Anda di halaman 1dari 19

HARGA POKOK PRODUK

2
OBJEKTIF :
1. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Mengenai Harga Pokok Produk Metode Full
Costing
2. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Mengenai Harga Pokok Produk Metode
Variable Costing
3. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Mengenai Perbedaan Penyusunan Laporan
Laba Rugi Full Costing dan Variable Costing

2.1. Harga Pokok Produk Metode Full Costing


Suatu perusahaan profit mempunyai tujuan utama memperoleh
laba untuk kelangsungan hidup dan kemajuan perusahaan. Dalam rangka
usaha memperoleh laba tersebut ada tiga factor utama didalam
perusahaan yang harus diperhatikan, yaitu jumlah barang yang harus
diproduksi, biaya per unit untuk memproduksi dan harga jual per unit
produk tersebut.
Harga pokok produk merupakan pengorbanan sumber ekonomi
yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan terjadi
untuk memperoleh penghasilan. Harga pokok produk adalah sejumlah nilai
aktiva, tetapi apabila tahun berjalan aktiva tersebut dimanfaatkan untuk
membantu memperoleh penghasilan.
Informasi harga pokok produk yang dihitung untuk jangka waktu
tertentu bermanfaat bagi manajemen untuk menentukan harga jual
produk. Memantau realisasi biaya produksi, menghitung laba rugi periodic,
menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses
yang disajikan dalam neraca. Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan dan
manfaat dalam penentuan harga pokok produk, yaitu sebagai berikut:
TOPIK 2. Harga Pokok Produk

1. Sebagai dasar dalam penetapan harga jual


2. Sebagai alat untuk menilai efisiensi proses produksi
3. Sebagai alat untuk memantau realisasi biaya produksi
4. Untuk menentukan laba atau rugi periodic
5. Menilai dan menentukan harga pokok persediaan
6. Sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan bisnis

Metode penentuan harga pokok produk adalah cara


memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produk. Dalam
memperhitungkan unsur biaya ini, terdapat dua metode, yaitu:
1. Metode full costing
2. Metode variable costing

Metode full costing atau sering disebut harga pokok produk


konvensional adalah metode untuk menentukan harga pokok produk,
dengan membebankan semua biaya produksi tetap maupun variabel pada
produk yang dihasilkan. Full costing method merupakan metode penentuan
harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi
ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku
variabel maupun tetap. Metode full costing disebut juga absortion atau
conventional costing.
Contoh Penyajian Laporan Harga Pokok Produksi Metode Full Costing
Harga Pokok Produksi:
Biaya bahan baku Rp XXX.XXX
Biaya tenaga kerja langsung Rp XXX.XXX
Biaya overhead pabrik variabel Rp XXX.XXX
Biaya overhead pabrik tetap Rp XXX.XXX
Harga pokok produk Rp XXX.XXX

Integrated Laboratory Universitas Gunadarma-Akuntansi Manajemen & Praktikum – D3 2


TOPIK 2. Harga Pokok Produk

Contoh Soal
PT. ABADI memproduksi dan menjual alat tenun dari bahan kayu. Adapun
data operasional adalah sebagai berikut:
Harga jual per unit = Rp500.000
Biaya produksi:
- Biaya variabel per unit:
 Bahan langsung Rp110.000
 Tenaga kerja langsung Rp60.000
 Overhead pabrik variabel Rp30.000
- Biaya tetap per tahun Rp12.000.000
Persediaan barang jadi:
- Unit persediaan awal 0
- Unit yang diproduksi 100 unit
- Unit yang terjual 80 unit
BIaya pemasaran tetap selama satu tahun Rp7.000.000
Biaya pemasaran variabel per unit Rp50.000
Dari data diatas, maka hitunglah HPP menggunakan metode Full costing.
Jawab:
Biaya Produksi berdasarkan Full Costing = Bahan Langsung+Tenaga Kerja
Langsung+Overhead Pabrik Variabel+Overhead pabrik Tetap

= 110.000 + 60.000 + 30.000 + (12.000.000/100)


= Rp 320.000
Jadi harga pokok produk keseluruhan sebesar Rp 320.000

2.2. Harga Pokok Produk Metode Variable Costing


Variable costing adalah metode untuk menentukan harga pokok
produk dengan hanya memperhitungkan biaya produksi variabel saja.
Kalkulasi biaya produksi variabel (variable costing) adalah pengorbanan
Integrated Laboratory Universitas Gunadarma-Akuntansi Manajemen & Praktikum – D3 3
TOPIK 2. Harga Pokok Produk

sumber daya untuk menghasilkan barang atau jasa dimana hanya


diperhitungkan biaya variabel saja, yang terdiri dari biaya bahan langsung,
berhubungan dengan volume kegiatan produksi, maka disebut kalkulasi
biaya produk langsung (direct costing).

2.2.1 Tujuan Penentuan Harga Pokok Variabel


Penentuan harga pokok variabel ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan manajemen dalam memperoleh informasi yang
berorientasi pada pengambilan keputusan jangka pendek, yaitu:
1. Membantu manajemen untuk mengetahui batas kontribusi
yang sangat berguna untuk perencanaan laba melalui analisa
hubungan biaya-volume-laba dan untuk pengambilan
keputusan yang berhubungan dengan kebijaksanaan
manajemen jangka pendek.
2. Memudahkan manajemen dalam mengendalikan kondisi-
kondisi operasional yang sedang berjalan serta menetapkan
penilaian dan pertanggungjawaban kepada departemen atau
divisi tertentu dalam perusahaan.
3. Jika dihubungkan dengan pihak-pihak yang memakai laporan
biaya, maka variable costing bertujuan sebagai berikut:
1) Untuk pihak internal, variabel costing digunakan untuk
tujuan-tujuan:
a. Perencanaan laba
b. Penentuan harga jual produk
c. Pengambilan keputusan oleh manajemen
d. Pengendalian biaya
2) Untuk pihak eksternal
Meskipun tujuan utamanya untuk pihak internal, konsep
variabel costing dapat pula digunakan oleh pihak eksternal
untuk tujuan:

Integrated Laboratory Universitas Gunadarma-Akuntansi Manajemen & Praktikum – D3 4


TOPIK 2. Harga Pokok Produk

a. Penentuan harga pokok persediaan


b. Penentuan laba
Tujuan eksternal tersebut hanya dapat dicapai apabila
laporan yang disusun atas dasar variable costing
disesuaikan dengan teknik-teknik tertentu, menjadi
laporan yang disusun atas dasar konsep harga pokok penuh
(full costing), sebab konsep variable costing tidak sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Contoh Penyajian Laporan Harga Pokok Produksi Metode Variable


Costing
Harga Pokok Produksi:
Biaya bahan baku Rp XXX.XXX
Biaya tenaga kerja langsung Rp XXX.XXX
Biaya overhead pabrik variabel Rp XXX.XXX
Harga pokok produk Rp XXX.XXX

Contoh Soal
PT. ABADI memproduksi dan menjual alat tenun dari bahan kayu. Adapun
data operasional adalah sebagai berikut:
Harga jual per unit = Rp500.000
Biaya produksi:
- Biaya variabel per unit:
 Bahan langsung Rp110.000
 Tenaga kerja langsung Rp60.000
 Overhead pabrik variabel Rp30.000
- Biaya tetap per tahun Rp12.000.000
Persediaan barang jadi:
- Unit persediaan awal 0

Integrated Laboratory Universitas Gunadarma-Akuntansi Manajemen & Praktikum – D3 5


TOPIK 2. Harga Pokok Produk

- Unit yang diproduksi 100 unit


- Unit yang terjual 80 unit
BIaya pemasaran tetap selama satu tahun Rp7.000.000
Biaya pemasaran variabel per unit Rp50.000
Dari data diatas, maka hitunglah HPP menggunakan metode variabel
costing.
Jawab:
Biaya Produksi berdasarkan 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑙𝑒 𝐶𝑜𝑠𝑡𝑖𝑛𝑔 = Bahan Langsung +
Tenaga Kerja Langsung + Overhead Pabrik Variabel
= 110.000 + 60.000 + 30.000
= 200.000
Jadi harga pokok produk keseluruhan sebesar Rp200.000

2.3. Perbedaan Penyusunan Laporan Laba Rugi Full Costing dan


Variable Costing
Perbedaan di dalam penyajian laporan laba-rugi antara metode full
costing dengan variable costing dapat ditinjau dari segi:
a. Penggolongan biaya dalam laporan laba-rugi
 Pada metode full costing, biaya digolongkan menjadi dua, yaitu:
1. Biaya produksi, meliputi Biaya bahan baku (BBB), Biaya Tenaga
Kerja Langsung (BTKL) dan Biaya Overhead Pabrik (BOP) tetap
maupun BOP variabel .
2. Biaya non produksi atau biaya periode, meliputi semua biaya yang
tidak termasuk dalam harga pokok produk sehingga harus
dibebankan langsung ke laporan laba-rugi periode terjadinya.
 Pada metode variable costing, biaya digolongkan menjadi:
1. Biaya variabel (variable costs), meliputi semua biaya yang jumlah
totalnya berubah secara proporsional sesuai dengan perubahan
volume kegiatan. Biaya ini dikelompokkan ke dalam:

Integrated Laboratory Universitas Gunadarma-Akuntansi Manajemen & Praktikum – D3 6


TOPIK 2. Harga Pokok Produk

- Biaya variabel produksi, yaitu BBB, BTKL dan BOP variabel.


- Biaya variabel non produksi, yaitu biaya pemasaran variable,
biaya administrasi dan umum variabel
2. Biaya tetap (fixed costs), meliputi semua biaya yang jumlah
totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume
kegiatan. Biaya tetap pada konsep variable costing disebut pula
dengan biaya periode atau disebut pula biaya kapasitas.

b. Struktur atau susunan penyajian laporan laba-rugi


1. Struktur Penyajian Laporan Laba Rugi dengan Metode Full Costing
Laporan Laba-Rugi
Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2018
Penjualan Rp XXX.XXX
HPP:
Persediaan Awal Rp XXX.XXX
BBB Rp XXX.XXX
BTKL Rp XXX.XXX
BOP variabel Rp XXX.XXX
BOP tetap Rp XXX.XXX
Harga Pokok Produksi Rp XXX.XXX
Barang Tersedia Untuk Dijual Rp XXX.XXX
Persediaan akhir (Rp XXX.XXX)
Harga Pokok Penjualan (Rp XXX.XXX)
Laba kotor Rp XXX.XXX
Biaya operasi:
Biaya Administrasi dan Umum Rp XXX.XXX
Biaya pemasaran Rp XXX.XXX
Total Biaya Operasi (Rp XXX.XXX)
Laba Bersih Rp XXX.XXX

Integrated Laboratory Universitas Gunadarma-Akuntansi Manajemen & Praktikum – D3 7


TOPIK 2. Harga Pokok Produk

2. Struktur Penyajian Laporan Laba Rugi dengan Metode Variable


Costing
Laporan Laba-Rugi
Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2018
Penjualan Rp XXX.XXX
Biaya Variabel
Persediaan Awal Rp. XXX.XXX
BBB Rp XXX.XXX
BTKL Rp XXX.XXX
BOP variabel Rp XXX.XXX
Harga Pokok Produksi Rp XXX.XXX
Barang Tersedia Untuk Dijual Rp XXX.XXX
Persediaan akhir (Rp XXX.XXX)
Harga Pokok Penjualan (Rp XXX.XXX)
Margin Kontribusi Kotor Rp XXX.XXX
Biaya Variabel:
Biaya administrasi dan umum Rp XXX.XXX
variabel
Biaya Pemasaran variabel Rp XXX.XXX
Total Biaya variabel (Rp XXX.XXX)
Margin Kontribusi Bersih Rp XXX.XXX
Biaya tetap:
Biaya Administrasi dan Umum Rp XXX.XXX
tetap
Biaya pemasaran tetap Rp XXX.XXX
Total Biaya tetap (Rp XXX.XXX)
Laba Bersih Rp XXX.XXX

Integrated Laboratory Universitas Gunadarma-Akuntansi Manajemen & Praktikum – D3 8


TOPIK 2. Harga Pokok Produk

Dalam penerapan full costing dan variable costing laporan laba rugi
yang dihasilkan tidak selalu sama dalam satu periode. Perbedaannya dapat
berupa laba full costing yang lebih besar atau sebaliknya laba variable
costing yang lebih besar. Apabila produksi lebih besar dari penjualan maka
laba bersih full costing akan menjadi lebih tinggi karena biaya overhead
tetap pabrik ditangguhkan dalam persediaan full costing sebagai kenaikan
persediaan. Sebaliknya bila produksi lebih kecil dari penjualan, maka laba
bersih dalam full costing menjadi lebih rendah karena biaya tetap pabrik
dikeluarkan dari persediaan full costing sebagai penurunan persediaan.
Secara spesifik perbandingan antara variabel dan full costing dapat
disederhanakan dalam Tabel 2.1 dibawah ini.
Tabel 2.1
Pengaruh Produksi Terhadap Laba
Hubungan antara Pengaruh terhadap Hubungan antara laba
produksi dan penjualan persediaan variabel costing dan full
costing
Produksi = Penjualan Persediaan tidak berubah Laba bersih full costing =
laba bersih variabel
costing
Produksi > Penjualan Persediaan bertambah Laba bersih full costing >
laba bersih variabel
costing
Produksi < Penjualan Persediaan menurun Laba bersih full costing <
laba bersih variabel
costing

Contoh Kasus
PT Sri Rejeki Isman adalah sebuah perusahaan yang bergerak di
bidang pengolahan bahan baku menjadi produk siap dijual. Berikut adalah

Integrated Laboratory Universitas Gunadarma-Akuntansi Manajemen & Praktikum – D3 9


TOPIK 2. Harga Pokok Produk

data-data biaya produksi perusahaan yang dikumpulkan pada akhir


periode:
Biaya produksi:
Biaya bahan baku (raw material ) Rp9.000 / unit
Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost ) Rp8.500 / unit
Total biaya overhead pabrik (BOP) Rp500.000.000 / th
(Variabel 75%, Tetap 25%)
Total biaya administrasi dan umum Rp59.000.000 / th
(Variabel 45%, Tetap 55%)
Total biaya pemasaran Rp45.000.000 / th
(Variabel 55%, Tetap 45%)
Harga jual produk jadi sebesar Rp48.000/unit
Data penjualan dan produksi :
Persediaan awal 5.500 unit
Produksi 80.000 unit
Penjualan 70.000 unit
Persediaan akhir 15.500 unit
Diminta:
1. Tentukan biaya produksi per unit dengan metode full costing dan
variabel costing !
2. Susunlah laporan laba rugi dengan metode full costing dan variabel
costing !
3. Buat analisis perbedaan laba antara kedua metode tersebut dan cari
penyebabnya !

Penyelesaian
1. Biaya Produksi per Unit
25% x Rp.500.000.000
 BOP Tetap/unit = = 1.562,5/unit
80.000

Integrated Laboratory Universitas Gunadarma-Akuntansi Manajemen & Praktikum – D3 10


TOPIK 2. Harga Pokok Produk

75% x Rp.500.000.000
 BOP Variabel/unit = = 4.687,5/unit
80.000

Biaya Produksi/Unit Metode Full Costing Metode Variabel Costing


BBB 9.000 9.000
BTKL 8.500 8.500
BOP Variabel 4.687,5 4.687,5
BOP Tetap 1.562,5 -
Total Biaya Produksi 23.750 22.187,5

2. Laporan Laba Rugi


a. Laporan Laba Rugi dengan menggunakan metode full costing
Laporan Laba-Rugi
PT SRI REJEKI ISMAN

Penjualan (70.000 x Rp 48.000) Rp3.360.000.000


HPP:
Persediaan Awal Rp130.625.000
(5.500 x Rp 23.750)
BBB Rp720.000.000
(80.000 x Rp. 9.000)
BTKL Rp680.000.000
(80.000 x Rp. 8.500)
BOP variabel Rp375.000.000
(80.000 x Rp 4.687,5)
BOP tetap Rp125.000.000
(80.000 x Rp. 1.562,)
Harga Pokok Produksi Rp1.900.000.000
Barang Tersedia Untuk Dijual Rp2.030.625.000

Integrated Laboratory Universitas Gunadarma-Akuntansi Manajemen & Praktikum – D3 11


TOPIK 2. Harga Pokok Produk

Persediaan akhir (15.500. x 23.750) (Rp368.125.000)


Harga Pokok Penjualan (Rp1.662.500.000)
Laba kotor Rp1.697.500.000
Biaya operasi:
Biaya Administrasi dan Umum Rp59.000.000
Biaya pemasaran Rp45.000.000
Total Biaya Operasi (Rp104.000.000)
Laba Bersih Rp1.593.500.000

b. Laporan laba rugi menggunakan metode variabel costing


Laporan Laba-Rugi
PT SRI REJEKI ISMAN
Penjualan Rp3.360.000.000
Biaya Variabel
Persediaan Awal Rp122.031.250
(5.500 x Rp. 22.187,5)
BBB Rp720.000.000
BTKL Rp680.000.000
BOP variabel Rp375.000.000
Harga Pokok Produksi Rp1.775.000.000
Barang Tersedia Untuk Dijual Rp1.897.031.250
Persediaan akhir (Rp343.906.250)
(15.500 x Rp22.187,5)
Harga Pokok Penjualan (Rp1.553.125.000)
Margin Kontribusi Kotor Rp1.806.875.000
Biaya Variabel:
Biaya administrasi dan Rp26.550.000
umum variabel
(45% x Rp59.000.000)

Integrated Laboratory Universitas Gunadarma-Akuntansi Manajemen & Praktikum – D3 12


TOPIK 2. Harga Pokok Produk

Biaya Pemasaran variabel Rp24.750.000


(55% x Rp45.000.000)
Total Biaya variabel (Rp51.300.000)
Margin Kontribusi Bersih Rp1.755.575.000
Biaya tetap:
Biaya Administrasi dan Umum tetap Rp32.450.000
(55% x Rp59.000.000)
Biaya pemasaran tetap Rp20.250.000
(45% x Rp45.000.000)
BOP tetap (25% x Rp125.000.000
Rp500.000.000)
Total Biaya tetap (Rp177.700.000)
Laba Bersih Rp1.577.875.000

3. Setelah dilakukan perhitungan diketahui bahwa laba usaha dengan


metode full costing sebesar Rp1.593.500.000 lebih besar dari pada
menggunakan metode variabel costing sebesar Rp1.577.875.000,-
Perbedaan tersebut disebabkan karena adanya perbedaan dalam
penentuan biaya produksi per unit dimana dalam metode full costing
biaya produksi/unit sebesar Rp23.750 dan pada metode variabel costing
sebesar Rp22.187,5. Dan persediaan akhir pada metode full costing
sebesar Rp368.125.000 lebih besar dibandingkan metode variabel
costing sebesar Rp343.906.250 karena pada metode variabel costing
tidak mengikutsertakan BOP tetap/unit. Dalam kasus ini produksi lebih
besar dari penjualan maka laba bersih full costing akan menjadi lebih
tinggi karena biaya overhead tetap pabrik ditangguhkan dalam
persediaan full costing sebagai kenaikan persediaan.

Integrated Laboratory Universitas Gunadarma-Akuntansi Manajemen & Praktikum – D3 13


TOPIK 2. Harga Pokok Produk

Perhitungan dengan Menggunakan Microsoft Excel


Buatlah 3 Sheet, yang pertama PERHITUNGAN berisi soal dan
perhitungan biaya produksi dengan menggunakan metode full costing dan
variable costing, LR FULL COSTING berisi laporan laba rugi metode full
costing, dan LR VARIABEL COSTING berisi laporan laba rugi metode variable
costing.
Salinlah soal pada sheet PERHITUNGAN seperti pada contoh di
bawah ini:

Kemudian buatlah perhitungan biaya produksi full costing dan variabel


costing, seperti berikut ini:

Integrated Laboratory Universitas Gunadarma-Akuntansi Manajemen & Praktikum – D3 14


TOPIK 2. Harga Pokok Produk

Rumus untuk setiap Cell pada sheet PERHITUNGAN:


B27 : =(C8*D7)/D18 C31 : =D5
B28 : =(C7*D7)/D18 C32 : =D6
B31 : =D5 C33 : =B28
B32 : =D6 C34 : 0
B33 : =B28 C35 : =SUM(C31:C34)
B34 : =B27
B35 : =SUM(B31:B34)

Selanjutnya pada sheet LR Full Costing dibuat laporan laba rugi untuk
metode full costing, seperti di bawah ini:

Integrated Laboratory Universitas Gunadarma-Akuntansi Manajemen & Praktikum – D3 15


TOPIK 2. Harga Pokok Produk

Rumus untuk setiap Cell pada sheet LR FULL COSTING:


D5 : =PERHITUNGAN!D19*PERHITUNGAN!D14
C7 : =PERHITUNGAN!D17*PERHITUNGAN!B35
B8 : =PERHITUNGAN!B31*PERHITUNGAN!D18
B9 : =PERHITUNGAN!B32*PERHITUNGAN!D18
B10 : =PERHITUNGAN!B33*PERHITUNGAN!D18
B11 : =PERHITUNGAN!B34*PERHITUNGAN!D18
C12 : =SUM(B8:B11)
C13 : =C7+C12
B14 : =PERHITUNGAN!D20*PERHITUNGAN!B35
D15 : =C13-B14
D16 : =D5-D15
C18 : =PERHITUNGAN!D9
C19 : =PERHITUNGAN!D11

Integrated Laboratory Universitas Gunadarma-Akuntansi Manajemen & Praktikum – D3 16


TOPIK 2. Harga Pokok Produk

D20 : =SUM(C18:C19)
D21 : =D16-D20

Selanjutnya pada sheet LR Variabel Costing dibuat laporan laba rugi untuk
metode variabel costing, seperti di bawah ini:

Rumus untuk setiap Cell pada sheet LR VARIABEL COSTING:


D5 : =PERHITUNGAN!D19*PERHITUNGAN!D14
C7 : =PERHITUNGAN!D17*PERHITUNGAN!C35
B8 : =PERHITUNGAN!C31*PERHITUNGAN!D18
B9 : =PERHITUNGAN!C32*PERHITUNGAN!D18
B10 : =PERHITUNGAN!C33*PERHITUNGAN!D18
B11 : =PERHITUNGAN!B34*PERHITUNGAN!D18
C11 : =SUM(B8:B10)

Integrated Laboratory Universitas Gunadarma-Akuntansi Manajemen & Praktikum – D3 17


TOPIK 2. Harga Pokok Produk

C12 : =C7+C11
B13 : =PERHITUNGAN!D20*PERHITUNGAN!C35
D14 : =C12-B13
D15 : =D5-D14
C17 : =PERHITUNGAN!C9*PERHITUNGAN!D9
C18 : =PERHITUNGAN!C11*PERHITUNGAN!D11
D19 : =SUM(C17:C18)
D20 : =D15-D19
C22 : =PERHITUNGAN!C10*PERHITUNGAN!D9
C23 : =PERHITUNGAN!C12*PERHITUNGAN!D11
C24 : =PERHITUNGAN!C8*PERHITUNGAN!D7
D25 : =SUM(C22:C24)
D26 : =D20-D25

RANGKUMAN
1. Harga pokok produk merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur
dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan terjadi untuk
memperoleh penghasilan. Harga pokok produk adalah sejumlah nilai aktiva,
tetapi apabila tahun berjalan aktiva tersebut dimanfaatkan untuk membantu
memperoleh penghasilan.
2. Metode penentuan harga pokok produk adalah cara memperhitungkan unsur-
unsur biaya ke dalam harga pokok produk. Dalam memperhitungkan unsur
biaya ini, terdapat dua metode, yaitu: metode full costing dan metode
variabel costing.
3. Full costing method merupakan metode penentuan harga pokok produksi
yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok
produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Metode
full costing disebut juga absortion atau conventional costing. Biaya Produksi

Integrated Laboratory Universitas Gunadarma-Akuntansi Manajemen & Praktikum – D3 18


TOPIK 2. Harga Pokok Produk

berdasarkan Full Costing = Bahan Langsung + Tenaga Kerja Langsung +


Overhead Pabrik Variabel + Overhead Pabrik Tetap
4. Variabel costing adalah metode untuk menentukan harga pokok produk
dengan hanya memperhitungkan biaya produksi variabel saja. Biaya Produksi
berdasarkan Variable Costing = Bahan Langsung + Tenaga Kerja Langsung +
Overhead Pabrik Variabel

REFERENSI
1. Mowen. Ms. M., Hansen. D. R dan Heitger. L. 2019. Dasar – Dasar Akuntansi
Manajerial: Edisi 5, Cetakan Kedua. Jakarta: Salemba Empat.
2. Surjaweni. W. V. 2016. Akuntansi Manajemen: Teori dan Implikasi.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
3. Samryn. L. M. 2012. Akuntansi Manajemen: Informasi Untuk Mengendalikan
Aktivitas Operasi & Investasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Integrated Laboratory Universitas Gunadarma-Akuntansi Manajemen & Praktikum – D3 19

Anda mungkin juga menyukai