Anda di halaman 1dari 4

Modul 3

Pengertian Biaya Produksi,


Contoh, dan Cara
Menghitungnya
Saat menjalankan sebuah usaha dalam pengadaan barang atau jasa maka tentu
dibutuhkan penghitungan biaya produksi atau production cost, karena pelaporan biaya
pada saat proses pembuatan sebuah produk dan layanan sangat berguna
dalam menghitung laba rugi sebuah perusahaan. Penghitungan biaya ini memiliki
peranan penting untuk mengetahui unsur apa saja yang membutuhkan pendanaan serta
besaran biaya yang disebutkan.

Dalam kondisi seperti itu tentu akan membantu pengusaha dalam analisa dan evaluasi
untuk proses produksi yang dilakukan.

Biaya produksi juga merupakan komponen penting dalam pelaporan keuangan


perusahaan. Perhitungan biaya ini harus diruntut secara detail guna
menghasilkan laporan keuangan yang lebih baik dan terperinci tanpa terlewat suatu hal
yang penting.

Apa itu Biaya Produksi?


Sebuah perusahaan yang melakukan kegiatan produksi untuk suatu barang dan jasa guna
dijual kembali dan menghasilkam keuntungan. Kegiatan tersebut tentu membutuhkan
biaya, inilah yang bisa disebut dengan biaya produksi sebuah perusahaan.

Pada dasarnya biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dilakukan pada proses
produksi perusahaan. Biaya tersebut meliputi bahan baku, overhead pabrik dan biaya
tenaga kerja langsung. Ketiga unsur biaya tersebut sangat berpengaruh pada kegiatan
produksi yang dilakukan oleh perusahaan.

1. Direct Material atau Bahan Baku Langsung


Bahan yang berbentuk fisik serta diidentifikasi dan di proses menjadi bagian barang jadi,
atau dapat dilihat asal usulnya sebagai barang jadi dengan cara ekonomis dan sederhana.

2. Direct Labour atau Tenaga Kerja Langsung


Bahan baku yang menjadi produk jadi telah dikonversi oleh tenaga kerja yang melakukan
kegiatan tersebut dan bisa digabungkan secara layak ke produk tertentu dalam proses
produksi.
3. Factory Overhead atau Overhead Pabrik
Adanya unsur biaya manufaktur yang tidak terlihat secara langsung pada pengeluaran
tertentu. Pada pelaporan keuangan, biasanya overhead pabrik memasukkan semua biaya
manufaktur. Tanpa memasukkan unsur bahan baku langsung serta tenaga kerja langsung
dalam proses produksi.

Adanya ketiga unsur penting ini memang tak bisa lepas dari biaya produksi sebuah
perusahaan. Banyaknya biaya overhead pabrik juga akan mempengaruhi biaya yang akan
di catat dalam laoran keuangan, seperti:

• Adanya biaya bahan baku tak langsung


• Tenaga kerja tidak langsung
• Biaya pemeliharaan mesin serta reparasi
• Amortisasi dan depresiasi
• Biaya air dan listrik pabrik
• Asuransi pabrik
• Operasi, dll.

Hal tersebut di atas akan berpengaruh dalam menghitung production cost pada suatu
bisnis. Biaya-biaya tersebut memang melibatkan berbagai macam unsur dan kebutuhan
dalam pelaksanaan proses pembuatan suatu barang dan jasa. Selain itu, pengaruh dari
adanya biaya ini akan terlihat pada saat pelaporan keuangan perusahaan.

Contoh Biaya Produksi


Dalam menjalankan proses produksi tentu harus mengetahui apa saja yang
termasuk production cost. Karena biaya tersebut yang akan berpengaruh dan sebagai
pelaporan keuangan perusahaan.

Inilah yang termasuk contoh biaya yang digunakan dalam acuan perhitungan produksi.

1. Biaya Tetap atau fixed Cost


Fixed cost merupakan biaya dengan jumlah tetap serta tidak bergantung pada produksi
yang didapatkan pada periode tertentu. Sebagai contoh, pajak perusahaan, sewa gedung,
biaya administrasi dan sebagainya.

2. Biaya Variabel atau Variable Cost


Biaya variabel ini besarnya bisa berubah-ubah disesuaikan dengan hasil produksi. Dalam
artian hasil produksi yang semakin besar maka biaya variabel juga akan semakin besar.
Seperti, upah bagi pekerja, biaya bahan baku yang digunakan sesuai dengan jumlah
produksi.
3. Biaya Total atau Total Cost
Pada periode tertentu sebuah perusahaan menghasilkan barang jadi. Maka total dari
biaya tetap dan biaya variabel yang digunakan perusahaan tersebut dihitung sebagai
besarnya production cost, inilah biaya total.

4. Biaya Rata-rata atau Average Cost


Adanya production cost per unit yang dihasilkan oleh perusahaan yang mengasilkan
barang produksi dalam jumlah banyak dan average cost ini dihitung melalui pembagian
total biaya dengan jumlah produksi yang dihasilkan di perusahaan.

5. Marginal Cost
Biaya marginal merupakan biaya tambahan yang dibutuhkan dalam menghasilkan unit
barang yang sudah jadi. Marginal cost yang muncul saat adanya perluasan produksi pada
saat akan menambah jumlah barang yang dihasilkan.

Itulah beberapa contoh production cost yang ada serta berpengaruh pada pelaporan
keuangan. Berikut inilah rumusnya perhitungan production cost :

material biaya bersifat langsung + biaya untuk tenaga kerja langsung + overhead pabrik +
biaya tenaga kerja tak langsung
Setelah mengetahui contoh production cost dan rumusnya, berikutnya adalah mengetahu
bagaimana cara dalam perhitungan biaya produksi tersebut.

Cara Perhitungan Biaya untuk


Produksi
Inilah contoh dari cara menghitung production cost. Misalnya saja perusahaan ABC
bergerak di bidang pakaian jadi, dalam kurun waktu satu bulan bisa memproduksi 5000
produk pakaian jadi yang dipasarkan pada 2 toko besar dan e-commerce secara online.

Pada proses produksi 5.000 produk pakaian jadi, maka diperlukan:

• Rp. 80.000.000 untuk pengadaan bahan baku


• Rp. 30.000.000 sebagai gaji karyawan
• Rp. 20.000.000 untuk endorsement
• Rp. 15.000.000 guna launching produk mengundang media
• Rp. 12.000.000 digunakan sebagai bandwith kuota internet
• Rp. 6.000.000 untuk transport produk ke 2 toko besar
• Rp. 10.000.000 packaging produk.
• Rp. 3.000.000 digunakan sebagai pengeluaran gudang penyimpanan.

Setelah ditambahkan semua biaya tersebut maka menghasilkan produksi sebesar Rp


176.000.000 dan dibagi dengan 5000 unit, hasilnya biaya rata-rata atau Average
Cost untuk satu buah barang adalah Rp 35.200.
Contoh lain, sebuah PT XYZ perusahaan dalam pengadaan alat rumah tangga. Di awal
juli, PT XYZ memiliki laporan bisnis sebagai berikut,

• Persediaan bahan baku mentah Rp. 50.000.000


• Bahan baku setengah jadi, Rp 80.000.000
• Barang jadi yang siap dijual Rp. 110.000.000
• Pembelian persediaan bahan baku, Rp. 700.000.000
• Biaya pengiriman Rp. 10.000.000.
• Biaya pemeliharaan mesin Rp 8.000.000
• Sisa penggunaan bahan baku serta sisa bahan setengah jadi, Rp. 50.000.000
• Sisa bahan baku setengah jadi, Rp. 10.000.000
• Alat rumah tangga siap dijual Rp. 25.000.000.

Tahap 1 :

Bahan baku digunakan = saldo awal bahan baku + pembelian bahan baku- saldo akhir
bahan baku

80.000.000 + ( 700.000.000 +10.000.000) – 50.000.000 = 740.000.000

Tahap 2 :

Total production cost = bahan baku digunakan + tenaga kerja langsung + overhead
produksi

135.000.000+ 8.000.000 = 143.000.000

Tahap 3 :

Harga pokok produksi = total biaya + saldo awal persediaan – saldo akhir persediaan

143.000.000 + 80.000.000 – 10.000.000 = 213.000.000

Tahap 4 :

Harga pokok produksi = HPP + persediaan barang awal – persediaan barang akhir.

213.000.000 + 110.000.000 – 25.000.000 = 298.000.000

Jadi, harga pokok produksi bulan juli, Rp 298.000.000.

Anda mungkin juga menyukai