Anda di halaman 1dari 10

NAMA KELOMPOK 1 B:

1. Dina Azalia W. 201612054


2. Rulli Handrian 201812002
3. Erlia Safa M. 201812009
4. Bagus Satrio L. 201812029
5. Anita Dewi N. 201812040
6. Ardi Eka H 201812054
7. Zidda Kamalia 201812068

1. Metode Payback Period (PP)
Payback period atau yang dapat diartikan sebagai periode pengembalian merupakan jangka
waktu yang dibutuhkan, untuk mengembalikan nilai dari investasi melalui penerimaan-
penerimaan yang dihasilkan oleh proyek investasi yang berkaitan.

Cara Menghitung Payback Period


Rumus periode dari pengembalian modal apabila arus kas setiap tahunnya berbeda :

PP = n + (a-b) / (c-b) x 1 tahun.


PP = pengembalian modal.
n = tahun terakhir saat jumlah besaran arus kas masih belum dapat menutup besaran
investasi semula.
a = jumlah besaran investasi semula.
b = besaran total kumulatif dari arus kas pada periode tahun ke – n.
c = besaran total kumulatif dari arus kas pada periode tahun ke – n.
Rumus periode dari pengembalian modal apabila arus kas setiap tahunnya sama :

PP = (jumlah investasi semula / (besaran arus kas) x 1 tahun.

Contoh Payback Period

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, bahwa cara menghitung payback period secara

sederhana cukup membagi nilai investasi awal dengan arus kas kemudian dikalikan 1 tahun.

Namun tidak semua arus kas yang dimiliki perusahaan sama. Untuk arus kas yang berbeda,

cara menghitung payback period bisa dilakukan dengan rumus berikut :

PP = n + a : b x 1 tahun

Keterangan :
PP = Payback Periode

n = syarat periode pengembalian modal investasi

a = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun terakhir (n)

b = Arus kas pada tahun setelah tahun kumulatif arus kas berjalan (n + 1)

Contoh payback period bisa dihitung dalam permasalahan berikut :

Suatu usulan proyek investasi senilai Rp 600.000.000 juta umur ekonomis 5 tahun, Syarat

periode pengembalian 2 tahun, dan arus kas per tahun adalah Tahun 1 sebesar Rp

300.000.000 Tahun 2 sebesar Rp 250.000.000, Tahun 3 Rp 200.000.000 Tahun 4 sebesar Rp

150.000.000 dan Tahun 5 Rp 100.000.000

Dari contoh di atas dapat diketahui bahwa arus kas setiap periode (tahun) tidak sama,

sehingga untuk menghitung payback period bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Tahun 1 : Rp 300.000.000
Tahun 2 : Rp 250.000.000 menjadi Rp 550.000.000
Tahun 3 : Rp 200.000.000 menjadi Rp 750.000.000
Tahun 4 : Rp 150.000.000 menjadi Rp 900.000.000
Tahun 5 : Rp 100.000.000 menjadi Rp 1.000.000.000
PP = n + (a : b) x 1 tahun
     = 2 + ((Rp 600.000.000 – Rp 550.000.000) : (Rp 750.000.000 – Rp 550.000.000)) x 1
tahun
     = 2 + 0.25 tahun
     = 2.25 tahun
Dari contoh payback period di atas, dapat diketahui periode pengembalian modal yaitu

sebesar 2,25 tahun atau tepatnya 2 tahun lebih 3 bulan. Proyek investasi tidak hanya

melibatkan payback period untuk analisis keputusan.


2. Metode Net Present Value (NPV)
Net Present Value  atau NPV adalah selisih antara nilai sekarang dari arus kas yang masuk
dengan nilai sekarang dari arus kas yang keluar pada periode waktu tertentu. NPV biasa
digunakan dalam penganggaran modal untuk menganalisis profitabilitas dari sebuah proyek.
Untuk menghitungnya, ada rumus NPV yang baku dan bisa kita gunakan.
Secara sederhana, NPV adalah perkiraan keuntungan yang didapatkan sebuah usaha di masa
depan jika kita menanamkan modal dengan nilai uang pada saat ini.

Namun sebelumnya kita harus tahu dahulu bahwa metode ini mengestimasikan nilai sekarang
pada suatu proyek, aset ataupun investasi berdasarkan arus kas masuk yang diharapkan pada
masa depan dan arus kas keluar yang disesuaikan dengan suku bunga dan harga pembelian
awal. Metode ini menggunakan harga pembelian awal dan nilai waktu uang (time value of
money) untuk menghitung nilai suatu aset. Dengan mengetahui prinsip dasar tersebut, kita
akan mudah memahami rumusnya.

Rumus NPV dan rumus Present Value

Rumus NPV (Net Present Value)


Rumus NPV ini cukup rumit karena kita harus menambahkan semua arus kas masa depan
dari investasi, mendiskon arus kas tersebut dengan tingkat diskonto dan menguranginya
dengan investasi awal. Rumus present value atau Rumus NPV adalah:

Net Present Value = (C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + … + (Ct/(1+r)t) – C0

(atau)

 NPV = Net Present Value  (dalam Rupiah)


 Ct = Arus Kas per Tahun pada Periode t
 C0 = Nilai Investasi awal pada tahun ke 0 (dalam Rupiah)
 r = Suku Bunga atau discount Rate (dalam %)

Selain rumus NPV di atas, kita juga dapat menggunakan tabel PVIFA (Present Value Interest
Factor for an Annuity) kemudian masukkan hasilnya ke persamaan atau rumus NPV di
bawah ini.

NPV = (Ct x PVIFA(r)(t)) – C0

Contoh kasus dan cara menghitung


Manajemen Perusahaan ADC ingin membeli mesin produksi untuk meningkatkan jumlah
produksi produknya.

Harga mesin produksi yang baru tersebut adalah Rp150 juta dengan suku bunga pinjaman
sebesar 12 persen per tahun. Arus kas yang masuk diestimasikan sekitar Rp50 juta per tahun
selama lima tahun.

Pertanyaannya, apakah rencana investasi pembelian mesin produksi ini dapat dilanjutkan?
Penyelesaian:

 Ct = Rp. 50 juta
 C0 = Rp. 150 juta
 r = 12% (0,12)

Jawaban:
(C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + (C3/(1+r)4) + (Ct/(1+r)t) – C0

= ((50/1+0,12) + (50/1+0,12)2 + (50/1+0,12)3 + (50/1+0,12)4 + (50/1+0,12)5) – 150

= (44,64 + 39,86 + 35,59 + 31,78 + 28,37) – 150

= 180,24 – 150

NPV = 30,24

Jadi nilai NPV adalah Rp30,24 juta.

Rumus Present Value menggunakan tabel PVIFA


Net present value juga dapat dihitung dengan menggunakan tabel PVIFA. Jika kita memiliki
tabel PVIFA ini, penghitungan menjadi lebih mudah dan cepat.

Berdasarkan tabel PVIFA, angka yang didapat dari suku bunga 12% (r) dan periode lima
tahun (t) adalah sebesar 3.6048. Angka tersebut dimasukan ke rumus NPV berikut.

(Ct x PVIFA(r)(t)) – C0

= (50 x PVIFA(12%)(5)) – C0

= (50 x 3,6048) – 150

= 180,24 – 150

NPV = 30,24

Hasilnya juga sama dengan nilai yang didapat dari rumus NPV pertama, yaitu 30,24 atau
Rp30,24 juta.

Analisis penghitungan rumus NPV


Dari hasil penghitungan di atas, NPV adalah positif dengan nilai sebesar Rp30,24 juta.
Artinya mesin produksi yang akan dibeli tersebut dapat menghasilkan sekitar Rp30,24 juta
setelah melunasi biaya pembelian mesin dan biaya bunga.

Sesuai dengan penghitungan tersebut, maka dapat diputuskan bahwa rencana investasi
pembelian mesin produksi baru dapat dilanjutkan.

 Nilai yang positif (> 0) menunjukkan bahwa penerimaan lebih besar dibandingkan
dengan nilai yang diinvestasikan.
 Nilai yang negatif (< 0) menandakan penerimaan lebih kecil dibandingkan dengan
pengeluaran atau akan mengalami kerugian pada investasinya setelah
mempertimbangkan Nilai Waktu Uang (Time Value of Money).
 Nilai yang netral atau sama dengan nol berarti investasi atau pembelian tersebut hanya
balik modal (tidak untung dan tidak rugi).

Jika Berarti Maka

Maka investasi yang akan dijalankan,


Nilai
diproyeksikan akan mendatangkan Proyek direkomendasikan untuk dijalankan
NPV  > 0
keuntungan bagi perusahaan.

Maka investasi yang akan dijalankan,


Perlu didiskusikan lebih lanjut mengenai
Nilai diproyeksikan tidak mendatangkan
keuntungan lain yang akan didapatkan jika
NPV = 0 keuntungan maupun kerugian bagi
investasi tetap dilanjutkan.
perusahan.

Maka Investasi yang akan dijalankan, Investasi pasti menguntungkan. Jika merugikan
Nilai
diproyeksikan akan mendatangkan maka hal tersebut bukanlah investasi sehingga
NPV < 0
kerugian bagi perusahaan proyek direkomendasikan untuk dibatalkan.

Dengan demikian, semakin besar angka positifnya, maka semakin besar pula penerimaan
yang bisa didapatkan. Oleh karena itu, penghitungan ini tidak saja digunakan untuk
mengevaluasi layak atau tidaknya untuk berinvestasi, namun juga digunakan untuk
membandingkan investasi mana yang lebih baik jika terdapat dua pilihan investasi atau lebih.
Namun perlu diketahui juga, meskipun penghitungan rumus NPV adalah alat yang sangat
bagus untuk membuat keputusan dalam berinvestasi, namun tidak selalu akurat.

Hal ini dikarenakan persamaannya bergantung pada banyak perkiraan dan asumsi yang
realisasinya sulit diprediksi. Satu-satunya yang diketahui secara pasti oleh manajemen
perusahaan adalah biaya yang dikeluarkan untuk investasi pada saat ini. Sebagai langkah
perlindungan aset, manajemen perusahaan dapat memanfaatkan asuransi, terutama asuransi
properti yang akan memberikan ganti rugi atas kerusakan atau kehilangan aset.

Manfaat Menghitung NPV (Net Present Value)

Dalam dunia bisnis, perhitungan ini bermanfaat mengukur kemampuan dan peluang sebuah
perusahaan dalam mengelola investasinya hingga beberapa tahun mendatang. Terutama
ketika nilai mata uang berubah yang akan berdampak pada cash flow perusahaan. Metode ini
dapat digunakan oleh pengusaha atau perusahaan untuk memproyeksikan investasi yang
mereka kelola di masa depan.

Apakah investasi tersebut akan menguntungkan atau merugikan? Jika memang


menguntungkan, seberapa besar profit margin? Apakah sebanding dengan usaha yang
dikeluarkan? Dengan melakukan proyeksi seperti ini, perusahaan akan bisa memutuskan
apakah akan tetap melanjutkan investasi tersebut ataukah tidak.
3. Metode Internal Rate Of Return
Internal rate of return adalah suatu indikator yang bisa bermanfaat untuk melihat tingkat
efisiensi dalam suatu investasi. Arti lain dari Internal rate of return adalah suatu tingkat
pengembalian tahunan yang akan selalu diharapkan dalam suatu investasi.

Contohnya bila investasi adalah sebesar Rp 1.000.000 dan memiliki Internal rate of


return sebesar 22%, maka tingkat perkembangannya adalah sebanyak 22%. Semakin tinggi
suatu persentase nilai Internal rate of return, maka akan semakin tinggi juga tingkat investasi
yang bisa ditanamkan. Agar bisa membandingkannya dengan berbagai pilihan, maka
investasi dengan nilai IRR yang terlalu tinggi bisa dianggap menjadi yang terbaik.

Contoh Perhitungan Internal Rate Of Return (IRR)


Terdapat beberapa hal yang harus Anda perhatikan terlebih dahulu sebelum menghitung IRR.
Nah, beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menghitung Internal rate of return adalah
sebagai berikut:

1. Ekspektasi yang terdapat pada arus kas yang masuk dan juga NPV harus bisa
ditetapkan dan sama nilainya dengan nol. Artinya, biaya yang dibayar harus sama
dengan nilai investasi saat ini dari arus kas di masa depan.
2. Internal rate of return akan membandingkan biaya modal. Bila nilai Internal rate of
return ternyata lebih besar atau setidaknya sama dengan biaya modal, maka itu
artinya prospek investasi yang dilakukan sudah berjalan dengan baik.

Rumus untuk menghitung Internal rate of return adalah sebagai berikut:

IRR = I1 +  NPV1 – NPV2I2 – I1

Keterangan dari rumus Internal rate of return adalah sebagai berikut:

IRR = internal rate of return

I1 = tingkat diskonto yang mampu menghasilkan npv +

I2 = tingkat diskonto yang mampu menghasilkan npv –

NPV1 = net present value positif

NPV2 = net present value negative

Contoh Kasus : Sebuah perusahaan mempertimbangkan usulan proyek investasi Rp 150 juta.
Umur proyek tersebut diperkirakan 5 tahun tanpa nilai sisa.

Arus kas yang dihasilkan:

Tahun 1 : Rp 60.000.000

Tahun 2 : Rp 50.000.000
Tahun 3 : Rp 40.000.000

Tahun 4 : Rp 35.000.000

Tahun 5 : Rp 28.000.000

Diasumsikan RRR = 10%

Penyelesaian

Dicoba dengan faktor diskonto 10%:

 Tahun 1 arus kas : Rp 60.000.000 x 0,9090 = Rp 54.540.000


 Tahun 2 arus kas : Rp 50.000.000 x 0,8264 = Rp 41.320.000
 Tahun 3 arus kas : Rp 40.000.000 x 0,7513 = Rp 30.052.000
 Tahun 4 arus kas : Rp 35.000.000 x 0,6830 = Rp 23.905.500
 Tahun 5 arus kas : Rp 28.000.000 x 0,6209 = Rp 17.385.200

Total PV = Rp 167.202.200

Investasi Awal = Rp 150.000.000

NPV = Rp 17.202.200

Dicoba dengan faktor diskonto 16%:

 Tahun 1 arus kas : Rp 60.000.000 x 0,8621 = Rp 51.726.000


 Tahun 2 arus kas : Rp 50.000.000 x 0,7432 = Rp 37.160.000
 Tahun 3 arus kas : Rp 40.000.000 x 0,6417 = Rp 25.668.000
 Tahun 4 arus kas : Rp 35.000.000 x 0,5523 = Rp 19.330.500
 Tahun 5 arus kas : Rp 28.000.000 x 0,419 = Rp 17.973.200

Total PV = Rp 100.131.700

Investasi Awal = Rp 150.000.000

NPV = Rp – 49.868.300

Perhitungan interpolasi

Selisih Bunga Selisih PV Selisih PV dengan Investasi Awal


10% Rp167.202.200 Rp167.202.200
16% Rp100.131.700 Rp150.000.000
6% Rp67.070.500 Rp17.202.200

IRR = 10% + (Rp.17.202.200/Rp. 67.070.500) x 6 %

IRR = 11,5388%
Kesimpulannya, proyek investasi tersebut bisa diterima. Karena IRR > 10%.

Fungsi Internal Rate of Return


Fungsi yang paling utama dari perhitungan Internal rate of return adalah agar bisa mengukur
suaru aset, apakah aset tersebut memang mengalami adanya peningkatan, ataukah tidak.
Selain itu, fungsi lainnya dari Internal rate of return adalah sebagai berikut:

1.  Internal rate of return memiliki fungsi sebagai sumber acuan seseorang saat ingin
menyimpan uang ataupun membuka suatu deposito bank
2.  Internal rate of return berguna untuk membantu memberikan suatu perbandingan
pada tingkat laju pengembalian dalam hal menentukan bentuk investasi yang
diperkirakan akan lebih mampu memberikan keuntungan.
3.  Internal rate of return juga berguna untuk menilai laju pengembalian setelah
sebelumnya dikenakan pajak, sehingga para investor di dalamnya akan mengetahui
tingkat pengembalian dana yang lebih tinggi walaupun dikenakan pajak.

Selain itu, manfaat lainnya dari perhitungan Internal rate of return adalah agar bisa
mengetahui tingkat laju pengembalian investasi, sehingga setiap kegiatan operasional dalam
bentuk apapun bisa dievaluasi tingkatan pada laju pengembalian dengan lebih akurat.

Kelebihan dan Kekurangan Internal Rate Of Return


1. Kelebihan Internal Rate of Return
Kelebihan dari Internal rate of return adalah tidak melakukan pertimbangan atas time
value of money. Untuk itu, dalam hal ini perhitungan bisa dilakukan secara lebih tepat dan
juga lebih realistis bila dibandingkan dengan menggunakan perhitungan accounting rate
of return.

2. Kekurangan Internal Rate of Return


Kekurangan dari Internal rate of return adalah memerlukan waktu yang lebih lama untuk
menghitungnya. Termasuk dalam menghitung arus kas yang tidak bisa terdistribusi secara
merata.

Selain itu, perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan metode ini juga mampu
mengidentifikasi ukuran investasi untuk berbagai proyek yang tingkat keuntungannya bisa
lebih bersaing dengan investasi lain.

Bila kita membahas tentang investasi, tentu akan selalu banyak risiko di dalamnya. Semakin
tinggi tingkat resiko dari investasi tersebut, maka akan semakin tinggi juga tingkat
keuntungannya.

4. Metode PROFITABILITY INDEX (PI)


Metode penilaian investasi profitability index (PI) membandingkan antara nilai arus
kas dimasa mendatang dengan nilai pengeluaran investasi yang sekarang.
Profitability index dikenal juga dengan nama profit investment ratio (rasio laba
investasi) dan value investment ratio (rasio investasi nilai). Apabila profitability
Index hasilnya lebih besar dari 1, Investasi tersebut layak untuk diambil. Semakin
besar angkanya, maka investasi tersebut semakin layak.

Rumus PROFITABILITY INDEX (PI):

                                                Nilai Aliran Kas Masuk


PROFITABILITY INDEX ( PI ) = —————————
                                                    Nilai Investasi
Kelayakan investasi menurut standar analisa ini adalah :
Jika PI > 1 ; maka investasi tsb dpt dijalankan (layak)
Jika PI < 1 ; investasi tsb tidak layak dijalankan (tidak layak)

Kelebihan Profitability Index adalah :


– Memberikan percentage future cash flows dengan cash initial
– Sudah mempertimbangkan cost of capital
– Sudah mempertimbangkan time value of money
– Mempertimbankan semua cash flow

Kekurangan Profitability Index adalah :


– Tidak memberikan informasi mengenai return suatu project.
– Dibutuhkan cost of capital untuk menghitung Profitability Index.
– Tidak memberikan informasi mengenai project risk.
– Susah dimengerti untuk dijadikan indicator apakah suatu project memberikan value kepada
perusahaan.

Contoh kasus :
Seorang Pembisnis menganalisis kondisi usahanya, dimana nilai Kas netto yang dimilik
dalam 1 (satu) tahun adalah Rp.85.500,000,-. Dari nilai kas yang dikeluakan untuk kebutuhan
Investasi adalah Rp.55.700.000,-. Maka berdasarkan data ini hitunglah Probability Index dan
tentukan kelayakannya.
PV
PI =
I
Rp .85 .500,000
=
Rp .55 .700 .000
= 1,535
Maka Bisnis tersebut layak (Fleksible)

Anda mungkin juga menyukai