Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Mengidentifikasi Ayat dan Hadits tentang Harta

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tafsir Ayat dan Hadist

Dosen Pengampu: Sofiah, M.E

Disusun oleh kelompok 12

Umi Khulsum 201105030020

Tarisa Fitriani 201105030037

Taufikurrohman 201105030032

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH. ACHMAD SIDDIQ JEMBER

2021

i
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan , sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada baginda kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat sehat baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu menyelesaikan pembuatan
makalah dari mata kuliah Tafsir Ayat dan Hadist dengan judul “Mengidentifikasi Ayat dan
Hadits tentang Harta”.
Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini tanpa
adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami sangat berterima
kasih kepada dosen mata kuliah yaitu Ibu Sofia S.E dan teman-teman kelas Akuntansi
Syariah 1 yang telah mendukung pembuatan makalah ini. Demikian, semoga makalah ini
dapat bermanfaat. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jember, Selasa 30 November 2021

Penulis

Daftar Isi

Kata Pengantar...........................................................................................................................ii
Bab 1..........................................................................................................................................1
Pendahuluan...............................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1

ii
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
Bab 2..........................................................................................................................................2
Pembahasan................................................................................................................................2
2.1 Harta Dalam Pandangan Islam.........................................................................................2
2.2 Arti dan Tafsir QS. Al-Kahfi aya 46................................................................................3
2.3 Arti dan Tafsir QS. Al-Imron ayat 14..............................................................................4
2.4 Hadits Tentang Harta........................................................................................................7
Bab 3..........................................................................................................................................7
Penutup.......................................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................7
3.2 Saran.................................................................................................................................7
Daftar Pustaka............................................................................................................................8

iii
Bab 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Islam adalah agama yang sempurna, datang dengan mengatur hubungan antara Sang
Khaliq (Allah SWT) dan makhluk dalam ibadah untuk membersihkan jiwa dan
mensucikan hati. Dan Islam pun mengatur hubungan di antara sesama makhluk, sebagian
mereka bersama sebagian yang lain, seperti jual beli, nikah, warisan, had dan yang
lainnya agar manusia hidup bersaudara di dalam rasa damai, adil dan kasih
saying. Kesempurnaan agama islam dapat dilihat dimana syariat islam diturunkan dalam
bentuk yang umum dan mengglobal permasalahannya

‫يت لَ ُك ُم اإلسْال َم ِدينًا‬


ُ ‫ض‬ ُ ‫ت لَ ُك ْم ِدينَ ُك ْ\م َوَأ ْت َم ْم‬
ِ ‫ت َعلَ ْي ُك ْم نِ ْع َمتِي َو َر‬ ُ ‫ْأليَوْ َم َأ ْك َم ْل‬
Artinya:
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu.” [Al-Maaidah:3]
Dalam masalah muamalah, al-Qur’an memberikan kaidah-kaidah umum agar manusia
dapat mengembangkan berbagai transaksi dalam kehidupan umat manusia. Diantara
pokok pembahasan bidang muammalah yang sangat urgen adalah mengenai harta, harta
merupakan keperluan hidup yang sangat penting. Sebab harta adalah salah satu bentuk
perhiasan kehidupan dunia. Dengan harta, manusia dapat memenuhi kebutuhannya
sehari-hari mulai dari yang primer, sekunder, bahkan tersier sekalipun. Oleh karena harta
pula lah akan terjadi interaksi sosial atau hubungan horizontal (manusia).
Tidak ada larangan dalam mencari harta baik konvensional maupun syariah, semua
sama-sama menganjurkan kepada manusia untuk mencari harta. Harta bagi manusia
merupakan dzat yang sangat berharga. Meskipun terkadang ada sekelompok orang yang
tidak menganggap itu berharga karena mungkin mereka telah memiliki sesuatu yang lebih
berharga. Singkatnya, penilaian terhadap harta dilakukan secara subyektif, tidak
mengikat. Sebab tergantung siapa yang menilainya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari harta
2. Bagaimana bunyi QS Al-Kahfi ayat 46 dan QS Al-Imran ayat 14
3. Apa arti ayat dan tafsir QS Al-Kahfi ayat
4. Apa arti ayat dan tafsir QS Al-Imran ayat 14
5. Bagaimana bunyi hadits tentang harta

1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari harta
2. Mengetahui bunyi QS Al-Kahfi ayat 46 dan QS Al-Imran ayat 14
3. Mengetahui arti ayat dan tafsir QS Al-Kahfi ayat
4. Mengetahui arti ayat dan tafsir QS Al-Imran ayat 14
5. Mengetahui bunyi hadits tentang harta

Bab 2

Pembahasan

2.1 Harta Dalam Pandangan Islam


Harta yang bisa juga dikenal dengan Istilah amwal memiliki peranan yang sangat
penting bagi kehidupan manusia, khususnya bagi umat Islam. Bahkan dalam Al-Qur’an
kedudukan harta bisa sebagai fitnah (sebagimana dalam Q.S At-Tagbhabun;15), Harta
sebagai perhiasan hidup (sebagimana dalam QS. Al-Kahfi;46), dan Harta untuk memenui
kebutuhan dan mencapai kesenangan (sebagimana Q.S. Ali Imron;14).
A. Pengertian Harta
Secara etimologi atau bahasa, harta adalah sesuatu yang dibutuhkan dan
diperuntukan oleh manusia, baik berupa benda yang tampak seperti emas, perak,
binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun (yang tidak nampak), yakni manfaat seperti
kendaraan, pakaian, dan tempat tinggal.
Menurut Ulama Hanafiah: Harta adalah sesuatu yang dapat diambil, disimpan, dan
dapat diamnafaatkan. Menurut definisi ini, harta memiliki dua unsur. Pertama, harta
dapat dikuasai dan dipelihara, kedua harta dapat dimanfaatkan menurut kebiasaan.
Pendapat Jumhur Ulama Fiqih Tentang Harta: Harta adalah segala sesuatu yang bernilai
dan mesti rusaknya dengan menguasainya.
Pengertian Umum dalam Undang-Undang Modern: Harta adalah segala sesuatu yang
bernilai dan bersifat harta.
Rachmad Syafe’i
Dalam ulasannnya mengemukakan bahwa definisi yang dikemukakan oleh ulama
hanafiah dan jumhur ulama adalah tentang benda yang tidak dapat diraba,
seperti manfaat. Ulama hafiah memandang bahwa manfaat sesuatu yang dapat dimiliki,
tetapi bukan harta. Adapun menurut Jumhur Ulama selain hanafiah, manfaat termasuk

2
harta sebab yang terpenting adalah manfaat bukan zatnya. Pendapat ini Rachmad
Syafe’I mengungkapkan bahwa telah umum digunakan oleh kebanyakan manusia.
Dari berbagai bentuk penjelasan mengenai Pengertian Harta dalam Islam di atas,
dapat dikatakan bahwa sesuatu yang tidak dikuasai manusia tidak bisa dinamakan harta
menurut bahasa, seperti burung di udara, ikan di dalam air, pohon di hutan, dan barang
tambang yang ada di bumi.
2.2 Arti dan Tafsir QS. Al-Kahfi aya 46

٤٦  ﴿  ‫ك ثَ َوابًا َو َخ ْي ٌر َأ َماًل‬


َ ِّ‫ات َخ ْي ٌر ِع ْن َد َرب‬ ُ َ‫﴾ ْال َما ُل َو ْالبَنُونَ ِزينَةُ ْال َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا ۖ َو ْالبَاقِي‬
ُ ‫ات الصَّالِ َح‬
almaalu waalbanuuna ziinatu alhayaati alddunyaa waalbaaqiyaatu alshshaalihaatu
khayrun 'inda rabbika tsawaaban wakhayrun amalaan
[18:46] Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan
yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk
menjadi harapan.
Tafsir Ayat
Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, baik dan indah sifatnya serta
bermanfaat bagi manusia, tetapi dapat memperdaya dan tidak kekal; tetapi amalan-amalan
yang kekal lagi saleh yang dilakukan karena Allah dan sesuai tuntunan agama adalah
lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan yang dapat
membawa kepada kebahagiaan yang kekal sampai di akhirat nanti.
Allah menjelaskan bahwa yang menjadi kebanggaan manusia di dunia ini adalah harta
benda dan anak-anak, karena manusia sangat mem-perhatikan keduanya. Banyak harta
dan anak dapat memberikan kehidupan dan martabat yang terhormat kepada orang yang
memilikinya. Seperti halnya 'Uyainah, pemuka Quraisy yang kaya itu, atau Qurthus, yang
mempunyai kedudukan mulia di tengah-tengah kaumnya, karena memiliki kekayaan dan
anak buah yang banyak. Karena harta dan anak pula, orang menjadi takabur dan
merendahkan orang lain. Allah menegaskan bahwa keduanya hanyalah perhiasan hidup
duniawi, bukan perhiasan dan bekal untuk ukhrawi. Padahal manusia sudah menyadari
bahwa keduanya akan segera binasa dan tidak patut dijadikan bahan kesombongan.
Dalam urutan ayat ini, harta didahulukan dari anak, padahal anak lebih dekat ke hati
manusia, karena harta sebagai perhiasan lebih sempurna daripada anak. Harta dapat
menolong orang tua dan anak setiap waktu dan dengan harta itu pula kelangsungan hidup
keturunan dapat terjamin. Kebutuhan manusia terhadap harta lebih besar daripada
kebutuhannya terhadap anak, tetapi tidak sebaliknya.
Kemudian Allah swt menjelaskan bahwa yang patut dibanggakan hanyalah amal
kebajikan yang buahnya dirasakan oleh manusia sepanjang zaman sampai akhirat, seperti
amal ibadah salat, puasa, zakat, jihad di jalan Allah, serta amal ibadah sosial seperti
membangun sekolah, rumah anak yatim, rumah orang-orang jompo, dan lain sebagainya.
Amal kebajikan ini lebih baik pahalanya di sisi Allah daripada harta dan anak-anak yang
jauh dari petunjuk Allah swt, dan tentu menjadi pembela dan pemberi syafaat bagi orang
yang memilikinya di hari akhirat ketika harta dan anak tidak lagi bermanfaat.

3
2.3 Arti dan Tafsir QS. Al-Imron ayat 14

‫ض ِة َو ْالخَ ي ِْل ْال ُم َس َّو َم ِة‬


َّ ِ‫ب َو ْالف‬
ِ َ‫ير ْال ُمقَ ْنطَ َر ِة ِمنَ ال َّذه‬
ِ ‫ت ِمنَ النِّ َسا ِء َو ْالبَنِينَ َو ْالقَنَا ِط‬ ِ ‫اس حُبُّ ال َّشهَ َوا‬ِ َّ‫ُزيِّنَ لِلن‬
١٤  ﴿ ‫ب‬ ْ ْ
ِ ‫ ِع ْن َدهُ ُحسْنُ ال َمآ‬ ُ ‫ع ال َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا ۖ َوهَّللا‬
ُ ‫ك َمتَا‬ ٰ
َ ِ‫ث ۗ َذل‬ِ ْ‫﴾ َواَأْل ْن َع ِ\ام َوال َحر‬
ْ
zuyyina lilnnaasi hubbu alsysyahawaati mina alnnisaa-i waalbaniina
waalqanaathiiri almuqantharati mina aldzdzahabi waalfidhdhati
waalkhayli almusawwamati waal-an'aami waalhartsi dzaalika
mataa'u alhayaati alddunyaa waallaahu 'indahu husnu almaaabi
[3:14] Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang
diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia,
dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).
Tafsir
Ada beberapa hal yang dapat menghalangi seseorang mengambil pelajaran dari
peristiwa di atas, yaitu dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap
apa yang diinginkan dan sulit untuk dibendung, berupa perempuan-perempuan, anak-
anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan yang
bagus dan terlatih, hewan ternak, dan sawah ladang, atau simbol-simbol kemewahan
duniawi lainnya. Itulah kesenangan hidup di dunia yang bersifat sementara dan akan
hilang cepat atau lambat, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik, yaitu surga
dengan segala keindahan dan kenikmatannya.
Sesudah dijelaskan pada ayat sebelum ini tentang kekeliruan pandangan orang kafir
terhadap harta dan anak-anak serta penyimpangan mereka dari kebenaran, maka dalam
ayat ini diterangkan segi kesesatan mereka yang disebabkan oleh harta dan anak yang
dijadikan tumpuan harapan mereka. Adalah keliru kalau manusia menjadikan harta dan
anak sebagai tujuan hidupnya. Perempuan, anak-anak, emas dan perak, kendaraan,
binatang peliharaan, dan semua kekayaan adalah menyenangkan manusia dan sangat
dicintainya. Sebenarnya bukan sesuatu yang terlarang mencintai benda-benda itu, karena
manusia tidak dapat terhindar dari mencintainya. Namun sedikit sekali orang yang
memahami keburukan atau bahayanya, sekalipun bukti-bukti cukup jelas dan banyak
yang memperlihatkan keburukan dan bahayanya itu. Kadang-kadang manusia menyukai
sesuatu, padahal dia mengetahui sesuatu itu buruk, dan tidak berguna. Siapa yang
menyukai sesuatu tetapi dia menganggap hal itu tidak baik untuk dirinya, dia dapat
melepaskan diri dari pengaruhnya. Sesungguhnya Allah menjadikan tabiat manusia cinta
kepada harta benda dan kesenangan. Oleh sebab itu, Allah menjadikan harta benda dan
kesenangan sebagai sarana menguji keimanan seseorang, apakah dia akan menggunakan
semua harta dan kesenangan itu untuk kehidupan duniawi saja, ataukah dia akan
menggunakan harta bendanya untuk mencapai keridaan Allah.
Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya,
untuk Kami uji mereka, siapakah di antaranya yang terbaik perbuatannya.(al-Kahf/18: 7)
Benda-benda kesenangan manusia secara terperinci adalah sebagai berikut:

4
Pertama: Perempuan (istri), istri adalah tumpuan cinta dan kasih sayang. Jiwa manusia
selalu cenderung tertuju kepada istri, sebagaimana difirmankan Allah dalam Al-Qur'an:
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan
untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya,
dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang.” (ar-Rum/30: 21)
Sebagian besar hasil usaha kaum lelaki yang diperoleh dengan susah payah
diperuntukkan bagi anak dan istri. Para lelaki adalah pembimbing yang bertanggung
jawab atas kaum perempuan, karena lelaki itu memiliki kekuatan dan kemampuan
melindungi mereka. Tetapi mencintai perempuan secara berlebihan mempunyai efek
yang kurang baik terhadap keluarga, masyarakat, dan bangsa, dan dapat pula
mempengaruhi keseimbangan hak dan kewajiban antara laki-laki dan perempuan.
Dalam ayat ini, mencintai istri disebutkan lebih dahulu daripada mencintai anak-anak,
walaupun cinta kepada istri itu dapat luntur, sedang cinta pada anak tidak; karena cinta
pada anak jarang sekali berlebih-lebihan seperti halnya mencintai perempuan.
Pada umumnya mencintai anak tidak menimbulkan problema. Dalam masyarakat
banyak terjadi seorang laki-laki mengutamakan cinta kepada perempuan dengan
mengabaikan cinta kepada anak. Seperti laki-laki yang kawin lebih dari satu, dia
curahkan cintanya pada istri yang lain, diberinya nafkah yang banyak, sedang istrinya
yang tua diabaikan. Dengan demikian anak-anaknya jadi terlantar, karena
pendidikannya tidak lagi diperhatikan. Banyak pula anak-anak penguasa dan orang kaya
yang rusak akhlaknya karena bapaknya mencintai perempuan lain.
Kedua: Anak, laki-laki atau perempuan. Cinta kepada anak adalah fitrah manusia. Sama
halnya dengan cinta kepada istri karena tujuannya untuk melanjutkan keturunan.
Anak sebenarnya adalah hiasan rumah tangga, penerus keturunan dari generasi ke
generasi. Tetapi dia dapat berubah menjadi cobaan:
Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), ¦ (at-Tagabun/64:
15)
Ketiga: Harta kekayaan yang melimpah ruah. Ar-Razi mengatakan dalam tafsirnya,
"Emas dan perak amat disenangi, karena keduanya adalah alat penilai harga sesuatu.
Orang yang memilikinya sama dengan orang yang memiliki segala sesuatu. Memiliki
berarti menguasai. Berkuasa adalah salah satu kesempurnaan, dan kesempurnaan itu
diinginkan oleh semua manusia. Karena emas dan perak adalah alat yang paling tepat
untuk memperoleh kesempurnaan, maka ia diinginkan dan dicintai. Apabila sesuatu
yang dicintai tidak dapat diperoleh kecuali dengan sesuatu yang lain, maka sesuatu yang
lain itu pun dicintai pula. Maka karena itulah emas dan perak dicintai".
Harta yang melimpah ruah akan menggoda hati manusia serta menyibukkan mereka
sepanjang hari untuk mengurusnya. Hal ini sudah barang tentu akan dapat melupakan
orang kepada Tuhan dan kehidupan di akhirat.
Orang-orang Badui yang tertinggal (tidak turut ke Hudaibiah) akan berkata kepadamu,
"Kami telah disibukkan oleh harta dan keluarga kami, maka mohonkanlah ampunan
untuk kami¦ (al-Fath/48: 11)
Cinta kepada harta telah menjadi tabiat buruk manusia, karena harta adalah alat untuk
memenuhi keinginan. Keinginan manusia tidak ada batasnya. Maka mereka mengejar
harta tidak henti-hentinya. Rasulullah saw bersabda: “Sekiranya manusia itu

5
mempunyai satu lembah harta, niscaya ia ingin yang kedua (satu lembah lagi). Kalau ia
mempunyai dua lembah, niscaya ia ingin yang ketiga. Tidak ada yang dapat memenuhi
perut Bani Adam kecuali tanah. Dan Allah mengampuni orang-orang yang bertobat
kepada-Nya”. (Riwayat al-Bukhari dari Ibnu 'Abbas).
Keempat: Kuda yang dipelihara di padang rumput, terutama kuda yang berwarna putih
di bagian dahi dan kakinya, sehingga tampak sebagai tanda. Bagi masyarakat Arab,
kuda yang demikian ini adalah kuda yang paling baik dan paling indah. Mereka
berlomba-lomba untuk dapat memilikinya. Mereka merasa bangga dengan kuda
semacam itu dan kadang-kadang bersaing membelinya dengan harga yang amat tinggi.
Kelima: Binatang ternak lainnya, seperti sapi, unta, kambing. Binatang-binatang ini
termasuk harta kekayaan Arab Badui. Kebutuhan hidup mereka seperti pakaian,
makanan alat-alat rumah tangga dan sebagainya, sebagian besar terpenuhi dari hasil
beternak binatang-binatang itu. Allah berfirman menerangkan nikmat-Nya ini:
Dan hewan ternak telah diciptakan-Nya untuk kamu, padanya ada (bulu) yang
menghangatkan dan berbagai manfaat, dan sebagiannya kamu makan. Dan kamu
memperoleh keindahan padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan
ketika kamu melepaskannya (ke tempat penggembalaan).Dan ia mengangkut beban-
bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup mencapainya, kecuali dengan susah
payah. Sungguh, Tuhanmu Maha Pengasih, Maha Penyayang. Dan (Dia telah
menciptakan) kuda, bagal, dan keledai, untuk kamu tunggangi dan (menjadi) perhiasan.
Allah menciptakan apa yang tidak kamu ketahui.(an-Nahl/16: 5-8).
Keenam: Sawah ladang adalah sumber kehidupan manusia dan hewan. Kebutuhan
manusia kepada sawah ladang melebihi kebutuhan mereka kepada harta lainnya yang
disenangi, karena sawah ladang adalah sumber pemenuhan kebutuhan seseorang.
Demikianlah keenam macam harta yang disenangi manusia di dunia ini, dan
merupakan alat kelengkapan bagi hidup mereka, yang memenuhi segala kebutuhan dan
keinginan mereka. Setan menggoda manusia sehingga ia memandang baik mencintai
harta benda tersebut. Tetapi hendaknya manusia menyadari bahwa semua harta benda
itu hanya untuk kehidupan duniawi yang tidak kekal. Tidak benar, apabila harta benda
dijadikan manusia sebagai cita-cita dan tujuan akhir dari kehidupan di dunia yang fana
ini, sehingga dia terhalang untuk mempersiapkan diri bagi kehidupan yang sebenarnya,
yaitu kehidupan akhirat yang abadi. Bukankah di sisi Allah ada tempat kembali yang
baik (surga)? Alangkah bahagianya manusia, sekiranya dia mempergunakan harta
benda itu dalam batas-batas petunjuk Allah.

Keterangan mengenai QS. Ali 'Imran


Surat Ali 'Imran yang terdiri dari 200 ayat ini adalah surat Madaniyyah. Dinamakan
Ali 'Imran karena memuat kisah keluarga 'Imran yang di dalam kisah itu disebutkan
kelahiran Nabi Isa a.s., persamaan kejadiannya dengan Nabi Adam a. s., kenabian dan
beberapa mukjizatnya, serta disebut pula kelahiran Maryam puteri 'Imran, ibu dari Nabi
Isa a.s. Surat Al Baqarah dan Ali 'Imran ini dinamakan Az Zahrawaani (dua yang
cemerlang), karena kedua surat ini menyingkapkan hal-hal yang disembunyikan oleh para
Ahli Kitab, seperti kejadian dan kelahiran Nabi Isa a.s., kedatangan Nabi Muhammad
s.a.w. dan sebagainya.

6
2.4 Hadits Tentang Harta

َ ‫ع َْن َأبِى هُ َر ْي َرةَ َأ َّن َرس‬


‫ وِإ َّن من مالِ ِه‬، ‫ مالي مالي‬: ‫يقو ُل العب ُد‬: ‫ قَا َل‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫ُول هَّللا‬
‫للناس‬
ِ ُ‫وتار ُكه‬
ِ َ ِ‫ وما ِس َوى ذل‬، ‫ أو أ ْعطَى فأ ْقنَى‬، ‫س فأ ْبلَى‬
ٌ‫ فهو ذا ِهب‬، ‫ك‬ َ ِ‫ أو لب‬، ‫ ما أكل فأ ْفنَى‬: ‫ثالثًا‬
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Berkata seorang hamba: Hartaku!
Hartaku! Sesungguhnya kebaikan dari hartanya itu ada tiga perkara: apa yang
dimakannya lalu ia habis, atau apa yang dipakainya ia akan lusuh, atau apa yang diberi
(disedekahkan karena Allah SWT), itulah yang akan memberinya kebaikan. Adapun
(harta) yang selainnya maka akan pergi dan ditinggalkan untuk manusia (HR. Muslim).

Bab 3

Penutup

3.1 Kesimpulan
Harta adalah sesuatu yang dibutuhkan dan diperuntukan oleh manusia, baik berupa
benda yang tampak seperti emas, perak, binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun (yang tidak
nampak), yakni manfaat seperti kendaraan, pakaian, dan tempat tinggal.
Dalam QS Al-Kahfi ayat 46 dijelaskan bahwa Harta dan anak-anak adalah perhiasan
kehidupan dunia, baik dan indah sifatnya serta bermanfaat bagi manusia, tetapi dapat
memperdaya dan tidak kekal, tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh yang dilakukan
karena Allah dan sesuai tuntunan agama adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu
serta lebih baik untuk menjadi harapan yang dapat membawa kepada kebahagiaan yang
kekal sampai di akhirat nanti.
Serta dalam QS Al-Imran dijelaskan Ada beberapa hal yang dapat menghalangi
seseorang mengambil pelajaran dari peristiwa di atas, yaitu dijadikan terasa indah dalam
pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan dan sulit untuk dibendung, berupa
perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan
perak, kuda pilihan yang bagus dan terlatih, hewan ternak, dan sawah ladang, atau
simbol-simbol kemewahan duniawi lainnya. Itulah kesenangan hidup di dunia yang
bersifat sementara dan akan hilang cepat atau lambat, dan di sisi Allah-lah tempat
kembali yang baik, yaitu surga dengan segala keindahan dan kenikmatannya.

3.2 Saran
Kami sebagai penulis tentunya menyadari jika makalah kami masih kurang sempurna,
maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar makalah kami

7
dapat lebih baik lagi. Dan juga kami mengharapkan agar makalah kami dapat menjadi bahan
belajar bagi para pelajar, mahasiswa serta khalayak umum.

Daftar Pustaka
https://quran.kemenag.go.id/

https://www.indonesiastudents.com/pengertian-harta-dalam-islam-lengkap/

https://www.google.com/amp/s/literasinews.pikiran-rakyat.com/khazanah/amp/pr-
922586227/muhasabah-pagi-penggunaan-dan-manfaat-harta-kekayaan-sesuai-hadist-hr-
muslim

Anda mungkin juga menyukai