : Rp 22.400.000
22.400.000
Harga pokok rata-rata : = = Rp 1.120
20.000

Jadi hara pokok proses produksi sebesar :


15.000 kg × @ Rp 1.120 = Rp 16.800.000

Ada sebuah metode pengumpulan atau perhitungan biaya bahan baku agar
lebih terkendali dan terencana dengan baik, yaitu dengan menggunakan system
perpetual untuuk mengendalikan biaya pabrikasi. Sistem ini lebih banyak dipakai
daripada sistem periodik karena pengendalian biaya sehari-hari dapat dilakukan
dengan sistem perpetual. Ada dua sistem akuntasi biaya perpetual, yatu metode
harga pookok pesanan (job order costing) dan metode harga pokok proses
(process costing).

B. Harga Pokok Pesanan (Job Order Costing)

Harga pokok pesanan (job order costing) merupakan cara perhitungan harga
pokok produksi untuk produk yang dibuat berdasarkan pesanan. Metode harga pokok
pesanan dirancang untuk mengawasi biaya perusahaan dalam menghasilkan atau
mengerjakan setiap pekerjaan pesanan.

Ciri-ciri dari metode proses produksi berdasarkan pesanan, diantaranya :

1. Sifat prroduksinya terputus-putus, bergantung pada pesaanan yang diterima.


2. Bentuk produk bergantung dari spesifikasi pemesanan.
3. Pengumpulan biaya produksi dilakukan pada kartu biaya pesanan yang memuat
rincian untuk masing-masing pesanan.
4. Total biaya produksi dikalkulasi setelah pesanan selesai.
5. Biaya produksi per unit dihitung dengan membagi total biaya produksi dengan
total unit yang dipesan.
6. Akumulasi biaya umumnya menggunakan biaya normal.
7. Produk yang sudah selesai langsung diserahkan pada pemesan.

Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap jenis pesanan dan harga pokok
persatuan dapat dihitung dengan rumus :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛


Harga pokok persatuan =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑠𝑎𝑛

Contoh :

Cv Annabella mengerjakan pesanan 1000 stel seragam sekolah, biaya-biaya yang


diperlukan diantaranya :

Bahan baku Rp 1.000.000

Bahan penolong Rp 150.000

Tenaga kerja langsung Rp 1.200.000

Biaya overhead pabrik Rp 250.000 +


Jumlah biaya produksi Rp 2.600.000
Dari data diatas, hargaa pokok 1 stel seragam sekolah adalah :

HPP = Rp 2.600.000 : 100

= Rp 26.000

Anda mungkin juga menyukai