Anda di halaman 1dari 18

P R O F I T

I
L O S S
K
Penentuan Biaya Produk:
Metode Full Costing dan Metode Variabel Costing
Samsu Anhari F., S.E., M.M.
Elemen Harga Pokok Produk
 Biaya Bahan Baku
 Biaya Tenaga Kerja Langsung, contoh Upah atau gaji
karyawan bagian produksi seperti operator mesin,
mekanik mesin dan sebagainya (Yang berhubungan
dengan proses produksi).
 Biaya Overhead Pabrik, contoh tagihan
listrik/air/telepon, biaya asuransi. perlengkapan
kantor, biaya pemasaran, komisi/bonus,
biaya kegiatan khusus, depresiasi
Tujuan Penentuan Harga Pokok Produk
 Membantu manajemen mengetahui batas kontribusi
(contribution margin) utk perencanaan laba melalui analisa
hubungan biaya volume laba untuk pengambilan
keputusan.
 Memudahkan manajemen dalam mengendalikan kondisi-
kondisi operasional yang sedang berjalan serta
menetapkan penilaian dan pertanggungjawaban kepada
departemen atau devisi tertentu di dalam perusahaan

Manfaat Penentuan Harga Pokok Produk


 Sebagai dasar dalam penetapan harga jual.
 Sebagai alat untuk menilai efisiensi proses produksi.
 Sebagai alat untuk memantau realisasi biaya produksi.
 Untuk menentukan laba atau rugi periodik.
 Menilai dan menentukan harga pokok persediaan.
 Sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan bisnis.
Full costing adalah metode untuk menentukan
harga pokok produksi, dengan membebankan
seluruh biaya produksi, baik biaya tetap
maupun variabel pada produk yang
dihasilkan.

BUY Variabel costing adalah metode untuk


menentukan harga pokok produk dengan
hanya memperhitungkan biaya produksi
variabel saja ke dalam harga pokok produk.

SELL
Perbedaan Variabel Costing dan Full Costing
Perbedaan Dilihat dari Segi :
Penentuan Harga Pokok Produk
Elemen Full Costing Variable Costing
Biaya Bahan Baku  
Biaya Tenaga Kerja  
Biaya Overhead Variabel  
Biaya Overhead Tetap 

Penyajian Laporan Rugi / Laba


Perbedaan hp penuh dan hp variabel dapat ditinjau dari segi: P R O F I T
 Penggolongan biaya di dalam lap rugi laba I
 Struktur atau susunan penyajian lap rugi laba
L O S S
 Besarnya laba bersih
K
Penentuan Harga Pokok Produk
Penentuan harga pokok produk dibedakan
menjadi 2 metode:
Metode Full Costing
Membebankan semua unsur biaya produksi
baik yang bersifat tetap maupun variabel
kepada produk.

Metode Variable Costing


Membebankan unsur biaya produksi yang
bersifat variabel saja. Unsur biaya tetap
diperlakukan bukan sebagai harga pokok
produksi tetapi sebagai unsur biaya periodik,
yang lebih erat dengan perode akuntansi.
Metode Full Costing

Hasil penjualan 50jt


Harga pokok penjualan (30jt)
Laba kotor 20jt
Biaya pemasaran 3jt
Biaya administrasi dan umum 2jt
(5jt)
Laba bersih 15jt
Metode Variabel Costing:
Penjualan Rp 30jt
Hrg pokok penjualan produk
Biaya bahan baku Rp 3jt
Biaya TKL Rp 2jt
Biaya overhead pabrik Rp 5jt
Jumlah HPP 10jt
Biaya komersial variabel;
Biaya pemasaran var Rp 3,5jt
Biaya Admin & umum Var Rp 1,5jt
Jumlah biaya variable (Rp 15jt)

Laba kontribusi Rp 15jt


Biaya Tetap:
BOP Tetap Rp 2jt
Biaya Pemasaran Tetap Rp 1jt
Biaya Adminum Tetap Rp 2jt
(Rp 5jt)
Laba Bersih Rp 10jt
Contoh Soal :
1. Berikut struktur biaya per unit produk pada
perusahaan PQR:
Biaya Bahan Baku Rp. 1000.000
BTK langsung Rp. 1000.000
BOP Tetap Rp. 750.000
BOP Variabel Rp, 250.000
Total BOP Rp.1000.000
Biaya Operasi Tetap Rp. 500.000
Biaya Operasi Variabel Rp. 500.000
Total Biaya Operasi Rp. 1000.000
TOTAL BIAYA Rp. 4000.000
A. Berapakah Hrg Pokok menurut Metode Full
Costing?

Biaya Bahan Baku Rp. 1000.000


BTK Langsung Rp. 1000.000
BOP Tetap Rp. 750.000
BOP Variabel Rp. 250.000
Total BOP Rp. 1000.000
Hrg Pokok Full Costing Rp. 3.000.000
B. Berapakah Harga Pokok menurut Variabel
Costing?

Biaya Bahan Baku Rp. 1000.000


BTK Langsung Rp. 1000.000
BOP Variabel Rp. 250.000
Hrg Pokok Var Costing Rp. 2250.000
2. PT. Kamboja mempunyai kapasitas normal 10.000
unit. Laba yang dianggarkan pada kapasitas 8000
unit adalah;
Keterangan Total Per Unit
Penjualan Rp. 800.000 Rp. 100
Biaya-biaya Rp. 600.000
Laba Rp. 200.000

Dari jumlah Biaya tersebut, total biaya tetap Rp


120.000, terdiri atas biaya produksi tetap Rp 80.000
dan biaya non produksi tetap Rp. 40.000.
Jika anggaran produksi periode tersebut 9000 unit,
maka laba yang dianggarkan pada konsep Full
Costing maupun Variabel Costing adalah….
Diketahui:

Hrg jual/unit Rp. 100


Biaya variabel = Rp. 600.000 – Rp 120.000
= Rp. 480.000
Biaya variabel/unit = Rp 480.000/8000
= Rp. 60
Biaya produksi tetap/unit = Rp 80.000/10.000
= Rp 8
Laba yang dianggarkan pada produksi 9000 unit dengan
metode Full Costing:

Penjualan 9000 x Rp 100 Rp 900.000


Hrg Pokok Penjualan 9000 x Rp 60 Rp 540.000
9000 x Rp 8 Rp 72.000

(Rp
612.000)
Laba kotor Rp 288.000
Biaya non Produksi (Rp
Laba bersih 40.000)
Rp. 248.000
Laba yang dianggarkan pada produksi 9000 unit
dengan metode Variabel Costing:

Penjualan= 9000 x Rp 100 = Rp 900.000


Biaya Var = 9000 x Rp 60 = Rp 540.000
Marjin Kontribusi = Rp 360.000

Biaya Tetap;
Produksi Rp. 80.000
Non Produksi Rp . 40.000
= (Rp 120.000)
Laba Bersih = Rp 240.000
Kelebihan Full Costing
 Mampu menampilkan jumlah biaya overhead secara komprehensif karena
memiliki dua jenis biaya di dalamnya, yakni biaya overhead tetap dan variabel.
 Metode ini bisa melakukan penundaan dalam beban biaya overhead saat
produk belum laku dijual di pasaran.

Kelemahan
 Harga jual produk menjadi lebih tinggi daripada menggunakan metode variable
costing. 
Kelebihan Metode Variabel Costing:
 Dapat merencanakan untuk memperoleh laba dalam kurun waktu yang
singkat.
 Bisa digunakan untuk mengendalikan biaya, karena variable costing akan
membagi biaya tetap menjadi dua bagian, yakni discretionary fixed cost
(biaya tetap diskresioner) misal biaya iklan pelatihan karyawan,
R&D dan committed fixed cost (biaya komitmen), misal depresiasi, pajak,
asuransi, sewa.
 Bisa digunakan sebagai bahan rujukan dalam mengambil keputusan
untuk melakukan order pesanan yang sifatnya memang khusus, terutama
yang tidak memerlukan banyak pesanan, seperti yang terdapat dalam
metode full costing.

Kelemahan:
 Pemisahaan discretionary fixed cost dan committed fixed cost sulit untuk
dilakukan pada metode variable costing. Selain itu, metode ini
menyebabkan naik turunnya laba karena adanya perubahan dalam hal
penjualan suatu produk.
P R O F I T
I
THANK YOU
L O S S
K

Anda mungkin juga menyukai