Anda di halaman 1dari 19

Full Costing (Absorption Costing)

dan Variable Costing

Drs. Abdul Malik Kumar, MSi


Full Costing
 Laporan Laba Rugi Full Costing menitikberatkan pada penyajian
unsur-unsur biaya menurut hubungan biaya dengan fungsi pokok
yang ada dalam perusahaan, yaitu fungsi produksi, fungsi
pemasaran, dan fungsi administrasi & umum.
 Membebankan seluruh biaya produksi, baik tetap maupun variabel
kepada produk.
 BOP Tetap dan BOP Variabel, dibebankan kepada produk yang
diproduksi atas tarif yang ditentukan dimuka pada kapasitas
normal atau atas dasar BOP Sessungguhnya.
 Oleh karenanya, BOP tetap akan melekat pada harga pokok
persediaan dalam proses dan persediaan produk jadi yang belum
laku dijual dan baru dianggap sebagai unsur harga pokok penjualan
apabila produk tersebut dijual.
Variable Costing
 Metode variable costing lebih menitikberatkan pada
biaya sesuai dengan perilakunya dalam hubungannya
dengan perubahan kegiatan.
 Metode harga pokok produksi yang hanya
membebankan biaya-biaya produksi variabel saja ke
dalam harga pokok produk.
 BOP Tetap diperlakukan sebagai period cost dan bukan
sebagai harga pokok produk, sehingga BOP Tetap
dibebankan sebagai baiaya dalam periode terjadinya.
 BOP Tetap dalam variable costing tidak melekat pada
persediaan produk yang belum dijual, tetapi langsung
dianggap sebagai biaya dalam periode terjadinya.
Variable Costing Full Costing
Bahan Baku Langsung

Biaya Produk Tenaga Kerja Langsung Biaya Produk

Biaya Overhead
Pabrik Variabel

Biaya Overhead
Pabrik Tetap

Biaya
Beban Penjualan dan
Periode/Period
Administrasi Variabel Biaya
Cost
Periode/Period
Cost
Beban Penjualan dan
Administrasi Tetap
Perbandingan Variable Costing dan Full Costing
Komponen Biaya Full Costing Variable Costing
Biaya Produksi Bahan Baku Langsung Bahan Baku Langsung
Tenga Kerja Langsung Tenga Kerja Langsung
Biaya Overhead Pabrik Biaya Overhead Pabrik
Variabel Variabel

Biaya Overhead Pabrik Tetap


Biaya Periode Beban Penjualan Tetap dan Biaya Overhead Pabrik Tetap
Variabel

Beban Administrasi Tetap Beban Penjualan Tetap


dan Variabel

Beban Administrasi Tetap


Perhitungan biaya produk per unit:
Full Costing Variable Costing
Biaya Bahan Bahan Baku Rp 10.000 Rp 10.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung 20.000 20.000
Biaya Overhead Pabrik Variabel 5.000 5.000
Biaya Overhead Pabrik Tetap
Rp800.000.000/100.000 unit yang 8.000 0
diproduksi

Jumlah Biaya Peroduksi per unit Rp 43.000 Rp 35.000


Laporan Laba Rugi
Full Costing vs Variable Costing
Informasi sebuah produk PT HRs:
Jumlah yang diproduksi sebulan 100.000 unit
Biaya Variabel per unit
Bahan Baku Langsung Rp 10.000
Tenaga Kerja Langsung Rp 20.000
Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp 5.000
Biaya Penjualan Variabel Rp 3.000
Biaya Administrasi Variabel Rp 2.000
Biaya Tetap
Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp 800.000.000
Biaya Penjualan Tetap Rp 200.000.000
Biaya Administrasi Tetap Rp 100.000.000
Contoh Kasus
 PT HRs menjual produk sebanyak 90.000 unit
dalam bulan tersebut dengan harga jual Rp
70.000 per unit.
 Tentukan Laba Rugi dengan metode Full
Costing dan Variable Costing
Laporan Laba Rugi Full Costing
Penjualan 90.000 unit x Rp 70.000 ……………...........… Rp 6.300.000.000
Dikurangi:
Harga Pokok Penjualan 90.000 unit x Rp 43.000 …..... 3.870.000.000
Laba Kotor …………………………………………. Rp 2.430.000.000

Dikurangi beban operasi:


Beban Penjualan Variabel 90.000 unit x Rp 3.000 Rp 270.000.000
Beban Administrasi Variabel 90.000 unit x Rp 2.000 180.000.000
Beban Penjualan Tetap 200.000.000
Beban AdministrasiTeap 100.000.000
Laba Operasi …………………………………….. Rp 1.680.000.000
Laporan Laba Rugi Variable Costing
Penjualan 90.000 unit x Rp 70.000 ……………...........… Rp 6.300.000.000
Dikurangi Biaya Variabel:
Harga Pokok Penjualan 90.000 unit x Rp 35.000 …..... 3.150.000.000
Beban Penjualan Variabel 90.000 unit x Rp 3.000 Rp 270.000.000
Beban Administrasi Variabel 90.000 unit x Rp 2.000 180.000.000
Margin Kontribusi …………………………………………… Rp 2.700.000.000
Dikurangi beban operasi:
Biaya Produksi Tetap ……………………………………………………… Rp 800.000.000
Beban Penjualan Tetap 200.000.000
Beban AdministrasiTeap 100.000.000
Laba Operasi …………………………………….. Rp 1.600.000.000
Perbedaan Laba Operasi

Full Costing Variable Costing

Laba Operasi: Rp 1.680.000.000 Laba Operasi: Rp 1.680.000.000


Rekonsiliasi Perbedaan Laba Operasi

Jumlah yang diproduksi : 100.000 unit


Jumlah yang terjual : 90.000 unit
Selisih : 10.000
unit
Dikali biaya produksi tetap per unit: Rp 8.000 x
Total : Rp 80.000.000
Perbedaan Laba Operasi

Jika jumlah yang diproduksi > jumlah yang terjual; laba full costing lebih tinggi

Jika jumlah yang diproduksi < jumlah yang terjual; laba full costing lebih rendah

Jika jumlah yang diproduksi = jumlah yang terjual; laba full costing = variable costing
Manfaat Variable Costing bagi Manajemen:
 Dalam Perencanaan Laba Jangka Pendek (Analisis BEP dan CPV)
Untuk kepentingan perencanaan laba jangka pendek, memerlukan
informasi biaya yang dipisahkan menurut perilaku biaya dalam
hubungannnya dengan perubuhan volume kegiatan.
 Dalam Pengendalian Biaya
Dalam Full Costing biaya overhead pabrik diperhitungkan dalam tarif
biaya overhead pabrik dan dibebankan sebagai biaya produksi. Oleh
karena itu manajemen kehilangan perhatian terhadap period cost
(biaya overhead pabrik tetap) tertentu yang dapat dikendalikan.
Dalam Variable Costing, period cost yang terdiri biaya yang berperilaku
tetap dikumpulkan dan disajikan secara terpisah dalam laporan laba
rugi sebagai pengurang terhadap kontribusi laba. Biaya tetap ini
dikelompokkan dalam 2 golongan: discretionary fixed cost dan
commited fixed cost. Dengan demikian pengendalian biaya tetap
dalam janka pendek dapat dilakukan oleh manajemen.
Manfaat Variable Costing bagi Manajemen:
 Dalam Pengambilan Keputusan
Variable costing menyajikan data yang bermanfaat untuk
pembuatan keputusan jangka pendek.
Dalam keputusan jangka pendek yang menyangkut perubahan
volume kegiatan, period cost tidak relevan karena tidak
berubah dengan perubahan volume kegiatan.
Variable costing khususnya bermanfaat untuk penentuan harga
jual jangka pendek.
Manfaat Variable Costing
 Dalam Variable Costing, tinggi rendahnya laba hanya
dipengaruhi oleh penjualan bukan dengan produksi
Dengan Full Costing perusahaan dapat meningkatkan laba
dengan memproduksi lebih banyak.
 Variable Costing memperlihatkan tambahan baiaya dari
setiap unit yang terjual dan dampak dari total biaya
tetap pada laba
Kelemahan Variable Costing
 Pemisahan biaya-biaya ke dalam biaya variabel dan tetap
sebenarnya sulit untuk dilaksanakan, karena jarang sekali suatu
biaya benar-benar variabel atau benar-benart tetap.
 Metode Variable Costing dianggap tidak sesuai dengan prinsip
akuntansi yang lazim (misal SAK), sehingga laporan kaunhan
untuk pajak dan masyarakat umumharus dibuat atas dasar
metode full costing.
 Dalam variable costing, naik turunnya laba dihubungkan dengan
perubahan-perubahan dalam volume penjualannya.
 Tidak diperhitungkannya biaya overhead pabrik tetap dalam
persediaan dan harga pokok persediaan akan mengakibatkan
nilai persediaan lebih rendah, sehingga akan mengurangi
modal kerja yang dilaporkan untuk tujuan-tujuan analisa
keuangan.
Tugas Variable Costing

 Kerjakan Soal Latihan no 1 s/d no 13 pada Bab


5 (Variable Costing) buku Akuntansi Biaya Edisi
5, Drs Mulyadi, MSc., Akuntan.
 Soal pilihan ganda no 11 sd 15 (sertakan
perhitungannya)
 Tugas dikerjakan pada folio bergaris (tulis
tangan) di upload di SIAKAD.

Anda mungkin juga menyukai