Anda di halaman 1dari 46

INTERMEDIATE ACCOUNTING

PERTEMUAN 12
(SETELAH UTS)

Present By :
Charlie, SE., M.Ak
BUKU WAJIB
 Donald E. Kieso, Jerry J. Eeygandt, Terry D. Warfield, Intermediate
Accounting, IFRS Edition.2011. (KW)
 Ikatan Akuntan Indonesia “Standar Akuntansi Keuangan”, Salemba
Empat, Jakarta. Juni 2012 (PSAK)
 Buku Lain : Akuntansi Keuangan Menengah Dwi Martani, dkk
(Penerbit Salembe Empat)
PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI,
ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN
Latar Belakang

 Tujuan
 Menentukan kriteria dalam pemilihan dan perubahan kebijakan
akuntansi.
 Perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas:
 Perubahan kebijakan
 Perubahan estimasi
 Koreksi kesalahan
 Meningkatkan relevansi, keandalan, dan daya banding
laporan keungan.
 Pengungkapan kebijakan kecuali untuk perubahan
kebijakan akuntansi diatur dalam PSAK 1.
Ruang Lingkup

Penerapan PSAK 25:


1. Pemilihan dan Penerapan Kebijakan Akuntansi
2. Akuntansi untuk
a. Perubahan kebijakan akuntansi,
b. Perubahan estimasi akuntansi, dan
c. Koreksi kesalahan periode lalu.

Dampak pajak akibat koreksi kesalahan dan


penyesuaian retrospektif perubahan kebijakan
akuntansi diperlakukan dan diungkapkan sesuai
dengan PSAK 46: Akuntansi Pajak Penghasilan.
KONSEP MATERIALITAS

Kelalaian untuk mencantumkan atau


kesalahan adalah material jika, baik
secara sendiri maupun bersama, dapat
memengaruhi keputusan ekonomi
pengguna laporan keuangan.

Materialitas bergantung pada ukuran dan


sifat dalam mencatat tersebut dengan
memperhatikan kondisi terkait.

Ukuran atau sifat pos laporan keuangan,


atau gabungan dari keduanya, dapat
menjadi faktor penentu.
Materialitas

Penilaian apakah kelalaian-


pencantuman atau kesalahan-
pencatatan dapat memengaruhi
keputusan ekonomi pemakai, dan
menjadi material, memerlukan
pertimbangan karakteristik
pemakai tersebut.

Penilaian tersebut
mempertimbangkan bagaimana
pemakai diperkirakan
terpengaruh secara rasional
dalam pengambilan keputusan
ekonomi.
KEBIJAKAN AKUNTANSI

Definisi:
Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar,
konvensi, peraturan dan praktik tertentu
yang diterapkan entitas dalam penyusunan
dan penyajian laporan keuangan.
 Akan mempengaruhi pengakuan, pengukuran
dan penyajian atas elemen seperti aset, liabilitas,
ekuitas, pendapatan dan beban, pada laporan
keuangan.
KEBIJAKAN
AKUNTANSI

Kebijakan akuntansi yang dipilih oleh entitas harus dapat menjelaskan

Pengakuan  Kapan dan kondisi seperti apa diakui

Pengukuran  Berapa banyak yang diakui

Penyajian  Bagaimana disajikannya di Laporan


Keuangan
Penetapan Kebijakan Akuntansi

Ketika suatu SAK secara spesifik


PSAK berlaku  kebijakan akuntansi untuk
SPESIFIK pos tersebut menggunakan PSAK
tersebut.

Tidak ada SAK yang secara spesifik


 manajemen menggunakan
pertimbangannya dalam
mengembangkan dan menerapkan
TIDAK ADA suatu kebijakan akuntansi yang
PSAK SPESIFIKmenghasilkan informasi yang
relevan & andal (menyajikan jujur,
mencerminkan subtansi
ekonomi,netral, pertimbangan sehat
dan lengkap).
Pertimbangan dalam Penerapan

Sumber acuan manajemen dalam membuat


pertimbangan dalam penerapan kebijakan (urutan):
• Persyaratan dan panduan dalam PSAK yang berhubungan
dengan masalah serupa dan terkait
• Definisi, kriteria pengakuan, konsep pengukuran untuk aset,
liabilitas, penghasilan dan beban dalam Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan

Manajemen juga menggunakan:


• standar akuntansi terkini yang dikeluarkan badan penyusun
standar lain yang mengacu pada KDPPLK yang sama
• Literatur akuntansi
• Praktik akuntansi industri yang berlaku
• Sepanjang tidak bertentangan pada acuan utama
Konsistensi penerapan kebijakan

 Entitas memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi secara


konsisten untuk transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang
serupa,
– kecuali PSAK secara spesifik mengatur atau mengizinkan
pengelompokan pos-pos dengan kebijakan akuntansi
berbeda adalah hal tepat.

 Jika PSAK mengatur atau mengizinkan pengelompokkan


tersebut,
– Maka kebijakan akuntansi yang tepat dipilih dan diterapkan
secara konsisten untuk setiap kelompok.
Perubahan Kebijakan Akuntansi

 Entitas mengubah suatu kebijakan akuntansi hanya jika


perubahan tersebut:
 Dipersyaratkan oleh suatu PSAK; atau
 Menghasilkan laporan keuangan yang memberikan informasi
yang andal dan lebih relevan tentang dampak transaksi, peristiwa
atau kondisi lainnya terhadap posisi keuangan, kinerja keuangan
atau arus kas entitas.
 Pengguna perlu membandingkan laporan keuangan dari
satu periode ke periode sehingga penerapan kebijakan
yang konsisten diperlukan
Bukan Kebijakan Akuntansi

 Bukan merupakan perubahan kebijakan akuntansi:


1. penerapan suatu kebijakan akuntansi untuk transaksi, peristiwa
atau kondisi lainnya yang berbeda secara substansi daripada yang
terjadi sebelumnya; dan
2. penerapan suatu kebijakan akuntansi baru untuk transaksi,
peristiwa atau kondisi lainnya yang tidak pernah terjadi
sebelumnya atau tidak material.

 Penerapan awal penilaian aset sesuai PSAK 16: Aset


Tetap atau PSAK 19: Aset Tidak Berwujud adalah suatu
perubahan dalam kebijakan akuntansi yang berhubungan
dengan suatu revaluasi sesuai dengan PSAK 16 atau
PSAK 19, bukan sesuai dengan Pernyataan ini.
Penerapan Perubahan
Kebijakan

Penerapan Perubahan Kebijakan Akuntansi bergantung kepada:


1. Entitas mencatat perubahan kebijakan akuntansi akibat dari penerapan
awal suatu PSAK sebagaimana yang diatur dalam ketentuan transisi
dalam PSAK tersebut, jika ada;
2. Jika tidak ada ketentuan transisi atau perubahan kebijakan dilakukan
secara sukarela maka entitas menerapkan perubahan tersebut secara
retrospektif.

 Penerapan retrospektif suatu perubahan kebijkan akuntansi baru adalah


koreksi pengakuan, pengukuran, transaksi, peristiwa dan kondisi lain
seolah-olah kebijakan tersebut telah diterapkan.
 Penyajian kembali retrospektif adalah koreksi pengakuan, pengukuran,
dan pengungkapan jumlah unsur-unsur laporan keuangan seolah-olah
kesalahan periode lalu tidak pernah terjadi.
PENDEKATAN PELAPORAN PERUBAHAN KEBIJAKAN
AKUNTANSI (KIESO ET AL.)

1. Entitas melaporkan dampak kumulatif atas perubahan kebijakan pada laporan


keuangan tahun berjalan. Entitas tidak melakukan perubahan pada laporan
keuangan tahun sebelumnya.
2. Entitas melakukan perubahan secara retrospektif. Entitas melakukan penyesuaian
laporan keuangan tahun sebelumnya dan menunjukkan dampak kumulatif sebagai
penyesuaian pada laba ditahan awal tahun berjalan.
3. Entitas melakukan perubahan secara prospektif (di masa depan). Entitas tidak
melakukan penyesuaian pada neraca awal untuk merefleksikan perubahan
kebijakan.

IASB cenderung pada penggunaan pendekatan retrospektif.


Penerapan Retrospektif

Ketika perubahan kebijakan akuntansi diterapkan


secara retrospektif, maka entitas menyesuaikan:

1 Saldo awal setiap komponen ekuitas yang terpengaruh


untuk periode sajian paling awal.

2 Jumlah komparatif lainnya diungkapkan untuk setiap


periode sajian seolah-olah kebijakan akuntansi baru
tersebut sudah diterapkan sebelumnya
!
Keterbatasan
Penerapan Retrospektif

… ketika penerapan retrospektif disyaratkan, maka


perubahan kebijakan akuntansi diterapkan secara
retrospektif, kecuali sepanjang tidak praktis
untuk menentukan dampak spesifik periode atau
dampak kumulatif periode tersebut …
ILUSTRASI PERUBAHAN METODE PERSEDIAAN
(VARIASI ILUSTRASI KIESO ET AL., 2011)

 Tanggal 1 Januari 2011, PT A menjual saham Rp 200 juta dan mulai beroperasi di
industri retail. Berikut data penjualan, pembelian persediaan, dan beban operasi
selama tahun 2011 – 2013 yang dilakukan dengan transaksi kas.

2011 2012 2013


Penjualan 700jt 650jt 650jt
Pembelian 200jt 200jt 250jt
Beban operasi 350jt 350jt 300jt
Arus kas dari operasi 150jt 50jt 100jt

 PT A menggunakan metode rata-rata tertimbang untuk biaya persediaan


sebelum 1 Januari 2013 dan menerapkan metode FIFO sejak tahun 2013.
ILUSTRASI PERUBAHAN METODE
PERSEDIAAN

 Berikut perbandingan jumlah persediaan selama tahun 2011-2013 dengan


menggunakan metode rata-rata tertimbang dan FIFO.

Average cost FIFO Perbedaan


1 Januari 2011 0 0 0
31 Desember 2011 50jt 55jt 5jt
31 Desember 2012 75jt 85jt 10jt
31 Desember 2013 95jt 110jt 15jt
ILUSTRASI PERUBAHAN METODE
PERSEDIAAN

 Berikut perbandingan COGS selama tahun 2011-2013 dengan


menggunakan metode rata-rata tertimbang dan FIFO.

Average cost FIFO Perbedaan


2011 150jt 145jt 5jt
2012 225jt 220jt 5jt
2013 230jt 225jt 5jt

 Informasi Laba Per Saham tidak disyaratkan dalam laporan laba-rugi.


 Dampak pajak diabaikan
ILUSTRASI PERUBAHAN METODE PERSEDIAAN
LAPORAN LABA RUGI

2011 2012 2013


Penjualan 700jt 650jt 650jt
COGS (rata-rata tertimbang) 150jt 225jt 230jt
Beban operasi 350jt 350jt 300jt
Laba bersih 200jt 75jt 120jt

2011 2012 2013


Penjualan 700jt 650jt 650jt
COGS (FIFO) 145jt 220jt 225jt
Beban operasi 350jt 350jt 300jt
Laba bersih 205jt 80jt 125jt
ILUSTRASI PERUBAHAN METODE PERSEDIAAN
LAPORAN LABA DITAHAN

2011 2012 2013


Laba ditahan (awal) 0 200jt 275jt
Laba bersih (rata-rata tertimbang) 200jt 75jt 120jt
Laba ditahan (akhir) 200jt 275jt 395jt

2011 2012 2013


Laba ditahan (awal) 0 205jt 285jt
Laba bersih (FIFO) 205jt 80jt 125jt
Laba ditahan (akhir) 205jt 285jt 410jt
ILUSTRASI PERUBAHAN METODE PERSEDIAAN
LAPORAN POSISI KEUANGAN
2011 2012 2013
Persediaan (rata-rata tertimbang) 50jt 75jt 95jt
Kas 350jt 400jt 500jt
Total Aset 400jt 475jt 595jt
Modal Saham 200jt 200jt 200jt
Laba ditahan 200jt 275jt 395jt
Total Ekuitas 400jt 475jt 595jt

2011 2012 2013


Persediaan (rata-rata tertimbang) 55jt 85jt 110jt
Kas 350jt 400jt 500jt
Total Aset 405jt 485jt 610jt
Modal Saham 200jt 200jt 200jt
Laba ditahan 205jt 285jt 410jt
Total Ekuitas 405jt 485jt 610jt
ILUSTRASI PERUBAHAN METODE PERSEDIAAN
LAPORAN ARUS KAS
2011 2012 2013
Arus kas dari aktivitas operasi
Penjualan 700jt 650jt 650jt
Pembelian 200jt 200jt 250jt
Beban operasi 350jt 350jt 300jt
Arus kas bersih dari aktivitas operasi 150jt 50jt 100jt
Arus kas dari aktivitas pembiayaan
Penerbitan saham biasa 200jt - -
Penambahan kas bersih 350jt 50jt 100jt
Kas awal tahun 0 350jt 400jt
Kas akhir tahun 350jt 400jt 500jt

• Karena dampak pajak diabaikan, maka perubahan dari metode rata-rata


tertimbang tidak mempengaruhi laporan arus kas perusahaan.
ILUSTRASI PERUBAHAN METODE
PERSEDIAAN

 Di dalam penerapan retrospektif, penggunaan metode FIFO mempengaruhi


nilai persediaan, COGS, laba bersih, dan laba ditahan.

Laba Bersih
Tahun Perbedaan Laba
Average cost FIFO
2011 200jt 205jt 5jt
2012 75jt 80jt 5jt
Total kumulatif awal 2013 275jt 285jt 10jt
Total 2013 120jt 125jt 5jt

Jurnal untuk mencatat perubahan ke metode FIFO awal tahun 2013 adalah
Persediaan 10 juta
Laba ditahan 10 juta
Estimasi Akuntansi

 Estimasi akuntansi merupakan estimasi entitas yang dapat


mempengaruhi elemen-elemen dalam LK.

√ Estimasi harus melibatkan pertimbangan entitas berdasarkan informasi


terkini yang tersedia dan dapat diandalkan.

√ Banyak hal yang mempengaruhi elemen LK yang tidak dapat diukur secara
akurat namun hanya dapat diestimasi karena ketidakpastian yang melekat
pada aktivitas bisnis.

√ Penggunaan estimasi yang reasonable adalah yang terpenting dalam


penyusunan LK tanpa menyesampingkan keandalannya.
Perubahan Estimasi
Akuntansi
 Estimasi melibatkan pertimbangan berdasarkan informasi terkini yang
tersedia dan andal.

“Jadi, estimasi mungkin perlu direvisi jika


terjadi perubahan keadaan yang menjadi
dasar estimasi atau akibat informasi baru
atau tambahan pengalaman …”

 Perubahan estimasi akuntansi adalah:


 Penyesuaian jumlah tercatat aset atau liabilitas, atau jumlah pemakaian
periodik aset, yang berasal dari penilaian status kini, dan ekspektasi
manfaat masa depan dan kewajiban yang terkait dengan, aset dan
liabilitas.
 Perubahan estimasi akuntansi dihasilkan dari informasi baru atau
perkembangan baru dan,
 Oleh karena itu, bukan dari koreksi kesalahan.
Perubahan Estimasi
Akuntansi

 Entitas harus mengakui efek dari perubahan estimasi


secara prospektif sebagai berikut:

1. Sepanjang perubahan estimasi akuntansi mengakibatkan perubahan aset


dan laibilitas, atau terkait dengan suatu item ekuitas, perubahan estimasi
akuntansi tersebut diakui dengan menyesuaikan jumlah tercatat item aset,
laibilitas, atau ekuitas yang terkait pada periode perubahan.
2. Dampak perubahan estimasi akuntansi, selain perubahan penerapan di
atas, diakui secara prospektif dalam laporan laba rugi pada:
a) Periode perubahan, jika dampak perubahan hanya pada periode itu; atau
b) Periode perubahan dan periode mendatang, jika perubahan berdampak pada
keduanya.
Pengungkapan Perubahan Estimasi

 Entitas mengungkapkan sifat dan jumlah


perubahan estimasi akuntansi yang:

 Berdampak pada periode berjalan, atau


 Diperkirakan akan berdampak pada periode
mendatang, kecuali pengungkapan dampak
pada periode mendatang tidak praktis untuk
mengestimasi dampak itu.

 Jika jumlah dampak pada periode mendatang adalah tidak diungkapkan


karena estimasinya tidak praktis, maka entitas mengungkapkan fakta
tersebut.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 30


Kesalahan
K
esala
peng han dapa
ak t
peng uan, pen timbul dal
un gu am
keua gkapan u kuran, pe
ngan nsur- n
. unsu yajian ata
r lapo u
ran

 Laporan keuangan tidak sesuai dengan


PSAK jika mengandung:

au
a t erial, at
m n
K e s alaha untuk
1. aj a
g diseng laporan
t e r i a l yan enyajian a ngan
m a p e u
. Ti dak a i suatu kinerja k
2 ap n,
menc keuanga ntu.
i te
posis us kas ter
ar
atau
Kesalahan Periode Lalu

 Kesalahan Periode Lalu


adalah kelalaian mencantumkan dan kesalahan dalam mencatat, dalam
laporan keuangan entitas untuk satu atau lebih periode lalu yang timbul dari
kegagalan untuk menggunakan, atau kesalahan penggunaan informasi
andal yang:
a) tersedia ketika penyelesaian laporan keuangan untuk periode
tersebut; dan
b) secara rasional diharapkan dapat diperoleh dan dipergunakan dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
 Kesalahan semacam itu termasuk
√ Dampak kesalahan perhitungan matematis,
√ Kesalahan penerapan kebijakan akuntansi,
√ Kekeliruan atau kesalahan interpretasi fakta,
√ Kecurangan.
Koreksi Kesalahan Periode
Lalu

Koreksi kesalahan material periode lalu:


Entitas mengoreksi kesalahan material periode lalu secara retrospektif
pada laporan keuangan lengkap pertama yang diterbitkan setelah
ditemukannya dengan:
a) Menyajikan kembali jumlah komparatif untuk periode lalu sajian
dimana kesalahan terjadi; atau

b) Jika kesalahan terjadi sebelum periode lalu sajian paling awal, maka
menyajikan kembali saldo awal aset, laibilitas, dan ekuitas untuk
periode lalu sajian paling awal
ANALISIS KESALAHAN
(KIESO ET AL., 2011)
Tiga analisis kesalahan:
1. Jenis kesalahan yang terlibat
2. Jurnal yang diperlukan untuk membetulkan
kesalahan
3. Cara penyajian ulang laporan keuangan setelah
kesalahan ditemukan
 Kesalahan diperlakukan sebagai penyesuaian
periode sebelumnya dan dilaporkan pada pertiode
berjalan sebagai penyesuaian terhadap neraca awal
saldo laba.
KESALAHAN LAPORAN POSISI
KEUANGAN
 Merupakan kesalahan yang hanya mempengaruhi
penyajian aset, liabilitas, dan ekuitas.
 Kesalahan di periode berjalan: reklasifikasi item ke posisi
seharusnya
 Kesalahan periode sebelumnya: menyajikan ulang laporan
posisi keuangan periode sebelumnya untuk tujuan
perbandingan.
ANALISIS KESALAHAN
 Kesalahan laporan posisi keuangan hanya mempengaruhi
penyajian aset, liabilitas, dan ekuitas.
 Kesalahan laporan laba rugi yang diakibatkan klasifikasi
pendapatan dan beban yang tidak sesuai tidak
mempengaruhi laporan posisi keuangan dan laba bersih.
KESALAHAN YANG MEMPENGARUHI LAPORAN
POSISI KEUANGAN DAN LAPORAN LABA RUGI

 Counterbalancing errors: kesalahan yang akan tertutupi


dengan sendirinya selama 2 periode.
 Non-counterbalancing errors: kesalahan yang tidak akan
tertutupi pada periode akuntansi selanjutnya
(memerlukan waktu lebih dari 2 periode untuk
memperbaiki diri sendiri).
CONTERBALANCING ERRORS
 Jika perusahaan telah melakukan tutup buku:
 Jika kesalahan sudah tertutupi, tidak perlu jurnal
 Jika kesalahan belum tertutupi, buat jurnal penyesuaian atas neraca
saldo laba ditahan.
 Jika perusahaan belum tutup buku:
 Jika kesalahan telah tertutupi, buat jurnal untuk membetulkan kesalahan
periode berjalan dan untuk menyesuaikan saldo awal laba ditahan
 Jika kesalahan belum tertutupi, buat jurnal untuk menyesuaikan saldo
awal laba ditahan
 Jika perusahaan menyajikan laporan perbandingan, maka kesalahan harus
disajikan ulang untuk tujuan perbandingan, termasuk jika jurnal perbaikan
tidak diperlukan.
CONTOH UMUM COUNTERBALANCING
ERRORS
1. Tidak mencatat beban akrual
Tanggal 31 Desember 2012, PT A tidak mencatat beban gaji akrual sebesar Rp 50 juta.
1. PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai berikut:
Laba ditahan 50 juta
Beban gaji 50 juta
2. PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka tidak perlu jurnal.
2. Tidak mencatat beban dibayar di muka
Tanggal 1 Januari 2012, PT A tidak membeli polis asuransi sebesar Rp 50 juta dengan kas
dan tidak membuat jurnal penyesuaian hingga akhir tahun.
1. PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai berikut:
Beban asuransi 50 juta
Laba ditahan 50 juta
2. PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka tidak perlu jurnal.
CONTOH UMUM COUNTERBALANCING
ERRORS
3. Pendapatan dibayar di muka
Tanggal 31 Desember 2012, PT A mengakui pendapatan dibayar di muka sebesar 50 juta (kas) untuk sewa
ruang kantor selama tahun 2013 dan tidak membuat jurnal penyesuaian.
1. PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai berikut:
Laba ditahan 50 juta
Pendapatan sewa 50 juta
2. PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka tidak perlu jurnal.

4. Pendapatan akrual
Tanggal 31 Desember 2012, PT A mengakui pendapatan akrual atas bunga sebesar Rp 50
juta yang seharusnya diakui tahun 2013.
1. PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai berikut:
Laba ditahan 50 juta
Pendapatan bunga 50 juta
2. PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka tidak perlu jurnal.
CONTOH UMUM COUNTERBALANCING
ERRORS
5. Pembelian persediaan
Tanggal 31 Desember 2012, PT A mencatat pembelian persediaan
sebesar Rp 50 juta yang seharusnya diakui tahun 2013.
Persediaan fisik tahun 2012 tercatat dengan benar, dan
perusahaan menggunakan metode persediaan periodik.
1. PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan
adalah sebagai berikut:
Pembelian 50 juta
Laba ditahan 50 juta
2. PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka tidak perlu
jurnal.
CONTOH UMUM NON-
COUNTERBALANCING ERRORS
Depresiasi aset
Tanggal 1 Januari 2012, PT A membeli mesin seharga 50 juta yang diperkirakan memiliki
manfaat 5 tahun tanpa nilai sisa. Akuntan salah melakukan penjurnalan dengan
membebankan biaya perolehan mesin pada tahun 2012 dan kesalahan tersebut baru
diketahui tahun 2013. PT A menggunakan metode depresiasi garis lurus untuk semua aset.
1. PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai berikut:
Mesin 50 juta
Beban depresiasi – mesin 10 juta (50jt / 5 tahun)
Laba ditahan 40 juta (50jt – 10jt)
Akumulasi depresiasi – mesin 20 juta (2 x 10jt)
2. PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai berikut.
Mesin 50 juta
Laba ditahan 30 juta (50jt – 2 x 10jt)
Akumulasi depresiasi 20 juta
CTH CHANGES ACCOUNTING & ERROR ANALYSIS
 1. Perusahaan belum melakukan pembayaran komisi penjualan tahun
2012 sebesar Rp50.000.000. Komisi ini akan dibayarkan pada tanggal
5 Januari 2014. Pada tahun 2012, bagian akuntansi belum mencatat
accrued sales commission ini.
 2. Laba bersih tahun 2012 telah dilaporkan terlalu besar (overstated)
sebesar Rp25.000.000 karena kesalahan mencatat beban penyusutan
peralatan tahun 2012.
 3. Pada tanggal 1 September 2012 ada pembayaran asuransi untuk
gedung kantor selama 2 tahun (periode asuransi mulai dari 1
September 2012 sampai dengan 31 Agustus 2014) sebesar
Rp48.000.000. Perusahaan melakukan kesalahan dengan mencatat
seluruh beban tersebut sebagai insurance expense. Tidak ada beban
asuransi yang dicatat pada tahun 2013.
CTH CHANGES ACCOUNTING & ERROR ANALYSIS
 4. Hasil cash opname tahun 2013 ditemukan adanya perbedaan saldo
kas kasir dengan catatan pembukuan akuntansi yang ternyata
disebabkan karena kasir salah mencatat pembayaran pembelian
materai kantor yang seharusnya Rp550.000 tetapi dicatat sebesar
Rp505.000.
 5. Pelunasan hutang usaha kepada PT TERANG TERUS sebesar
Rp.15.000.000 telah dibayar oleh PT SINAR SALIN pada 10
Desember 2013, tetapi oleh bagian akuntansi dicatat sebagai
penerimaan piutang usaha dari pelanggan.
JAWABAN

1. Retained earnings 50.000.000


Sales commission payable 50.000.000

2. Retained earnings 25.000.000


Accumulated depreciation-equipment 25.000.000

3. Prepaid insurance 16.000.000


Insurance expense 24.000.000
Retained earnings 40.000.000
4. Misc.expense 45.000
Cash 45.000

5. Accounts receivable 15.000.000


Accounts payable 15.000.000
Cash 30.000.000
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai