FULL COSTING
9 DEFINISI FULL COSTING
KELEMAHAN
Kelemahan dari metode costing juga lumayan banyak sebanding dengan manfaat yang ia
berikan. Pemisahaan discretionary fixed cost dan committed fixed cost sulit untuk dilakukan. Selain
itu banyak yang beranggapan bahwa metode ini tidak sesuai dengan prinsip akuntansi dan
menyebabkan naik turunnya laba karena adanya perubahan dalam penjualan. Variable costing
juga tidak cocok diterapkan pada perusahaan musiman karena akan menyajikan kerugian laba
yang tidak normal. Dalam metode variable biaya overhead tetap tidak dimasukkan sehingga
nilai persediaan menjadi lebih rendah begitu pula modal kerjanya.
15
Kelemahan dan Kelebihan Metode Full
Costing
KELEBIHAN
Menampilkan biaya overhead sesungguhnya sebab mengandung dua jenis biaya
overhead yakni tetap dan variable
Metode ini mampu menunda pembebanan biaya overhead saat produk belum laku
terjual
Pembebanan biaya overhead atas barang yang belum laku bisa dialihkan untuk
mengurangi atau menambah harga pokok dalam persediaan anda.
KELEMAHAN
Metode full costing membuat harga jual anda menjadi lebih tinggi ketimbang
memakai variable costing. Pasalnya metode full costing menganggap konsumen rela
membayar berapapun harga barang tersebut.
16 KASUS 1 FULL COSTING
Diketahui pada tahun 2004, PT. ABC memproduksi sebanyak 1.000 unit
produk A. Berikut data biaya produksi untuk memproduksi produk A pada
PT. ABC:
- Biaya Bahan Baku Rp. 200/unit
- Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 150/unit
- Biaya Overhead Variabel Rp. 400/unit
- Biaya Overhead Tetap Rp. 100.000
- Biaya Pemasaran Variabel Rp. 300/unit
- Biaya Pemasaran Tetap Rp. 150.000
- Biaya adm. & umum Tetap Rp. 200.000
Produk A dijual dengan harga Rp. 2.000/unit. Dan produk A terjual
1.000 unit. Hitunglah Harga Pokok Produksi menggunakan metode Full
costing dan buat laporan laba/rugi!
17 Penyelesaian Kasus 1
Biaya Bahan Baku (Rp. 200 x 1.000) Rp. 200.000
Dikurangi Biaya Operasional:
Biaya Tenaga Kerja Langsung (Rp. 150 x 1.000) Rp. 150.000 Biaya pemasaran variabel (Rp. 300 x 1.000) Rp. 300.000
Biaya Overhead Variabel (Rp. 400 x 1.000) Rp. 400.000 Biaya pemasaran tetap Rp. 100.000
Biaya Overhead Tetap Rp. 150.000 Biaya adm. & umum tetap Rp. 200.000
Untuk periode yang berakhir 200A Jadi, dalam metode full costing semua
Penjualan (Rp. 2.000 x biaya produksi diperhitungkan dalam harga
1.000) Rp. 2.000.000 pokok produksi. Namun akan ada biaya
Dikurangi : Harga Pokok tetap yang belum dibebankan pada
Produksi/Penjualan Rp. 900.000 periode tersebut jika ada produk yang
Laba Kotor Rp. 1.100.000 belum laku terjual, sebab di dalam produk
tersebut terdapat biaya overhead tetap
yang melekat.
18
KASUS 2 VARIABEL COSTING
Diketahui pada tahun 200A, PT. ABC memproduksi sebanyak 1.000 unit
produk A. Berikut data biaya produksi untuk memproduksi produk A pada
PT. ABC:
- Biaya Bahan Baku Rp. 200/unit
- Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 150/unit
- Biaya Overhead Variabel Rp. 400/unit
- Biaya Overhead Tetap Rp. 100.000
- Biaya Pemasaran Variabel Rp. 300/unit
- Biaya Pemasaran Tetap Rp. 150.000
- Biaya adm. & umum Tetap Rp. 200.000
Produk A dijual dengan harga Rp. 2.000/unit. Dan produk A terjual 1.000
unit.
Hitunglah Harga Pokok Produksi menggunakan metode variable costing
dan buat laporan laba/rugi!
19 Penyelesaian Kasus 2 Kontribusi Marjin Rp. 950.000
Biaya Bahan Baku (Rp. 200 x 1.000) Rp. 200.000 Dikurangi Biaya-biaya tetap :
Biaya Tenaga Kerja Langsung (Rp. 150 x 1.000) Rp. 150.000 Biaya overhead tetap Rp. 150.000
Biaya Overhead Variabel (Rp. 400 x 1.000) Rp. 400.000 Biaya pemasaran tetap Rp. 100.000
Harga Pokok Produksi Rp. 750.000 Biaya adm. & umum tetap Rp. 200.000
TERIMA KASIH