Anda di halaman 1dari 12

BAB 5

Full Costing System


& Variable Costing
System
Pendahuluan

Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara untuk


memperhitungkan unsur-unsur biaya kedalam harga pokok
produksi.
Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga
produksi, terdapat dua pendekatan yaitu Full Costing (Harga Pokok
Penuh) dan Variable Costing (Harga Pokok Variabel).
Metode full costing maupun variable costing merupakan penentuan harga pokok
produksi. Perbedaan pokok yang ada di antara kedua metode tersebut yaitu perlakuan
terhadap biaya produksi yang berperilaku tetap, perlakuan terhadap biaya produksi ini
mempunyai akibat pada: Perhitungan harga produksi, dan penyajian laporan laba rugi.
Perbedaan metode full costing dengan metode variable costing ditinjau dari sudut
penentu harga produksi, Full Costing atau sering pula disebut obsorption , atau
Conventional Costing adalah Metode penentu harga produksi, yang membebankan
seluruh biaya produksi, baik yang berperilaku tatap maupun variabel kepada Produk.
Dalam metode full Costing, biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku tetap
maupun variabel dibebankan kepada produk yang diproduksi atas dasar tarif yang
ditentukan di muka pada kapasitas normal atau atas dasar overhead pabrik
sesungguhnya. Oleh karena itu, biaya overhead pabrik tetap akan melekat pada harga
pokok persediaan produk dalam proses dan persediaan produk yang belum laku dijual
dan baru dianggap sebagai biaya (unsur harga pokok penjualan) apabila produk jadi
tersebut sudah terjual.
Karena Biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar
tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal, jika dalam suatu periode
biaya overhead sesungguhnya dengan yang dibebankan dan akan terjadi
pembebanan overhead lebih (verapplied factory overhead) atau
pembebanan biaya overhead kurang (underapplied factory overhead).
Jika semua produk yang diolah dalam periode tersebut belum laku
dijual maka pembebanan biaya overhead pabrik lebih atau kurang tersebut
digunakan untuk mengurangi atau menambah harga produk yang masih
dalam persedian tersebut (baik produk yang berupa proses, maupun yang
sudah jadi).
Jika dalam suatu periode akuntansi tidak terjadi pembebanan
overhead pabrik lebih atau kurang dan pabrik tetap tidak mempunyai
pengaruh terhadap rugi–laba sebelum produk laku dijual. Metode Full Costing
menunda biaya overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai biaya sampai
saat produk yang bersangkutan dijual, penundaan tersebut diharapkan dapat
dihindari terjadinya biaya yang sama dalam periode yang akan datang.
Harga Pokok Penuh (Full Costing)
Menurut LM Samryn, Full Costing merupakan metode
penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua
unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan Biaya Overhead
Pabrik baik yang berperilaku variabel maupun tetap (tanpa
memperhitungkan perilakunya).
Pendekatan harga pokok penuh atau biasa disebut dengan
pendekatan tradisional menghasilkan laporan laba rugi dimana biaya-
biaya diorganisir dan disajikan berdasarkan fungsi-fungsi produksi
administrasi dan penjualan.
Harga Pokok Variabel (Variable Costing)
Menurut perilaku dalam hubungannya dengan perubahan
kegiatan, biaya dapat dibagi menjadi tiga golongan: biaya tetap,
biaya variabel, dan biaya semi variabel.
Biaya tetap adalah biaya yang dalam kisar perubahan
kegiatan tertentu tidak berubah dengan adanya perubahan
volume kegiatan, sedangkan biaya variabel adalah biaya yang
berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
Biaya semi variabel adalah biaya yang mengandung unsur
tetap dan unsur variabel, yang berubah tidak sebanding dengan
perubahan volume kegiatan.
Jika perusahaan menggunakan variable costing didalam akuntansi
biaya produksinya, biaya produksi dan biaya non-produksi perlu
dipisahkan menurut perilakunya dalam hubungannnya dengan
perubahan volume kegiatan. Dalam rekeninng buku besar perlu pula
disediakan rekening–rekeninng kontrol untuk menampung dan
memisahkan biaya tetap dan biaya variabel.
Oleh karena itu jika metode variable costing diterapkan dalam
akuntansi biaya, didalam buku besar perlu disediakan rekening–
rekening kontrol berikut ini:
1. Biaya overhead pabrik variabel yang dibebankan
2. Biaya overhead pabrik sesungguhnya
3. Biaya overhead pabrik sesungguhnnya variabel
4. Biaya overhead pabrik sesungguhnya tetap
5. Biaya administrasi & umum variable dan tetap
6. Biaya pemasaran variable dan tetap
Penyajian Laporan Laba Rugi

Ditinjau dari penyajian laporan laba rugi, perbedaan pokok


antara metode variable costing dengan full costing adalah terletak
pada klasifikasi pos-pos yang disajikan dalam laporan laba rugi
tersebut.
Laporan laba rugi yang disusun dengan metode full costing
menitikberatkan pada penyajian unsur-unsur biaya menurut
hubungan biaya dengan fungsi-fungsi pokok yang ada dalam
perusahaan (functional-cost classification).
Dengan demikian laporan laba rugi metode full costing
tampak pada gambar di bawah ini:
Lporan laba rugi Full Costing
Hasil penjualan Rp 500.000
Harga pokok penjualan (termasuk biaya overhead pabrik tetap) Rp 250.000
Laba bruto Rp 250.000
Biaya administrasi dan umum Rp 50.000
Biaya Pemasaran Rp 75.000
Rp 125.000
Laba bersih usaha Rp 125.000
Laporan laba rugi tersebut di atas menyajikan biaya-biaya
menurut hubungan biaya dengan fungsi pokok dalam perusahaan
manufaktur, yaitu fungsi produksi, pemasaran, dan fungsi
administrasi dan umum.
Di lain pihak laporan laba rugi metode variable costing lebih
menitikberatkan pada penyajian biaya sesuai dengan perilakunya
dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan
(classification by cost behaviour). Sehingga laporan laba rugi
metode variable costing tampak sebagai berikut:
Laporan laba rugi variable costing
Hasil penjualan Rp 500.000
Dikurangi biaya variabel:
Biaya produksi variabel Rp 150.000
Biaya pemasaran Variabel Rp 50.000
Biaya administrasi & variabel Rp 30.000
Rp 230.000
Laba Konstribusi (contribution margin) Rp 270.000
Dikurangi biaya tetap:
Biaya produksi tetap Rp 100.000
Biaya pemasaran tetap Rp 25.000
Biaya administrsi & Umum Rp 20.000
Rp 145.000
Laba Bersih usaha Rp 125.000
TERIMAKASIH ATAS
PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai