Anda di halaman 1dari 33

Pengambilan Keputusan

Penanaman Modal

Ch. 6
Dandang Setyawanti, S.E., M.Si. Ak., CA.
 Penanaman modal : investasi atau pemilikan
sumber-sumber dalam jangka panjang yang
bermanfaat pada beberapa periode akuntansi
yang akan datang, sehingga pemilikan atau
komitmen tersebut harus didasarkan kepada
tujuan perusahaan serta akibat-akibat
ekonomisnya terhadap laba perusahaan dalam
jangka panjang.
Pengambilan keputusan investasi penting bagi
manajemen, karena berkaitan dengan :
1. Keterikatan sumber dana perusahaan dalam
jumlah relatif besar
2. Jangka waktu investasi relatif lama
3. Masa yang akan datang yang penuh
ketidakpastian
Jenis investasi :
1. Investasi yang tidak menghasilkan laba (non
profit investment)
2. Investasi yang tidak dapat diukur labanya
(non measurable profit investement)
3. Investasi dalam penggantian equipment
(replacement investment)
4. Investasi dalam perluasan usaha (expansion
investment)
5. Investasi dalam perbaikan produk dan
penambahan produk baru.
TEKNIK EVALUASI PENANAMAN MODAL
1. Metode Pembayaran Kembali (payback method) /
metode payout / metode pay-off
Adalah teknik mengukur lamanya waktu yang
diperlukan oleh suatu proyek untuk menutup
modal yang ditanamkan (mula-mula)
Lamanya waktu yang dihitung dengan metode payback
(PB) akan dibandingkan dengan lamanya waktu PB
yang dikehendaki oleh manajemen.
Rumus perhitungan lamanya waktu penutupan modal adalah :

Modal ditanamkan
Jk wkt PB dlm thn = --------------------------------------------------
L tunai per thn / penghematan tunai per thn

Laba tunai (LT) dapat dihitung sbb:

LT = LA + D – PL
Dimana :
LA = Laba akuntansi sebelum pajak
D = Depresiasi aktiva tetap
PL = pajak atas laba
Contoh 1. Evaluasi proyek penanaman modal
dengan metode pembayaran kembali,
pengadaan aktiva tetap baru.

PT INTAN dalam rangka penanaman modal dapat


memilih salah satu alternatif untuk membeli
mesin A, mesin B atau mesin C yang akan
didepresiasi dengan metode garis lurus. Data
ketiga mesin tersebut adalah :
Keterangan Mesin A Mesin B Mesin C
Harga perolehan Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 Rp
1.000.000
Taksiran umum 4 tahun 4 tahun 4 tahun
Nilai sisa Rp 0 Rp 0 Rp 0
Taksiran L ak’si
sblm pajak
Tahun 1 Rp 562.500 Rp 312.500 Rp
Tahun 2 437.500. 312.500 62.500
Tahun 3 187.500 312.500
Tahun 4 187.500
62.500 312.500

437.500

562.500
Dari data tersebut diatas diketahui bahwa
perbedaan ketiga jenis tersebut terletak
pada besarnya laba akuntansi per tahun,
meskipun dalam jangka waktu proyek
jumlah totalnya sama besarnya.

Diminta : Mengevalusi proyek dengan


metode pembayaran kembali (payback)
Contoh 2. evaluasi proyek penanaman modal
dengan metode pembayaran kembali,
penggantian aktiva tetap.

PT HANIIFAH memiliki sebuah mesin tipe B


dengan kapasitas produksi sebanyak 100.000
satuan per tahun, mesin tersebut harga
perolehannya (cost) sebesar Rp 4.800.000 dan
ditaksir memiliki umur ekonomis 8 tahun tanpa
nilai sisa, pada saat ini mesin tipe B sudah
dipakai perusahaan selama 3 tahun.
Manajemen mempertimbangkan untuk mengganti
mesin tipe B dengan mesin tipe D yang lebih
menghemat BTK dan BOP tunai, mesin D
memiliki kapasitas yang sama dengan mesin B,
harga perolehan mesin D Rp 10.000.000
dengan taksiran umur ekonomis 5 tahun tanpa
nilai sisa. Apabila pada saat ini mesin tipe B
dijual akan laku sebesar Rp 2.000.000.
Perbandingan biaya mesin tunai antara mesin B
da mesin D adalah sbb:
Elemen biaya Mesin tipe B Mesin tipe D Penghematan tunai
Bahan baku *
100.000 x Rp 100 Rp 10.000.000
100.000 x Rp 100 Rp 10.000.000 -
TKL
 100.000 jam x Rp 80 Rp 8.000.000
75.000 jam x Rp 80 Rp 6.000.000 Rp 2.000.000
Overhead pabrik Rp 9.000.000 Rp 8.000.000 Rp 1.000.000

Jumlah Rp 27.000.000 Rp 24.000.000 Rp 3.000.000


* = biaya bahan baku untuk mesin tipe B
dan mesin tipe D besarnya sama, jadi
tidak relevan dalam perbandingan biaya.

Pajak atas laba besarnya 25%

Diminta : menghitung jangka wakyu


pembayaran kembali (Payback) pada
penggantian mesin tersebut !
Kebaikan metode Payback :
1. Perhitungannya sederhana, shg mudah
dilakukan sebelum dipakai teknik evaluasi
yang lain.
2. Dapat memilih alternatif penanaman modal
yang segera (cepat) menghasilkan total laba
tunai sama besarnya.
3. Tepat digunakan mengevalusi penanaman
modal yang besar resikonya, shg diutamakan
kembalinya modal yang ditanamkan dengan
segera.
4. Dapat dipakai indikator kasar dalam
menentukan profitabilitas atas suatu usulan
yang ditolak, drpd hanya didasarkan intuisi
atau dugaan belaka.
Kelemahan metode payback :
1. Tidak memperhatikan laba tunai yang
diperoleh setelah penanaman modal dapat
ditutup kembali.
2. Tidak mempertimbangkan nilai waktu dari
uang. Nilai uang saat sekarang lebih tinggi
dibanding periode yad.
3. Tidak memperhatikan nilai sisa dari
penanaman modal apabila ada.
2. Metode rate of Return on Investmen (tarif
pengembalian atas penanaman modal.
Perhitungannya berdasarkan pada laba akuntansi
setelah pajak.
Rumus % ROI untuk penanaman modal yang
menghasilkan laba per tahun yang sama besarnya.
L akuntansi stlh pjk per thn
%ROI = -------------------------------
Investasi rata-rata*
* = atau dapat pula dihitung dari investasi mula-mula,
dng catatan bahwa % return akan menjadi 1/2nya
dari investasi rata-rata.
Rumus % ROI untuk penanaman modal yang menghasilkan
laba per tahun yang tidak sama besarnya.
Jml L akuntansi slm umur proyek
% ROI = ----------------------------------------------
Jml inv rata-rata per th slm umur proyek

Contoh 3. Evaluasi proyek penanaman modal dengan rate


of return on investment untuk mesin A, B, dan C sbb:
Atas dasar contoh 1, PT INTAN hitung besarnya rate
of return on investment untuk mesin A, B dan C !!!
Contoh 4. Analisa proyek penanaman modal
dengan metode rate of return on investment,
penggantian aktiva tetap.

Atas contoh 2, PT HANIIFAH hitung rate of


return on investment atas penggantian mesin
tipe B dengan mesin tipe D !!!
Kebaikan metode rate of return on investmen:
1. Perhitungannya mudah dibuat dengan
menggunakan data akuntansi atau keuangan
yang diproyeksikan.
2. Tidak seperti pada metode payback, metode
ini mempertimbangkan seluruh laba yang
diperoleh selama umur proyek.
3. Dapat dipakai alat pembanding rate of
return on investment beberapa alternatif
proyek penanaman modal yang mungkin
dipilih, atau dapat menghitung rate of return
on investment suatu proyek apakah melebihi
ukuran rate of return on investment yang
sudah ditetapkan lebih dahulu.
Kelemahan metode rate of return on
investment:
1. Seperti halnya metode payback, metode ini
tidak mempertimbangkan nilai waktu dari uang.
2. Bila suatu proyek setelah investasi mula-mula
masih ada tambahan investasi lagi pada periode
sesudahnya, maka evaluasi proyek dengan
metode ini tidak dapat diterapkan.
3. Metode Present Value (PV) / metode Net
Present value / metode nilai sekarang /
metode nilai tunai.
Menggunakan pertimbangan nilai waktu dari uang
(time value of money) bahwa nilai uang pada
saat sekarang lebih tinggi dibandingkan
dengan nilai uang untuk waktu yang akan
datang.
Evaluasi proyek penanaman modal dilakukan
dengan cara membandingkan antara
penanaman modal mula-mula dengan
penerimaan kas bersih (berupa laba tunai
atau penghematan tunai per tahun ditambah
nilai sisa pada akhir proyek jika ada) dari
proyek yang bersangkutan pada nilai
sekarang
Usulan proyek diterima, bila PMM <NSPKB
Usulan proyek ditolak, bila PMM > NSPKB

PMM = penanaman modal mila-mula


NSPKB = nilai sekarang dari penerimaan kas
bersih.
Nilai sekarang dari penerimaan kas bersih pada
periode yad dapat dinyatakan dengan rumus :
1 PKB
NS = PKB -------, atau -------
(1 + i)n (1 + i)n

Atau Rp PKB (1 + i)n


Dimana :
NS = nilai sekarang
PKB = penerimaan kas bersih di waktu yad
i = tingkat bunga majemuk setiap waktu tertentu
n = jumlah periode
Langkah-langkah dalam mengevalusi proyek
dengen metode PV :
1. Memproyeksikan besarnya penanaman modal
mula-mula dan lamanya umur proyek.
2. Memproyeksikan besarnya penerimaan kas
bersih yang akan diperoleh setiap tahun
selama umur proyek
3. Memilih discount rate of return atau tingkat
bunga untuk menghitung nilai sekarang
4. Menghitung nilai sekarang dan
membandingkannya dari:
 Penanaman modal mula-mula
 Nilai sekarang dari penerimaan bersih
5. Menentukan usulan proyek penanaman modal
akan diterima atau ditolak.
Contoh 5. Evaluasi proyek penanaman modal
dengen PV, pengadaan aktiva tetap baru.
Atas dasar contoh 1 PT INTAN, bila perusahaan
menggunakan tingkat bunga 12% per tahun !!!

Contoh 6. Evaluasi proyek penanaman modal


dengan metode PV, penggantian aktiva tetap.
Atas dasar contoh 2 PT HANIIFAH, bila
perusahaan menggunakan tingkat bunga 24% !!!
Kebaikan metode PV :
1. Mempertimbangkan nilai waktu dari
uang
2. Mempertimbangkan seluruh laba tunai
yang diperoleh selama umur proyek
Kelemahan metode PV :
1. Menentukan perhitungan yang lebih sulit
dibanding metode pembayaran kembali dan
rate of return on investment.
2. Timbul masalah dalam menentukan tingkat
bunga yang akan dipakai sbg dasar diskonto
3. Bila alternatif proyek penanaman modal
besarnya berbeda- beda, maka perbedaan
laba tunai dari beberapa alternatif proyek
dihitung dgn metode PV ini tidak dapat
dipakai sebagai pedoman.
4. Metode ini dapat memberikan gambaran yang
menyesatkan bila dipakai untuk memilih
beberapa alternatif proyek yang mempunyai
umur berbeda-beda.
4. Metode Discounted Cash Flow (DCF) / time
adjusted rate of return / metode diskonto aliran
kas
Seperti halnya metode PV, metode DCF ini
mempertimbangkan nilai waktu dari uang.
Bedanya:
 Pada metode PV tingkat bunga sebagai dasar
discounted rate of return sudah ditentukan lebih
dahulu untuk mengevalusi profitabilitas suatu
proyek
 Pada metode DCF besarnya tingkat bunga justru
dihitung atau dicari.
Penentuan tingkat bunga pada metode DCF
dihitung dengan menggunakan faktor diskonto
atau nilai sekarang.

Besarnya tingkat bunga suatu proyek dihitung


dihitung dalam keadaan penanaman modal
mula-mula (PMM) sama dengan nilai sekarang
penerimaan kas bersih (NSPKB), atau keadaan
laba proyek pada nilai sekarang sebesar nol.
Langkah-langkah dalam menghitung besarnya
tingkat bunga dari suatu penanaman modal
adalah sbb :
1. Menentukan atau menaksir jumlah
penanaman modal mula-mula pada suatu
proyek dan penentuan lamanya umur proyek.

2. Memproyeksikan penerimaan kas bersih per


tahun yang dihasilkan dari proyek penanaman
modal tersebut.
3. Menghitung nilai sekarang dari penerimaan
kas bersih dengan menggunakan tingkat
bunga yang diperkirakan paling mendekati,
yaitu tingkat bunga yang menghasilkan laba
proyek pada nilai sekarang diatas nol dan
dibawah nol. Tingkat bunga yang diperkirakan
paling mendekati dapat diperoleh dengan
metode coba-coba.

4. Dengan teknik interpolasi dihitung besarnya


tingkat bunga dari proyek penanaman modal
yang bersangkutan.
Contoh 7 : Evaluasi proyek penanaman modal
dengan metode DFC, pengadaan aktiva tetap
baru.

Atas dasar contoh 1 PT INTAN, hitung tingkat


bunga DFC untuk setiap proyek, yaitu proyek
A, B dan C !!!
Selamat Belajar ………..

Anda mungkin juga menyukai