Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

HARTA, KEDUDUKAN, FUNGSI, MACAM


DAN MANFAATNYA

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


FIQIH MUAMALAH

OLEH :
KELOMPOK I

1. WIDYA PUTRI JULIANTI


2. QARDAWILLA HASANAH
3. ICE YENDA ALENTRI
4. YEZA SEPTI NS
5. VISI ANJENI PUTRI
6. POPY FEBITA LEISIWAL
7. FENTI AYU AHLI JANNAH
8. ROMI ISWANDI, ST

DOSEN PENGAMPUH : Drs. H. SUNANTO, MM, M.Ag

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIAH AL-QUR’ANIAH
2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT serta
shalawat dan salam kami sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi
Muhammad SAW. Diantara sekian banyak nikmat Allah SWT yang membawa
kita dari masa kegelapan ke dimensi terang yang memberi hikmah dan yang
paling bermanfaat bagi seluruh umat manusia, sehingga oleh karena-Nya kami
dapat menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Fiqih Muamalah ini dengan baik
dan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh Dosen pada Mata Kuliah Fiqih
Muamalah. Dalam proses penyusunan tugas ini penulis menjumpai hambatan,
namun berkat dukungan materil dari berbagai pihak dan partisifasi anggota
kelompok, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu,
oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak terkait yang telah membantu
terselesaikannya tugas ini.
Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal
yang benar datangnya hanya dari agama berkat adanya nikmat iman dari Allah
SWT, meski begitu tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu
segala saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi perbaikan pada tugas selanjutnya. Besar harapan penulis semoga
Makalah ini bermanfaat khususnya bagi kelompok kami dan bagi pembaca lain
pada umumnya.
Manna, September 2022
Penulis
KELOMPOK I

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar isi ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Harta 3
B. Kedudukan Harta 3
C. Fungsi Harta 5
D. Macam-Macam Harta 6
E. Manfaat Harta 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 12
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Harta dalam bahasa Arab disebut al-amaal yang berasal dari kata - ‫َما َل‬
َ‫ َم ْيل‬- ‫ َي ِم ْي ُل‬yang berarti condong, cenderung, dan miring. Harta menurut
syariat : segala sesuatu yang bernilai, bisa dimiliki, dikuasai, dimanfaatkan
yang menurut syariat yang berupa (benda dan manfaatnya).
Harta menurut ulama : sesuatu yang berwujud dan dapat dipegang
dalam penggunaan dan manfaat pada waktu yang diperlukan. Al-Qur’an
menyebut kata al-mal (harta) tidak kurang dari 86 kali. Penyebutan berulang-
ulang terhadap sesuatu di dalam al-Qur’an menunjukkan adanya perhatian
khusus dan penting terhadap sesuatu itu. Harta merupakan bagian penting dari
kehidupan yang tidak dipisahkan dan selalu diupayakan oleh manusia dalam
kehidupannya terutama di dalam Islam.
Islam memandang keinginan manusia untuk memperoleh, memiliki,
dan memanfaatkan harta sebagai sesuatu yang lazim, dan urgen. Harta
diperoleh, dimiliki, dan dimanfaatkan manusia untuk memenuhi hajat
hidupnya, baik bersifat materi maupun non materi. Manusia berusaha sesuai
dengan naluri dan kecenderungan untuk mendapatkan harta.
Al-Qur’an memandang harta sebagai sarana bagi manusia untuk
mendekatkan diri kepada Khaliq-Nya, bukan tujuan utama yang dicari dalam
kehidupan. Dengan keberadaan harta, manusia diharapkan memiliki sikap
derma yang memperkokoh sifat kemanusiannya. Jika sikap derma ini
berkembang, maka akan mengantarkan manusia kepada derajat yang mulia,
baik di sisi Tuhan maupun terhadap sesama manusia.
Oleh karena itu, harta dalam perspektif Al-Qur’an sangat menarik
untuk dibahas lebih lanjut dalam makalah ini baik dalam hubungannya kepada
sang Khaliq, maupun harta yang bersifat materi maupun non materi.
Harta merupakan komponen pokok dalam kehidupan manusia, unsur
naluri yang tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Dengan harta, manusia dapat

1
2

memenuhi segala kebutuhannya, baik yang bersifat materi atau immateri.


Dalam kerangka memenuhi kebutuhan tersebut, terjadilah hubungan horizontal
antar manusia (mu’amalah), karena pada dasarnya tidak ada manusia yang
sempurna dan dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, akan tetapi saling
membutuhkan dan terkait dengan manusia lainnya.
Dalam konteks tersebut, harta hadir sebagai objek transaksi, harta
yang dijadikan objek dalam transaksi jual beli, sewa-menyewa, partnership
(kontrak kerja sama), atau transaksi ekonomi lainnya. Selain itu, dilihat dari
karakteristik dasarnya (nature), harta juga bisa dijadikan sebagai objek
kepemilikan, kecuali terdapat urgen yang menghalanginya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan rumusan
masalah sebagai berikut.
1. Apa pengertian harta dalam Islam ?
2. Apakah kedudukan harta dalam Islam ?
3. Apa fungsi harta dalam Islam ?
4. Apa macam-macam harta dalam Islam ?
5. Apa manfaat harta dalam Islam ?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan
tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan :
1. Pengertian harta dalam Islam
2. Kedudukan harta dalam Islam
3. Fungsi harta dalam Islam
4. Macam-macam harta dalam Islam
5. Manfaat harta dalam Islam
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Harta
Dalam istilah ilmu fiqih, dinyatakan oleh kalangan Hanafiyah bahwa
harta itu adalah sesuatu yang digandrungi oleh tabiat manusia dan mungkin
disimpan untuk digunakan saat dibutuhkan. Namun harta tersebut tidak akan
bernilai kecuali bila dibolehkan menggunakannya secara syariat. Sedangkan
Menurut Wahbah Zuhaili (1989, IV, hal, 40), secara urgerc, al maal
didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat mendatangkan ketenangan, dan
urg dimiliki oleh manusia dengan sebuah upaya (fi’il), baik sesuatu itu berupa
dzat (materi) seperti; urger, lamera digital, hewan ternak, tumbuhan, dan
lainnya. Atau pun berupa manfaat, seperti, kendaraan, atau pin tempat tinggal.
Harta di dalam bahasa Arab disebut al-mal atau jamaknya al-amwal
(Munawir, 1984). Harta (al-mal) menurut kamus Al-Muhith tulisan Al Fairuz
Abadi, adalah ma malaktahu min kulli syai (segala sesuatu yang engkau
punyai). Menurut istilah syar’i harta diartikan sebagai segala sesuatu yang
dimanfaatkan pada sesuatu yang legal menurut urge syara’ (urge Islam) seperti
jual beli, pinjaman, konsumsi dan hibah atau pemberian (An-Nabhani, 1990).
Di dalam Al Quran, kata al mal dengan berbagai bentuknya disebut 87 kali
yang terdapat dalam 79 ayat dalam 38 surat. Berdasarkan pengertian tersebut,
harta meliputi segala sesuatu yang digunakan manusia dalam kehidupan sehari-
hari (duniawi) , seperti uang, tanah, kendaraan, rumah, perhiasan, perabotan
rumah tangga, hasil perkebunan, hasil perikan-lautan, dan pakaian termasuk
dalam katagori al amwal. Islam sebagai agama yang benar dan sempurna
memandang harta tidak lebih dari sekedar anugerah Allah swt yang dititipkan
kepada manusia.
B. Kedudukan Harta
Dalam al-quran dan hadis sangat banyak yang membicarakan
mengenai harta. Secara rinci akan diterangkan bagaimana sesungguhnya

3
4

kedudukan harta dalam Agama Islam melalui dua sumber ini yaitu Al-Qur`an
dan Sunnah.
1. Kedudukan Harta dalam Al-Qur`an
a. Harta sebagai fitnah
Firman Allah SWT,

َ ‫َوا ْعلَ ُم ْْٓوا اَنَّ َما ْٓ اَ ْم َوالُ ُك ْم َواَ ْو ََلدُ ُك ْم ِفتْنَةٌ َّۙواَ َّن ه‬
َ ‫ّٰللا ِع ْندَ ْٓه ا َ ْج ٌر‬
‫ع ِظ ْي ٌم‬
Artinya : “ Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan
(bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.” Al-Anfal
Ayat 28
b. Harta sebagai perhiasan Hidup
Firman Allah SWT,

َّ ٰ ‫ْٱل َما ُل َو ْٱلبَنُونَ ِزينَةُ ْٱل َحيَ ٰوةِ ٱلدُّ ْنيَا ۖ َو ْٱل ٰبَ ِق ٰيَتُ ٱل‬
‫ص ِل ٰ َحتُ َخي ٌْر ِعندَ َر ِبكَ ثَ َوابًا‬
‫َو َخي ٌْر أَ َم ًل‬
Artinya : “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia
tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik
pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi
harapan.” Al-Kahfi Ayat-46
c. Harta Untuk Kebutuhan dan Kesenangan
Firman Allah swt :

َ‫ط َر ِة ِمن‬ َ ‫ير ْال ُمقَ ْن‬ ِ ‫اء َو ْال َبنِينَ َو ْالقَن‬
ِ ‫َاط‬ ِ ‫س‬ َ ِ‫ت ِمنَ الن‬ ِ ‫ش َه َوا‬َّ ‫اس ُحبُّ ال‬ ِ َّ‫ُز ِينَ ِللن‬
‫ث ذَلِكَ َمتَاعُ ْال َحيَاةِ الدُّ ْنيَا‬ ِ ‫س َّو َم ِة َو ْاْل َ ْن َع ِام َو ْال َح ْر‬
َ ‫ض ِة َو ْال َخ ْي ِل ْال ُم‬
َّ ‫ب َو ْال ِف‬
ِ ‫الذَّ َه‬
ِ ‫ّٰللاُ ِع ْندَهُ ُح ْسنُ ْال َمآ‬
.‫ب‬ َّ ‫َو‬
Artinya : “ Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan
kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-
anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan,
binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat
kembali yang baik (surga).” (Q.S. Al-Imran:14)
5

2. Kedudukan Harta dalam As-Sunnah


a. Kecelakaan Bagi Hamba Harta
Celakalah orang yang menjadi hamba dinar (uang), orang yang
menjadi hamba toga atau pakaian, jika diberi ia bangga, bila tidak diberi
ia marah, mudah-mudahan dia celaka dan merasa sakit, jika dia kena
sesuatu musiabah dia tidak akan memperoleh jalan keluar (HR. Bukhari).
b. Penghamba Harta adalah orang yang terkutuk
Terkutuklah orang yang menjadi hamba dinar dan terkutuk pula
orang yang menjadi hamba dirham (HR. Tirmidzi).
C. Fungsi Harta
Fungsi harta bagi manusia sangat banyak. Harta dapat menunjang
kegiatan manusia, baik dalam kegiatan yang baik maupun yang buruk. Oleh
karena itu, manusia selalu berusaha untuk memiliki dan menguasainya. Tidak
jarang dengan memakai beragam cara yang dilarang syara’ dan urge urge, atau
ketetapan yang disepakati oleh manusia.
Biasanya cara memperoleh harta, akan berpengaruh terhadap fungsi
harta. Seperti orang yang memperoleh harta dengan mencuri, ia memfungsikan
harta tersebut untuk kesenangan semata, seperti mabuk, bermain wanita, judi,
dan lain-lain. Sebaliknya, orang yang mencari harta dengan cara yang halal,
biasanya memfungsikan hartanya untuk hal-hal yang bermanfaat.
Dalam pembahasan ini, akan dikemukakan fungsi harta yang sesuai
dengan syara’, antara lain untuk :
a. Kesempurnaan ibadah mahdhah, seperti shalat memerlukan kain untuk
menutup aurat.
b. Memelihara dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah
SWT, sebagai kefakiran mendekatkan kepada kekufuran.
c. Meneruskan estafeta kehidupan, agar tidak meninggalkan generasi lemah.
d. Menyelaraskan antara kehidupan dunia dan akhirat, Rasulullah SAW.
Bersabda :
Artinya : “tidaklah seseorang itu makan walaupun sedikit yang lebih baik
daripada makanan yang ia hasilkan dari keringatnya sendiri.
6

Sesungguhnya Nabi Allah, Daud, telah makan dari hasil


keringatnya sendiri” (HR. Bukhari dari Miqdam bin Madi
Kariba)
Dalam hadist lain dinyatakan :
Artinya : “ bukanlah orang yang baik bagi mereka, yang meninggalkan
masalah dunia untuk masalah akhirat, dan meninggalkan
masalah akhirat untuk urusan dunia, melainkan seimbang di
antara keduanya, karena masalah dunia dapat menyampaikan
manusia kepada masalah akhirat” (HR. Bukhari)
e. Bekal mencari dan mengembangkan ilmu
f. Keharmonisan hidup bernegara dan bermasyarakat, seperti orang kaya yang
memberikan pekerjaan kepada orang miskin.
g. Untuk memutarkan peranan-peranan kehidupan yakni adanya pembantu dan
tuan.
h. Untuk menumbuhkan silaturrahim.
D. Macam-Macam Harta
Pembagian Jenis-jenis Harta
1. Harta Mutaqawwim dan Harta Ghair al –mutaqawwim
Harta mutaqawwim ialah segala sesuatu yang dapat dikuasai
dengan pekerjaan dan dibolehkan syara’ untuk memanfaatkannya. Maksud
pengertian harta ghair al-Mutaqawwim merupakan kebalikan dari harta
mutaqawwim, yakni segala sesuatu yang tidak dapat dikuasai dengan
pekerjaan dan dilarang oleh syara’ untuk memanfaatkannya.
2. Mal Mitsli dan Mal Qimi
Harta mitsli dan qimi sebagai sesatu yang memiliki persamaan
atau kesetaraan di pasar, tidak ada perbedaan yang pada bagian bagiannya
atau kesatuannya. harta yang ada duanya atau dapat ditukar dengan hal
serupa dan sama disebut mitsli dan harta yang tidak duanya atau berbeda
secara tepat disebut qimi.
7

3. Mal Istihlak dan Mal Isti’mal


Harta istihlak merupakan harta yang penggunaannya hanya sekali
pakai sedangkan harta isti’mal harta yang penggunaannya bisa berkali-kali
pakai.
4. Mal Manqul dan Mal Ghair al-Manqul
Harta manqul yaitu harta yang dapat dipindahkan dan diubah dari
tempat satu ketempat yang lain, baik tetap pada bentuk dan keadaan semula
ataupun berubah bentuk dan keadaannya dengan perpindahan dan perubahan
tersebut. Sedangkan harta ghair al-manqul maksudnya segala sesuatu yang
tetap (harta tetap), yang tidak mungkin dipindahkan dan diubah posisinya
dari satu tempat ketempat yang lain menurut asalnya, seperti kebun, rumah,
pabrik, sawah dan lainnya.
5. Harta ‘Ain dan Dayn
Harta ‘ain yaitu harta yang berbentuk. sedangkan, harta dayn harta
yang menjadi tanggung jawab seperti uang yang dititipkan ke orang lain.
6. Harta Nafi’i
Harta nafi’i yaitu harta yang tidak berbentuk
7. Harta Mamluk, Mubah dan Mahjur
Harta mamluk yaitu harta yang statusnya memilikik kepemilikian
baik individu, umum atau negara. harta mubah yaitu hukum harta pada
asalnya yaitu tidak ada yang memiliki. sedangkan, harta mahjur yaitu harta
yang tidak boleh dimilikioleh pribadi.
8. Harta Dapat Dibagi dan Tidak Dapat Dibagi
Pembagian harta ini didasari oleh potensi harta menimbulkan
kerugian atau kerusakan apabila dibagikan. harta yang dapat dibagi yaitu
harta tidak menimbulkan kerugian atau kerusakan apabila dibagikan seperti
beras. sedangkan, harta yang tidak dapat dibagi yaitu harta menimbulkan
kerugian atau kerusakan apabila dibagikan seperti benda-benda mewah.
9. Harta Pokok dan Hasil
Harta pokok ialah harta yang mungkin menimbulkan harta lain atau
dalam istilah ekonomi disebut harta modal.
8

10. Harta Khas dan ‘Am


Harta khas yaitu harta milik individu yang tidak boleh diambil
manfaatnya jika tidak direstui pemiliknya. sedangkah harta am yaitu harta
milik umum yang dibebaskan dalam mengambil manfaatnya.
Selain harta, hal penting dalam bahasan syariah islam yaitu tentang
kepemilikan harta itu sendiri. kepemilikan (al-milkiyyah) adalah istilah hukum
Islam yang menandakan hubungan antara manusia dan harta yang menjadikan
harta itu secara khusus melekat padanya. Berdasarkan definisi ini, perolehan
properti oleh seorang individu, dengan cara yang sah, memberikan hak
kepadanya untuk memiliki hubungan eksklusif dengan properti itu,
menggunakan atau menanganinya selama tidak ada hambatan hukum untuk
berurusan seperti itu. Pada dasarnya menurut firman Allah SWT sesungguhnya
seluruh harta atau kekayaan adalah milik Allah SWT seperti firmannya pada
Ayat alquran surat Al-maidah : 20 “Dan ingatlah ketika musa berkata kepada
kaumnya: hai kaumku, ingatlah nikmat allah atasmu keika ia mengangkat nabi-
nabi diantaramu, dan dijadikannya kamu orang-orang yang merdeka, dan
diberikannya kepadamu apa-apa yang belum pernah diberikan kepada
seseorangpun diantara umat umat yang lain.” Dalam Islam kepemilikan harta
dibagia atas kepemilikan pribadi atau individu, kepemilikan bersama atau
komunal/umum dan kepemilkan milik negara.
Islam mengakui kepemilikan individu asal didapatkan dan
dibelanjakan dengan cara yang syar’i. harta pribadi dalam penggunaanya tidak
boleh memiliki dampak negatif terhadap pihak lain. selain itu, individu bebas
dalam pemanfaatan harta miliknya secara produktif, melindungi harta tersebut
dan memindahkannya dengan dibatasi oleh syariat yang ada. hal ini untuk
mengurangi kesia-siaan dalam kepemilikan harta.
Selain kepemilikan pribadi Islam juga mengakui kepemilikan umum
dan Negara. kepemilikan umum meliputi mineral padat, cair dan gas yang
asalnya dari dalam perut bumi. benda benda tersebut dimasukkan ke dalam
golongan milik umum karena memiliki kebermanfaatan besar bagi masyarakat
dan menyangkut hajat hidup masyarakat itu sendiri sehingga dimasukkan
9

kedalam golongan harta milik umum dan dikelola oleh negara. sedangkan,
harta milik negara yaitu segala bentuk penarikan yang dilakukan oleh negara
secara syari kepada masyarakatnya seperti pajak, hasil pengelolahan pertanian,
perdagangan dan industri yang masuk kedalam kas negara. harta milik negara
ini kemudian dibelanjakan untuk kepentingan warganya.
E. Manfaat Harta
Menurut Ustadz Aris Munandar, SS, MPI. Alumni Program
Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah Surakarta ini menjelaskan, ada tiga
hal manfaat harta dari aspek agama yakni pertama, untuk memenuhi kebutuhan
diri baik kebutuhan untuk ibadah, kedua harta yang diberikan kepada orang
lain, dan ketiga harta yang dibelanjakan untuk hal-hal yang menghasilkan
pahala jariyah.
1. Untuk memenuhi kebutuhan diri baik kebutuhan untuk ibadah.
Sebagai contoh untuk biaya ibadah haji atau untuk memenuhi
kebutuhan pendukung ibadah berupa kebutuhan pangan, sandang, papan dan
kebutuhan vital lainnya. Tanpa kebutuhan vital yang terpenuhi hati dan
pikiran seorang itu tidak akan fokus menekuni kewajiban agama dan
beribadah. Sarananya agar ibadah berjalan baik itu bagian dari ibadah. Oleh
karena itu mengambil dunia secukupnya untuk mendukung agama dan
ibadah itu bagian dari manfaat agama dari harta.
2. Harta yang diberikan kepada orang lain
Manfaat agama dari harta yang diberikan kepada orang lain itu ada empat
macam yaitu :
a. Harta yang dipergunakan untuk bersedekah kepada fakir miskin. Pahala
bersedekah kepada fakir miskin itu demikian banyak dan beragam. (Baca
juga : SE Menpan-RB Atur Sistem Kerja ASN Berdasarkan Zonasi
Risiko Covid-19)
b. Murūah,menjaga nama baik di hadapan masyarakat. Itulah harta yang
diberikan kepada orang-orang kaya dan para tokoh sebagai jamuan tamu,
hadiah dan bantuan. Hal termasuk kategori manfaat agama karena
10

dengan ringan tangan dan hati membelanjakan harta untuk kepentingan


semisal ini seorang mendapatkan kawan dan relasi.
c. Harta untuk melindungi nama baik semisal berbagi harta untuk
melindungi diri dari komentar-komentar miring tetangga, teman kerja
dan lainnya. Termasuk juga harta yang diberikan kepada preman agar
terjaga dari gangguannya.
d. Harta yang dikeluarkan sebagai upah untuk efisiensi waktu dalam ibadah
kepada Allah. Dalam kehidupan sehari-hari ada banyak aktivitas yang
harus dilakukan seandainya semuanya ditangani sendiri banyak waktu
yang terbuang sehingga aktivitas ibadah banyak yang tersita untuk
melakukan hal-hal tersebut. Orang yang kondisi ekonominya pas-pasan
perlu secara langsung melayani dirinya sendiri. (Baca juga : Sri Mulyani
Minta Tambah Anggaran Langsung Disambut Pembentukan Panja ) Bagi
orang yang kaya raya dan saleh semua kebutuhan yang bisa diserahkan
kepada orang lain dengan mengupahnya namun dilakukan sendiri adalah
sebuah kerugian. Ada banyak aktivitas bernilai ibadah yang tidak bisa
diperankan oleh orang lain semisal kegiatan belajar atau mengajar ilmu
agama dan berbagai ibadah individual atau pun ibadah sosial semisal
membesuk orang sakit. Bagi orang yang memiliki harta yang berlimpah
kebutuhan melakukan aktivitas ilmu dan ibadah ini lebih besar
dibandingkan kebutuhan untuk melakukan aktivitas harian non ilmu dan
ibadah.
3. Harta yang dibelanjakan untuk hal-hal yang menghasilkan pahala
jariyah
Semisal harta yang dipakai untuk membangun masjid, mushalla
dan pondok pesantren, membangun jembatan, atau kegiatan wakaf yang
berkelanjutan lainnya. (Baca juga : Sekolah di Jawa Tengah Mulai Uji Coba
Pembelajaran Tatap Muka ) Inilah tiga kategori besar manfaat harta dari
sudut pandang agama. Ini belum mencakup manfaat harta berupa
keberuntungan dunia. Di antara keberuntungan duniawi yang didapatkan
karena memiliki harta adalah, terbebas dari kehinaan mengemis-ngemis,
11

selamat dari status hina di mata manusia karena kemiskinan yang diderita,
Mulia di mata manusia, memiliki kedudukan istimewa di hati manusia (jadi
tokoh di komunitasnya), serta memiliki wibawa karena harta.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat diambil kesimpulan,
bahwa harta meliputi segala sesuatu yang digunakan manusia dalam kehidupan
sehari-hari (duniawi) seperti uang, tanah, kendaraan, rumah, perhiasan,
perabotan rumah tangga, hasil perkebunan, hasil perikan-lautan, dan pakaian
termasuk dalam katagori al amwal . Islam sebagai agama yang benar dan
sempurna memandang harta tidak lebih dari sekedar anugerah Allah swt yang
dititipkan kepada manusia. Oleh karena itu, di dalam Islam terdapat etika di
dalam memperoleh harta dengan bekerja. Dalam artian, terdapat keseimbangan
usaha manusia dalam mendapatkan materi agar sesuai dengan harapan yang
dicita-citakan sebagai khalifah di bumi.keseimbangan tersebut baik terhadap
Tuhan.
Harta adalah sesuatu yang dibutuhkan dan di peroleh manusia,baik
berupa benda yang tampak seperti mas perak maupun yang tidak tampak yakni
manfaat seperti pakaian,tempat tinggal. Sehingga persoalan harta dimasukkan
kedalam salah satu lima keperluan pokok yang diatur oleh Al-Qur’an dan as-
sunah. Adapun fungsi harta diantaranya kesempurnaan ibadah
mahdzah,memelihara dan meningkatkan keimanan dan serta menyelaraskan
antara kehidupan dunia dan akhirat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah al-Mushlih, Shalah Ash-Shawi, Fikih Ekonomi keuangan Islam, Darul


Haq, (Jakarta:2004), hlm 73
Al hadist
Al Qur’an Al Karim
Ensklopedi Indonesia (Bandung: PT Van Hoeve,tt
Prof. Dr. Abdullah al-Mushlih, Prof. Dr. Shalah Ash-Shawi, Fikih Ekonomi
keuangan Islam, Darul Haq, (Jakarta:2004
Suhendi, Hendri, Fiqh Muamalah, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2002
Inilah Manfaat Harta yang Bisa Memborong Pahala Halaman 2
https://kalam.sindonews.com/read/156750/72/inilah-manfaat-harta-yang-
bisa-memborong-pahala-1599466159/20

Anda mungkin juga menyukai