PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Analisis biaya, volume, laba merupakan suatu alat yang sangat
berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan. Karena analisis
biaya volume laba (CVP) menekankan keterkaitan antara biaya, kuantitas
yang terjual, dan harga, semua informasi keuangan perusahaan terkandung
di dalamnya. Analisis biaya volume laba dapat menjadi suatu alat yang
bermanfaat untuk mengidentifikasi cakupan dan besarnya kesulitan
ekonomi yang dihadapi suatu divisi dan membantu mencari
pemecahannya.
Analisis biaya vlume laba juga dapat mengatasi banyak isu lainnya
seperti jumlah unit yang harus dijual untuk mencapai impas, dampak
pengurangan biaya tetap terhadap titik impas, dan dampak kenaikan harga
terhadap laba. Selain itu analisis biaya volume laba memungkinkan para
manajer untuk melakukan analisis sensitivitas dengan menguji dampak
dari berbagai tingkat harga atau biaya terhadap laba.
Analisis biaya volume laba merupakan suatu bagian integral dari
perencanaan keuangan dan pengambilan keputusan. Setiap akuntan dan
manajer harus mengenal seluruh konsep-konsepnya, bukan hanya
mekanikanya.
2. Rumusan Masalah
Dari latar belakanag di atas maka rumusan masalah dalam makalah ini
yaitu :
a. Bagaimana definisi dan asumsi dasar analisis biaya volume laba?
b. Bagaimana hubungan di antara beberapa elemen biaya volume laba?
c. Bagaimana margin kontribusi dalam analisi biaya volume laba?
d. Bagaimana titik impas dalam analisis biaya volume laba?
e. Bagaimanana biaya diferensial dalam analisis biaya volume laba?
1
f. Bagaimana hubungan biaya diferensial dengan titik impas?
g. Bagaimana pengaruh biaya diferensial terhadap anggaran laba?
h. Bagaimana biaya konversi dalam analisis biaya volume laba?
3. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas maka tujuan pembuatan Makalah ini
yaitu:
a. Untuk mengetahui definisi dan asumsi dasar analisis biaya volume
laba
b. Untuk Mengetahui Analisis Hubungan antara biaya volume dan Laba
c. Untuk Mengetahui margin kontribusi dalam analisi biaya volume laba
d. Untuk Mengetahui titik impas dalam analisis biaya volume laba
e. Untuk Mengetahui biaya diferensial dalam analisis biaya volume laba
f. Untuk Mengetahui hubungan biaya diferensial dengan titik impas
g. Untuk Mengetahui pengaruh biaya diferensial terhadap anggaran laba
h. Untuk Mengetahui biaya konversi dalam analisis biaya volume laba
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1. Harga jual produk yang konstan dalam cakupan yang relevan .berarti
harga jual setiap unit produk tidak berubah walaupun terjadi perubahan
volume penjualan
2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat di
bagi secara akurat kedalam elemen biaya tetap dan biaya variabel.
Jumlah biaya variabel perunit konstan dan jumlah biaya tetap total juga
harus konstan.
3. Dalam perusahaan multi produk , bauran penjualannya tidak berubah .
4. Jumlah unit yang di produksi sama dengan jumlah unit yang di jual.
Berarti,jumlah persediaan tidak berubah.
2. Margin kontribusi
Marjin kontribusi adalah selisih antara nilai penjualan dengan
biaya variabelnya jumlah tersebut akan digunkan untuk menutup biaya
tetap dan menghasilkan laba periode tersebut.
4
Dengan harga jual sebesar Rp 750.000 per unit dan biaya tetap
sebesar Rp 900.000.000, maka perusahaan akan mengeluarkan biaya
variabel sebesar Rp 300.000 jika hanya di jual meja komputer sebanyak 1
unit. Hal ini akan mengakibatkan perusahaan memperoleh margin
kontribusu sebesar Rp 450.000. tetapi karena menanggung biaya tetap
sebesar Rp 900.000.000, maka perusahaan akan mengalami kerugian
sebesar Rp 899.550.000.
Volume
Keterangan
1 unit 10 unit 100 unit 1.000 unit 1.500 unit
Penjualan 750.000 7.500.000 75.000.000 750.000.000 1.125.000.000
Biaya variabel (300.000) (3.000.000) (30.000.000) (300.000.000) (450.000.000)
Margin kontribusi 450.000 4.500.000 45.000.000 450.000.000 675.000.000
Biaya tetap (900.000.000) (900.000.000) (900.000.000) (900.000.000) (900.000.000)
Laba(rugi) usasha (899.550.000) (895.500.000) (855.000.000) (450.000.000) (225.000.000)
5
Jika penjualan di naikkan lagi menjadi 1000 unit ,perusahhan akan
memperoleh pendapatan dari penjualan produk sebesar Rp 750.000.000
dan biaya variabel sebesar Rp 300.000.000 harus di keluarkan, sehingga
akan mengakibatkan perusahaan memperoleh margin kontribusi sebesar
Rp 450.000.000. tetapi perusahaan harus menanggung biaya tetap sebesar
Rp. 900.000.000, maka perusahaan harus mengalami kerugian sebesar Rp
225.000.000. walaupun margin kontribusi yang di peroleh sebesar Rp
675.000.000.
volume
Keterangan
2000 unit
Penjualan 1.500.000.000.
Biaya variabel (600.000.000)
Margin kontribusi 900.000.000
Biaya tetap (900.000.000)
Laba(rugi) usaha 0
Pada saat penjualan lebih dari 2000 unit ,setiap sumbangan margin
kontribusi per unit berarti merupakan sumbangan terhadap laba
perusahaan. Atau setiap tambahan margin kontribusi di atas Rp
900.000.000 berarti tambahan terhadap laba usaha sebesar jumlah yang
sama.
6
Keterangan volume
2.001 unit 2.100 unit 5.000 unit 10.000 unit
Penjualan 1.500.750.000 1.575.000.000 5.750.000.000 7.500.000.000
Biaya variabel (600.300.000) (630.000.000) (1.500.000.0000) (3.000.000.000)
Margin kontribusi 900.450.000 945.000.000 2.250.000.000 4.500.000.000
Biaya tetap (900.000,000) (900.000.000) (900.000.000) (900.000.000)
Laba(rugi) usaha 450.000 45.000 1.350.000.000 3.600.000.000
3. Titik impas
Titik impas adalah volume penjualan yang harus dicapai
perusahaan agar perusahaan tidak mengalami kerugian tetapi juga tidak
memperoleh laba sama sekali.
Titik impas tersebut dapat di ketahui dengan membagi antara total
biaya tetap dengan rasio margin kontribusi. Dan itu berarti dapat di tulis
dengan rumus sebagai berikut :
7
tertentu yang merupakan nilai penjualan minimal yang harus di capai ,agar
perusahaan tidak mengalami kerugian.
4. Biaya diferensial
Biaya diferensial adalah berbagai perbedaan biaya di antara
sejumlah alternatif pilihan yang dapat di gunakan perusahaan .
Pada dasarnya biaya diferensial merupakan biaya tunai atau out-
of-pocket cost yaitu biaya memerlukan pengeluaran tunai saat ini atau
pada masa mendatang, yang harus terjadi apabila suatu proyek dilaksanakn
atau di perluas sampai melebihi ukuran yang di tentukan sebelumnya .
Analisis biaya diferensial digunakan untuk menentukan kenaikan
pendapatan, biaya dan margin laba sehubungan dengan beberapa
kemungkinan cara untuk menggunakan fasilitas tetap atau kapasitas yang
tersedia.
8
memberikan perbedaan di antara berbagai alternatif yang ada, maka
biaya tersebut tidak dapat dikelompokkan sebagai biaya relevan,
misalnya biaya penyusutan aktiva tetap untuk bulan depan di mana
proyek akan dilaksanakan.
Kapasitas produksi PT. Panen Raya per bulan adalah sebesar 18.000 unit.
Pada bulan Januari 2007, perusahaan tersebut telah memproduksi dan menjual
10.000 unit dari produksinya di bulan tersebut dengan harga Rp14.000 per
unit. Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 10.000 unit tersebut adalah
sebagai berikut:
9
perusahaan mengeluarkan biaya variabel sebesar Rp80.000.000 dan
biaya tetap sebesar Rp37.000.000. biaya tetap sebesar Rp37.000.000 itu
adalah biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk kapasitas
produksi sebesar 18.000 unit per bulan. Sedangkan pada bulan Januari
2007, PT. Panen Raya baru memproduksi sebesar 10.000 unit.
Jika kemudian volume produksi perusahaan itu dinaikkan
menjadi 18.000 unit untuk bulan Januari, maka perusahaan tidak perlu
mengeluarkan biaya tetap tambahan lagi. Perusahaan cukup
mengeluarkan biaya tambahan untuk memproduksi 6.000 unit
tambahan tersebut. Untuk memproduksi 10.000 unit pertama,
perusahaan mengeluarkan biaya variabel total sebesar Rp80.000.000,
yang berarti biaya variabel per unitnya adalah sebesar Rp8.000. maka
untuk pesanan tambahan sebanyak 6.000 unit dikeluarkan biaya
tambahan sebesar Rp48.000.000 (6.000 unit x Rp8.000). jadi intinya,
suatu pesanan tambahan dengan harha lebih rendah yang diterima
perusahaan, selama dapat menghasilkan marjin kontribusi positif, maka
pesanan tambahan tersebut dapat diterima. Dalam kasus ini, maka
marjin kontribusi yang diterima perusahaan adalah sebesar Rp2.000 per
unit (Rp10.000-Rp8.000).
10
Jadi, jelas bahwa keputusan untuk menjual 6.000 produk
tambahan dengan harga jual yang lebih rendah tersebut adalah tepat,
karena baik nilai marjin kontribusinya itu positif maupun perolehan
laba totalnya tetap bertambah besar.
Kapasitas produksi PT. Cemerlang Sejati adalah sebesar 140.000 unit per tahun.
Sampai akhir bulan Oktober 2006, perusahaan tersebut baru memproduksi dan
menjual 10.000 unit produknya dengan harga Rp15.000 per unit. Biaya yang
dikeluarkan untuk memproduksi 100.000 unit tersebut adalah sebagai berikut:
Pada akhir bulan Oktober 2006, PT. Mitra Karya salah satu langganan PT.
Cemerlang Sejati memesan sebanyak 40.000 unit produk dengan spesifikasi
khusus. PT. Mitra Karya meminta agar pesanannya diberi aksesori tambahan
dan dengan kemasan khusus yang berbeda dengan kemasan yang biasa
digunakan oleh PT. Cemerlang Sejati, PT. Mitra Karya menawarkan harga beli
maksimal sebesar Rp12.000 per unit untuk pesanannya tersebut. Sedangkan
biaya tambahan yang harus dikeluarkan pleh PT. Cemerlang Sejati untuk
menambah aksesori dan kemasan khusus tersebut adalah sebesar Rp1.200 per
unit ditambah biaya sewa mesin kemasan sebesar Rp32.000.000. bisakah
tawaran tersebut diterima? Mengapa?
11
unit tambahan tersebut, perusahaan tinggal menambah biaya relevan
saja, dalam hal ini adalah seluruh biaya variabel ditambah dengan
pengeluaran tambahan untuk memproduksi 40.000 unit tambahan
tersebut.
Penualan Penjualan Penjualan
Keterangan Semula Tambahan Total
(100.000 unit) (40.000 unit) (140.000 unit)
Penjualan 1.500.000.000 480.000.000 1.980.000.000
Biaya bahan langsung 200.000.000 80.000.000 280.000.000
Biaya tenaga kerja langsung 350.000.000 140.000.000 490.000.000
Biaya overhead variabel 150.000.000 60.000.000 210.000.000
Biaya overhead tetap 240.000.000 240.000.000
Biaya pemasaran variabel 100.000.000 40.000.000 140.000.000
Biaya pemasaran tetap 40.000.000 40.000.000
Biaya administrasi tetap 90.000.000 90.000.000
Biaya tambahan:kemasan&aksesori 48.000.000 48.000.000
Biaya tambahan:sewa mesin 32.000.000 32.000.000
Laba usaha 330.000.000 80.000.000 410.000.000
12
perusahaan manufaktur dihadapkan pada suatu pilihan untuk sendiri
produknya seperti semula atau memebeli kepada pihak lain.
Berikut ini contoh untuk memperjelas pemahaman tentang
pertimbangan untuk membuat sendiri produk perusahaan atau membeli
produk dari perusahaan lain.
Kapasitas produksi PT. Mitra Usaha adalah sebesar 100.000 unit per tahun.
Pada akhir bulan Oktober 2008, perusahaan mengikat kontrak penjualan
dengan Departemen Pertanian RI untuk menjual produknya sebanyak 100.000
unit dengan harga Rp15.000 per unit selama tahun 2009 mendatang. Biaya
yang dianggarkan untuk memproduksi 100.000 unit tersebut adalah sebagai
berikut:
PT. Panah Merah, sebuah perusahaan yang memproduksi produk yang sama
dengan PT. Mitra Usaha, menawarkan menjual produknya produk kepada PT.
Mitra Usaha dengan harga Rp9.500 per unitnya. Jika tawaran ini diterima, PT.
Mitra Usaha tinggal membelinya dan PT. Panah Merah dan menjualnya
kepada Departemen Pertanian. Keputusan apakah sebaiknya yang harus
diambil oleh manajemen PT. Mitra Usaha, membeli dari PT. Panah Merah
atau memproduksi sendiri produk tersebut? Mengapa?
13
Biaya administrasi tetap 90.000.000 90.000.000
Pembelian produk 950.000.000
Laba usaha 330.000.000 180.000.000
Dari tabel diatas terlihat bahwa PT. Mitra Usaha mmproduksi
sendiri produknya dan menjualnya dengah harga Rp 15.000 per unit,
akan menghasilkan laba usaha sebesar Rp 330.000.000 . sedangkan jika
jik membelinya dari PT. Panah Merah dengah harga Rp 9.500 per unit
hanya akan mengjasilkan laba usaha sebesar Rp 180.000.000. Hal itu
terjadi karna PT. Mitra Usaha harus menanggung seluruh biaya tetap
yang ada ditambah harus membeli produk jadinya dari PT. Panah
Merah denan nilai Rp 950.000.000 ( 9.500 x 100.000 ).
14
tetapnya saja ditambah dengan pembelian produk jadi perusahaan yang
akan menghasilkan laba usaha sebesar Rp 180.000.000.
Jika perusahaan membeli dari PT. Panah Merah sebanyak
100.000 unit produk untuk dijual kepada Departemen Pertanian dan
kemudian fasilitas produksi yang tidak terpakai disewakan kepada
pihak lain dengan pendapatan sewa sebesar Rp 200.000.000 per tahun
maka PT. Mitra Usaha akan memperoleh laba sebesar Rp 380.000.000.
Jika perusahaan memilih untuk menggunakan fasilitas
produksinya yang tidak terpakai untuk memproduksi produk tambahan
sebesar 40.000 unit, maka perusahaan harus mengeluarkan biaya
tambahan berupa biaya variabel per unit dikalikan dengan 40.000 unit
tersebut. Sedangakan pendapatan yang akan diperoleh perusahaan juga
akan bertambah sebesar Rp 600.000.000 ( Rp 15.000 x 40.000 unit ),
sehingga pendapatn total sebesar Rp 2.100.000.000. Alternatif ini
mengakibatkan perusahaan memiliki peluang memperoleh lsbs usaha
sebesar Rp 460.000.000. Tetapi pilihan ini akan sangat ditentukan
keberhasilanya oleh kemampuan bagian pemasaran menjual produk
tambahan tersebut.
15
Salah satu cabang perusahaan PT. Mitra Usaha yang terletak di Batam
memiliki kapasitas produksi sebesar 100.000 unit per tahun. Taksiran biaya
yang akan dikeluarkan untuk memproduksi 100.000 tersebut pada tahun
2009 mendatang adalah sebagai berikut:
16
Jika perusahaan tetap beroperasi dengan tingkat efisiensi yang
tidak berubah dan harga jual tetap sebesar Rp 10.500 per unitnya, maka
jellas setiap tahun PT. Mitra Usaha cabang Batam akan mengalami
kerugian sebesar Rp 120.000.000. Tetapi jika perusahaan ditutup dan
menghentikanseluruh aktivitas produksi, maka perusahaan tidak akan
memperoleh pendapatan sedangkan biaya tetap yang harus ditanggung
sebesar Rp 370.000.000 sehingga jika perusahaan menghemtikan
produksi maka kerugian yang harus ditanggung sebesar Rp
370.000.000.
Jika dalam contoh kasus sebelumnya , alternatif menghentikan
aktivitas produksi mengakibatkan perusahaan dapat menghindarkan
sebesar 60% biaya tetapnya jika fasilitas produksinya tidak
menggunakan sama skali atau menyewa fasilitas produksinya kepada
pihak lain yang akan menghasilkan pendapatan sewa sebesar Rp
175.000.000 per tahun dan dapatn menghindarkan biaya tetap sebesar
30%, maka perhitungan biaya diferensial menunjukan hasl sebagau
berikut :
Ditutup
Keterangan Terus Produksi Tanpa
Disewakan
Kegiatan
Penjualan 1.050.000.000 0 0
Pendapatan Sewa 0 175.000.000 0
Biaya bahan lansung 200.000.000 0 0
Biaya tenaga kerja langsung 350.000.000 0 0
Biaya overhead variabel 150.000.000 0 0
Biaya overhead tetap 240.000.000 168.000.000 96.000.000
Biaya pemasaran variabel 100.000.000 0 0
Biaya pemasaran tetap 40.000.000 28.000.000 16.000.000
Biaya administrasi tetap 90.000.000 63.000.000 36.000.000
Laba usaha (120.000.000) (84.000.000) (148.000.000)
17
5. Keputusan menjual langsung atau memproses lebih lanjut
Perusahaan yang menghasilkan suatu produk tertentu terkadang
memiliki peluang unyuk menjual produknya tersebut secara langsung
atau memprosesnya lebih lanjut dengan harga jual lebih tinggi.
Berikut ini contoh untuk memperjelas pemahaman tentang
keputusan yang harus diambil manajemen perusahaan untuk menjual
produknya dalam kondisi tertentu atau meneruskan proses
produksinya.
PT. Sandang Indah adalah sebuah perusahaan produsen kain tenun yang
berlokaksi di Surabaya. Kapasitas produksi perusahaan ini dalam saty tahun
sebesar 100.000 meter kain. Fasilitas produksi yang dimiliki perusahaan
memungkinkan bagi perusahaan untuk memproses lebih lanjut kain
tenunan produk perusahaan menjadi pakain jadi untuk anak-anak, pakaian
jadi pria dewasaa, dan pakaia wanita.
Jika dijual langsung dalam bentuk kain tenunan, setiap meter kain memiliki
harga jual sebesar Rp 45.000 sedangkan untuk menghasilkan 100.000 meter
kain dibutuhkan biaya sebesar :
Biaya bahan baku langsung Rp 1.500.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 200.000.000
Biaya overhead variabel Rp 400.000.000
Biaya overhead tetap Rp 1.000.000.000
Biaya pemasaran variabel Rp 150.000.000
Biaya pemasaran tetap Rp 300.000.000
Biaya administrasi Rp 250.000.000
#Total Rp3.800.000.000
18
akan dapat dihasilkan 60.000 unit pakaian. Jika produksi kemeja pria saja
akan dapat dihasilkan 50.000 unit pakaian. Sedangkan jika digunakan untuk
produksi pakaian wanita saja akan dapat menghasilkan 40.000 unit pakaian.
Perusahaan juga mempertimbangkan untuk memproses lebih lanjut menjadi
gabungan produk pakaian anak, pakaian wanita sekaligus kemeja pria.
Untuk memproduksi lebih lanjut menjadi pakaianjadi, dibutuhkan
biaya tambahan per unit pruduk sebesar :
19
+ (60.000 x 1.500)). Pilihan ini menghasilkan laba usaha sebesar Rp
1.270.000.000.
Jika perusahan memilih memproses kain menjadi 50.000 stel
kemeja pria, perusahaan harus menambah beberapa biaya yang relevan
dengan keputusan tersebut. Biaya tenaga kerja langsung misalnya,
bertambah menjadi Rp 350.000.000 ( Rp 200.000.000 + (50.000 x
3.000)). Sedangkan biaya overhead variabel berubah menjadi Rp
600.000.000 ( Rp 400.000.000 + (50.000 x 4.000)). Dan biaya
pemasaran variabel berubah menjadi Rp 225.000.000 ( Rp 150.000.000
+ (50.000 x 1.500 )). Pilihan ini menghasilkan laba usaha sebesar Rp
1.775.000.000.
20
+ (40.000 x 1.500)). Pilihan ini menghasilkan laba usaha sebesar Rp
1.700.000.000.
Kapasitas produksi PT. Mutiara Niaga per tahun adalah sebesar 180.000 unit.
Untuk tahun mendatang perusahaan merencanakan untuk menjual produknya
dengan harga Rp 15.000 per unit. Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi
180.000 unit tersebut adalah sebagai berikut :
21
distributor penting di wilayah Sulawesi PT.Koinmas menawar untuk membeli
produk PT.Mutiara Niaga dengan harga Rp 12.000 per unit. Produk PT.Mutiara
Niaga lebih banyak dipasarkan di Pulau Jawa dan Bali karena, mereka menguasai
lebih dari 60% pangsa pasar di wilayah ini. Di wilayah Sulawesi PT.Mutiara
Niaga belum dapat memasarkan produknya dengan baik karena persaingan yang
ketat dengan produsen lainnya. PT.Koinmas bersedia membeli produk
PT.Mutiara Niaga dalam jumlah berapapun asal harga Rp 12.000 per unit tersebut
dapat dikabulkan. Jika tawaran PT.Koinmas ini diterima, maka dapat dipastikan
pemasaran produk PT.Mutiara Niaga di wilayah Sulawesi akan terjamin dan
dapat menembus pasar Sulawesi yang selama ini sulit dilakukan oleh tim
pemasaran perusahaan. Sedangkan manajemen perusahaan memiliki keinginan
besar untuk menguasai pasar Sulawesi.
Bisakah tawaran PT.Koinmas diterima? Jika diterima, mulai volume
penjualan berapakah dan berapa banyak produk yang harus dijual kepada
PT.Koinmas?
600.000.000
Titik Impas =
9.000
1
15.0000
= 1.500.000.000
1.500.000.000
Titik Impas dalam unit =
15.000
= 100.000 unit
22
unit, yaitu sebanyak volume kapasitas produksi dikurangi dengan volume
penjualan impas.
23
Anggaran Realisasi
Keterangan
(110.000 unit) (180.000 unit)
Penjualan 1.650.000.000 2.460.000.000
Biaya-biaya:
- Bahan Baku Langsung 330.000.000 540.000.000
- Tenaga Kerja Langsung 385.000.000 630.000.000
- Overhead Variabel 165.000.000 270.000.000
- Overhead Tetap 350.000.000 350.000.000
- Pemasaran Variabael 110.000.000 180.000.000
- PEmasaran Tetap 150.000.000 150.000.000
- Administrasi & Umum 100.000.000 100.000.000
Laba Usaha 90.000.000 240.000.000
7. Biaya Konversi
Jika suatu perusahaan memproduksi 2 produk dengan masing-
masing biaya yang berbeda tetapi untuk jumlah laba yang sama, maka
perusahaan harus melihat komposisi biaya di antara kedua produk. Dengan
melihat dan menganalisis komposisi biaya masing-masing produk tersebut,
perusahaan dapat memilih untuk memproduksi salah satu produk saja yang
memberikan keuntungan total yang lebih besar bagi perusahaan. Contoh
metode biaya konversi dalam menetapkan harga jual.
24
PT.Kuncimas adalah sebuah perusahaan produsen barang elektronik. Perusahaan
ini menghasilkan 2 produk A dan B. Perusahaan memproduksi A sebanyak
20.000 unit dan B sebanyak 20.000 unit dengan harga jual masing-masing Rp
5.000 per unit. Meskipun harga juanya sama tetapi kedua barang ini memiliki
komposisi biaya produksi yang berbeda. Prediksi penjualan dan biaya yang
dikeluarkan :
Produk
Keterangan Total
A B
Penjualan 100.000.000 100.000.000 200.000.000
Biaya Bahan Baku 40.000.000 20.000.000 60.000.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung 20.000.000 30.000.000 50.000.000
Biaya Overhead Variabel 20.000.000 10.000.000 30.000.000
Biaya Overhead Tetap 10.000.000 30.000.000 40.000.000
Laba Kotor 10.000.000 10.000.000 20.000.000
Produk
Keterangan Total
A B
Penjualan 200.000.000 0 200.000.000
Biaya Bahan Baku 80.000.000 0 80.000.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung 40.000.000 0 40.000.000
Biaya Overhead-Variabel 40.000.000 0 40.000.000
Biaya Overhead-Tetap 10.000.000 0 10.000.000
Laba Kotor 30.000.000 0 30.000.000
25
masing-masing jenis biaya sebesar 2 kali lipat, kecuali biaya overhead
tetap.
Produk
Keterangan Total
A B
Penjualan 0 200.000.000 200.000.000
Biaya Bahan Baku 0 40.000.000 40.000.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung 0 60.000.000 60.000.000
Biaya Overhead-Variabel 0 20.000.000 20.000.000
Biaya Overhead-Tetap 0 30.000.000 30.000.000
Laba Kotor 0 50.000.000 50.000.000
Produk
Keterangan Total
A B
Penjualan 0 188.000.000 188.000.000
Biaya Bahan Baku 0 40.000.000 40.000.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung 0 60.000.000 60.000.000
Biaya Overhead-Variabel 0 20.000.000 20.000.000
Biaya Overhead-Tetap 0 30.000.000 30.000.000
Laba Kotor 0 38.000.000 38.000.000
26
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Analisis biaya volume laba menghasilkan informasi dampak
perubahan harga jual, biaya dan/atau volume penjualan terhadap laba
bersih. Dalam penyusunan anggaran, berbagai kemungkinan pilihan harga
jual, volume penjualan, dan biaya selalu dihadapi oleh manajemen. Dalam
proses penyusunan anggaran, manajemen memerlukan berbagai parameter.
Berbagai parameter tersebut memberikan bantuan yang penting
bagi manajemen, dalam mempertimbangkan berbagai usulan kegiatan
dalam poroses penyusunan anggaran perusahaan. Kiranya makalah yang telah
disusun oleh kelompok kami bisa bermanfaat bagi para pembaca. Kritik
dan saran kepada kami sangat kami butuhkan untuk penyempurnaan
makalah ini.
27
DAFTAR PUSTAKA
28