Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH IMPLEMENTASI GCG TERHADAP KINERJA MAQASHIT

SYARIAH DI BANK BUKOPIN SYARIAH TAHUN 2017

Disusun Oleh:

Kelompok 8

Putri Mahallani Efendi 15.0102.0197

Nurul Hikmah H.A 15.0102.0220

Ari Suparwati 15.0102.0226

Suci Asyati 15.0102.0233

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG

TAHUN AKADEMIK 2018/2019


PENDAHULUAN

Perkembangan industri jasa keuangan di Indonesia saat ini tumbuh begitu pesat. Aset
perbankan syariah mencatatkan pertumbuhan sebesar 24,2% sampai Agustus 2017 (Bisnis.com,
2017) serta setiap tahunnya. Total aset perbankan syariah di Indonesia mengalami kenaikan.
Adanya pertumbuhan tersebut mendorong daya saing yang tinggi diantara industri jasa keuangan
terutama perbankan syariah yang harus dapat mempertahankan kinerjanya dengan baik untuk
tetap.
Pengukuran kinerja keuangan perbankan sangat penting dilakukan karena pengukuran
kinerja merupakan gambaran pencapaian prestasi yang telah dilakukan dalam kegiatan
operasionalnya sehingga dengan adanya pengukuran tersebut dapat diketahui kondisi kesehatan
suatu bank. Bank syariah adalah sebuah entitas bisnis syariah sehingga tidak hanya dituntut untuk
mencari keuntungan semata (high profitability) tetapi juga harus dapat menjalankan fungsi dan tujuannya
sebagai sebuah entitas syariah (good shariah objectives). Tujuan syariah yang harus dijalankan oleh
perbankan syariah berkaitan dengan tujuan utama penciptaan manusia yaitu sebagai rahmat bagi seluruh
alam. Hal ini merupakan tujuan pokok di mana Rasulullah SAW diutus ke dunia (Chapra, 2000). Dalam
hal ini kinerja keuangan syariah diukur dengan maqasit syariah.

Bukti keseriusan pemerintah untuk meningkat penerapan Good Corporate Governance


dalam dunia perbankan juga dilakukan dengan menetapkan kebiakan melalui Bank Indonesia
yang tercantum dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 8/4/PBI/2006 dan disempurnakan
dalam Peraturan Bank Indonesia No. 8/14/PBI/2006 tetang pelaksanaan Good Corporate
Governance bagi Bank Umum. Didalam UU No 21 Tahun 2008 tentang perbankan Syariah,
ditentukan bahwa dalam melaksanakan usahanya, bank syariah dan unit usaha syariah wajib
memenuhi tata kelola perusahaan yang baik, Prinsip kehati-hatian dan pengelolaan resiko. Selain
itu Bank syariah dan Unit Usaha Syariah diwajibkan pula untuk menerapkan prinsip mengenal
nasabah dan perlindungan nasabah termasuk kewajiban menjelaskan kepada nasabah mengenai
kemungkinan timbulnya resiko kerugian sehubungan dengan transaksi nasabah yang dilakukan
melalui Bank Syariah.

Penerapan GCG dalam perbankan syariah diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah
bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders). Penilian kinerja suatu entitas meupun
manajemen bisnis dewasa ini tidak hanya diukur dari aspek keuangan.
TINJAUAN PUSTAKA

A. Good Corporation Governance


1. Pengertian Good Corporate Governance
Komite Nasional Kebijakan Govarnance (KNKG) mengeluarkan pedoman umum Good
Corporate Governance Indonesia. Isi dari pedoman tersebut adalah setiap perusahaan harus
membuat pernyataan tentang kesesuaian penerapan good corporation govarnance dengan
pedoman yang telah keluarkan oleh KNKG dalam laporan tahunannya. Hal ini berarti setiap
perusahaan telah menerapkan prinsip good corporate governance.
Berdasarkan pengertian diatas corporate govarnance didefinisikan sebagai suatu sistem
pengendalian internal perusahaan yang memiliki tujuan utama mengelola risiko yang
signifikan guna memenuhi tujuan bisnisnya melalui pengamanan aset perusahaan dan
meningkatkan investasi pemegang saham dalam jangka panjang.
2. Prinsip-prinsip Good Corporate Govarnance
Organization for Economic Corporation aand Development (OECD) menawarkan prinsip-
prinsip yang menjadikan indikator utama dari good corporate governace. Prinsip-prinsip
tersebut antara lain:
a. Fairness (Keadilan)
Prinsip keadilan merupakan kesetaraan yang harus menjamin adanya perlakuan adil di
dalam memenuhi hak dan kewajiannya terhadap stakholder yang timbul erasarkan
perjanjian dan peraturan undang-undangan yang berlaku.
b. Transparency/ Disclosure (Transparansi)
Keputusan Menteri Negara BUMN tahun 2002 mengartikan transpparansi merupakan
keterbukaan dalam melaksanakan proses pengamilan keputusan dan keterbukaan dalam
mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan. Sehingga para
pemegang saham haruslah diberi kesempatan untuk berperan dalam pengambilan
keputusan atas perubahan prubahan mendasar dalam perusahaan.
c. Accountability (Akuntabilitas)
Yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem dan pertanggungjawaban dalam perusahaan,
sehingga pengelolaan perusahaan dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Manjemen
harus membuat job Deskription yang jelas kepada semua karyawan dan menegaskan
fungsi-fungsi dasar setiap bagian.
d. Responsiility (Responsibilitas)
Prinsip tanggung jawab ini menekankan pada adanya sistem yang jelas untuk mengatur
mekanisme pertanggungjawaban perusahaan kepada shareholder dan stakeholder.
Keempat prinsip tersebut penting karena penerapan prinsip good governance secara konsisten
terbukti dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan dan juga dapat menjadikan penghambat
aktivitas rekayasa kinerja yang mengakibatkan keuangan tidak menggambarkan nilai
fundamental perusahaan.
3. Tujuan Good Corporate Governance
Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), Good Corporate Governance
mempunyai enam macam tujuan utama yaitu sebagai berikut:
a. Mendorong tercapainya kesinambungan perusahaan melalui pengelolaan yang berdasarkan
asas transparansi, akuntailitas, responsibilitas serta kewajaran dan kesetaraan
b. Mendorong pemberdayaan fungsi dan kemandirian masing-masing organ perusahaan yaitu
dewan komisaris, direksi dan rapat umum pemegang saham (RUPS)
c. Mendorong pemegang saham, anggota dewan komisaris dan anggota direksi agar dapat
membuat keputusan dan menjalankan tindaknnya dilandasi oleh nilai moral yang tinggi
dan kepatuhan terhadap peraturan peraturan perundangan-undangan.
d. Mendorong timbulnya kesadaran dan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap
masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama sekitar perusahaan
B. Maqashid Syariah
Maqashid syariah menurut Al Syatibi dalam (Ghifari, 2015) secara bahasa terdiri dari dua
kata yaitu maqashid dan al-syariah. Maqashid berarti kesengajaan atau tujuan sedangkan al-
syariah berarti jalan menuju sumber air, dapat pula dikatakan sebagai jalan ke arah sumber
pokok kehidupan. Adapun secara terminologi maqashid syariah menurut Abdul Wahab Khallaf
“maqashid syariah adalah tujuan umum ketika Allah menetapkan hukum-hukum-Nya adalah
untuk mewujudkan kemaslahatan manusia dengan terpenuhinya kebutuhan dharuriyah, hajiyah
dan tahsiniyah” (Riyadi, 2014). Dengan demikian dapat dipahami bahwa tujuan maqashid
syariah adalah untuk menciptakan kesejahteraan dan kemaslahatan bagi seluruh umat baik di
dunia maupun di akhirat. Agar tujuan syariah (maqashidus syariah) dapat tercapai maka
manusia harus mentaati dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Pencapaian tujuan
syariah tersebut diantaranya adalah memelihara agama
PEMBAHASAN

A. Laporan Pelaksanaan GCG BUS PT Bank Bukopin Syariah


1. Kesimpulan Umum hasil Self Assesment atas pelaksanaan GCG PT Bank Syariah
Bukopin

Sebagai upaya membangun Bank Syariah Bukopin menjadi industry perbankan syariah yang
sehat dan tangguh, seluruh jajaran organisasi mulai dari Dewan Komisaris, Direksi, DPS, dan
sampai keseluruh karyawan berkomitmen melaksanakan Good Corporate Governance (GCG).
Pelaksanaan GCG merupakan salah satu upaya untuk melindungi kepentingan stakeholders Bank
Syariah Bukopin dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan internal bank dan perundang-
undangan yang berlaku serta nilai-nilai etika yang telah ditetapkan oleh bank maupun yang
berlaku secara umum. Pelaksanaan GCG pada Bank Syariah Bukopin berlandaskan pada lima
prinsip dasar: transparansi (transparency); akuntabilitas (accountability); pertanggungjawaban
(responsibility); profesional (professional); kewajaran (fairness), serta memenuhi prinsip-prinsip
syariah.

Dalam rangka melaksanakan PBI No. 11/ 33 /PBI/2009 Tentang Pelaksanaan Good
Corporate Governance Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, maka Bank Syariah
Bukopin telah melaksanakan Self assessment GCG periode tahun 2017.

2. Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris Tahun 2017

Nama Jenis Nilai


per Modal
No.
lbr Jml Lbr Total Nilai Disetor %
Dewan Komisaris Saham saham Saham Saham saham

1 Tri Joko Prihanto - - - - - -


Hajriyanto Y.
2 Thohari Seri A 10,000 3,667,000 36,670,000,000 X 0.021%

3 Eddy Cahyono - - - - - -

4 Suyatno* - - - - - -
*Dalam Proses Pengujian Uji Kemampuan dan Kepatutan
3. Kepemilikan Saham Anggota Direksi

Nama Jenis Nilai per


Modal
No. lbr Jml Lbr Total Nilai %
Disetor
Anggota Direksi Saham saham Saham Saham saham

1 Saidi Mulia Lubis - - - - - -

2 Ruddy Susatyo - - - - -

3 Aris Wahyudi - - - - - -

4 Adil Syahputra - - - - - -

4. Hubungan Keuangan Anggota Dewan Komisaris dengan Pemegang Saham Pengendali,


Anggota Dewan Komisaris lain dan/atau anggota Direksi Bank Syariah Bukopin.

Nama Hubungan Keuangan


No. Pemegang shm Dewan Direksi
Dewan Komisaris pengendali Komisaris Lainnya
1 Tri Joko Prihanto x x x
2 Hajriyanto Y. Thohari x x x
3 Eddy Cahyono x x x
4 Suyatno* x x x
*Dalam Proses PengujianUji Kemampuan dan Kepatutan

5. Hubungan Keuangan Anggota Direksi dengan Pemegang Saham Pengendali, Anggota


Dewan Komisaris lain dan/atau anggota Direksi Bank Syariah Bukopin.

Nama Hubungan Keuangan


No. Pemegang shm Dewan Direksi
Anggota Direksi pengendali Komisaris Lainnya
1 Saidi Mulia Lubis - - -
2 Ruddy Susatyo - - -
3 Aris Wahyudi - - -
4 Adil Syahputra - - -
6. Hubungan Keluarga Anggota Dewan Komisaris dengan Pemegang Saham Pengendali,
Anggota Dewan Komisaris lain dan/atau anggota Direksi Bank Syariah Bukopin

Nama Hubungan Keluarga


No. Pemegang shm Dewan Direksi
Anggota Direksi pengendali Komisaris Lainnya

1 Tri Joko Prihanto - - -

2 Hajriyanto Y. Thohari - - -

3 Eddy Cahyono - - -

4 Suyatno* - - -

7. Hubungan Keluarga Anggota Direksi dengan Pemegang Saham Pengendali, Anggota


Dewan Komisaris lain dan/atau anggota Direksi Bank Syariah Bukopin

Nama Hubungan Keluarga


No. Pemegang shm Dewan Direksi
Anggota Direksi pengendali Komisaris Lainnya

1 Saidi Mulia Lubis - - -

2 Ruddy Susatyo - - -

3 Aris Wahyudi - - -

4 Adil Syahputra - - -

8. Rangkap Jabatan anggota Dewan Komisaris pada Perusahaan atau Lembaga Lain

Nama RangkapJabatan
No.
DewanKomisaris Perusahaan Lembaga Lain
X
1 Tri Joko Prihanto -
Hajriyanto Y. X Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah
2 Thohari
3 Eddy Cahyono x x
x
Bendahara Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah
4 Suyatno x Rektor UHAMKA
9. Rangkap Jabatan sebagai anggota Dewan Pengawas Syariah pada Lembaga
Keuangan Syariah Lainnya
No Nama Posisi RangkapJabatan
1 Prof. Dr. H YunaharIlyas, Lc, MA Ketua Wana Artha Life Syariah
BNP Paribas
2 H. Ikhwan Abidin Basri, MA, M.Sc Anggota BTPN Syariah
Bahana Artha Ventura
Redana Finance

10. Struktur Komite, Keanggotaan Komite &Keahlian Anggota Komite


a. Komite Audit
Nama/ Jabatan Persetujuan
1. Hajriyanto Y. Thohari (Ketua) Skep Direksi
2. Syofiadi (Anggota) No. 102/SKEP-DIR/KP-JKT/V/2017
3. Dadang Edi Djumana (Anggota Tgl. 15 Mei 2017
Hasil Keputusan Rapat Dewan Komisaris
Tgl 15 Mei 2017

b. Komite Remunerasi dan Nominasi


Nama/ Jabatan Persetujuan
1. Hajriyanto Y. Thohari (Ketua) Skep Direksi
2. BambangSetiaji (Anggota) No. 178/SKEP-DIR/KP-JKT/XI/2012
3. Rismarini (Anggota Tgl. 23 November 2012
Hasil Keputusan Rapat Dewan Komisaris
Tgl 12 November 2012
c. Komite Pemantauan Resiko
Nama/ Jabatan Persetujuan
1. Hajriyanto Y. Thohari (Ketua)
Skep Direksi
2. Eddy Cahyono (Anggota) No. 253/SKEP-DIR/KP-JKT/XII/2015
3. Furkon Firdaus (Anggota) Tgl. 10 Desember 2015
Hasil Keputusan Rapat Dewan Komisaris
Tgl 22 September 2015
11. Daftar Konsultan, Penasihat Atau Yang Dipersamakan Dengan Itu Yang
Digunakan Bank Syariah Bukopin

Ruang Lingkup
Tujuan Penggunaan
No Nama Konsultan Kinerja
Konsultan
Konsultan
Menangani Permasalahan
1 Kantor Advokad/ Pengacara Purwoko Hukum Perdata
JS Soematri Gedung Manggala
Wanabakti Pidana
Blok IV Lt. 5 Wing A Ruang 502 Pailit
Jl. Jen Gatot Subroto Senayan Basyarnas
Jakarta Barat

12. Kebijakan Remunerasi Dan Fasilitas Lainnya Bagi Dewan Komisaris, Direksi, Dan
Dewan Pengawas Syariah Periode Tahun 2017
Jumlah Yang Diterima Dala Tahun
Dewan Komisaris Direksi Dps
Jumlah Remunerasi Dan Jutaan Jutaan
Fasilitas Lainnya Orang Jutaan Rp Orang Rp Orang Rp

1. Remunerasi 4 2.036 4 7.541 2 212


2. Fasilitas Lainnya *)

a. Yang dapat dimiliki 4 74 4 1.044 2 -

b. Yang tidak dapat dimiliki 4 4 2.341 2 -

Total 12 2.110 12 10.926 6 212


*) dinilai dalam ekuivalen rp

Jumlah Anggota Dewan Komisaris, Direksi, dan DPS yang mendapat remunerasi dalam tahun
2017 di kelompokkan dalam kisaran tingkat Penghasilan Tabel berikut:
Jumlah Remunerasi *) Jumlah Dewan
Jumlah Direksi Jumlah DPS
Dan Fasilitas Lainnya Komisaris

1. Diatas Rp 2M - 1 -

2. Diatas Rp 1 M s/d Rp 2 M - 3 -

3. Diatas Rp 500jt s/d. Rp 1 M 4 - -

4. Rp 500jt kebawah - - 2
*) yang diterima dalam bentuk keuangan (non-natura)

13. Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah Tahun 2017


No. Jenis Rasio Besarnya rasio
1 Rasio gaji pegawai yang tertinggi dan gterendah 16,1 : 1
2 Rasio gaji komisaris yang tertinggi dan gterendah 1,3 : 1
3 Rasio Direksi yang tertinggi dan gterendah 2,0 :1
14. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris
Frekuensi/ Jumlah
Rapat yang Tingkat
Tahun diselenggarakan kehadiran
2017 23 Kali 90%
15. Frekuensi Rapat Dewan Pengawas Syariah
Frekuensi/ Jumlah
Rapat yang Tingkat
Tahun diselenggarakan kehadiran
2017 14 kali 100%
16. Internal Fraud, Permasalahan Hukum dan Upaya Penyelesaian Oleh Bank
JUMLAH KASUS YANG DILAKUKAN OLEH
Dewan komisaris/
Internal Fraud Direksi Pegawai Tetap Pegawai Tidak Tetap
Th Th Th Th Th Th
Sebelumnya Berjalan Sebelumnya Berjalan Sebelumnya Berjalan

Total Fraud Nihil Nihil Nihil 1 Nihil Nihil

Telah diselesaikan - Nihil - 1 0 Nihil


Dalam Proses Penyelesaian di
internal Bank Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
Belum diupayakan
penyelesaiannya Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
Telah Ditindak lanjuti melalui
proses hukum Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
17. Permasalahan Hukum Periode Tahun 2017
Jumlah
Permasalahan hukum
Perdata Pidana
a Telah Selesai

(telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap) 2 -

b Masih dalam proses penyelesaian 5 -

Total 7 -
Tahun pelaporan Bulan Januari s/d Desember 2017
No Perdata Pidana
1 PT. Tanzita Mitra Perkasa -
2 Marwan Kusuma -
3 Mujiono Rahmat -
4 Sri Judianti -
5 PT. Slipi Raya Utama -
6 Dr. Ikhsan (PT. Haseda Remindo) -
7 PT. Hardy's Retailindo -
18. Transaksi yang mengandung Benturan kepentingan
Nama jabatan Nama
yang memiliki jabatan Nilai Keterangan
No jenis transaksi
benturan pengambil transaksi *)
kepentingan keputusan (Jutaan Rp)

- - - - - -
19. Buy Back Share / Buy Back Obligasi
Bank Sayriah Bukopin belum pernah melakukan untuk Buy Back Share maupun Buy Back
Obligasi Sebelumnya.
20. Penyaluran dana untuk kegiatan Sosial
Untuk penyaluran dana sosial yang dilakukan oleh bank syariah bukopin periode tahun 2017
mencapai Rp 692,595,880
21. Pendapatan Non Halal dan Penggunaannya
Sumber Pendapatan Nilai Pendapatan Waktu
Penggunaan
No non halal Non Halal penggunaan
1 Jasa Giro 457.580.377 Dijadikan satu dengan
dana Qardhul Hassan

B. Pengukuran Kinerja Maqashid Syariah Bank Syariah Bukopin


Konsep Dimensi Elemen Rasio Kinerja Hasil
(Tujuan)
D1. E1. Bantuan 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛
Memajukan Pendidikan 𝑥100% 7.154.547.933 𝑥100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎
Pengetahuan 85.531.528.673
= 0,08%
E2. Penelitian 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛 0
𝑥100% 𝑥100% = 0
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 85.531.528.673
D2. E3. Pelatihan 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖ℎ𝑎𝑛
Mendidik Menerapkan 𝑥100% 3.880.118.681
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑥100%
Individu dan 85.531.528.673
meningkatkan =4,54%
keahlian baru

D3. E4. Publikasi 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑚𝑜𝑠𝑖


𝑥100%
Menciptakan 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 5.489.880.175 𝑥100%
kesadaran akan 85.531.528.673
Bank syariah
= 6,42%
Menegakkan D4. E5. Return yang 𝐾𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 104.113.720.748
Keadilan Pengembalian adil 𝑥100% 𝑥100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑡𝑎𝑠𝑖 1.567.219.660.118
yang adil = 0,066%
D5. Produk dan E6. Fungsi 𝑀𝑢𝑑ℎ𝑎𝑟𝑎𝑏𝑎ℎ 𝑀𝑢𝑠𝑦𝑟𝑎𝑘𝑎ℎ 2.670.308.358.661
pelayanan yang distribusi 𝑥100% 𝑥100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 4.532.635.000.000
terjangkau = 59%
D6. E7. Produk 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑠 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎
Menghilangkan bebas bunga 𝑥100% 268.156.805.933
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑥100%
unsur-unsur 531.827.052.883
negatif yang = 50,42%
dapat
menciptakan
ketidakadilan
D7. E8. Rasio Laba 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
Profotabilitas 𝑥100% 888.106.912
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑥100%
bank 7.166.257.141.367

=0,012%
D8. E9. Pendapatan 𝑍𝑎𝑘𝑎𝑡
Redsitribusi individu 𝑥100% 0
𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑥100%
pendapatan dan 7.166.257.141.367
kesejahteraan
=0
KESIMPULAN

Good Corporate Governance pada Perbankan syariah Dalam pelaksanaannya adalah


penting bagi perbankan untuk melakukan pentahapan yang cermat berdasarkan analisis atas
situasi dan kondisi bank, dan tingkat kesiapannya, sehingga penerapan GCG dapat berjalan
lancar dan mendapatkan dukungan dari seluruh unsur di dalam bank Pedoman GCG Perbankan
Indonesia menguraikan bahwa pengaturan dan implementasi GCG memerlukan komitmen dari
top management dan seluruh jajaran organisasi. Berdasarkan laporan pelaksanaan Good
Corporate Governance pada Bank Syariah Bukopin bahwa Tata Kelola pada perbankan disana
sudah dilaksanakan dengan baik dimana terdapat 4 orang untuk dewan komite, 4 orang direksi
dan juga terdapat dewan pengawas syariah yag masing-masing mempunyai tanggung jawab dan
tugasnya masing masing dimana sudah diungkapkan dalam Laporan Keuangan tahunan sehingga
baik shareholder maupun stakeholder dapat mengetahuinya dengan baik karena Tata kelola
perusahaan yang baik akan menentukan juga kinerja perusahaan yang baik pula.
Berdasarkan Laporan pelaksanaan Good corporate governance terkait dengan 21 item
yang ada telah dijabarkan semua terkait dengan kesimpulan hasil self assesment sampai dengan
penggunaan dana sosial hanya saja memang dala perbankan syariah bukopin belum pernah
melakukan buy back share maupun buy back obligasi bahkan berdasarkan kketetapan dari bank
indonesia, Bank syariah bukopin berada pada komposit baik berdasarkan self assesment.
Hasil perhitungan kinerja Bank Syariah Bukopin (BSB) dengan menggunakan
maqashid indeks sebagian besar telah beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip
syariahnya dengan baik dan telah sesuai dengan maqashid syariah, hanya saja ada beberapa
indeks rasio kinerja yang tidak bisa dianalisa karena dalam laporan tidak dimunculkan. Rasio
kinerja yang tidak dapat dianalisa diantaranya yaitu penelitian dan pendapatan individu.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.idx.co.id/
Chapra, U. (2000). Sistem Moneter Islam. Jakarta: Gema Insani
Afrinaldi. (2013). Analisis Kinerja Perbankan Syariah indonesia ditinjau dari Maqashid
Syariah: Pendekatan Sharia Maqashid Index (SMI) dan Profitabilitas

Anda mungkin juga menyukai