Anda di halaman 1dari 28

Kebijakan Akuntansi

Perubahan Estimasi Akuntansi


Dan Kesalahan

Kelompok 1

Dwi Widayanto
Agus Prasetyo BS
Martatia Angela
Ruang Lingkup

Penerapan PSAK 25:


1. Pemilihan dan Penerapan Kebijakan Akuntansi
2. Akuntansi untuk
a. Perubahan kebijakan akuntansi,
b. Perubahan estimasi akuntansi, dan
c. Koreksi kesalahan periode lalu.

Dampak pajak akibat koreksi kesalahan dan


penyesuaian retrospektif perubahan kebijakan akuntansi
diperlakukan dan diungkapkan sesuai dengan PSAK 46:
Akuntansi Pajak Penghasilan.
Akuntansi Keuangan Menengah 2 – Universitas Widya Dharma
Kebijakan Akuntansi

Kebijakan akuntansi yang dipilih oleh entitas harus dapat menjelaskan

Pengakuan ❑ Kapan dan kondisi seperti apa diakui

Pengukuran ❑ Berapa banyak yang diakui

Penyajian ❑ Bagaimana disajikannya di Laporan Keuangan


• Laporan keuangan disusun berdasarkan standar
akuntansi keuangan.
• Standar akuntansi merupakan kumpulan dari
kebijakan akuntansi untuk penyusunan dan
Kebijakan penyajian laporan keuangan.
Akuntansi • Kebijakan akuntansi merupakan prinsip dasar,
dalam konvensi, peraturan, dan praktik tertentu yang
Penyusunan diterapkan entitas dalam menyusun laporan
keuangan.
Laporan
• Kebijakan akuntansi ini diterapkan secara
Keuangan konsisten sehingga laporan keuangan dapat
mudah untuk dianalisis dan dibandingkan dari
satu periode ke periode berikutnya.
• Secara umum standar menghendaki bahwa
entitas harus menerapkan kebijakan akuntansi
dalam menyusun laporan secara konsisten atau
tidak boleh berubah.
4
PSAK 25 (Revisi 2009) Kebijakan Akuntansi,
Perubahan Estimasi Akuntansi dan
Kesalahan, mengatur secara komprehensif
pemilihan kebijakan akuntansi, perubahan kebijakan
akuntansi, perubahan estimasi dan koreksi kesalahan.

PSAK 25 (Revisi 2009) merupakan adopsi dari


seluruh pengaturan dalam IAS 8 Accounting
Policies, Changes in Accounting Estimates and
Error.
Perbedaan dengan IAS 8 hanya terkait dengan
tanggal efektif dan peraturan regulator pasar modal
dalam tambahan definisi standar akuntansi keuangan.

5
Kebijakan Akuntansi

Kebijakan akuntansi dalam PSAK 25


(Revisi 2009) didefinisikan sebagai
prinsip, dasar, konvensi, peraturan dan
praktik tertentu yang diterapkan entitas
dalam penyusunan dan penyajian laporan
keuangan.
Kebijakan akuntansi akan menentukan
saat pengakuan, cara pengukuran,
penyajian, dan pengungkapaan atas
elemen seperti aset, liabilitas, ekuitas,
pendapatan, dan bebean dalam laporan
keuangan.

6
Kebijakan Akuntansi

Dalam membuat pertimbangan, manajemen mengacu dan


mempertimbangkan keterterapan dari sumber-sumber berikut
yang sesuai dengan urutan menurut PSAK 25 (Revisi 2009),
meliputi :
• Persyaratan dan panduan dalam PSAK yang berhubungan
dengan masalah serupa dan terkait; dan
• Definisi, kriteria pengungkapan, konsep pengukuran untuk
aset, liabilitas, penghasilan, dan beban dalam Kerangka
Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.
Jika berdasarkan acuan tersebut manajemen belum dapat
menentukan kebijakan akuntansi yang tepat, maka manajemen juga
perlu mempertimbangkan standar akuntansi terkini yang dikeluarkan
badan penyusun standar lain yang mengacu pada KDPPLK yang sama,
literatur akuntansi lain dan praktik akuntansi industri yangberlaku,
sepanjang tidak bertentangan pada acuan utama

Untuk entitas tanpa akuntabilitas publik (ETAP), ketentuan tentang


pernyataan kepatuhan atas standar akuntansi dan kebijakan akuntansi
diatur dalam bab konsep pervasif dalam SAK ETAP. Namun secara umum
tidak terdapat perbedaan pengaturan kebijakan akuntansi antara SAK dan
SAK ETAP.
Entitas memilih dan menerapkan
kebijakan akuntansi secara konsisten
untuk transaksi, peristiwa dan kondisi
lainnya yang serupa, kecuali PSAK secara
spesifik mengatur atau mengizinkan
pengelompokkan pos-pos dengan
kebijakan akuntansi berbeda adalah hal
tepat. Jika PSAK mengizinkan
pengelompokkan tersebut, maka
kebijakan akuntansi yang tepat dilipih
dan diterapkan secara konsisten.

9
Perubahan Kebijkan Akuntansi

1. Dipersyaratkan oleh suatu PSAK; atau


2. Menghasilkan laporan keuangan yang
Perubahan kebijakan akuntansi memberikan informasi yang andal dan
dapat dilakukan entitas dengan lebih relevan tentang dampak
memenuhi ketentuan dalam
transaksi, peristiwa atau kondisi lainnya
standar PSAK 25 (Revisi 2009)
terhadap posisi keuangan, kinerja
keuangan, atau arus kas entitas.

10
Perubahan kebijakan akuntansi terjadi jika
entitas mengubah pilihan kebijakan akuntansi
baru untuk suatu transaksi atau peristiwa yang
sama. Jika entitas menerapkan kebijakan
Perubahan
akuntansi baru untuk peristiwa dan transaksi
Kebijakan yang baru dan berbeda dari sebelumnya, maka
hal itu tidak dianggap sebagai perubahan
kebijakan akuntansi.

11
Berikut ini contoh kejadian yang
merupakan perubahan kebijakan
akuntansi:
Perubahan metode persediaan dari
metode Average menjadi metode FIFO
Perubahan pengakuan pendapatan
konstruksi dari metode biaya
terpulihkan (cost recovery) menjadi
metode persentase penyelesaian
(percentage of completion)
Perubahan metode penilain aset tetap
dan aset berwujud dari metode biaya ke
metode revaluasian.

Akuntansi Keuangan
Menengah 2
Ilustrasi Perubahan Metode Persediaan

■ Di dalam penerapan retrospektif, penggunaan metode FIFO


mempengaruhi nilai persediaan, COGS, laba bersih, dan laba ditahan.

Laba Bersih
Tahun Perbedaan Laba
Average cost FIFO
2011 200jt 205jt 5jt
2012 75jt 80jt 5jt
Total kumulatif awal 2013 275jt 285jt 10jt
Total 2013 120jt 125jt 5jt

Jurnal untuk mencatat perubahan ke metode FIFO awal tahun 2013 adalah
Persediaan 10 juta
Laba ditahan 10 juta
Menurut PSAK 25 (Revisi 2009) entitas
mencatat perubahan kebijakan akuntansi
akibat dari penerapan awal suatu PSAK
sesuai dengan ketentuan transisi dalam
PSAK tersebut. Jika tidak ada ketentuan
transisi, entitas menerapkan perubahan
tersebut secara retrospektif. Ketentuan
secara retrospektif juga dilakukan ketika
entitas mengubah kebijakan akuntansi
secara sukarela.

Akuntansi Keuangan
Menengah 2
Ketika perubahan kebijakan akuntansi
diterapkan secara retrospektif, maka entitas
menyesuaikan :
• Saldo awal setiap komponen yang
terpengaruh untuk periode sajian paling
awal; dan
• Jumlah komparatif lainnya diungkapkan
untuk periode sajian seolah-olah kebijakan
akuntansi baru tersebut sudah diterapkan
sebelumnya.
.

15
Perubahan Estimasi

Dampak perubahan estimasi


akuntansi diakui secara prospektif
dalam laporan laba rugi pada :
1. Periode perubahan, jika dampak
perubahan hanya pada periode
itu; atau
2. Periode perubahan dan periode
mendatang, jika perubahan
berdampak pada keduanya.
Perubahan estimasi yang mengakibatkan perubahan aset, liabilitas
atau terkait pos dalam ekuitas diakui dengan menyesuaikan jumlah
item tersebut pada periode perubahan.

Perubahan estimasi menyebabkan


perubahan nilai, sehingga akan
mempengaruhi daya banding laporan
keuangan. Untuk itu pengungkapan
dalam catatan atas laporan keuangan
diperlukan sehingga pemakai dapat
mempertimbangkan perubahan tersebut
dalam melakukan analisis laporan
keuangan. Dalam laporan keuangan,
dampak perubahan estimasi biasanya
tidak material terhadap keseluruhan
laporan keuangan.
Pengungkapan Perubahan Estimasi

✔ Entitas mengungkapkan sifat dan jumlah


perubahan estimasi akuntansi yang:

❑ Berdampak pada periode berjalan, atau


❑ Diperkirakan akan berdampak pada periode
mendatang, kecuali pengungkapan dampak
pada periode mendatang tidak praktis untuk
mengestimasi dampak itu.

✔ Jika jumlah dampak pada periode mendatang adalah tidak diungkapkan


karena estimasinya tidak praktis, maka entitas mengungkapkan fakta
tersebut.
Kesalahan
Menurut PSAK 25 (Revisi 2009) kesalahan
periode lalu adalah kelalaian mencantumkan
dan kesalahan mencatat dalam laporan
keuangan entitas untuk satu atau lebih periode
lalu yang timbul dari kegagalan atau kesalahan
untuk menggunakan informasi yang:
1. Tersedia ketika penyelesaian laporan
keuangan untuk periode tersebut; dan
2. Secara rasional diharapkan dapat
diperoleh dan dipergunakan dalam
penyusunan dan penyajian laporan
keuangan.

19
Kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan
dalam mencatat pos-pos laporan keuangan
adalah material jika, baik secara sendiri atau
bersama, dapat mempengaruhi keputusan
ekonomik pengguna laporan keuangan.
Materialitas bergantung pada ukuran dan sifat
Material dari kelalaian untuk mencantumkan atau
kesalahan dalam mencatat tersebut dengan
memperhatkan keadaan terkait. Ukuran atau
sifat dari pos laporan keuangan, atau gabungan
dari keduanya, dapat menjadi faktor penentu.
Penerapan retrospektif adalah penerapan
kebijakan akuntansi baru untuk transaksi,
peristiwa, dan kondisi lain seolah-olah
kebijakan tersebut telah diterapkan.

Penyajian kembali retrospektif adalah


koreksi pengakuan, pengukuran, dan
pengungkapan jumlah unsur-unsur laporan
keuangan seolah-olah kesalahan periode
sebelumnya tidak pernah terjadi.
Penerapan prospektif suatu perubahan kebijakan
akuntansi dan pengakuan dampak perubahan estimasi
akuntansi, masing-masing adalah:
1. penerapan kebijakan akuntansi baru untuk transaksi,
peristiwa dan kondisi lain yang terjadi setelah tanggal
perubahan kebijakan tersebut; dan
2. pengakuan dampak perubahan estimasi akuntansi pada
periode berjalan dan periode mendatang yang
dipengaruhi oleh perubahan tersebut.
Keterbatasan Penyajian Retrospektif

❑ Kesalahan periode lalu dikoreksi dengan penyajian kembali


secara retrospektif kecuali sepanjang tidak praktis untuk
menentukan dampak periode tertentu atau dampak kumulatif
kesalahan.
❑ Ketika tidak praktis untuk menentukan:
a) Dampak spesifik periode kesalahan
✔ Entitas menyajikan kembali saldo pembuka aset, laibilitas, dan ekuitas
untuk periode paling awal di mana penyajian kembali retrospektif
adalah praktis (mungkin periode berjalan).
b) Dampak kumulatif, pada awal periode berjalan, dari kesalahan pada
semua periode lalu
✔ Entitas menyajikan-kembali informasi komparatif untuk mengoreksi
kesalahan secara prospektif dari tanggal paling praktis paling awal.
Entitas mengoreksi kesalahan material
periode lalu secara retrospektif pada
laporan keuangan lengkap yang
diterbitkan setelah ditemukannya dengan :
1. Menyajikan kembali jumlah komparatif
periode lalu ketika dimana kesalahan
tersebut terjadi; atau
2. Jika kesalahan terjadi sebelum periode
lalu sajian paling awal, maka entitas
menyajikan kembali saldo awal aset,
liabilitas, dan ekuitas untuk periode
lalu sajian paling awal.

24
Pada saat melakukan koreksi kesalahan, entitas harus
mengungkapkan hal berikut ini :

1. Sifat kesalahan periode lalu


2. Jumlah koreksi untuk setiap periode sajian, untuk
setiap item terpengaruh dan LPS dasar atau LPS
delusian
3. Jumlah koreksi pada awal periode sajian paling awal
4. Jika penyajian kembali retrospektif tidak praktis,
keadaan yang membuat keberadaaan kondisi itu dan
penjelasan bagaimana dan sejak kapan kesalahan telah
dikoreksi.
Analisis Laporan Keuangan
Bagi pemabaca laporan keuangan, informasi perubahan
kebijakan akuntansi, perubahan estimasi dan koreksi
kesalahan menjadi informasi penting karena akan
mempengaruhi daya banding laporan keuangan antar
periode. Analisis harus dilakukan dengan hati-hati karena
informasi tersebut mempengaruhi kinerja periode
sebelumnya dan atau berdampak pada kinerja dimasa
depan.
Team Presentation

Dwi Widayanto Martatia Angela Agus Prasetyo BS


NIM 2122100031 NIM 2022100011 NIM 2022100021

27
1. Apa alasan utama mengapa perusahaan membuat perubahan dalam kebijakan akuntansi?
Alasan perubahan akuntansi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan pengalaman atau adanya informasi baru, suatu perusahaan merasa perlu mengubah estimasi pendapatan dan biayanya,
seperti misalnya: estimasi jumlah piutang tak tertagih, estimasi umur atau masa manfaat aktiva tetap.
2. Apa yang dimaksud dengan perubahan estimasi akuntansi bersifat prospektif?
Pengakuan secara prospektif dampak perubahan estimasi akuntansi berarti bahwa perubahan diterapkan untuk transaksi,peristiwa, dan
kondisi lain sejak tanggal perubahan estimasi
3. Apakah estimasi akuntansi mempengaruhi keandalan laporan keuangan?
Penggunaan estimasi rasional merupakan bagian mendasar dalam penyiapan lapor an keuangan dan hal tersebut tidak mengurangi
keandalan laporan keuangan.
4. Mengapa perubahan estimasi akuntansi bisa terjadi?
Estimasi akuntansi dapat berubah karena adanya informasi baru atau tambahan pengalaman. Perubahan estimasi akuntansi diperlakukan
secara prospektif pada periode perubahan, atau pada periode perubahan dan periode mendatang jika dampaknya lebih dari satu periode.
5. Bagaimana perubahan kebijaka`n akuntansi itu terjadi?
Perubahan kebijakan akuntansi terjadi jika entitas mengubah pilihan kebijakan akuntansi baru untuk suatu transaksi atau peristiwa yang
sama. Jika entitas menerapkan kebijakan akuntansi baru untuk peristiwa dan transaksi yang baru dan berbeda dari sebelumnya, maka hal
itu tidak dianggap sebagai perubahan kebijkan akuntansi.
Berikut ini Contoh kejadian yang merupakan perubahan kebijakan akuntansi:
1. Perubahan metode persediaan dari metode Average menjadi metode FIFO
2. Perubahan pengakuan pendapatan konstruksi dari metode biaya terpulihkan (cost recovery) menjadi metode persentase penyelesaian
(percentage of completion)
3. Perubahan metode penilain aset tetap dan aset berwujud dari metode biaya ke metode revaluasian.

28

Anda mungkin juga menyukai