Anda di halaman 1dari 7

menyelesaikan permasalahan yang ada, memahami symptom merupakan hal yang terpenting

dan pertama kali harus dilakukan. Di kontek penelitian bisnis, Cooper and Schindler (2001)
menyebut gejala (symptom) sebagai management dilemma. Ini merupakan dilema yang
dihadapi oleh manajemen.

Gejala permasalahan (symptom) berbeda dengan permasalahannya (problem). Gejala


permasalahan merupakan akibat dari permasalahan yang tampak dan dapat dijadikan indikasi
adanya suatu permasalahan. Gejala permasalahan bukan masalahannya sendiri. Gejala
permasalahan adalah akibat dari suatu permasalahan. Karena permasalahan tidak dapat secara
langsung diobservasi dan gejala permasalahan merupakan hal yang dapat diobservasi, maka
permasalahan dapat ditelusuri dari gejalanya. Permasalahan dapat ditelusur dari gejalanya
dengan menggunakan hasil penelitian-penelitian sebelumnya, teori-teori, dan logika-logika.
Dengan demikian memahami gejala permasalahan merupakan awal dari suatu penelitian.

Gejala (symptom) Ditelusur dengan menggunakan


hasil penelitian-penelitian
sebelumnya, teori-teori, dan
logika-logika
Permasalahan

Gambar 2.1. Gejala dan permasalahannya.


Misalnya demam yang dialami oleh seorang yang sedang sakit adalah suatu gejala
penyakit tertentu, bukan penyakitnya. Banyak obat untuk menurunkan demam. Menurunkan
demamnya bukan berarti menyembuhkan penyakitnya. Demamnya turun tetapi penyakitnya
masih ada. Menurunkan demam hanya mengobati gejala penyakitnya bukan penyakitnya. Jika
ingin mengobati penyakitnya, maka penyakit tersebut harus diidentifikasi dan diketahui
terlebih dahulu. Penyakitnya bukan demamnya adalah permasalahannya. Dengan
menggunakan hasil penelitian-penelitian sebelumnya, teori-teori dan logika-logika, maka dapat
diidentifikasi kemungkinan permasalahan dari demam ini misalnya karena peradangan
tenggorakan, virus flu dansebagainya.

Contoh :
Berikut ini merupakan beberapa gejala (symptoms)

1) Penjualan perusahaan menurun


2) Pemakai pemakai sistem informasi (users) di perusahaan x mengeluh karena
keterlambatan informasi yang diperlukan yang didistribusikan oleh departemen sistem
informal
3) Pasar modal Indonesia termasuk sebagai pasar modal yang sedang berkembang. Ciri-
ciri pasar modal yang sedang berkembang adalah tipisnya perdagangan yang terjadi
(thin tradings) yaitu banyaknya saham yang tidur dan tidak diperdagangkan dalam
kurun hari tertentu. Untuk tahun 1996 minalnya Bursa Efek Jakarta hanya melakukan
perdagangan aktif sebanyak 60 persen saja. Akibat dari thin tradings ini akan
menyebabkan tidak sinkronnya perhitungan indeks harga sahamnya.
CERITERA KONTEK

Latar belakang permasalahan sebaiknya ditulis juga dengan menarik. Supaya menarik,
latar belakang permasalahan seharusnya mempunyai ceritera kontek yang menarik yang ditulis
dalam bentuk ceritera kontek yang relevan dan menarik.
Contoh :

Riset ini mengangkat permasalahan beta yang bias di pasar modal Indonesia. Riset ini
mempunyai kriteria kontek yang merupakan latar belakang permasalahannya sebagai berikut
ini. Pasar modal Indonesia merupakan pasar modal yang sedang berkembang. Pasar modal
yang sedang berkembang biasanya merupakan pasar modal yang perdagangan-
perdagangannya tipis (thin tradings). yaitu banyak saham-saham yang tidur yang tidak
melakukan perdagangan. Akibat dari pasar yang tipis ini menimbulkan perdagangan-
perdagangan yang tidak sinkron (unsynchronous tradings) yang mengakibatkan indeks harga
sahamnya juga tidak sinkron. Karena beta suatu saham merupakan hubungan volatilitas return
saham yang tidak sinkron tersebut dengan volatilitas return pasar yang dihitung dari indeks
harga saham yang juga tidak sinkron, maka beta saham akan meniada bias.
Contoh :

Berikut ini adalah permasalahan dari suatu riset yaitu dividen merupakan suatu mekanisme
untuk mentransfer kemakmuran dari bondholder ke shareholder lewat pentransferan biaya
pemonitoran (monitoring). Ceritera kontek atau latar belakang timbulnya isu ini dijelaskan
sebagai berikut ini. Pemegang saham di Amerika Serikat dikabarkan mampu mentransfer
kemakmuran dari bondholder. Pemegang saham ini meminta manajer perusahaannya untuk
melakukan investasi yang menguntungkan dan selanjutnya meminta manajer untuk
membayarkan dividernya, sehingga perusahaan kekurangan dana untuk membiayai investasi
tersebut. Pemegang saham kemudian meminta kepada manajer untuk mencari dana di luar
perusahaan yaitu lewat bondholder atau lewat pinjaman bank. Bank yang menerapkan
manajemen risiko akan memeriksa perusahaan ini untuk menentukan pinjamannya. Jika kinerja
perusahaan baik, maka bank akan meluluskan pinjamannya dan sebaliknya jika kinerja
perusahaan tidak baik, bank akan menolak pinjamannya. Pemegang saham hanya melihat saja
bagaimana manajernya mencari pinjaman. Jika berhasil, maka manajernya merupakan manajer
yang baik. Pemegang saham dapat mengetahui kualitas manajernya tanpa harus mengawasinya
secara langsung, tetapi dapat lewat pihak lain yaitu bank, sehingga pemegang saham akan
menghemat biaya pengawasan
Contoh :

Permasalahan riset yang diangkat dari suatu riset adalah manajemen laba (earnings
management) yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di suatu industri untuk
mendapatkan perbaikan impor. Karena perusahaan-perusahaan dalam industri tertentu merasa
khawatir terhadap impor dari perusahaan-perusahaan luar negeri, mereka melakukan
manajemen laba untuk menurunkan laba mereka sebelum mereka meminta bantuan ke ITC
(International Trade Commission). Dengan menunjukkan bahwa laba di perusahaan-
perusahaan tersebut turun dan dikhawatirkan masa depan mereka akan suram, mereka
melakukan lobi ke ITC.
Contoh :

Penelitian Chau dan Hu (2002) mengenai penerimaan teknologi telemedicine oleh pemakai-
pemakai profesional terutama dokter-dokter di Hongkong mempunyai latar belakang masalah
dalam bentuk ceritera kontek sebagai berikut ini.
Penggunaan teknologi informasi (TI) telah berkembang kedalam banyak area yang secara luas
dapat dikategorikan oleh aplikasi-aplikasi dan pemakai-pemakai targetnya. Dipicu oleh
peningkatan pelayanan, peningkatan kekompetitifan pasar, atau perjuangan peningkatan laba
bersih, organisasi-organisasi bisnis telah menginvestasikan dananya yang besar di TI dan
tampaknya masih meneruskan melakukannya di waktu besok. Contoh-contoh terkenal yang
sudah banyak dipublikasikan mengenai aplikasi aplikasi TI untuk bisnis termasuk proses
rekayasa berbasis-teknologi, sistem-sistem terbuka, pertukaran data elektronik, dan yang
terakhir adalah e-commerce berbasis-internet. Sementara ini, bermacam-macam aplikasi TI
dirancang untuk mendukung atau meningkatkan kinerja tugas individual dan pelayanan di
dalam organisasi-organisasi profesional untuk-laba dan untuk-non-laba juga telah berkembang
dengan pesatnya. Fenomena seperti ini - akusisi yang sangat

PENTING dan SALAH KAPRAH

Beberapa penelitian dividen di Indonesia banyak yang tidak memberikan ceritera


kontek. Beberapa dari penelitian ini mengangkat isu tentang kandungan informasi dari dividen
dan pengujian pasar efisien secara informasi menggunakan informasi dividen. Beberapa
penelitian ini menemukan hasil bahwa pembayaran dividen kas direspon secara positif dan
cepat oleh pasar modal. Mereka menyimpulkan bahwa hasil ini mendukung teori sinyal
(signaling theory) yaitu dividen sebagai suatu sinyal kinerja perusahaan dimasa mendatang.
Sebagai suatu sinyal, perusahaan-perusahaan yang membayar dividen ini ingin menunjukkan
bahwa perusahaan-perusahaan tersebut mampu menghasilkan aliran kas dimasa mendatang
untuk membiayai dividen yang dibayarkan. Untuk maksud ini, mereka membuat perencanaan
dan kebijakan dividen masa depan untuk meyakinkan bahwa mereka mampu membayarnya,
karena kalau tidak jika harus memotong dividen, maka pasar akan memberikan penalti yang
besar. Kenyataannya, di Indonesia, jumlah nilai yang dibayar sebagai dividen banyak
ditentukan di rapat umum pemegang saham yang tidak dihubungkan dengan kemampuan
perusahaan menghasilkan aliran kas masa depan. Ini berarti bahwa kesimpulan penelitian-
penelitian tersebut bahwa dividen sebagai sinyal tidak benar. Contoh ini merupakan kesalahan
yang disebabkan karena peneliti-peneliti tersebut tidak memahami fenomena yang ditelitinya
yang tidak tercermin di suatu ceritera kontek.

Ceritera kontek yang ditulis sebaiknya menarik dan tidak berkepanjangan. Ceritera kontek
harus padat berisi dan ditemukan di awal-awal latar belakang isu. Jika pembaca sudah
membaca berhalaman-halaman dan tidak memahami latar belakang yang terjadi, maka
pembaca akan bosan dan tidak akan mau membeli ide dari riset.
PENTING dan SALAH KAPRAH

Banyak hasil penelitian menulis bagian latar belakang permasalahan ini berlembar-lembar dan
berkepanjangan. Alasannya adalah supaya latar belakang permasalahan ini dapat dipahami
dengan baik sehingga membutuhkan penjelasan yang panjang. Celakanya, penjelasan yang
panjang ini mengaburkan latar belakang permasalahan yang akan diangkat. Latar belakang
permasalahan sebaiknya ditulis dengan jelas di awal-awal laporan hasil riset, misalnya di
halaman pertama atau kedua. Jika sudah beberapa halaman pembimbing masih belum
menemukan atau belum mengerti isu yang akan diteliti, maka pembimbing atau sponsor riset
cenderung menolak riset karena tidak yakin peneliti mengerti fenomena yang akan ditelitinya.
1.6 PERMASALAHAN RISET
Sekaran (2003) menegaskan bahwa permasalahan atau isu dari riset perlu
diidentifikasikan dan didefinisikan dengan jelas. Mengidentifikasi permasalahan (isu)
riset merupakan hal yang penting, karena urutan-urutan riset selanjutnya, seperti tujuan
riset dan hipotesis-hipotesisnya sangat tergantung dari tahap ini. Suatu permasalahan
atau isu (issue) dari riset dapat berupa sebagai berikut ini.
1. Masalah (problem) yang terjadi yang perlu solusi perbaikan.
2. Oportuniti (opportunity) atau peluang yang akan ditangkap.
3. Pengujian atau verifikasi suatu teori yang sudah ada terhadap fenomena yang
akan dijelaskan.
4. Penemuan suatu teori baru dari suatu fenomena.

Untuk memperjelaskan keempat macam isu dari riset, berikut ini diberikan
contoh-contoh isu dari beberapa riset.
Contoh :

Contoh berikut ini merupakan isu-isu yang berhubungan dengan masalah (problem)
yang akan diperbaiki dan oportuniti opportunity (opportunity) yang dapat diraih.

1. Penerapanan bonus untuk meningkatkan kinerja salesman (masalah yang akan


diperbaiki).
2. Penerapan balance scored card untuk mengurangi keluhan pelanggan (masalah
yang akan diperbaiki).
3. Peningkatan moral karyawan untuk peningkatan kinerja mereka (kesempatan
yang akan diraih).
Contoh :

Berikut ini adalah contoh-contoh isu dari beberapa riset yang berhubungan dengan
pengujian suatu teori yang ada di suatu fenomena :

1. Locus of control dan preferensi risiko bawahan sebagai variabel moderasi yang
mempengaruhi partisipasi budget terhadap kinerja perusahaan (untuk menguji
atau memverifikasi teori).
2. Efisiensi pasar modal Indonesia (menguji teori pasar efisien).
3. Dividen sebagai mekanisme mentransfer biaya pengawasan (monitoring cost)
dari pemegang saham ke bank (menguji teori keagenan yang sudah ada).
4. Pengaruh urutan informasi dalam mempengaruhi pengambilan keputusan
investor (pengujian teori revisi kepercayaan atau belief adjustment theory).
Contoh :

Berikut ini adalah contoh-contoh isu dari beberapa riset yang berhubungan
menemukan teori yang baru.
1. Perbedaan kultur dalam penerapan mobile-commerce di Indonesia
dibandingkan dengan penerapannya di Amerika Serikat (untuk menemukan
teori baru).
2. Variabel moderasi yang mempengaruhi partisipasi budget terhadap kinerja
perusahaan (untuk menemukan teori baru).

2.4 MOTIVASI RISET


Periset harus dapat meyakinkan sponsor dirinya bahwa isu yang penting dan
perlu untuk diteliti. Periset harus dapat "menjual" idenya kepada sponsor sehingga
sponsor dapat "membelinya."
Demikian juga untuk riset akademik seperti skripsi, tesis atau disertasi. Periset
harus dapat meyakinkan pembimbing riset bahwa pembimbing tidak akan membuang
waktunya untuk membimbing riset yang isunya tidak penting dan tidak menarik.
Contoh :

Dari contoh isu sebelumnya yaitu "dividen sebagai mekanisme mentransfer biaya
pengawasan (monitoring cost) dari pemegang saham ke bank," periset (Hartono, 2003)
memberikan justifikasi atau motivasi mengapa isu tersebut penting karena sebagai
berikut ini. Pertama, teori-teori dividen yang ada seperti irrelevant theory, clientele
theory, bird-in-the-hand theory, tax differential theory dan signaling theory, masih
memberikan penjelasan yang berlawanan, sehingga teori yang lain masih dibutuhkan
untuk menjelaskan tentang puzzle pembayaran dividen ini. Studi ini mencoba
menjelaskan dividend puzzle ini lewat teori biaya keagenan (agency-cost), yang masih
baru untuk pembayaran dividen. Kedua, studi ini menggunakan dividen sebagai alat
mekanisme yang belum digunakan di penelitian sebelumnya. Ketiga, studi ini
menggunakan sampel dari perusahaan-perusahaan yang meningkatkan pembayaran
dividen kasnya yang diikuti oleh kenaikan utangnya. Sampel ini merupakan sampel
yang unik, karena biasanya perusahaan-perusahaan membiayai proyeknya dengan
utang dan tidak membayar dividennya. Sampel ini menarik diteliti karena belum pernah
dijelaskan secara empiris.
2.5 TUJUAN RISET
Tujuan dari riset adalah apa yang ingin dicapai dengan melakukan
penelitiannya. Secara umum, tujuan dari riset adalah untuk mencapai sasaran dari isu
riset. Mengacu pada subbab sebelumnya, isu dari riset terdiri dari 4 hal yaitu
memecahkan masalah, menangkap oportuniti, memverifikasi fenomena dengan teori
yang ada dan menemukan teori yang baru. Dengan demikian, tujuan dari riset
seharusnya megacu pada isunya, yaitu untuk mencapai sasaran untuk memecahkan
masalah, menangkap oportuniti, memverifikasi fenomena dan menemukan teori yang
baru.
Contoh :
Riset ini mempunyai dua tujuan, yaitu sebagai berikut ini.

1. Tuiuan pertama adalah akan menguji apakah Beta di pasar modal Indonesia bias
karena perdagangan yang tipis.
2. Jika benar Beta di pasar modal indonesia bias, tujuan kedua dari riset ini adalah
untuk menguji model-model koreksi Beta yang tersedia dan menentukan yang
terbaik untuk pasar modal Indonesia.
Contoh ini menunjukkan dua tujuan dari suatu riset. Tujuan yang pertama
adalah untuk memverifikasi fenomena apakah terjadi perdagangan yang tipis di pasar
modal Indonesia yang dapat menyebabkan betanya bias. Tujuan yang kedua adalah
untuk memecahkan masalah yang ada yaitu mencoba menemukan cara koreksi Beta
yang terbaik di pasar modal Indonesia.
PENTING dan SALAH KAPRAH

Tujuan dari riset tidak sama dengan tujuan periset. Misalnya tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai syarat lulus pendidikan S1. Kesalahan ini sering dijumpai
di skripsi dan tesis mahasiswa. Tujuan seperti itu adalah tujuan dari periset untuk
mendapatkan gelar studinya yang disyaratkan melakukan riset tersebut bukan tujuan
dari riset.

2.6 KONTRIBUSI RISET


Riset yang baik harus mempunyai kontribusi atau manfaat kepada pemakai hasil riset.
Pemakai riset dapat berkisar dari akademisi, praktisi, perusahaan, sampai ke
pemerintah. Tergantung siapa pemakai hasil dari riset, kontribusi riset dapat berupa
kon-

Anda mungkin juga menyukai