Sem. II/AKS B
2. Mutiara (0502202096)
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji bagi Allah SWT, Rabb semesta alam. Dialah dzat yang
menggenggam nyawa setiap makhluk-Nya. Tanpanya semesta alam beserta isinya
ini akan binasa. Karena Dialah yang meletakkan sesuatu sesuai proporsi dan
fungsinya. Shalawat serta salam selalu tercurah limpahkan kepada pemimpim
umat, Nabiyullah Muhammad SAW. Beliau sukses mengubah masyarakat
jahiliyah menjadi sosok yang cerdas secara spiritual, dan dari masyarakat
paganisme yang primitif menjadi komunitas bertauhid yang madani dari
masyarakat yang berperangai kasar menjadi masyarakat yang santun, dari
masyarakat yang tidak dikenal oleh peradaban menjadi umat yang memimpin
peradaban.
Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak dan bila
terdapat kekurangan dalam pembuatan makalah ini kami mohon maaf karena
kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna.
Wassalamu‟alaikum, Wr.Wb.
Kelompok I
2
DAFTAR ISI
A. Asal-usul Hak................................................................................................5
A. Kesimpulan .................................................................................................13
B. Saran ...........................................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam hak milik harus dilandasi oleh aspek-aspek keimanan dan moral,
serta dijabarkan didalam aturan-aturan hukum, agar ada keadilan dan kepastian.
Benar pernyataan bahwa hukum tanpa moral dapat jatuh kepada kezaliman, dan
moral tanpa hukum dapat menimbulkan ketidakpastian.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Asal-usul Hak
َ س ْل
طةَ ْأوت َ ْك ِل ْيفَا ُ ع اص يُ َق ِ ّر ُر ِب ِه ال ﱠ
ُ ش ْر ٌ صَ اِجْ ِت
Artinya: “suatu ketentuan yang digunakan oleh syara’ untuk menetapkan suatu
kekuasaan atau suatu beban hukum.”
1
Tengku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Pengantar Fiqh Muamlah, Semarang : Pustaka Rizky
Putra, 1999, halaman 199.
5
Pengertian hak sama dengan arti hukum dalam istilah ahli ushul’:
ي ِّ ص ﱡرفِ َواْﻻِ ْنتِفَاعِ ِع ْندَ َعد َِم ْال َمان ِِع ْالش َْر ِع
َ صاحِ بُهُ ش َْرعًا اَ ْن َي ْستَ ِبدﱠ ِبالتﱠ
َ ُاص ي ُْم ِكن
ٌ صَ ِا ِْخت
Artinya: “sekumpulan kaidah dan nash yang mengatur atas dasar harus ditaati
untuk mengatur hubungan manusia dengan manusia, baik mengenai orang
maupun mengenai harta.”
Artinya: “kekuasaan mengenai sesuatu atau sesuatu yang wajib dari seseorang
kepada yang lainnya”
Apabila seseorang telah memiliki suatu benda yang sah menurut syara’,
orang tersebut bebas bertindak terhadap benda tersebut, baik akan di jual maupun
akan digadaikan, baik dia sendiri maupun dengan perantara orang lain.3
2
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah,PT Raja Grafindo, Jakarta, 2002, halaman 33.
3
Imron Abu Amar, Terjemhan Fat-hul Qarib, Menara Qudus, Kudus, 1982, halaman 326.
6
1. Hakikatnya harta itu adalah milik Aallah SWT. Firman Allah dalam surat
al-Hadid ayat 7:
۟ ُوا مِ ن ُك ْم َوأَنفَق
ٌ ِوا َل ُه ْم أَجْ ٌر َكب
ير ۟ وا مِ ﱠما َجعَ َل ُكم ﱡم ْست َْخلَفِينَ فِي ِه ۖ فَٱلﱠذِينَ َءا َم ُن
۟ ُسو ِلِۦه َوأَن ِفق ۟ َُءامِ ن
ُ وا بِٱللﱠ ِه َو َر
Artinya: “Beriman lah kamu kepada Allah dan rasul-Nya dan nafkahkanlah
sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka
orang-orang yang beriman diantarakamu dan menafkahkan (sebagian) dari
hartanya memperoleh paahal yg besar”.
2. Harta kekayaan jangan sampai ada atau dimiliki oleh segolongan kecil
masyarakat. Firman Allah dalam surat al-Hasyr ayat 7:
س ِب ۡي ۙ ِل ك َۡى َﻻ
ال ﱠ س ۡو ِل َو ِلذِى ۡالقُ ۡربٰ ى َو ۡال َي ٰتمٰ ى َو ۡال َمسٰ ك ِۡي ِن َو ۡاب ِن س ۡول ِٖه مِ ۡن اَ ۡه ِل ۡالقُ ٰرى فَ ِللﱣ ِه َول ﱠ
ُ ِلر ُ َم ۤا اَفَا ٓ َء اللﱣهُ َع ٰلى َر
ُ اِنﱠ اللﱣهَ َشد ِۡيد َس ۡولُ فَ ُخذُ ْوهُ َو َما نَهٰ ى ُك ۡم َع ۡنهُ فَا ْنت َ ُه ۡوا ۚ َواتﱠقُوا اللﱣه
ُ الر َ ۡ َيَ ُك ۡونَ د ُۡو َل ۢةً بَ ۡين
اﻻ ۡغ ِن َيآءِ مِ ۡن ُك ۡمؕ َو َم ۤا ٰا ٰتى ُك ُم ﱠ
ِ ۡال ِعقَا
ب
Artinya: “apa saja harta rampasan yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari
harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah,
untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang
yang ada dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredardi antara orang-orang
kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah.
Dan apa yang di larangnya bagimu, maka tinggalkan lah dan bertaqwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumnya”.
4
A.Dzadzuli, Fiqh Siyasah, Fajar Interperatama Offset, Jakarta, 2003, halaman 209-212.
7
b. Menggunakan hak di anggap tidak menurut agama jika
mengakibatkan timbulnya bahaya yang tidak lazim.
C. Pembagian Hak
Dalam pengertian umum, hak dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
8
Artinya: “Sesuatu yang berpautan dengan harta, seperti pemilikan
benda-benda atau utang-utang.”
Hak gairu mal ada dua bagian: haq syakhşi dan haq `aini
ص َعلَى أَخَر
ٍ ع ِلش َْخ ْ َم
ط َلبٌ يُق ﱡِرهُ ال ﱠ
ُ ش ْر
1) Haq ‘aini aşli ialah adanya wujud benda tertentu dan adanya şahub al-haq
seperti hak milkiyah dan hak irtifaq.
c) Haq al-irtifaq ialah hak memiliki manfaat yang ditetapkan untuk suatu
kebun atas kebun yang lain, yang dimiliki bukan oleh pemilik kebun
pertama.
h) Haq syafah atau haq syurb ialah kebutuhan manusia terhadap air untuk
kebutuhan sehari-hari.
9
2) Hak ‘aini thab’i ialah hak menentukan jaminan yang ditetapkan untuk
seseorang yang mengutangkan uangnya atas yang berhutang.5
D. Sebab-Sebab Kepemilikan
5
Hendi Suhendi,OP.Cit, halaman 35-37.
6
Ibid, halaman 38.
10
1) Khalafiyah syakhsy ‘an syakhsy, yaitu si waris menempati tempat si
muwaris dalam memiliki harta yang ditinggalkan oleh muwaris, harta yang
ditinggalkan oleh muwariz disebut tirkah.
2) Khalafiyah syai’an syai’in, yaitu apabila seseorang merugikan milik orang
lain atau menyerobot barang orang lain, kemudian rusak ditangannya atau
hilang, maka wajiblah dibayar harganya dan diganti kerugian-kerugian
pemilik harta.
3. Tawallud min mamluk, yaitu segala yang terjadi dari benda yang
telah dimiliki, menjadi hak bagi yang memiliki benda tersebut.
Misalnya bulu domba menjadi milik pemilik domba.
ٌ ۢ ش ْىءٍ قَد
ِير ِ ِللﱠ ِه ُم ْلكُ ٱل ﱠس ٰ َم ٰ َو
ِ ت َو ْٱﻷ َ ْر
َ ض َو َما فِي ِه ﱠن ۚ َو ُه َو َعلَ ٰى ُك ِّل
“Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi dan apa yang diantara
keduanya. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. al-Ma’idah : 120).
11
ٓ َو َءاتُو ُهم ِ ّمن ﱠما ِل ٱللﱠ ِه ٱلﱠذ
ِى َءات َ ٰى ُك ْم
“Berikanlah kepada mereka Sebagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya
kepadamu”. (QS. an-Nuur : 33).
ض
ِ اﻻ ْر ْ ُه َو الﱠذ
َ ْ ِي خَ لَقَ لَ ُك ْم ﱠما فِى
“Dialah yang telah menciptakan untukmu segala apa yang ada di bumi…”.
Disamping itu, Islam telah mengatur degan jelas bagaimana suatu hak
milik dapat diperoleh secara sah dan pantas. Sebaliknya, Islam melarang
rampasan atau perampokan atas suatu hak milik, sehingga menimbulkan
ketidakadilan (kezhaliman) atau penindasan atas suatu pihak dengan pihak lainnya.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hak milik adalah kekuasaan seseorang terhadap sesuatu atau terhadap sutu
barang dan mempunyai kebebasan bertindak secara bebas terhadap barang
tersebut, baik akan dijual maupun akan digadaikan, baik dia sendiri maupun
dengan perantara orang lain.
13
b. Khalafiyah, Bertempatnya seseorang atau sesuatu yang baru bertempat di
tempat yang lama, yang telah hilang berbagai macam haknya.
c. Tawallud min mamluk, yaitu segala yang terjadi dari benda yang telah
dimiliki.
Harta benda menurut islam bukanlan milik pribadi (kapitalisme) dan
bukan pula milik bersama (sosialisme) melainkan milik Allah, sebab ia
dielaborasi dari al-Qur’an dan Sunnah.
B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Imron Abu Amar, Terjemhan Fat-hul Qarib, Menara Qudus, Kudus, 1982.
15