I
L O S S
K
Penentuan Biaya Produk:
Metode Full Costing dan Metode Variabel Costing
Samsu Anhari F., S.E., M.M.
Elemen Harga Pokok Produk
Biaya Bahan Baku
Biaya Tenaga Kerja Langsung, contoh Upah atau gaji
karyawan bagian produksi seperti operator mesin,
mekanik mesin dan sebagainya (Yang berhubungan
dengan proses produksi).
Biaya Overhead Pabrik, contoh tagihan
listrik/air/telepon, biaya asuransi. perlengkapan
kantor, biaya pemasaran, komisi/bonus,
biaya kegiatan khusus, depresiasi
Tujuan Penentuan Harga Pokok Produk
Membantu manajemen mengetahui batas kontribusi
(contribution margin) utk perencanaan laba melalui analisa
hubungan biaya volume laba untuk pengambilan
keputusan.
Memudahkan manajemen dalam mengendalikan kondisi-
kondisi operasional yang sedang berjalan serta
menetapkan penilaian dan pertanggungjawaban kepada
departemen atau devisi tertentu di dalam perusahaan
SELL
Perbedaan Variabel Costing dan Full Costing
Perbedaan Dilihat dari Segi :
Penentuan Harga Pokok Produk
Elemen Full Costing Variable Costing
Biaya Bahan Baku
Biaya Tenaga Kerja
Biaya Overhead Variabel
Biaya Overhead Tetap
(Rp
612.000)
Laba kotor Rp 288.000
Biaya non Produksi (Rp
Laba bersih 40.000)
Rp. 248.000
Laba yang dianggarkan pada produksi 9000 unit
dengan metode Variabel Costing:
Biaya Tetap;
Produksi Rp. 80.000
Non Produksi Rp . 40.000
= (Rp 120.000)
Laba Bersih = Rp 240.000
Kelebihan Full Costing
Mampu menampilkan jumlah biaya overhead secara komprehensif karena
memiliki dua jenis biaya di dalamnya, yakni biaya overhead tetap dan variabel.
Metode ini bisa melakukan penundaan dalam beban biaya overhead saat
produk belum laku dijual di pasaran.
Kelemahan
Harga jual produk menjadi lebih tinggi daripada menggunakan metode variable
costing.
Kelebihan Metode Variabel Costing:
Dapat merencanakan untuk memperoleh laba dalam kurun waktu yang
singkat.
Bisa digunakan untuk mengendalikan biaya, karena variable costing akan
membagi biaya tetap menjadi dua bagian, yakni discretionary fixed cost
(biaya tetap diskresioner) misal biaya iklan pelatihan karyawan,
R&D dan committed fixed cost (biaya komitmen), misal depresiasi, pajak,
asuransi, sewa.
Bisa digunakan sebagai bahan rujukan dalam mengambil keputusan
untuk melakukan order pesanan yang sifatnya memang khusus, terutama
yang tidak memerlukan banyak pesanan, seperti yang terdapat dalam
metode full costing.
Kelemahan:
Pemisahaan discretionary fixed cost dan committed fixed cost sulit untuk
dilakukan pada metode variable costing. Selain itu, metode ini
menyebabkan naik turunnya laba karena adanya perubahan dalam hal
penjualan suatu produk.
P R O F I T
I
THANK YOU
L O S S
K