SOAL
- Hospital bylaws atau peraturan internal rumah sakit adalah acuan dalam
menyelenggarakan rumah sakit. Peraturan ini mengatur pemilik, pengelola, dan staf
medik untuk mengetahui kejelasan peran dan fungsi mereka sehingga dapat
meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit serta bertujuan untuk melindungi semua
pihak baik dan benar. Peraturan internal rumah sakit bukan merupan kumpulan
peraturan teknis administrative ataupun klinis sebuah rumah sakit. Maka, prinsip
hospital bylaw sberbeda dengan rule and regulation dalam banyak hal; antara lain
dalam hal materi otoritas yang punya kewenangan mengesahkannya. Jika materi
hospital bylaws masih berisi prinsip-prinsip yang bersifat umum maka rule and
regulation sudah mulai memuat hal-hal yang lebih bersifat spesifik bagi kebutuhan
implementasi dari prinsip-prinsip umum yang tercantum dalam hospital bylaws. Ibarat
hospital bylawsitu sebuah undang-undang maka rule and regulation merupakan
peraturan pelaksanaannya agar undang-undang (yang masih bersifat abstrak, umum
dan pasif) menjadi lebih operasional guna menyelesaikan berbagai tugas dan
permasalahan nyata di rumah sakit.
c. Apa saja yang diatur dalam peraturan internal RS dan siapa yang
mengesahkannya?
Jawaban :
…………………
- Peraturan Internal RS mengatur :
1. Pembentukan tim penyusun terdiri dari pemilik atau yang mewakili, direktur
rumah sakit, dan komite medik
3. Melakukan legal audit bisa meminta bantuan dari luar (konsultan) namun bisa
dilakukan oleh rumah sakit sendiri terutama bagi rumah sakit yang telah
mempunyaibagian hukum dalam struktur organisasi
4. Penyusunan draft peraturan internal rumah sakit dengan mengacu badan hukum
kepemilikan rumah sakit, peraturan dan perundangan tentang kesehatan dan
perumahsakitan serta hasil dari legal audit
8. Sosialisasi peraturan internal rumah sakit dilakukan kepada stake holder dan
customer
9. Monitoring dan evaluasi dilakukan sesuai dengan mekanisme pengawasan
yang diatur pada peraturan internal rumah skait.
1. kompetensi
3. perilaku
4. etika profesi
- Hambatan yang terjadi mulai dari sosialisasi penerapan clinical pathway yang belum
merata, pemahaman tentang cara pengisian clinical pathway, perbedaan pendapat
tentang tata cara pengobatan penyakit antara sesama dokter spesialis, Standar
Pelayanan Medis (SPM) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK) yang tidak sesuai
guidline sehingga perlu direvisi, clinical pathway belum sesuai dengan Standar
Prosedur Operasional (SPO) rumah sakit, dan kriteria inklusi yang ditetapkan belum
bisa mewakili faktor komorbit.