Anda di halaman 1dari 15

TUGAS 4

ANALISIS INVESTASI
METODE ALTERNATIF PEMILIHAN PROYEK

MUHAMAD RIZA AL RASYID (073002000026)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI
UNIVERSITAS TRISAKTI
EKONOMI TEKNIK

A. Konsep Ekonomi
Nilai ekonomi dari suatu objek akan sangat tergantung dari hukum
kebutuhan dan ketersediaan (supply and demand). Di mana jika
suplay banyak demand kecil maka harganya jadi turun dan
sebaliknya jika supply sedikit permintaan banyak harga naik,
untuk jelasnya lihat grafik supply demand. Oleh karena itu setiap
pelaku ekonomi perlu memahami dan mengetahui kondisi supply
demand tersebut secara baik dan memanfaatkan situasi itu sebagai
peluang dalam mendapatkan keuntungan ekonomisnya secara
optimal.

Gambar 1.1
Grafik Fungsi Supply – Demand

B. Metode Net Present Value (NPV)


Net Present Value (NPV) adalah metode menghitung nilai bersih
(netto) pada waktu sekarang (present). Asumsi Present yaitu
menjelaskan waktu awal perhitungan bertepatan dengan saat
evaluasi dilakukan atau pada periode tahun ke-nol (0) dalam
perhitungan cash flow investas.

Kondisi Awal Kondisi Present

Rumus NPV:

Diketahui:
CF = cash flow investasi
FPB = faktor bunga present

Contoh Soal NPV:


1. Perusahaan Maju Jaya Selamanya akan membeli mesin produksi
untuk meningkatkan jumlah produksinya. Harga mesin produksi
yang baru tersebut adalah Rp150 juta dengan suku bunga pinjaman
sebesar 12 persen per tahun. Arus kas yang masuk diestimasikan
sekitar Rp50 juta per tahun selama lima tahun. Dengan kasus
tersebut, apakah rencana investasi pembelian mesin produksi ini
dapat dilanjutkan?
Penyelesaian:

Diketahui:
Ct = Rp. 50 juta
C0 = Rp. 150 juta
r = 12% (0,12)

Jawab:
(C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + (C3/(1+r)4) + (Ct/(1+r)t) – C0
= ((50/1+0,12) + (50/1+0,12)2 + (50/1+0,12)3 + (50/1+0,12)4 +
(50/1+0,12)5) – 150
= (44,64 + 39,86 + 35,59 + 31,78 + 28,37) – 150
= 180,24 – 150 = 30,24
Jadi, nilai NPV bagi perusahaan Maju Jaya Selamanya adalah Rp30,24
juta.
Berdasarkan penghitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa nilai NPV
adalah positif dengan nilai sebesar Rp30,24 juta. Artinya mesin produksi
yang akan dibeli tersebut dapat menghasilkan sekitar Rp30,24 juta.
Dengan begitu, rencana investasi pembelian mesin produksi baru dapat
dilakukan.

C. Metode Internal Rate of Return (IRR)


IRR adalah suatu kriteria investasi untuk mengetahui presentase
keuntungan dari suatu proyek tiap-tiap tahun dan IRR juga
merupakan alat ukur kemampuan proyek dalam mengembalikan
bunga pinjaman. Untuk mendapatkan nilai IRR digunakan rumus
matematis seperti berikut:
NPV₁
IRR=i₁+ (i₂−i₁)
NPV₁−NPV₂
Keterangan :
NPV1 = NPV yang bernilai positif
NPV2 = NPV yang bernilainegatif
i1 = Tingkat suku bunga saat NPV bernilai positif
i2 = Tingkat suku bunga saat NPV bernilai negatif

Grafik NPV dengan Nilai lRRTunggal


Contoh Soal IRR:
1. Dalam rangka pengembangan usaha PT Angin Berembus
merencanakan investasi baru senilai 1200 juta rupiah, dengan
perkiraan pendapatan mulai tahun ke-2 sampai tahun ke-7
sebesar 400 juta rupiah. Setelah itu, menurun gradient sebesar
15 juta rupiah/tahun, sedangkan biaya operasional dikeluarkan
mulai tahun ke-l sebesar 50 juta rupiah dan selanjutnya naik
gradient 10 juta rupiah. Umur investasi diprediksi 12 tahun
dengan nilai sisa 500 juta rupiah. Di samping itu, ada penda-
patan lump-sum pada tahun ke-6 300 juta rupiah dan biaya
over-houl pada tahun ke-7 100 juta rupiah. Pertanyaan:
Evaluasilah rencanq tersebut dengan metode IRR jika MARR
=15 %/thn?
Penyelesaian:

Ternyata NPV=0 berada antara i=18% dengan i=20%, selanjutnya


dengan metode interpolasi akan diperoleh IRR, yaitu:
NPV₁
IRR = i₁ + (i₂ − i₁)
NPV₁ − NPV₂

D. Metode Payback Period (PBP)


Analisis Paybach Period pada dasarnya bertujuan untuk
mengetahui seberapa lama (periode) investasi akan dapat dikem-
balikan saat terjadinya kondisi pulang pokok (break even-point)'
Lamanya periode pengembalian (k) saat kondisi BEP adalah:
Contoh soal Payback Period

1. Perusahaan Sumber Sukses ingin membeli sebuah mesin produksi


untuk meningkatkan jumlah produksi produk. Diperkirakan untuk
harga mesin tersebut adalah Rp220 juta.
Sedangkan keuntungan bersih kas yang masuk pada perusahaan itu
diestimasikan sekitar Rp55 juta per tahun. Lantas, rencana
investasi pada pembelian mesin produksi dengan payback period
memerlukan waktu berapa lama?

Jawaban:
Total dana Investasi: Rp220.000.000
Kas Masuk Bersih: Rp55.000.000
Lantas berapakah payback period pengembalian?
Payback period= Total Dana Investasi : Kas Masuk Bersih
Payback period= Rp220.000.000 : Rp55.000.000
Payback period= 4 tahun
Maka, payback period yang dibutuhkan agar mesin produksi
yang diinvestasikan dapat kembali dalam waktu 4 tahun.

E. Annual worth analysis


Annual worth analysis (analisis nilai tahunan) didasarkan pada
konsep ekuivalensi dimana semua arus kas masuk dan arus kas
keluar diperhitungkan dalam sederetan nilai uang tahunan yang
sama besar pada suatu tingkat pengembalian minimum yang
diinginkan (minimum attractive rate of return – MARR).

Nilai AW alternatif diperoleh dari persamaan: AW = R – E – CR


dimana:
R = revenue (penghasilan atau penghematan ekuivalen tahunan)
E = expenses (pengeluaran ekuivalen tahunan)
CR = capital recovery (pengembalian modal)

Capital recovery (CR) suatu alternatif adalah nilai seragam


tahunan yang ekuivalen dengan modal yang diinvestasikan.
CR = EUAC (Equivalent Uniform Annual Cost)
CR = EUAC = P(A/P.i,n) – S(A/F,i,n)
CR = EUAC = (P-S) (A/F,i,n) + P(i)
CR = EUAC = (P-S) (A/P,i,n) + S(i)
Dimana:
P = investasi awal alternatif
S = nilai sisa di akhir usia pakai
n = usia pakai alternatif

Contoh soal Annual worth analysis:

1. Sebuah peralatan lab pengolahan dan pemurnian baru


diperkirakan seharga $20,000 digunakan untuk 3 tahun dan
mempunyai biaya operasi tahunan sebesar $8,000 ,tentukan nilai
AW untuk satu dan dua periode dengan I=22% per tahun

AW = - 20,000 (A/P 22%. 3) – 8000 = $-17,793


untuk dua siklus hidup, hitung AW selama 6 tahun, catatan untuk
pembelian siklus kedua terjadi pada akhir tahun ke 3, yaitu tahun
nol untuk umur kedua

F. Future worth analysis


Future Worth Analysis (Analisis Nilai yang Akan Datang) adalah
konsep keekivalenan nilai dari seluruh arus kas relatif terhadap
nilai akhir dalam waktu yang disebut sebagai yang akan datang.
Artinya seluruh arus kas masuk dan arus kas keluar diperhitungkan
terhadap titik waktu yang akan datang pada suatu tingkat bunga
yang umumnya MARR. Metoda analisis ini membuat alternatif-
alternatif yang dibandingkan sebanding dengan mengkonversi
semua perkiraan biaya dan pendapatan ke suatu jumlah tunggal
ekivalen nilai yang akan datang bersih (net future worth, NFW).
Rumus:

Contoh soal Future worth analysis:


1. Sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan untuk membeli
peralatan baru seharaga Rp. 40.000.000 dengan peralatan baru
itu akan diperoleh penghematan sebesar Rp. 10.000.000 per
tahun selama 8 tahun. Pada akhir tahu n ke 8 peralatan ini
memiliki nilai jual Rp.10.000.000 jika tingkat suku bunga 12%
per tahun dan menggunakan future worth analysis, apakah
pembelian peralatan baru tersebut menguntungkan?
G. Profitability index
adalah rasio present value dari cash flow setelah investasi awal
pada tahun ke-0 dengan jumlah investasi awal tahun ke-0. Aturan
pengambilan keputusan terhadap rasio PI: Proyek investasi akan
diterima bila nilai PI lebih besar daripada 1 sedangkan bila nilai PI
lebih kecil dari 1 maka proyek tersebut akan ditolak.

Rumus:

Keterangan:
 Present Value adalah total arus kas masuk yang diperkirakan dari
investasi tersebut, yang telah diubah menjadi nilai saat ini
menggunakan yang sesuai.
 Initial Investment adalah jumlah uang yang dikeluarkan untuk
melakukan investasi tersebut.

Contoh soal:
PT. Asthree akan melakukan investasi melalui pembelian sebuah
gudang seharga Rp. 80.000.000,-
Gudang tersebut mempunyai umur ekonomis 4 tahun dan nilai
residu Rp. 25.000.000,-
perusahaan membayar bunga 20 % dengan tingkat pendapatan
bersih sebagai berikut :
Tahun 1 : Rp. 2.500.000
Tahun 2 : Rp. 3.500.000
Tahun 3 : Rp. 4.500.000
Tahun 4 : Rp. 5.000.000

tentukan Payback periode, PI, ARR, NPV ?

jawaban :

Depresiasi = 80.000.000-25.000.000 = Rp. 13.750.000


4

ayback Periode :
Harga perolehan = 80.000.000
Residu = 25.000.000 _
55.000.000

Proceed 1 = 16.250.000 _
38.750.000
proceed 2 = 17.250.000 _
21.500.000

proceed 3 = 18.250.000 _ ( 3 tahun )


3.250.000

3.250.000 x 12 = 2,08 ( 2 bulan )


18.750.000

0.8 x 30 hari = 2,4 hari ( 2 hari )


jadi lamanya pengembalian modal oleh investor yaitu 3 tahun 2
bulan 2 hari

PI = PV proceed = 57.162.000 = 0,714 < 1 ( ditolak )


PV Outlays 80.000.000

ARR = EATx 100 % = 15.000.000 x 100 % = 19,83 % ( ditolak )


PV outlays 80.000.000

NPV = PV Proceed-PV outlays = 57.162.000-80.000.000 = -


22.838.000 (ditolak)

H. Benefit cost ratio analysis


Benefit cost ratio atau B/C Ratio merupakan metode perhitungan
dari perbandingan antara biaya produksi dengan manfaat sebuah
proyek usaha. Dimana ‘B’ merupakan benefit atau keuntungan,
sementara ‘C’ merupakan cost atau biaya.

Rumus:
Berikut rumus menghitung dari benefit cost ratio:
B/C Ratio = Total Pendapatan (FI) / Total Biaya Produksi
(TC)
Terdapat indikator yang dapat memperlihatkan besaran
keuntungan sebuah proyek usaha. Indikator tersebut meliputi:
 Jika B/C Ratio lebih dari 1, maka keuntungan dari proyek tersebut
lebih besar daripada pengeluaran sehingga proyek tersebut dapat
diterima atau layak dilanjutkan.
 Jika B/C Ratio kurang dari 1, maka keuntungan dari proyek
tersebut lebih kecil daripada pengeluarannya sehingga proyek
tersebut tidak layak dan perlu ditinjau ulang.
 Jika B/C Ratio sama dengan 1, maka keuntungan dan
pengeluarannya dikatakan seimbang atau impas

Contoh soal:

1. Sebuah perusahaan textile sedang mempertimbangkan untuk


membeli mesin jahit terbaru dengan harga Rp25.000.000.
Dengan adanya mesin jahit tersebut diperkirakan perusahaan
tersebut dapat melakukan penghematan sebesar Rp500.000 per
tahun dengan jangka waktu selama 5 tahun. Pada akhir tahun ke
5 mesin jahit tersebut memiliki nilai jual sebesar Rp40.000.000.
Dengan tingkat pengembalian investasi sebesar 9% per tahun
apakah pembelian mesin jahit akan menguntungkan bagi
perusahaan textile tersebut atau tidak?
Penyelesaian:
BCR = (Present Value dari Manfaat / Present Value dari
Pengorbanan atau biaya)

= (500.000 (P/A, 9%,5) + 40.000.000 (P/F,9%,5) /


25.000.000

=((500.000(3,88966) + 40.000.000(0,64993))/25.000.000

BCR =1,17
Karena nilai BCR yang dihasilkan nilainya lebih dari 1
maka investasi pembelian mesin jahit baru tersebut dianggap
layak dan menguntungkan bagi textile di masa yang akan
datang. Jika demikian, maka disimpulkan bahwa perusahaan
dapat membeli mesin jahit tersebut.

I. Discount rate
discount rate adalah salah satu parameter di bidang sektor ekonomi
yang menyatakan sebagai laju bunga yang dialami akibat adanya
pinjaman modal yang sebelumnya sudah diinvestasikan. Adapun
parameter ini biasanya turut menjelaskan secara rinci terkait
gambaran nilai uang yang didasarkan pada jangka waktu yang
dipakai untuk melakukan konversi keuntungan dan biaya yang
terjadi dalam jangka waktu yang berbeda.

Rumus:
Cara Menghitung WACC dari Laporan Keuangan

Kembali lagi, WACC merupakan perhitungan cost of capital


berdasarkan porsi dari ekuitas dan utang perusahaan. Dengan
demikian, formula WACC adalah sebagai berikut:

WACC = (1-t) x rd x [D/(D+E)] + re x [E/(D+E)]

Dimana:
D = Nilai pasar hutang perusahaan
E = Nilai pasar ekuitas perusahaan
Rd = Biaya Utang
Re = Biaya Ekuitas
T = Tarif pajak perusahaan

Sebagai contoh, sebuah perusahaan memiliki struktur modal 30%


utang dan 70% ekuitas. Biaya utang perusahaan diketahui sebesar
5% dan biaya ekuitas sebesar 7%, dengan tarif pajak perusahaan
sebesar 25%. Dengan demikian, WACC perusahaan tersebut
adalah : [30% x 5%] x (1-25%) + [70% x 7%] = 6,03%.

Anda mungkin juga menyukai