Anda di halaman 1dari 5

METODE ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK ( BOP )

DOSEN PENGAMPU : ASMAUL HUSNA, S.Ak, M.Ak.


MATA KULIAH : Akuntansi Biaya
KELOMPOK 5 : JIHAN ISNAINI HASIBUAN (0502202064)
RINA HALIZAH NASUTION (0502202057)
YUMNA MUTIAH (0502202104)

Metode Alokasi Biaya Overhead Pabrik (BOP) terbagi 3 yaitu .


1. Metode alokasi langsung (direct alocation method)
Metode alokasi langsung digunakan apabila jasa yang dihasilkan oleh departemen jasa
hanya dinikmati/dimanfaatkan oleh departemen produksi, dan tidak ada departemen jasa lain
yang memakai jasa tersebut (Departemen Jasa tidak memakai jasanya).
Contoh kasus: Metode Alokasi langsung

CV HAM mengolah produknya melalui dua departemen produksi yakni departemen proses 1
dan proses 2, dan ditunjang oleh dua departemen jasa yaitu departemen jasa listrik (X) dan
departemen jasa pemeliharaan mesin (Y). Seluruh tenaga listrik dan pemeliharaan mesin
sepenuhnya digunakan oleh departemen produksi dengan proporsi:
Department Produksi Department jasa x Department jasa y
Proses 1 30% 25%
Proses 2 35% 40%
Proses 3 35% 35%

Perkiraan besarnya BOP untuk masing-masing departemen adalah


Department Produksi Jumlah BOP ( Rp )
Proses 1 180 juta
Proses 2 200 juta
Proses 3 150 juta
Jasa x 30 juta
Jasa y 60 juta

Tentukan BOP Dianggarkan setelah alokasi dengan menggunakan metode alokasi langsung!

Jawab :
Menghitung BOP dianggarkan
Alokasi BOP dari masing-masing departemen adalah:
1.    Jasa X
BOP departemen jasa X sebanyak Rp 30.000.000 seluruhnya dialokasikan ke masing-masing
departemen produksi dengan proporsi masing-masing
Departemen Proses 1 = 30% x Rp 30.000.000 = Rp   9.000.000,-
Departemen Proses 2 = 35% x Rp 30.000.000 = Rp 10.500.000,-
Departemen Proses 3 = 35% x Rp 30.000.000 = Rp 10.500.000,-
                                        Total            = Rp 30.000.000,-
2.    Jasa Y
BOP departemen jasa Y sebanyak Rp 60.000.000 seluruhnya dialokasikan ke masing-masing
departemen produksi dengan proporsi masing-masing:
Departemen 1 = 25% x Rp 60.000.000 = Rp 15.000.000,-
Departemen 2 = 40% x Rp 60.000.000 = Rp 24.000.000,-
Departemen 3 = 35% x Rp 60.000.000 = Rp 21.000.000,-
                  Total            = Rp 60.000.000,-

2. Metode Alokasi Bertahap (Step Method)


         Metode ini digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen jasa tidak hanya
dinikmati oleh departemen produksi saja, melainkan digunakan pula oleh departemen jasa
yang lain.
         Satu metode untuk mengalokasikan biaya overhead pabrik bagian jasa apabila terjadi
hal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan metode aljabar (Algebraic method).
Dalam metode ini biaya overhead pabrik yang timbul di masing-masing bagian jasa
dinyatakan dalam formula berikut:

X = a1 + b1 Y
Y = a2 + b2 X
Z = a3 + b3 Z
Keterangan:
X  = jumlah BOP bagian jasa X setelah menerima alokasi BOP dari bagian jasa Y
Y  = jumlah BOP bagian jasa Y setelah menerima alokasi BOP dari bagian jasa X
a1 = BOP bagian jasa X sebelum alokasi
a2 = BOP bagian jasa Y sebelum alokasi
b1 = Persentase penggunaan jasa bangian jasa Y oleh bagian X
b2 = Persentase penggunaan jasa bangian jasa X oleh bagian Y
Contoh Kasus : Metode Alokasi Bertahap

PT RAS  mempunyai dua departemen produksi dan dua departemen jasa. Perusahaan
merencanakan Biaya Overhead Pabrik untuk kapasitas normal produksi sebesar 50.000 unit,
selama Tahun 2006 sebesar:
Department Kegiatan Jumlah BOP
Proses 1 Setting Rp 22.800.000
Proses 2 Finishing Rp 12.200.000
Jasa x Listrik Rp 28.000.000
Jasa y Pemeliharaan Rp 2.000.000

Rencana penggunaan jasa dari departemen jasa adalah jasa bagian jasa selain digunakan oleh
bagian produksi (departemen proses 1 & 2), juga dipakai oleh bagian jasa sendiri. Dalam hal
ini terjadi tukar menukar jasa antara bagian jasa listrik dan bagian jasa pemeliharaan.
Proporsi pemakaian jasanya adalah:
Department Pemberi Department Pemakai
Jasa Jasa
Proses 1 Proses 2 Jasa x Jasa y
Jasa X 30% 50% - 20%
Jasa Y 40% 35% 25% -

Berdasarkan data tersebut, diminta:


1.    Menghitung BOP Neto masing-masing departemen jasa
2.    Menghitung BOP Neto yang dianggarkan untuk masing-masing departemen produksi

Jawab :

1. Menghitung BOP Neto bagian Jasa setelah alokasi

Dengan menggunakan Metode Aljabar, maka biaya tiap bagian jasa dinyatakan dalam
persamaan-persamaan berikut:
X = a1 + b1 Y .................................. persamaan 1
Y = a2 + b2 X .................................. persamaan 2

X = 28.000.000 + 25% Y
Y = 2.000.000 + 20% X

Jadi  
X = 28.000.000 + 0,25 (2.000.000 + 0,2 X)
X = 28.500.000 + 500.000 + 0,05 X
X – 0,05 X  = 28.500.000
X  = 30.000.000

Y = 2.000.000 + 20% X
Y = 2.000.000 + 0,2 (X)
Y = 2.000.000 + 0,2 (30.000.000)
Y = 8.000.000

Jadi
 BOP bagian jasa listrik setelah mendapat alokasi BOP dari bagian jasa pemeliharaan
adalah sebesar Rp 30.000.000,-
 BOP bagian jasa pemeliharaan setelah mendapatkan alokasi BOP dari bagian jasa
listrik adalah sebesar Rp 8.000.000,-
Dengan demikian maka jumlah BOP Neto untuk masing-masing departemen jasa adalah:

Keterangan Mula-Mula Tambahan ( + ) Kurangi (-) BOP neto


Bagian Listrik x 28.000.000 2.000.000 6.000.000 24.000.000
Bagian 2.000.000 6.000.000 2.000.000 6.000.000
Pemeliharaan y
jumlah 30.000.000 30.000.000

Kedua BOP Neto dari bagian jasa listrik dan pemeliharaan ini, kemudian dibebankan kepala
masing-masing departemen produksi sesuai proporsi masing-masing:

2. Menghitung BOP Neto masing-masing Departemen Produksi setelah alokasi

Alokasi BOP dari masing-masing departemen adalah:


1.    Jasa X (departemen listrik)
BOP departemen jasa X sebanyak Rp 24.000.000 seluruhnya dialokasikan ke masing-masing
departemen produksi dengan proporsi masing-masing:
Departemen Proses 1 = 30/80 x Rp 24.000.000 = Rp   9.000.000,-
Departemen Proses 2 = 50/80 x Rp 24.000.000 = Rp 15.000.000,-
                             Total              = Rp 24.000.000,-
2.    Jasa Y (departemen pemeliharaan)
BOP departemen jasa Y sebanyak Rp 6.000.000 seluruhnya dialokasikan ke masing-masing
departemen produksi dengan proporsi masing-masing:
Departemen Proses 1 = 40/75 x Rp 6.000.000 = Rp 3.200.000,-
Departemen Proses 2 = 35/75 x Rp 6.000.000 = Rp 2.800.000,-
                    Total      = Rp 6.000.000,-
3. Metode Alokasi Continue
BOP langsung dan tidak langsung departemen-departemen pembantu dan produksi
selama tahun anggaran 20X3 diperkirakan sebagai berikut: Departemen produksi Departemen
A Rp 9.000.000 Departemen B Rp 15.000.000 Departemen pembantu Departemen X Rp
3.000.000 Departemen Y Rp 5.000.000
Department Pemberi Department Pemakai
Jasa Jasa
Dep x Dep y Dep A Dep b
Jasa X - 10% 65% 25%
Jasa Y 20% - 45% 35%

Alokasi biaya overhead pabrik dengan metode alokasi continue


Departemen X Departemen Y
BOP langsung dan tidak langsung departemen 3.000.000 5.000.000
Alokasi BOP dep X ( 3.000.000 ) 300.000
0 5.300.000
Alokasi BOP dep Y 1.060.000 ( 5.300.000 )
1.060.000 -
Alokasi BOP dep X ( 1.060.000 ) 106.000
0 106.000
Alokasi BOP dep Y 21.200 ( 106.000 )
21.200 0
Alokasi BOP dep X ( 21.200 ) 2.120
0 2.120
Alokasi BOP dep Y 424 ( 2.120 )
424 0
Alokasi BOP dep x ( 424 ) 42
0 42
Alokasi BOP dep y 8 ( 42 )
8 0
Alokasi BOP dep x (8) 1
0 1

Anda mungkin juga menyukai