Anda di halaman 1dari 23

Tugas kelompok 1 Dosen pembimbing

Fiqh muamalah Sulaiman, S.Ag, M.Sy

MACAM-MACAM HARTA DAN KEDUDUKAN DALAM ISLAM

DI SUSUN OLEH:

Afina Bt Mohammad Borhan (11830325292)

Santi Rahmayeni (11830322865)

Muhammad Syaiful Rahman (11830315200)

STUDI AGAMA-AGAMA(SAA III B)


FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
TP./ 2019/2020/1440/1441 H

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………..2

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….............3

BAB I : PENDAHULUAN………………………………………………………………............4

BAB II : PEMBAHASAN ………………………………………………………………………

DEFINISI HARTA & PANDANGAN ULAMA’….......................................................................6

UNSUR-UNSUR HARTA DI DALAM ISLAM ………….……………………………………..7

KEDUDUKAN HARTA DI DALAM ISLAM …………………………………………………..7

PEMBAHAGIAN HARTA DI DALAM ISLAM….....................................................................11

FUNGSI-FUNGSI HARTA DI DALAM ISLAM………………………………………………16

SYARAT-SYARAT SYIRKAH-AMWAL (HARTA)………………………………………….17

PANDANGAN AL-QUR’AN TENTANG HARTA……………………………………………18

BAB III: KESIMPULAN………………………………………………………………...........22

DAFTAR PUSTAKA…................................................................................................................23

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt, karena dengan rahmat, karunia, serta taufik

dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang "HARTA DAN KEDUDUKAN

DALAM ISLAM" ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami

berterima kasih pada Bapak Sulaiman, S.Ag, M.Sy selaku Dosen mata kuliah FIQH

MUAMALAH yang telah memberikan tugas kepadakami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta

pengetahuan kita mengenai fungsi dan juga kedudukan harta bagi manusia sesuai dengan

syari’ah islam. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat

kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan

usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak

ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Alhamdulillah, makalah ini atas izin

Allah telah dapat diselesaikan. Makalah ini diharapkan dapat memenuhi kepentingan orang

ramai terutama mahasiswa yang mempelajari ilmu perbandingan agama agar dapat menyebarkan

positiviti kepada khalayak ramai pada masa akan datang.

Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat dan kepada sesiapapun sangat

diharapkan agar dapat membangunkan masyarakat malah mengubah pandangan mereka terhadap

ilmu perbandingan agama. Semoga amal baik kita semua menjadi asbab mendapatkan ridha

Allah S.W.T. Amin ya rabbal Al-amin. Jika ada pahala daripada penulisan makalah ini, saya

mohon kepada Allah S.W.T. agar diagihkan pahala itu kepada orang-orang tua dan guru-guru

saya, yang masih ada mahupun yang telah pergi. Semangat dan ilmu pengetahuan mereka sedang

mengalir dalam pembuluh darah saya.

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di era yang serba modern ini, banyak manusia yang berlimang harta. Akan tetapi

banyak di antara mereka yang tidak mengetahui untuk apa harta itu sebenarnya, dan bagaimana

cara menggunakannya yang sesuai dengan syari’at islam yang sebagaimana telah diajarkan oleh

rasulullah saw dan yang telah di tuliskan oleh Allah swt dalam kitabnya Al-Qur’an. Sehingga

banyak dari mereka yang hanya menikmati harta tersebut dengan kesenangan-kesenagan dunia

yang sebenarnya hanyalah sia-sia baginya. Akan tetapi dengan pergejolakan agama yang

semakin meningkat terutama di Indonesia ini menyebabkan masyarakat lebih kritis dalam

menghadapi dunia ini terlebih lagi dengan harta yang bersifat sangat sensitive dan apabila tidak

diperdalam ilmunya akan menyebabkan banyak masalah di dunia maupun diakhirat kelak.

Sehingga ditekankan terutama pada para pelajar untuk mampu memahami apa itu harta, fungsi

harta hingga kedudukan harta itu sendiri di sisi manusia, karena harta tidak bias lepas dari

manusia dan saling beriring-iringan baik yang kasat dengan mata maupun yang tidak kasat

dengan mata kita.

1.2 RUMUSAN MAKALAH

a. Apakah pengertian dari harta?

b. Apa saja unsur-unsur harta ?

c. Bagaimanakah kedudukan harta dalam agama Islam ?

d. Bagaimanakah pembagian atau macam macam harta ?

4
e. Apa saja fungsi harta bagi manusia ?

1.3 TUJUAN MAKALAH

 Menambahkan wawasan kita mengenai harta

 Memahami tentang pengetahuan unsur-unsur harta

 Memahami bagaimana pembagian jenis harta itu dilakukan

 Memahami kedudukan dan fungsi harta di dalam Islam

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HARTA

Harta dalam bahasa Arab di sebut, Al-Mal yang berasal dari kata mala-yamilu-mailan,
yang berarti condong, cenderung dan miring. Harta di jadikan yang membuat manusia
cenderung baik materi maupun manfaat. Kecenderungan pada harta di dorong oleh pemenuhan
kebutuhan dan pemuasan keinginan. Sedangkan menurut istilah menurut hanafiyah, harta mesti
dapat disimpan sehingga sesuatu yang tidak dapat di simpan tidak dapat di sebut harta.
Hanafiyah membedakan harta dengan milik yaitu:


Milik adalah sesuatu yang dapat di gunakan secara khusus dan tidak d campuri
penggunaannya oleh orang lain.


Harta adalah segala sesuatu yang dapat di simpan untuk di gunakan ketika di butuhkan.
Dalam penggunaannya, harta bisa di campuri oleh orang lain.11

Menurut Rahmat Syafei - Amwal dalam bahasa arab di sebut Al-Mal yang berarti condong,
cenderung, dan miring. Manusia cenderung ingin memiliki dan menguasai harta.2

Menurut Wahbah Zuhaili - harta adalah sesuatu yang di butuhkan dan di peroleh manusia,
baik berupa benda yang tampak seperti emas, perak, binatang,tumbuhan maupun yang tidak
tampak yakni manfaat seperti kendaraan,pakaian dan tempat tinggal.3

Jadi menurut pemakalah harta adalah sebuah benda yang dapat di simpan dan di ambil
kembali ketika membutuhkannya. Harta dapat di gunakan oleh siapa saja, dimana saja dan kapan
saja berbeda dengan milik, milik hanya dapat di gunakan oleh satu orang saja tanpa campur
tangan dari orang lain.

11
Prof. Dr.H. hendi suhendi, M.Si, fiqih muamalah, Depok ( Rajawali pers, 2019) hal 9
2
Dr. Mardani, hukum sistem ekonomi islam, Jakarta (PT Raja Grafindo Persada, 2015) hal 133
3
Dr. Mardani, hukum sistem ekonomi islam, Jakarta (PT Raja Grafindo Persada, 2015) hal 134
6
B. UNSUR-UNSUR HARTA

Menurut para fuqaha harta di bagi menjadi 2 unsur - unsur ‘aniyah dan unsur ‘urf.
Unsur ‘aniyah adalah bahwa harta itu ada wujudnya dalam kenyataan (a’yan). Manfaat
sebuah rumah yang di pelihara manusia tidak di sebut harta tetapi termasuk milik.

Unsur ‘urf adalah sesuatu yang di pandang harta oleh seluruh manusia atau sebagian
manusia, tidaklah manusia memelihara sesuatu kecuali menginginkan manfaatnya.42

Menurut pemakalah unsur yang terdapat dalam harta ada berupa unsur ‘aniyah yang berarti
harta ada wujudnya atau harta tersebut nyata seperti rumah namun rumah itu di sebut milik
bukan harta.dan unsur ‘urf berarti harta yang hanya dapat di pandang atau tidak ada .

C. KEDUDUKAN HARTA

Dijelaskan dalam al-qur’an bahwa harta merupakan perhiasan hidup, firman Allah swt
yang menyatakan:

َ‫ۖ انليماَةل يوانلبيةنوُين ةزيِنيةة انليحيياَةة الددننييا‬


‘’ harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia.( al-kahfi: 46)’’.

Dari ayat di atas di jelaskan bahwa kebutuhan manusia atau kesenangan mannusia terhadap harta
sama dengan kebutuhan manusia terhadap anak atau keturunan.5

Di samping sebagai perhiasan, harta juga berkedudukan sebagai amanat (fitnah)


jhjmjhhhhhmsebagaimana dalam Firman Allah swt menyatakan:

‫ضةة‬ِ‫ب يوانلفة ض‬ ‫طيرةة ةمين الضِذهي ة‬ ‫ت ةمين الننيساَةء يوانلبيةنيين يوانلقييناَةطيرانلةمقينن ي‬ ‫ب الضِشهييوُا ة‬ ‫ةزيِنين ةللِضِناَ ة‬
‫س ةح د‬
‫اة ةعننيدهة ةحنسةن انليمآَ ة‬
‫ب‬ ِ‫ع انليحيياَةة الددننيياَ ۖ يو ض‬‫ك يميتاَ ة‬‫ث ِ ذيذلة ي‬
‫يوانليخنيةل انلةميسضِوُيمةة يوانليننيعاَم يوانليحنر ة‬.
24
Prof. Dr.H. hendi suhendi, M.Si, fiqih muamalah, Depok ( Rajawali pers, 2019) hal 11
5
Prof. Dr.H. hendi suhendi, M.Si, fiqih muamalah, Depok ( Rajawali pers, 2019) hal 12
7
‘’ Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan dan di sisi allahlah
pahala yang besar. ( Al- Taghabun:14)

Karena harta sebagai titipan, manusia tidak memiliki harta secara mutlak sehingga dalam
pandangan tentang harta, terdapat hak-hak orang lain, seperti zakat harta dan lainnya.
Kedudukan harta selanjutnya adalah musuh, sebagaimana dalam surat Al- Taghabun : 14.

‫ييِاَ أيديِيهاَ الضِةذيِين آيمةنوُا إةضِن ةمنن أينزيواةجةكنم يوأينويلةدةكنم يعةد ووا ليةكنم يفاَنحيذةروهةنم‬

‘’ hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya diantara istri-istrimu dan anak-


anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka hati-hatilah kamu terhadap mereka.( al-
taghabun:14) 63

Jadi menurut pemakalah kedudukan harta terhadap manusia merupakan hal yang
terpenting dalam kebutuhan manusia yang paling mendasar. Tanpa adanya harta dalam
kehidupan manusia terasa ada yang kurang dalam kehidupan manusia di dunia.

Menurut pemakalah harta itu hanya sementara yang dapat memuaskan hawa nafsu
manusia ketika di dunia saja. Karena harta tidak akan di bawa ke akhirat. Dan Allah swt
menitipkan harta tersebut kepada manusia untuk kelangsungan hidupnya selama di dunia tidak di
akhirat. Jika harta tersebut di salah gunakan maka harta tersebut dapat menjadi musuh bagi yang
menyalahgunakan nya. Dan Allah swt menganjurkan kepada manusia agar yang berlebih harta
nya untuk dizakatkan dan di berikan kepada yang membutuhkan karena harta yang kita
miliki di dunia hanya lah titipan.

Berkenaan dengan harta, dalam Al-qur’an di jelaskan larangan-larangan yang berkaitan


dengan aktivitas ekonomi, meliputi: produksi, distribusi,dan konsumsi harta. Bentuk-bentuk
larangannya sebagai berikut:

36
Prof. Dr.H. hendi suhendi, M.Si, fiqih muamalah, Depok ( Rajawali pers, 2019) hal 13
7
Prof. Dr.H. hendi suhendi, M.Si, fiqih muamalah, Depok ( Rajawali pers, 2019) hal 15
8
 Perkara-perkara yang merendahkan martabat dan akhlak manusia, berupa:

1. Memakan harta sesame manusia dengan cara yang salah.7 Firman allah swt:

‫يويل تيأنةكةلِوُا أينميوُاليةكنم بينينيةكنم ةباَنليباَةطةل‬

‘’ Dan janganlah sebagian kamu memakan sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan
yang bathil’’.(al-baqarah:188)

2. Memakan harta dengan jalan penipuan.

‫يوأينوةفوُا انليكنييل يوانلةمييزاين ةباَنلقةنسةط‬

‘’ dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil.’’( al-an’am: 152)

3. Dengan jalan melanggar janji dan sumpah.

‫تيتضِةخةذوين أينيِيماَنيةكنم يديخول بينينيةكنم‬

‘’ kamu menjadikan sumpah ( perjanjian)mu sebagai alat penipu di antara kamu’’( al-
nahl:92)

4. Dengan jalan pencurian

َ‫طةعوُا أينيِةديِيهةيما‬
‫ق يوالضِساَةرقيةة يفاَنق ي‬
‫يوالضِساَةر ة‬

‘’ pencuri laki-laki dan pencuri perempuan, potonglahkedua tangannya.’’( al-maidah:38)

5. Perkara yang merugikan hak perorangan dan kepentingan sebagian atau keseluruhan
masyarakat berupa perdagangan yang memakai bunga.

9
‫اي لييعلِضِةكنم تةنفلِةةحوُين‬
ِ‫ضاَيعفيةو ۖ يواتضِةقوُا ض‬ ‫ييِاَ أيديِيهاَ الضِةذيِين آيمةنوُا يل تيأنةكةلِوُا النريباَ أي ن‬
‫ضيعاَوفاَ ةم ي‬

‘’hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan
bertakwalah kepada allah swt agar kamu beruntung.’’( ali-imran :130) 84

 Penimbunan harta dengan jalan kikir

‫ب أيةليمم‬ ِ‫ب يوانلفة ض‬


ِ‫ضةي يويل يِةننفةةقوُنييهاَ ةفيِ يسةبيةل ض‬
‫اة فيبينشنرهةنم بةيعيذا م‬ ‫يوالضِةذيِين يِينكنةةزوين الضِذهي ي‬

‘’ Dan orang-orang yang menyimpan harta emaas dan perak dan tidak menafkahkannya
pada jalan allah swt, maka berilah mereka kabar gembira dengan siksaan pedih.’’ (al-
taubat:34).

Serta orang-orang yang menimbn harta dengan maksud untuk meninggikan (menaikkan)
harga, sehingga ia memperoleh keuntungan yang berlipat ganda.

1. Aktivitas yang merupakan pemborosan (Mubazir)

‫ت يذا انلقةنربيذى يحقضِهة يوانلةمنسةكيين يوانبين الضِسةبيةل يويل تةبينذنر تينبةذيِورا‬


‫يوآ ة‬

‘’ dan berilah kerabat, orang-orang miskin, dan ibn sabil akan haknya, dan janganlah kamu
menhambur-hamburkan hartamu secara boros.’’( Al-isra:26)

Baik pemborosan yang menghabiskan harta pribadi, perusahaan, masyarakat atau Negara
maupun yang sifatnya mengeksploitasi sumber-sumber alam secacra berlebihan dan tidak
memperhatikan kelestarian lingkungan (ekologi)

48
Prof. Dr.H. hendi suhendi, M.Si, fiqih muamalah, Depok ( Rajawali pers, 2019) hal 16
10
2. Memproduksi, memperdagangkan dan mengonsumsi barang yang terlarang seperti
narkotika dan minuman keras.kecuali untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan kesehatan.95

Jadi menurut pemakalah tidak semua kegiatan yang dapat di perbolehkan untuk di
lakukan dengan harta namun ada sebgaian kegitan yang tidak boleh di salah gunakan harta
tersebut seperti kegiatan riba, korupsi, menggunakan harta untuk membeli barang-barang yang di
larang ( narkoba) dan sebagainya. Karena kegiatan tersebut akan mendapat balasan nya di akhirat
nanti.

D. PEMBAGIAN HARTA

a. Harta mutaqawwim

Adalah semua harta yang baik jenisnya maupun cara memperoleh dan penggunannya.
Misalnya kerbau halal dimakan oleh umat islam, tetapi kerbau tersebut di sembelih tidak sah
menurut syara’ misalnya di pukul, maka daging kerbau tersebut tidak bisa dimanfaatkan
karena cara penyembelihannya batal meurut syara’

b. Harta Ghair Mutaqawwim

Adalah kebalikan dari harta mutaqawwim yakni yang tidak boleh di ambil
manfaatnya, baik jenisnya, cara memperolehnya maupun cara penggunaanya. Misalnya babi
termasuk harta ghair mutaqawwim karena jenisnya. Sepatu yang diperoleh dengan cara
mencuri termasuk ghair mutaqawwim karena cara memperolehnya yang haram. Uang di
sumbangkan untuk membangun cacra pelacuran, termasuk harta ghair mutaqawwim karena
penggunaannya itu.10

1. Harta mitsli dan Qimi

59
Prof. Dr.H. hendi suhendi, M.Si, fiqih muamalah, Depok ( Rajawali pers, 2019) hal 17
10
Prof. Dr.H. hendi suhendi, M.Si, fiqih muamalah, Depok ( Rajawali pers, 2019) hal 19
11
Prof. Dr.H. hendi suhendi, M.Si, fiqih muamalah, Depok ( Rajawali pers, 2019) hal 20

11
Harta mitsli adalah harta yang jenisnya di peroleh di pasar ( secara persis) dan qimi ialah
harta yang jenisnya sulit di dapatkan di pasar, bisa di peroleh, tapi jenisnya berbeda kecuali
dalam nilai harganya. Jadi harta yang ada imbangannya (persamaannya) di sebut mitsli dan harta
yang tidak ada imbangannya secara tepat di sebut qimi 11. Harta yang di sebut qimi dan mitsli
bersifat amat relative dan kondisional, artinya bisa saja di suatu tempat atau Negara yang satu
menyebutnya qimi dan di tempat yang lain menyebutnya sebagai jenis harta mitsli.12

Misalnya seseorang membeli senjata api dari rusia akan kesulitan mencari imbangannya
di Indonesia, bahkan mungkin tidak ada. Maka senjata api rusia di Indonesia termasuk harta
qimi, tetapi harta tersebut di rusia termasuk harta mitsli karena barang ini tidak sulit untuk
diperoleh.

2. Harta istihlak dan isti’mal


a. Harta istihlak

 Istihlak haqiqi adalah suatu benda yang menjadi harta yang secara jelas (nyata) zatnya
habis sekali di gunakan. Misalnya korek api, apabila di bakar, maka habislah harta yang
berupa kayu itu.
 Istihlak haquuqi adalah harta yang sudah habis nilainya bila telah di gunakan, tetapip
zatnya masih tetap ada. Misalnya uang yang di gunakan untuk membayar hutang, di
pandang habis menurut hukum walaupun uang tersebut masih utuh, hanya pindah
kepemilikannya.

b. Harta isti’mal

Harta isti’mal tidak lah habis sekali di gunakan, tetapi dapat di gunakan lama
menurut apa adanya, seperti kebun,tempat tidur, pakaian, sepatu dan sebagainya.

6 12
Prof. Dr.H. hendi suhendi, M.Si, fiqih muamalah, Depok ( Rajawali pers, 2019) hal 21
12
Perbedaan dua jenis harta ini, ialah harta istihlak habis satu kali di gunakan
sedangkan harta isti’mal tidak habis dalam satu kali pemanfaatan.137

3. Harta manqul dan harta ghair manqul


a. Harta manqul

Harta yang dapat dipindahkan (bergerak) seperti: perak, perunggu, pakaian,


kendaraan dan sebagainya.

b. Harta ghai manqul

Harta yang tidak dapat di pindahkan ( tidak bergerak) seperti: kebun, rumah,
pabrik, sawah, dan yang lainnya.14

4. Harta ‘ain dan harta dayn


a. Harta ‘ain

Adalah harta yang berbentuk benda, seperti rumah, pakaian, beras, jambu, kendaraan ( mobil)
dan lainnya. Harta ‘ain terbagi menjadi 2 yaitu:

Harta ‘ain dzati qimah

Yaitu benda yang memiliki bentuk yang di pandang harta karena memiliki nilai. Meliputi:
 Benda yang di anggap harta yang boleh di ambil manfaatnya.
 Benda yang ti anggap harta yang tidak boleh di ambil manfaatnya.
 Benda yang di anggap harta yang tidak ada kesulitan dalam mencari seumpamanya.
 Benda yang di anggap harta yang berharga dan dapat di pindahkan (bergerak)
 Benda yang di anggap harta yang berharga dan tidak dapat di pindahkan (benda
tetap).

Harta ‘ain ghair dzati qimah

Yaitu benda yang tidak dapat di pandang sebagai harta karena tidak memiliki harga, misalnya
sebiji beras.

7
Prof. Dr.H. hendi suhendi, M.Si, fiqih muamalah, Depok ( Rajawali pers, 2019) hal 22
14
Prof. Dr.H. hendi suhendi, M.Si, fiqih muamalah, Depok ( Rajawali pers, 2019) hal 22
13
b. Harta dayn

Ulama hanafiyah berpendapat bahwa harta tidak dapat di bagi menjadi harta ‘ain dan dayn
karena harta menurut hanafiyah adalah sesuatu yang berwujud, maka sesuatu yang tidak
berwujud tidaklah di anggap sebagai harta.158

5. Harta al-‘ain dan al-naf’i


a. Harta ‘ain

Benda yang memiliki nilai dan berbentuk( berwujud), misalnya rumah, ternak dan lainnya.
b. Harta naf’i

A’radl yang berangsur-angsur tumbuh menurut perkembangan masa, oleh karena itu harta al-
naf’i tidak berwujud dan tidak mngkin di simpan.

PERBEZAAN MAZHAB TERHADAP HARTA ‘AIN & NAF’I

 Syafi’iyah dan hanabilah berpendapat bahwa harta ‘ain dan naf’i ada perbedaan dan
manfaat di anggap sebagai harta mutaqawwim ( harta yang dapat di ambil
manfaatnya) karena manfaat adalah sesuatu yang di maksud dari pemilikan harta benda.

 Hanafiyah berpendapat sebaliknya bahwa manfaat di anggap bukan harta, karena


manfaat tidak berwujud, tidak mungkin untuk di simpan, maka manfaat tidak termasuk
harta , manfaat adalah milik.

6. Harta mamluk, mubah, mahjur


a. Harta mamluk
b. Harta mubah
c. Harta mahjur.169

HARTA MAMLUK’

815
Prof. Dr.H. hendi suhendi, M.Si, fiqih muamalah, Depok ( Rajawali pers, 2019) hal 23
916
Prof. Dr.H. hendi suhendi, M.Si, fiqih muamalah, Depok ( Rajawali pers, 2019) hal 25
17
Prof. Dr.H. hendi suhendi, M.Si, fiqih muamalah, Depok ( Rajawali pers, 2019) hal 26
18
Prof. Dr.H. hendi suhendi, M.Si, fiqih muamalah, Depok ( Rajawali pers, 2019) hal 27
19
Prof. Dr.H. hendi suhendi, M.Si, fiqih muamalah, Depok ( Rajawali pers, 2019) hal 27
14
Harta mamluk ( yang di miliki) terbagi menjadi dua macam yaitu:
1. Harta perorangan ( mustaqil )- Yang berpautan dengan hak bukan pemilik, misalnya
rumah yang di kontrakkan, seseorang yang mempunyai sepasang sepatu dapat
digunakan kapan saja.
2. Harta perkongsian ( masayarakat ) - antara dua pemilik yang berkaitan dengan hak
yang bukan pemiliknya, seperti dua orang yang berkongsi memiliki sebuah pabrik dan
lima buah mobil, salah satu mobilnya di sewakan selama satu bulan kepada orang lain.
Harta yang dimiliki oleh dua orang yang tidak berkaitan dengan hak bukan pemiliknya,
seperti dua orang yang berkongsi memiliki sebuah pabrik, pabrik tersebut di urus
bersama.

HARTA MUBAH
Hukum harta pada asalnya yaitu tidak ada yang memiliki.

HARTA MAHJUR

sedangkan, harta mahjur yaitu harta yang tidak boleh dimilikioleh pribadi.

7. Harta yang dapat di bagi dan harta yag tidak dapat di bagi
 Harta yang dapat diberi

Yaitu harta yang tidak menimbulkan suatu kerugian atau kerusakan apabila harta itu di
bagi-bagi, misalnya beras tepung dan lainnya.
 Harta yang tidak dapat diberi

Yaitu harta yang menimbulkan suatu kerugian atau kerusakan apabila harta tersebut di
bagi-bagi, misalnya gelas, kursi, meja, mesin dan lainnya.

8. Harta pokok dan harta hasil ( buah )

Harta pokok bisa di sebut dengan modal, misalnya uang, emas,dan lainnya. Contoh
harta pokok dan harta hasil adalah bulu domba dihasilkan dari domba, maka domba
merupakan harta pokok dan bulunya merupakan harta hasil.17

15
9. Harta khas dan harta ‘am

Harta khas ialah harta pribadi, tidak bersekutu dengan yang lain, tidak boleh
diambil manfaatnya tanpa di setujui pemiliknya.

Harta ‘am ialah harta milik umum ( bersama ) yang boleh di ambil manfaatnya.18

E. FUNGSI HARTA

1. Harta berfungsi untuk menyempurnakan pelaksanaan ibadah yang khas ( mahdhah ),


sebab untuk ibadah di perlukan alat-alat seperti kain untuk menutup aurat dalam
pelaksanaan shalat, bekal untuk melaksanakan ibadah haji, berzakat, shadaqah dan
sebagainya.19

2. Untuk meningkatkan keimanan ( ketakwaan ) kepada Allah swt, sebab kefakiran


cenderung medekatkan diri kepada kekufuran sehingga kepemilikan harta di maksudkan
untuk meningkatkan ketakwaan kepada allah swt.

3. Untuk meneruskan kehidupan dari satu periode ke periode berikutnya. Dalam firman allah
swt.:

‫اي يونلييةقوُةلوُا قينوُول يسةديِود‬


ِ‫ضيعاَوفاَ يخاَةفوُا يعلِينيةهنم فينلِييتضِةقوُا ض‬
‫ش الضِةذيِين لينوُ تييرةكوُا ةمنن يخنلِفةةهنم ةذنريِضِةو ة‬
‫يونليينخ ي‬

‘’ Dan hendaklah takut kepada allah swt orang-orang yang seandainya meninggalkan di
belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap ( kesejahteraan )
mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada allah dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang benar.’’(An-nisa:9)

4. Untuk menyelaraskan ( menyeimbangkan ) antara kehidupan dunia dan akhirat.


5. Untuk mengembangkan dan menegakkan ilmu-ilmu, karena menuntut ilmu tanpa modal
akan terasa sulit, misalnya seseorang tidak bisa kuliah di perguruan tinggi, bila ia tidak
memiliki biaya.

16
6. Untuk memutarkan peranan kehidupan yakni adanya pembantu dan tuan. Adanya orang
kaya dan miskin yang saling membutuhkan sehingga tersusunlah masyarakat yang harmonis
dan berkecukupan.

7. Untuk menumbuhkan silahturahim, karena adanya perbedaan dan keperluan, misalnya


ciamis merupakan daerah penhasil galendo, bandung merupakan daerah penhasil kain, maka
orang bandung yang membutuhkan galendo akan membeli produk orang ciamis tersebut dan
orang ciamis yang memerlukan kain akan membeli produk orang bandung.

Perputaran harta dianjurkan Allah dalam al-qur’an:

‫يكنيِ يل يِيةكوُين ةدوليةو بينيين انلينغنةيياَةء ةمننةكنم‬

‘’ supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antaramu.( al-
hasyr:7).2010

F. SYARAT-SYARAT SYIRKAH-AMWAL ( HARTA)

 PENDAPAT ULAMA’

Ulama Hanafiyah menentukan dua syarat khusus berkaitan dengan syirkah amwal.

Pertama, harta yang dijadikan modal usaha bersama harus berupa ‘’ alat tukar’’
yang ada (wujud), baik ketika akad kerja sama di buat maupun ketika modal tersebut di
belanjakan. Jumhur ulama berpendapat bahwa harta yang dijadikan modal usaha tidak boleh
berupa piutang dan tidak boleh berupa harta yang belum/tidak ada secara hukum.21

Kedua, modal usaha bersama harus menggunakan harta yang berharga secara
mutlak; yaitu berupa alat bayar(nuqud) yang di sebutu dinar/dirham. Jumhur ulama berpendapat

1020
Prof. Dr.H. hendi suhendi, M.Si, fiqih muamalah, Depok ( Rajawali pers, 2019) hal 29
21
H. Maulana Hasanudin& H. Jaih Mubarok, perkembangan akad musyarakah, Jakarta ( kencana, 2012) hal 25
22
H. Maulana Hasanudin& H. Jaih Mubarok, perkembangan akad musyarakah, Jakarta ( kencana, 2012) hal 27
17
bahwa modal usaha dalam syirkah-amwal tidak boleh berupa barang dagangan. Alasannya
bahwa modal yang berupa barang dagangan berubah-ubah harganya.22

G. PANDANGAN AL-QUR’AN TENTANG HARTA.

Al-Qur’an mempunyai pandangannya tersendiri terhadap amanah Allah s.w.t ini yang

menerangkannya dengan jelas melalui nas-nasnya sebagai peringatan dan pedoman demi untuk mencapai

kebahagiaan di dunia dan juga di akhirat.

Pemilik mutlak dan hakiki adalah Allah s.w.t. Harta menurut kacamata Islam merujuk kepada

nas-nas al-Qur’an yang menggariskan dasar-dasar pokok tentang harta iaitu pencipta dan pemilik hakiki

seluruh harta di alam semesta ini dalam apa jua bentuk dan jenisnya serta segala isi kandungannya

adalahAllah s.w.t. Firman Allah s.w.t:

‫اة يردبةكنم ۖ يل إة ذليهي إةضِل هةيوُ ۖ يخاَلة ة‬


‫ق ةكنل يشنيِمء يفاَنعبةةدوهة ُ يوهةيوُ يعلِيذى ةكنل يشنيِمء يوةكيلل‬ ِ‫ذيذلةةكةم ض‬

Maksudnya: Yang demikian (sifat-sifatNya dan kekuasaanNya) ialah Allah tuhan kamu, tiada
Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, yang menciptakan tiap-tiap sesuatu.” (Al-Qur’an, al-
An’am (6):102)18

FirmanAllah s.w.t.:

‫ت الثضِيرذى‬ ‫ت يويماَ ةفيِ انلينر ة‬


‫ض يويماَ بينينيهةيماَ يويماَ تينح ي‬ ‫ليهة يماَ ةفيِ الضِسيماَيوا ة‬
Maksudnya: “Dialah jua yang memiliki segala yang ada di langit dan yang ada di bumi serta yang ada
di antara keduanya dan juga yang ada di bawah tanah basah di perut bumi.”(Al-Qur’an, al-Taha
(20):6)

Maka dengan itu jelaslah bahawa tiada lain selain Allah s.w.t. yang empunya segala-galanya

termasuk alam sejagat ini dan apa jua yang mengisi dan menghiasinya. Perlantikan sebagai khalifah

untuk menunaikan tanggungjawab Manusia itu sendiri adalah milikAllah s.w.t. dan hak yang ditentukan

18
olehAllah s.w.t. kepada manusia hanyalah hak khilafah dan hanya merupakan wakil yang segala tindak-

tanduknya tidak boleh terkeluar dari garis panduan yang telah ditetapkan. Allah s.w.t. mengurniakan

limpah rahmatNya kepada umat manusia untukmemakmurkan bumi ini dan menggunakan segala

kemudahan untuk mereka menerokainya dan juga sebagai ujian dari Nya.

FirmanAllah s.w.t.:

‫هةيوُ أيننيشأ يةكنم ةمين انلينر ة‬


َ‫ض يوانستينعيميرةكنم ةفييها‬

Maksudnya: “Dialah yang menjadikan kamu dari bahan-bahan bumi, serta menghendaki
kamu mema’murkannya.”(Al-Qur’an, al-Hud)11

FirmanAllah s.w.t lagi:

‫ت يويماَ ةفيِ انلينر ة‬


‫ض يجةميوعاَ ةمننهة‬ ‫يويسضِخير ليةكنم يماَ ةفيِ الضِسيماَيوا ة‬
Maksudnya: “Dan ia memudahkan untuk (faedah dan kegunaan) kamu segala yang ada di
langit dan yang ada di bumi, (sebagai rahmat pemberian) daripadaNya.”(Al-Qur’an, al-Jathiyah
(45):13).

FirmanAllah s.w.t.:

‫هةيوُ الضِةذيِ يجيعيل ليةكةم انلينر ي‬


‫ض يذةلوُول يفاَنمةشوُا ةفيِ يميناَةكبةيهاَ يوةكةلِوُا ةمنن ةرنزقةةه ۖ يوإةلينيةه الندةشوُةر‬

Maksudnya: “Dialah (Allah) yang menjadikan bumi itu kemudahan bagi kamu, maka
berjalanlah (berusaha) disegenap penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezekinya dan
kepadaNya (kembali setelah) dibangkitkan.”(Al-Qur’an)12

Sebagai wasilah melaksanakan kewajipan dan kebajikan

11
(11:61)
12
,(67:15)
19
Harta dalam Islam mendapat pengiktirafan sewajarnya. dan memandang bahawa harta boleh
dijadikan sebagai wasilah untuk melaksanakan amalan mulia demi untuk kesejahteraan umat manusia.
Kita dikehendaki mencari harta tetapi mencarisebanyak mungkin harta itu bukanlah matlamat hidup
secara hakiki yang mana segala usaha ditumpukan untuk memperolehinya dengan mengenepikan segala
kewajipan dan hak-hak yang perlu ditunaikan bersama dengannya.

FirmanAllah s.w.t.:

‫ك ۖ يويل تينبةغ‬ ِ‫ك ةمين الددننيياَ ۖ يوأينحةسنن يكيماَ أينحيسين ض‬


‫اة إةليني ي‬ ‫س ني ة‬
‫صيبي ي‬ ‫اة الضِداير انلةخيرةي ۖ يويل تينن ي‬ ِ‫ك ض‬
‫يوانبتيةغ ةفييماَ آيتاَ ي‬
‫ب انلةمنفةسةديِن‬
‫اي يل يِةةح د‬ ‫انلفييساَيد ةفيِ انلينر ة‬
ِ‫ض ۖ إةضِن ض‬

“Dan carilah pada apa yang dianugerahkan Allah padamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan

janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi, dan berbuat baiklah (kepada

orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerosakan

di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerosakan.”(Al-

Qur’an, al-Qasas13

FirmanNya lagi:

‫آةمةنوُا ةباَضِلة يويرةسوُلةةه يوأيننفةةقوُا ةمضِماَ يجيعلِيةكنم ةمنستينخلِيةفيين ةفيةه ۖ يفاَلضِةذيِين آيمةنوُا ةمننةكنم يوأيننفيةقوُا ليهةنم أينجلر يكةبيلر‬

“Berimanlah kepada Allah dan RasulNya dan nafkahkanlah sebahagian daripada hartamu

yang Allah telah jadikan kamu menguasainya, maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan

menafkahkan (sebahagian) daripada hartanya (nescaya) ia memperoleh pahala yang besar.”(Al-

Qur’an, al-Hadid14

13
(28::77)
14
(57:7)
20
FirmanNya lagi:

‫اة انليم ة‬
‫صير‬ ‫ت يوانلينر ة‬
ِ‫ض ۖ يوإةيلى ض‬ ‫يوةضِلة ةمنلِ ة‬
‫ك الضِسيماَيوا ة‬ ‫ة‬

Maksudnya: “Dan bagi Allah jualah kuasa pemerintahan langit dan bumi dan kepada Allah
sahaja tempat kembali (sekalian makhluk).”(Al-Qur’an, al-Nur (24):42)

Manusia dianugerahkan harta, tetapi ia hanyalah melambangkan hak memanfaatkan kekayaan

milik Allah s.w.t. dan disalurkan kepada yang berhak melalui cara yang dianjurkan oleh syari’ah.

Penguasaan ke atas harta adalah lebih kepada tanggungjawab dan bukannya hak milik mutlak iaitu

tanggungjawabmengurus dan memanfaatkan untuk diri sendiri, masyarakat dan agama seperti yang telah

diamanahkan demi untuk mendapatkan keredhaan Allah s.w.t. Berdasarkan kepada huraian di atas,

dapatlah disimpulkan bahawa segala yang ada di alam semesta ini termasuk yang dipunyai oleh umat

manusia iaitu segala harta benda yang bermacam-macam jenis, kesemuanya adalah hak milik

mutlakAllah s.w.t. dan manusia hanyalah diberi amanah untuk mentadbir, mengurus dan memeliharanya

untuk sementara sahaja.212315

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Harta itu selalu beriringan dengan kehidupan manusia. Sehingga manusia itu sendiri harus bisa

memahami apa itu harta dan bagaimana cara menggunakannya yang sesuai dengan syari’at

islam. Dan harta bukanlah semata-mata hanya untuk kesenangan dunia, justru harta juga menjadi

15 23
file:///C:/Users/user/Documents/FIQH%20MUAMALAH/harta%20ukm.pdf

21
penentu kita kelak di akhirat. Harta merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dan bisa dimiliki

oleh manusia Kedudukan harta adalah sebagai perhiasan dunia, sebagai amanat dan juga sebagai

musuh tergantung dari pemanfaatannya.Harta memiliki berbagai fungsi diantaranya yaitu untuk

meningkatkan ketakwaan kepada Allah.

3.2 SARANAN

 Gunakanlah harta sebagaimana yang telah di jelaskan dalam AL-Qur’an

 Seandainya kita memiliki harta yang berlebih, berikanlah sebagian harta tersebut kepada

orang yang lebih membutuhkan

 Janganlah kamu kikir akan harta, karna itu akan menyesatkanmu dalam dunia

Penulis berharap semoga tulisan ini bisa memberi manfaat bagi pembaca dan juga bisa

menambah pengetahuan kita. Dengan tulisan ini semoga kita dapat lebih memahami tentang

hukum-hukum dalam Islam. Selain itu juga kita bisa mengamlkannya dalam kehidupan sehari-

hari. sehinggga kita tidak hanya sekedar tahu teorinya tapi juga mempraktikannya dalam

kehidupan nyata.

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Mardani, hukum sistem ekonomi Islam, Jakarta (PT Raja Grafindo Persada, 2015)

H. Maulana Hasanudin& H. Jaih Mubarok, perkembangan akad musyarakah, Jakarta (kencana,


2012)

Prof. Dr.H. hendi suhendi, M.Si, fiqih muamalah, Depok (Rajawali pers, 2019)

Qaradawi, Y., Husin, D., & Arifin, Z. (1997). Norma dan etika ekonomi Islam. Jakarta: Gema
Insani Press.
22
file:///C:/Users/user/Documents/FIQH%20MUAMALAH/harta%20ukm.pdf

jhmm

23

Anda mungkin juga menyukai