Anda di halaman 1dari 16

Metode Full COSTING

Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang


memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi yang
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik
baik yang berperilaku variabel maupun tetap.

Menurut LM Samryn, full costing adalah Full costing adalah metode penentuan
harga pokok yang memperhitungkan semua biaya produksi yang terdiri dari biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja, dan overhead tanpa memperhatikan perilakunya.

Pendekatan full costing yang biasa dikenal sebagai pendekatan tradisional


menghasilkan laporan laba rugi dimana biaya-biaya di organisir dan sajikan
berdasarkan fungsi-fungsi produksi, administrasi dan penjualan. Laporan laba rugi
yang dihasilkan dari pendekatan ini banyak digunakan untuk memenuhi pihak luar
perusahaan, oleh karena itu sistematikanya harus disesuaikan dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum untuk menjamin informasi yang tersaji dalam laporan
tersebut.

Harga Pokok Produksi :

Biaya bahan baku Rp. xxx.xxx

Biaya tenaga kerja langsung Rp. xxx.xxx

Biaya overhead pabrik tetap Rp. xxx.xxx

Biaya overhead pabrik variabel Rp. xxx.xxx

Harga Pokok Produk Rp. xxx.xxx

Dengan menggunakan Metode Full Costing,


Resume: Analisis & Estimasi Biaya

1. Biaya Overhead pabrik baik yang variabel maupun tetap, dibebankan


kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas
normal atau atas dasar biaya overhead yang sesungguhnya.
2. Selisih BOP akan timbul apabila BOP yang dibebankan berbeda dengan
BOP yang sesungguh- nya terjadi.
Catatan :

Pembebanan BOP lebih (overapplied factory overhead), terjadi jika jml BOP
yang dibebankan lebih besar dari BOP yang sesungguhnya terjadi.

Pembebanan BOP kurang (underapplied factory overhead), terjadi jika jml


BOP yang dibebankan lebih kecil dari BOP yang sesungguhnya terjadi.

3. Jika semua produk yang diolah dalam periode tersebut belum laku dijual,
maka pembebanan biaya overhead pabrik lebih atau kurang tsb digunakan
untuk mengurangi atau menambah harga pokok yang masih dalam
persediaan (baik produk dalam proses maupun produk jadi)
4. Metode ini akan menunda pembebanan biaya overhead pabrik tetap sebagai
biaya samapi saat produk yang bersangkutan dijual.

Page 2 | Jon Walcer Damanik 0515103020


Resume: Analisis & Estimasi Biaya

Variable COSTING
Variable Costing

Variable Costing adalah suatu metode penentuan harga pokok ( dan


pengaruhnya pada penyajian laporan rugi laba ) dimana hanya biaya produksi
variabel saja dibebeakan sebagai bagian dari harga pokok produksi. Metode ini
disebut Variable Costing dengan alasan bahwa biaya yang dibebankan kepada
produk hanya biaya yang berhubungan langsung dengan produk saja. Dengan
pengertian tersebut, maka yang disebut harga pokok produksi adalah penjumlahan
dari biaya bahan variabel, biaya upah variabel dan biaya overhead variabel tampak
sebagai berikut:

Harga Pokok Produksi :

Biaya bahan baku Rp. xxx.xxx

Biaya tenaga kerja langsung Rp. xxx.xxx

Biaya overhead pabrik variabel Rp. xxx.xxx

Harga Pokok Produk Rp. xxx.xxx

Dengan menggunakan Metode Variable Costing,

1. Biaya Overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai period costs dan bukan
sebagai unsur harga pokok produk, sehingga biaya overhead pabrik tetap
dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya.
2. Dalam kaitannya dengan produk yang belum laku dijual, BOP tetap tidak
melekat pada persediaan tersebut tetapi langsung dianggap sebagai biaya
dalam periode terjadinya.

Page 3 | Jon Walcer Damanik 0515103020


Resume: Analisis & Estimasi Biaya

3. Penundaan pembebanan suatu biaya hanya bermanfaat jika dengan


penundaan tersebut diharapkan dapat dihindari terjadinya biaya yang sama
periode yang akan datang.
Penyajian Laporan Laba Rugi

Laporan Laba-Rugi

( Metode Full Costing )

Hasil penjualan Rp. 500.000

Harga pokok penjualan Rp. 250.000 -

Laba Bruto Rp. 250.000

Biaya administrasi dan umum Rp. 50.000 -

Biaya pemasaran Rp. 75.000 -

Laba Bersih Usaha Rp . 125.000

Ket :

Laporan Laba-rugi tsb menyajikan biaya-biaya menurut hubungan biaya dengan


fungsi pokok dalam perusahaan manufaktur, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran
dan fungsi administrasi dan umum.

Page 4 | Universitas Widyatama


Resume: Analisis & Estimasi Biaya

Laporan Laba-Rugi

( Metode Variable Costing )

Hasil penjualan Rp. 500.000

Dikurangi Biaya-biaya Variabel :

Biaya produksi variabel Rp. 150.000

Biaya pemasaran variabel Rp. 50.000

Biaya adm. & umum variabel Rp. 30.000

Rp. 230.000

Laba kontribusi Rp. 270.000

Dikurangi Biaya Tetap

Biaya produksi tetap Rp. 100.000

Biaya pemasaran tetap Rp. 25.000

Biaya Adm & umum tetap Rp. 20.000

Rp. 145.000

Laba Bersih Usaha Rp 125.000

Page 5 | Jon Walcer Damanik 0515103020


Resume: Analisis & Estimasi Biaya

Manfaat Informasi yang Dihasilkan oleh Metode Variable Costing

Laporan keuangan yang disusun berdasar metode Variable Costing bermanfaat bagi
manajemen untuk :

(1) Perencanaan laba jangka pendek


Dalam jangka pendek, biaya tetap tidak berubah dengan adanya perubahan
volume kegiatan, sehingga hanya biaya variabel yang perlu dipertimbangkan
oleh manajemen .
Laporan laba rugi yang memisahkan biaya tetap dan variabel, memungkinkan
juga manajemen melakukan analisis hubungan biaya, volume dan laba.
(2) Pengendalian Biaya
Biaya tetap dalam variable costing dapat dikelompokkan ke dalam dua
golongan yakni : discretionary fixed cost dan committed fixed cost.
Discretionary fixed cost merupakan biaya yang berperila- ku tetap karena
kebijakan manajemen. Dalam jangka pendek biaya ini dapat dikendalikan
oleh manajemen.
Sedangkan committed fixed cost merupakan biaya yang timbul dari
pemilikan pabrik, ekuipmen dan organisasis pokok. Dalam jangka pendek
biaya tersebut tidak dapat dikendalikan oleh manajemen.
(3) Pengambilan Keputusan
Pihak manajemen dengan menggunakan metode variable costing dapat
menentukan pengambilan keputusan misal dalam hal pesanan khusus.

Perbedaan Metode Full Costing dengan Metode Variable Costing Ditinjau dari
Sudut Penyajian Laporan Rugi Laba

Ditinjau dari laporan rugi laba, perbedaan pokok antara metode variable costing
dengan full costing adalah terletak pada klasifikasi pos-pos yang ditinjau dalam
laporan rugi laba tersebut. Laporan rugi laba disusun dengan metode full costing
menitik beratkan pada penyajian unsure-unsur biaya menurut hubungannya biaya
dengan fungsi funsi pokok yang ada dalam perusahaan (function cost classification).

Page 6 | Universitas Widyatama


Resume: Analisis & Estimasi Biaya

Dilain pihak laporan laba rugi metode variable costing lebih menitik beratkan pada
penyajian biaya sesuai dengan perilakunya dalam hubungannya dengan perudahan
volume, kegiatan (classification by cost behavior).

Perhitungan Rugi LAba Menurut Metode VARIABLE COSTING

Biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar unit produk yang
dihasilkan. Taarif biaya overhead pabrik dihitung atas dasar kapasitas produksi
normal perbulan, dengan taksiran biaya overhead , dan biaya overhead pabrik tetap.

Penjelasan pebedaan perhitungan rugi laba metode Full Costing dengan metode
Variable Costing

1. Perbedaan pokok antara metode full costing dengan metode variable costing
adalah terletak pada perlakuan terhadap biaya overhead pabrik tetap.
Misal :
a. = volume penjualan dalam satuan kuantitas
b. = volume produksi dalam satuan kuantitas
c. = biay overhead pabrik tetap per periode
2. Bila penjualan konstan dan volume produksi berubah, maka laporan rugi laba
variable costing menunjukan laba atau rugi yang konstan karena laba atau rugi
tidak dipengaruhi oleh perubahan persediaan, sedangkan laporan rugi laba full
costing akan menunjukan laba atau rugi yang berubah, karena dipengaruhi
peribahan persediaan.
3. Bila volume produksi konstan, kedua metode tersebut akan menunjukan laba yang
berubah sesuai dengan penjulannya, yaitu bila volume penjualan naik, maka laba
akan naik dan sebaliknya apabila volume penjualan turun, maka laba akan turun.
Tetapi perubahan laba dalam kedua metode tersebut tidak sama, karena di dalam
full coting, perubahannya dipengaruhi oleh prsrdiaan

Kelemahan metode variable costing

Page 7 | Jon Walcer Damanik 0515103020


Resume: Analisis & Estimasi Biaya

1. Pemisahan biaya ke dalam biaya variable dan tetap sebenarnya sulit dilakukan
Karen ajarang sekali suatu biaya benar benar variable atau benar benar tetap
2. Metode variable costing dianggap tidak lazim dengan prinsip akuntansi.
3. Dalam metode variable costin, naik turunnya laba dihubungkan dengan
perubahan dalam penjualannya.
4. Tidak diperhitungkan biaya overheadnya pabtik tetap dalam persediaan dan harga
pkokmpersediaan akan mengakibatkan nilai persediaan lebih rendah sehingga
akan mengurangi modal kerja yang dilaporkan untuk tujuan analisis keuangan.

Metode variable costing merupakan metode alternative untuk menghitung harga


pokok produksi disamping metode full costing yang diterima secara umum. Dengan
dipisahkan informasi biaya menurut perilaku dalam hubungannya dengan perubahan
volume kegiatan ,etode variable costing mampu menghasilkan informasi bermanfaat
bagi manajemen dalam perencanaan laba jangka pendek, pengendalian biaya tetap
yang lebih baik, dan pengambilan keputusan jangka pendek. Hal ini dimungkinkan
karena dalam jangka pendek, biaya tetap tidak relevan karena tidak terpengaruh oleh
pengambilan keputusan yang dilakukan manajemen. Jika biaya tetap terpengaruh
dalam pengambilan keputusan jangka pendek, metode variable costing dapat
menyajikan dampak keputusan tersebut terhadap biaya tetap dan laba.

Contoh Kasus 1

Page 8 | Universitas Widyatama


Resume: Analisis & Estimasi Biaya

"PT. HAPPY" menggunakan biaya standar dalam menentukan besarnya biaya


produksi. Equipment dari "PT. HAPPY" mempunyai kapasitas normal 150.000 unit
atau 300.000 jam kerja langsung.

Biaya standar per unit produksi adalah :


Biaya bahan baku Rp.80,-
Biaya tenaga kerja langsung Rp.120,- (2 jam kerja langsung)
Biaya Overhead Pabrik Rp.80,-
---------- +
Biaya Produksi Variabel Rp.280,- per unit

Biaya Overhead Pabrik tetap Rp.6.000.000,- pertahun


Biaya Adm. dan pemasaran Variabel Rp.56,- per unit,
sedangkan
yang tetap Rp.3.600.000,-

Biaya Adm dan Pemasaran tetap diperhitungkan pertahun


Harga Jual perunit Rp.480,-
Pajak penghasilan 10%

Data penjualan dan produksi tahun 1981 sebagai berikut:


Penjualan 160.000 unit
Produksi 140.000 unit
Persediaan awal 25.000 unit

Selisih tidak menguntungkan :


- selisih efisiensi tenaga kerja Rp.270.000,-
- selisih pengawasan (variabel) Rp.184.000,-

Selisih menguntungkan :

Page 9 | Jon Walcer Damanik 0515103020


Resume: Analisis & Estimasi Biaya

- selisih harga bahan baku Rp.176.000,-


(Seluruh selisih dibebankan ke harga pokok penjualan)

Diminta:

1. Buat laporan laba/rugi absorption costing dan Variable costing.

2. Perbedaan laba antara Variable costing dengan absorption costing


dan hal apa yang membedakan (tunjukkan dengan perhitungan).

Penyelesaian:
Rp.6.000.000,-
BOP Tetap = --------------- = Rp.40,-
150.000 unit

Selisih BOP = BOP tetap total - Biaya tetap dibebankan


= Rp. 6.000.000,- - (40 x 140.000)
= Rp. 400.000,-

=============================================================

Page 10 | Universitas Widyatama


Resume: Analisis & Estimasi Biaya

PT. HAPPY
Laporan Laba - Rugi
Variable Costing
=============================================================
Penjualan Rp. 76.800.000,-

Harga Pokok Penjualan :


Bahan baku Rp.11.200.000,-
Upah langsung Rp.16.800.000,-
BOP (variabel) Rp.11.200.000,-
------------------
Rp.39.200.000,-

Persedian 1 Januari Rp.7.000.000,-


Persediaan 31 Desember (Rp.1.400.000,-)
------------------
Harga pokok produksi standar Rp.44.800.000,-
Slsh eff. tdk Menguntungkan Rp.270.000,-
Slsh pengwsn tdk Menguntungkan Rp.184.000,-
Slsh hrg bhn menguntungkan (Rp.176.000,-)
------------------
Harga pokok penjualan Rp.45.078.000,-
Biaya adm dan pmsrn (variabel) Rp.8.960.000,-
-----------------
Jumlah biaya variabel Rp.54.038.000,-
-----------------
Contribusi margin Rp.22.762.000,-
Biaya tetap:
Biaya overhed pabrik tetap Rp.6.000.000,-
Biaya adm. dan pemasaran Rp.3.600.000,-
------------------

Page 11 | Jon Walcer Damanik 0515103020


Resume: Analisis & Estimasi Biaya

Rp.9.600.000,-
-----------------

Laba bersih Rp.13.162.000,-


Pajak (10%) (Rp.1.316.200,-)
-----------------
Rp. 11.845.800,-

=============================================================
PT. HAPPY
Laporan Laba - Rugi
Full Costing
=============================================================

Penjualan Rp.76.800.000,-
Harga Pokok Penjualan :
- Bahan baku Rp.11.200.000,-
(140.000 x Rp.80,-)
- Upah langsung Rp.16.800.000,-
(140.000 x Rp.120,-)
- BOP Variabel Rp.11.200.000,-
(140.000 x Rp.80,-)
BOP tetap Rp.5.600.000,-
(140.000 x Rp.40,-) ----------------- +
Rp.44.800.000,-

Persediaan 1 Jan stndr Rp.8.000.000,-


(25.000 x Rp.320,-)
Persediaan 31 des (Rp.1.600.000,-)
(5.000 x Rp.320,-) ------------------ +

Page 12 | Universitas Widyatama


Resume: Analisis & Estimasi Biaya

Hrg pkk penjualan stndr Rp.51.200.000,-


ditmbh slsh tdk menguntungkan:
slsh efisiensi tenaga kerja Rp. 270.000,-
selisih pengawasan Rp. 184.000,-
selisih volume Rp. 400.000,-
----------------- +
Rp. 854.000,-
dikurangi slsh menguntungkan (Rp.176.000,-)
Rp.678.000,-
-----------------
Rp.24.922.000,-
Laba kotor
Biaya operasi :
Biaya adm dan pmsrn (variabel) Rp.8.960.000,-
Biaya adm dan pmsrn (tetap) Rp.3.600.000,-
----------------- +
Rp.12.560.000,-
Laba bersih Rp.12.362.000,-
Pajak (10%) (Rp.1.236.200,-)
------------------
Rp.11.126.800,-

KASUS 1

Page 13 | Jon Walcer Damanik 0515103020


Resume: Analisis & Estimasi Biaya

Berikut adalah data biaya produksi dan persediaan pada akhir tahun 1999 dari
PT.OTI :

1. Produksi selama tahun 1999 sebanyak 200.000 unit.


2. 80% dari produksi pada tahun 1999 terjual dan sisanya masih tersimpan di
gudang pada akhir tahun.
3. Biaya bahan baku (Raw Material) Rp.3.000.000
4. Upah langsung (Direct Labor) Rp.2.500.000
5. BOP Variabel (variable FOH) Rp.1.000.000
6. BOP Tetap (fixed FOH) Rp.600.000
7. Harga jual per unit Rp.50
Biaya adm & umum (General & Administrative Expense) Rp.250.000

Diminta :

1. Buat laporan Laba/Rugi (Income Statement) menurut met.Variable Costing dan


Full Costing.

JAWABAN KASUS 1

1. Laporan Laba/Rugi ( Income Statement )

Metode Variable Costing


PT.OTI

Laporan L/R ( Income Statement )

Untuk periode yang berakhir 31 Des 1999


Penjualan (Sales) Rp.8.000.000

Persed. brg jadi awal ( beginning finished goods inventory ) -

Biaya variabel (Variable Costs) :

BBB (Raw Material) Rp.3.000.000

Upah langsung (Direct Labor) Rp.2.500.000

BOP (FOH) Var. Rp.1.000.000 +

Page 14 | Universitas Widyatama


Resume: Analisis & Estimasi Biaya

BTUD (goods available for sales) Rp.6.500.000

Persed. brg jadi akhir (Ending finished goods Inventory) Rp.1.300.000

HPP (Cost of Goods Sold) Rp.5.200.000

Contribution Margin ` Rp.2.800.000

Biaya tetap (Fixed Costs):

BOP (FOH) Tetap Rp.600.000

Beban adm & umum Rp.95.000

(General & Administratif Expense)

Beban iklan (advertising expense ) Rp.155.000 +

Total biaya Rp.850.000

Laba bersih sebelum pajak ( EBT ) Rp.1.950.000

Metode Full Costing


PT.OTI

Laporan L/R (Income Statement )

Untuk periode yang berakhir 31 Des 1999

Penjualan (Sales) Rp.8.000.000

Persed. Brg jadi Awal (Beginning finished goods Inventory ) -

Biaya Produksi (Production Costs) :

BBB (Raw Material ) Rp.3.000.000

Upah langsung ( Direct Labor) Rp.2.500.000

BOP (FOH ) Var. Rp.1.000.000

BOP (FOH ) Tetap Rp.600.000 +

BTUD (goods available for sales) Rp.7.100.000

Page 15 | Jon Walcer Damanik 0515103020


Resume: Analisis & Estimasi Biaya

Persed. Brg jadi akhir (Ending finished goods Inventory) Rp.1.420.000

HPP ( COGS ) Rp.5.680.000

Laba Kotor ( Gross Income ) Rp.2.320.000

Beban Operasi (Operating Expenses) :

Beban adm &umum

(General & Administrative Expense) Rp.95.000

Beban iklan (advertising expense ) Rp.155.000 +

Rp.250.000

Laba bersih sebelum pajak ( EBT ) Rp.2.070.000

Page 16 | Universitas Widyatama

Anda mungkin juga menyukai