1
Ruang Lingkup
2
Konsep Materialitas
3
Materialitas
4
Kebijakan Akuntansi
Definisi:
Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar,
konvensi, peraturan dan praktik tertentu yang
diterapkan entitas dalam penyusunan dan
penyajian laporan keuangan.
➢ Akan mempengaruhi pengakuan,
pengukuran dan penyajian atas
elemen seperti aset, liabilitas, ekuitas,
pendapatan dan beban, pada laporan
keuangan.
5
Kebijakan Akuntansi
6
Penetapan Kebijakan Akuntansi
7
Pertimbangan dalam Penerapan
8
Konsistensi penerapan kebijakan
9
Perubahan Kebijakan Akuntansi
10
Bukan Kebijakan Akuntansi
11
Penerapan Perubahan
Kebijakan
12
Pendekatan Pelaporan Perubahan
Kebijakan Akuntansi (Kieso et al.)
1. Entitas melaporkan dampak kumulatif atas perubahan kebijakan pada
laporan keuangan tahun berjalan. Entitas tidak melakukan perubahan
pada laporan keuangan tahun sebelumnya.
2. Entitas melakukan perubahan secara retrospektif. Entitas melakukan
penyesuaian laporan keuangan tahun sebelumnya dan menunjukkan
dampak kumulatif sebagai penyesuaian pada laba ditahan awal tahun
berjalan.
3. Entitas melakukan perubahan secara prospektif (di masa depan). Entitas
tidak melakukan penyesuaian pada neraca awal untuk merefleksikan
perubahan kebijakan.
13
Penerapan Retrospektif
14
Keterbatasan
Penerapan Retrospektif
15
Ilustrasi Perubahan Metode Persediaan
(Variasi Ilustrasi Kieso et al., 2011)
16
Ilustrasi Perubahan Metode Persediaan
17
Ilustrasi Perubahan Metode Persediaan
18
Ilustrasi Perubahan Metode Persediaan
Laporan Laba Rugi
2011 2012 2013
Penjualan 700jt 650jt 650jt
COGS (rata-rata tertimbang) 150jt 225jt 230jt
Beban operasi 350jt 350jt 300jt
Laba bersih 200jt 75jt 120jt
19
Ilustrasi Perubahan Metode Persediaan
Laporan Laba Ditahan
2011 2012 2013
Laba ditahan (awal) 0 200jt 275jt
Laba bersih (rata-rata tertimbang) 200jt 75jt 120jt
Laba ditahan (akhir) 200jt 275jt 395jt
20
Ilustrasi Perubahan Metode Persediaan
Laporan Posisi Keuangan
2011 2012 2013
Persediaan (rata-rata tertimbang) 50jt 75jt 95jt
Kas 350jt 400jt 500jt
Total Aset 400jt 475jt 595jt
Modal Saham 200jt 200jt 200jt
Laba ditahan 200jt 275jt 395jt
Total Ekuitas 400jt 475jt 595jt
22
Ilustrasi Perubahan Metode Persediaan
Laba Bersih
Tahun Perbedaan Laba
Average cost FIFO
2011 200jt 205jt 5jt
2012 75jt 80jt 5jt
Total kumulatif awal 2013 275jt 285jt 10jt
Total 2013 120jt 125jt 5jt
Jurnal untuk mencatat perubahan ke metode FIFO awal tahun 2013 adalah
Persediaan 10 juta
Laba ditahan 10 juta
23
Ketika Retrospektif Tidak Praktis
26
Estimasi Akuntansi
√ Banyak hal yang mempengaruhi elemen LK yang tidak dapat diukur secara
akurat namun hanya dapat diestimasi karena ketidakpastian yang melekat
pada aktivitas bisnis.
29
Pengungkapan Perubahan Estimasi
30
Kesalahan
31
Kesalahan Periode Lalu
32
Koreksi Kesalahan
Periode Lalu
b) Jika kesalahan terjadi sebelum periode lalu sajian paling awal, maka
menyajikan kembali saldo awal aset, laibilitas, dan ekuitas untuk
periode lalu sajian paling awal
33
Keterbatasan Penyajian Retrospektif
34
Pengungkapan Koreksi
Kesalahan
35
Tidak Praktis
❑ Penerapan suatu pengaturan adalah tidak praktis ketika entitas
tidak dapat menerapkannya setelah seluruh usaha rasional
dilakukan.
❑ Untuk suatu periode lalu tertentu, adalah tidak praktis untuk
menerapkan suatu perubahan kebijakan akuntansi secara
retrospektif atau menyajikan kembali secara retrospektif untuk
mengoreksi kesalahan, jika:
√ dampak penerapan retrospektif atau penyajian-kembali
retrospektif tidak dapat ditentukan;
√ penerapan retrospektif atau penyajian-kembali retrospektif
memerlukan asumsi mengenai maksud manajemen yang ada
pada periode lalu tersebut; atau
√ penerapan retrospektif atau penyajian-kembali retrospektif
memerlukan estimasi signifikan atas jumlah dan tidak mungkin
untuk membedakan secara obyektif informasi mengenai estimasi
yang:
❖ menyediakan bukti atas keadaan yang ada pada tanggal di mana jumlah
tersebut diakui, diukur atau diungkapkan; dan
❖ akan tersedia ketika laporan keuangan periode lalu disahkan untuk diterbitkan
dari informasi lain.
36
Perubahan Estimasi Akuntansi
Contoh
(dalam ribuan)
Biaya Perolehan 510,000
Nilai sisa - 10,000
Dasar Amortisasi 500,000
Masa manfaat (awal) 20 tahun
Amortsasi tahunan 25,000 x 2 tahun = 50,000
37
Perubahan Estimasi Akuntansi Contoh
38
Contoh 1
❑ Tahun 20X1, PT. Beta salah mencatat saldo akhir
persediaan, yaitu Rp 6.500 lebih besar dari jumlah
sebenarnya, sehingga menyebabkan saldo awal
20X2 overvalued sebesar Rp 6.500
❑ PT. Beta tahun 20x2 memiliki penjualan Rp
104.000, HPP 86.500 pajak penghasilan Rp 5.250
❑ PT. Beta tahun 20x1 memiliki penjulan Rp 73.500,
HPP 53.500 pajak penghasilan Rp 6.000.
❑ Saldo laba awal 20X1 sebesar Rp 20.000 dan
saldo laba akhir Rp 34.000
❑ Tarif pajak 30%
❑ Modal saham Rp 5.000 dan tidak memiliki
komponen ekuitas lain kecuali saldo laba. Saham
tidak diperdagangkan di publik.
39
Contoh 1
Laporan 20 × 1
20 × 1
Penjualan 73.500
Beban Pokok Penjualan (53.500)
Laba sebelum pajak penghasilan 20.000
Pajak Penghasilan (6.000)
Laba 14.000
Disajikan Kembali
Laporan 20 × 2
20 × 2 20 × 1
Penjualan 104.000 73.500
Beban Pokok Penjualan (80.000) (60.000)
Laba sebelum pajak penghasilan 24.000 13.500
Pajak Penghasilan (7.200) (4.050)
Laba 16.800 9.450
40
Contoh 1
41
Contoh 1
❑ Beberapa produk yang telah terjual pada 20x1 tercatat salah sebesar
Rp6.500 per 31 Desember 20X1. Laporan keuangan 20X1 disajikan-kembali
untuk membetulkan kesalahan ini. Dampak dari penyajian-kembali laporan
keuangan tersebut diringkaskan berikut ini. Tidak ada dampak pada 20X2.
Dampak 20 × 1
(Peningkatan) dalam harga pokok penjualan (6.500)
Penurunan beban pajak penghasilan 1.950
(Penurunan) dalam laba (4.550)
42
Catatan atas Laporan Keuangan
❑ 20X2, PT. Delta mengubah kebijakan akuntansi penyusutan aset tetap, sehingga
menerapkan lebih banyak pendekatan komponen secara penuh, pada saat yang
sama menerapkan model revaluasi.
❑ Pada tahun sebelum 20X2, catatan PT. Delta tidak cukup detail untuk menerapkan
pendekatan komponen secara penuh. Pada akhir 20X1, manajemen membuat survei
teknis, untuk memperoleh informasi komponen yang dimiliki dan nilai wajar, umur
manfaat, nilai residu estimasian, dan jumlah yang dapat disusutkan pada awal 20X2.
❑ Namun, survei tersebut tidak menyediakan dasar yang cukup untuk mengestimasi
secara andal biaya untuk komponen yang sebelumnya tidak dicatat secara terpisah,
dan catatan yang ada sebelum survei tidak mengizinkan informasi ini direkonstruksi.
❑ Manajemen menyimpulkan menerapkan kebijakan baru secara retrospektif mulai
20X2.
Contoh 2
43
Contoh 2
Informasi Tambahan: Tarif pajak 30%
Rp
Aset tetap pada 20X1
Biaya perolehan awal 25.000
Penyusutan (14.000)
Nilai buku neto 11.000
Beban penyusutan prospektif untuk tahun 20X2 (dasar lama) 1.500
Beberapa hasil survei teknis
Penilaian 17.000
Nilai residu estimasian 3.000
Sisa umur aset rata-rata (tahun) 7
Beban penyusutan untuk aset tetap yang ada untuk 20X2 2.000
44
Contoh 2
Informasi Tambahan
❑ Mulai dari 20x2, PT Delta mengubah kebijakan akuntansi Penyusutan aset tetap,
menerapkan pendekatan komponen dan model revaluasi.
❑ Manajemen berpendapat kebijakan ini menyediakan informasi yang andal dan
lebih relevan karena lebih akurat dan didasarkan atas nilai kini.
❑ Kebijakan ini diterapkan secara prospektif mulai dari 20X2 karena tidak praktis
untuk mengestimasi dampak penerapan kebijakan baik secara retrospektif, atau
secara prospektif dari tanggal yang lebih awal.
❑ Oleh karena itu, penerapan kebijakan baru tidak mempunyai dampak atas
periode sebelumnya.
❑ Dampak tahun berjalan adalah meningkatkan jumlah tercatat aset tetap pada
awal tahun sebesar Rp6.000; meningkatkan penyisihan pajak tangguhan awal
sebesar Rp1.800; menghasilkan surplus revaluasi pada awal tahun sebesar
Rp4.200; meningkatkan beban penyusutan sebesar Rp500; dan mengurangi
beban pajak sebesar Rp150.
45
Analisis Kesalahan
(Kieso et al., 2011)
◼ Tiga analisis kesalahan:
1. Jenis kesalahan yang terlibat
2. Jurnal yang diperlukan untuk membetulkan kesalahan
3. Cara penyajian ulang laporan keuangan setelah
kesalahan ditemukan
◼ Kesalahan diperlakukan sebagai penyesuaian periode
sebelumnya dan dilaporkan pada pertiode berjalan
sebagai penyesuaian terhadap neraca awal saldo laba.
46
Kesalahan Laporan Posisi Keuangan
47
Analisis Kesalahan
48
Kesalahan Yang Mempengaruhi Laporan
Posisi Keuangan Dan Laporan Laba Rugi
49
Conterbalancing Errors
50
Contoh Umum Counterbalancing Errors
1. Tidak mencatat beban akrual
Tanggal 31 Desember 2012, PT A tidak mencatat beban gaji akrual sebesar Rp 50 juta.
1. PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai berikut:
Laba ditahan 50 juta
Beban gaji 50 juta
2. PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka tidak perlu jurnal.
2. Tidak mencatat beban dibayar di muka
Tanggal 1 Januari 2012, PT A tidak membeli polis asuransi sebesar Rp 50 juta dengan kas
dan tidak membuat jurnal penyesuaian hingga akhir tahun.
1. PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai berikut:
Beban asuransi 50 juta
Laba ditahan 50 juta
2. PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka tidak perlu jurnal.
51
Contoh Umum Counterbalancing Errors
3. Pendapatan dibayar di muka
Tanggal 31 Desember 2012, PT A mengakui pendapatan dibayar di muka sebesar 50 juta
(kas) untuk sewa ruang kantor selama tahun 2013 dan tidak membuat jurnal penyesuaian.
1. PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai berikut:
Laba ditahan 50 juta
Pendapatan sewa 50 juta
2. PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka tidak perlu jurnal.
4. Pendapatan akrual
Tanggal 31 Desember 2012, PT A mengakui pendapatan akrual atas bunga sebesar Rp 50
juta yang seharusnya diakui tahun 2013.
1. PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai berikut:
Laba ditahan 50 juta
Pendapatan bunga 50 juta
2. PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka tidak perlu jurnal.
52
Contoh Umum Counterbalancing Errors
5. Pembelian persediaan
Tanggal 31 Desember 2012, PT A mencatat pembelian persediaan sebesar Rp 50 juta yang
seharusnya diakui tahun 2013. Persediaan fisik tahun 2012 tercatat dengan benar, dan
perusahaan menggunakan metode persediaan periodik.
1. PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai berikut:
Pembelian 50 juta
Laba ditahan 50 juta
2. PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka tidak perlu jurnal.
53
Contoh Umum Non-Counterbalancing Errors
Depresiasi aset
Tanggal 1 Januari 2012, PT A membeli mesin seharga 50 juta yang diperkirakan memiliki
manfaat 5 tahun tanpa nilai sisa. Akuntan salah melakukan penjurnalan dengan
membebankan biaya perolehan mesin pada tahun 2012 dan kesalahan tersebut baru
diketahui tahun 2013. PT A menggunakan metode depresiasi garis lurus untuk semua aset.
1. PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai berikut:
Mesin 50 juta
Beban depresiasi – mesin 10 juta (50jt / 5 tahun)
Laba ditahan 40 juta (50jt – 10jt)
Akumulasi depresiasi – mesin 20 juta (2 x 10jt)
2. PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai berikut.
Mesin 50 juta
Laba ditahan 30 juta (50jt – 2 x 10jt)
Akumulasi depresiasi 20 juta
54