Disusun Oleh:
IQLIMA (21160067)
NURMAHYANI (21160065)
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................3
A. Pengertian Harta .................................................................................3
B. Unsur-unsur Harta ..............................................................................3
C. Kedudukan dan Anjuran Untuk Memiliki Harta ...............................3
D. Cara Memperoleh Harta .....................................................................6
E. Pembagian Harta ................................................................................8
F. Fungsi Harta .......................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesempurnaan agama islam dapat dilihat dimana syariat islam
diturunkan dalam bentuk yang umum dan mengglobal permasalahannya.
Segala bentuk peraturan aqidah, hukum, dan syariah tentunya sudah
dituangkan kedalam kitab al-Qur’an sebagai tuntunan umat islam dalam
menjalani kehidupan. Kesempurnaan ajaran islam telah Allah tuangkan
kedalam firman-Nya:
ضيتُلَ ُك ُماإلسْال َم ِدينًا َ ِْليَوْ َمَأ ْك َم ْلتُلَ ُك ْم ِدينَ ُك ْم َوَأ ْت َم ْمتُ َعلَ ْي ُك ْمنِ ْع َمت
ِ يو َر
Artinya: “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan
telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi
agama bagimu.”
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Harta?
2. Sebutkan unsur-unsur Harta?
3. Bagaimana kedudukan dan Anjuran Untuk Memiliki Harta?
4. Bagaimana usaha manusia dalam mendapatkan harta?
5. Sebutkan pembagian-pembagian Harta?
6. Apa fungsi Harta?
C. Tujuan Penulisan
1
Hendi suhendi,fiqh muamalah, (Jakarta: PT. Raja grafindo persada 2002), 58.
1
1. Dapat mengetahui Pengertian Harta,
2. Dapat mengetahui Unsur-unsur Harta,
3. Dapat mengetahui Kedudukan dan Anjuran Untuk Memiliki Harta,
4. Dapat megetahui usaha manusia untuk mendapatkan harta,
5. Dapat mengetahui Pembagian Harta,
6. Dapat mengetahui Fungsi Harta.
BAB II
2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Harta
Istilah mal atau harta digunakan oleh para fuqaha salaf dalam
pengertian yang sempit. Istilah harta hanya diterapkan pada objek yang
tampak, yaitu barang yang memenuhi kebutuhan jasmani dan nyata.
Sedangkan menurut istilah syar’i harta diartikan sebagai segala
sesuatu yang dimanfaatkan pada sesuatu yang legal menurut hukum syara’
(hukum islam), seperti jual-beli (al-bay), pinjam-meminjam (‘ariyah),
konsumsi dan hibah atau pemberian. Beradasarkan pengertian tersebut.
maka, segala sesuatu yang digunakan dan dimanfaatkan oleh manusia dalam
kehidupan sehari-hari disebut dengan harta. Seperti uang, tanah, rumah,
kendaraan, perhiasan, perabotan rumah tangga, hasil peternakan,
perkebunan, dan juga pakaian semuanya termasuk dalam kategori al-amwal.
2
H. Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (Jakarta:Amzah, 2010), 173-174.
3
B. Unsur-Unsur Harta
Menurut fuqaha, harta bersendi kepada dua unsur yaitu :
1. Unsur ‘Aniyah, ialah harta dalam wujud nyata,
2. Unsur ‘Urf, ialah segala sesuatu yang dipandang harta oleh seluruh
manusia atau sebagian manusia, tidaklah manusia memelihara sesuatu
kecuali menginginkan manfaatnya, baik manfaat madiyah maupun
manfaat ma’nawiyah.
3
Abdul Rahman, Fiqh Muamalat,(Jakarta; kencana prenada media group,2010), 78.
4
ْاَلَّ ِذ ْينَيُ ْنفِقُوْ نَا َ ْم َوالَهُ ْمفِى َسبِ ْياِل لل ِهثُ َّماَل يُ ْتبِعُوْ نَ َمااَ ْنفَقُوْ ا َواَل اَ ًذالَهُ ْماَجْ ُرهُ ْم ِع ْند ََربِّ ِه ْم َواَل َخوْ فٌ َعلَ ْي ِه ْم َواَل هُ ْميَح
َ َزنُوْ ن.
ِإنَّ َماَأ ْم َوالُ ُك ْم َوَأوْ اَل ُد ُك ْمفِ ْتنَةٌ َواللَّه ُِع ْن َدهَُأجْ ٌر َع ِظيم.
5
Artinya : “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan
didunia".[6]
ْ ِصلَّىاللَّهُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َميَقُوِإُل نَّلِ ُكُأِّل َّم ٍةفِ ْتنَةً َوفِ ْتنَةُُأ َّمت
•ٌيال َمالُقَاَأَلبُو ِعي َسىهَ َذا َح ِديث ٍ َع ْن َك ْعبِ ْبنِ ِعيَا
َ َّضقَالَ َس ِم ْعتُالنَّبِي
ٌَريب َ ٌ َح َسن.
ِ ص ِحي ٌحغ
رواهأحمد. نعمالمااللصالحللمرءالصالح
Allah berfirman:
4
Ghufron A. Mas’adi, Fiqh Muamalah,(Jakarta; PT.Raja grapindo persada,2002), 42-43.
6
seseorang melakukan usaha dalam mencari karunia Allah dengan
bersungguh-sungguh, Allah menyuruh kepada seseorang itu untuk memohon
kepada Allah agar dilimpahkan karunia tersebut itu dalam bentuk rezeki. Hal
ini tertulis pada surah An-Nisa’:32
َوا ْساَلُوْ االلهَ ِم ْنفَضْ لِ ِهاِنَّاللهَ َكانَبِ ُكلِّ َش ْيٍئ َعلِ ْي ًما.
Jika harta tersebut dicari dengan ketentuan Allah yaitu dengan cara
yang halal dan toyib, maka pemanfaatanya pun harus sesuai dengan panduan
Allah:
7
3. Dimanfaatkan untuk kebutuhan sosial.5
E. Pembagian harta
Menurut para fukaha, harta ditinjau dari beberapa segi. Harta terdiri
dari beberapa bagian, dan tiap-tiap bagian mempunyai ciri dan hukum
sendiri. Pembagian tersebut sebagai berikut:
1. Mutaqawwim dan gair mutaqawwim
Mutaqawwim ialah sesuatu yang boleh diambil manfaatnya
menurut syara. Harta yang termasuk mutaqawwim ialah segala harta
yang baik jenisnya, baik pula cara memperolehnya, dan diperbolehkan
oleh syara’. Misalkan seperti makanan, pakaian,dll.
Sedangkan harta ghair mutaqawwim, ialah harta yang belum
dicapai oleh suatu usaha atau belum sepenuhnya berada dalam
genggaman kepemilikan manusia, misalkan mutiara didasar laut,
minyak diperut bumi,dll.
Atau pun harta tersebut tidak diperbolehkan secara syara’ untuk
dimanfaatkan kecuali dalam keadaan darurat, seperti minuman keras.
Bagi orang muslim, harta ghair mutaqawwim tidak boleh dikonsumsi,
kecuali dalam keadaan darurat saja.
2. ‘iqar dan manqul
Menurut Hanafiah, manqul adalah jenis harta yang dapat
dipindah, ditransfer dari satu tempat ke tempat yang lainya baik bentuk
fisik dan zatnya berubah ataupun tidak pada saat terjadi perpindahan.
Misalkan uang, harta dagang,hewan ataupun harta yang dapat
ditimbang dan diukur.
Sedangkan ‘iqar, adalah harta yang tidak dapat dipindah dari
tempat satu ke tempat yang lainya seperti tanah, rumah, taman,gedung,
dll.
3. Mitsli dan qimi
5
Dimyauddin djuawaini, Pengantar Fiqh Muamalah,(Yogyakarta; Pustaka
pelajar,2008), 40-41.
8
Al-mal al-mitsli ialah harta yang memiliki persamaan,
kesetaraan atau kesamaan dipasar, tidak ada perbedaan pada bagian-
bagianya dan kesatuanya. Yaitu perbedaan atau kekurangan yang bisa
terjadi dalam aktifitas ekonomi. Harta mitsli terbagi atas empat bagian.
Yaitu harta yang ditakar(al-makilaat), harta yang ditimbang(al-
mauzunaat), harta yang dihitung(al-‘adadiyaat), dan harta yang dijual
permeter(adz-dzira’iyaat).
Al-mal al-qimi adalah jenis harta yang tidak memiliki padanan,
dan jika terdapat persamaan antara satu dengan yang lain maka nilai
jual nya berbeda. Misalkan antara telur yang berkualitas baik dan yang
berkualitas buruk.
F. Fungsi harta
Adapun dari sekian banyak fungsi harta antara lain sebagai berikut:
1. Berfungsi sebagai penyempurna pelaksanaan ibadah.
2. Untuk meneruskan kehidupan dari periode ke periode selanjutnya.
6
H. Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (Jakarta:Amzah, 2010), 175-176.
9
3. Untuk memutar peranan kehidupan antara tuan dan pembantu.
4. Untuk menumbuhkan silahturahim.
5. Bekal mencari dan mengembangkan ilmu
6. Keharmonisasn hidup bernegara dan bermasyarakat.7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Harta adalah segala sesuatu yang digunakan dan dimanfaatkan oleh
manusia dalam kehidupan sehari-hari disebut dengan harta. Seperti uang,
7
Rachmat Syafei, Fiqih Muamalah, (Bandung:PustakaSetia,2001),31-32.
10
tanah, rumah, kendaraan, perhiasan, perabotan rumah tangga, hasil
peternakan, perkebunan, dan juga pakaian semuanya termasuk dalam
kategori al-amwal.
2. Unsur ‘Aniyah, ialah harta dalam wujud nyata. Unsur ‘Urf, ialah segala
sesuatu yang dipandang harta oleh seluruh manusia atau sebagian manusia,
tidaklah manusia memelihara sesuatu kecuali menginginkan manfaatnya,
baik manfaat madiyah maupun manfaat ma’nawiyah.
3. Disebutkan harta termasuk salah satu keperluan pokok manusia dalam
menjalani kehidupan didunia ini, sehingga oleh para ulama ‘ushul fiqh
persoalan harta dimasukkan kedalam salah satu ad-dharuriyat al-khamsah
(lima keperluan pokok), yang terdiri atas : Agama, Jiwa, Akal, keturunan,
dan harta.
4. Harta merupakan sebuah kebutuhan pokok manusia dalam menjalani
kehidupan didunia ini. Oleh karena itu, Allah memerintahkan manusia
untuk berusaha mencari harta dan memilikinya. Tentu saja dengan
memakai cara yang halal dan tidak melanggar norma-norma agama.
5. Mutaqawwim ialah sesuatu yang boleh diambil manfaatnya menurut
syara, ‘iqar, adalah harta yang tidak dapat dipindah dari tempat satu ke
tempat yang lainya seperti tanah, rumah, taman,gedung.
6. Harta berfungsi sebagai penyempurna pelaksanaan ibadah, untuk
meneruskan kehidupan dari periode ke periode selanjutnya, untuk
memutar peranan kehidupan antara tuan dan pembantu, untuk
menumbuhkan silahturahim.
DAFTAR PUSTAKA
11
Ghufron A. Mas’adi, Fiqh Muamalah,Jakarta; PT.Raja grapindo persada,2002.
12