Dosen Pengampu:
Muh. Dzulfikar Izzaturrahman, S.E.Sy., M.E.K.
Disusun Oleh:
1. Ainurin Mutia Risma (402210010)
2. Arif Yulianto (402210028)
A. Latar Belakang
Islam memandang harta pada hakikatnya adalah hak milik Allah. Akan
tetapi Allah telah menyerahkan pengelolaan atas harta tersebut kepada manusia
sebagai khalifah di muka bumi, maka perolehan seseorang terhadap harta itu sama
dengan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk memanfaatkan serta
mengembangkan harta. Sebab, ketika seseorang memiliki harta, maka esensinya
dia memiliki harta tersebut hanya untuk dimanfaatkan dan terikat dengan hukum-
hukum syara’, bukan bebas mengelola secara mutlak. Oleh sebab itu perlu adanya
aturan-aturan yang mengatur kebutuhan manusia agar tidak melanggar dan
menguasai hak orang lain, khususnya terkait dengan harta dan hak milik dalam
Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep harta?
2. Apa saja fungsi dan unsur-unsur harta?
3. Bagaimana pembagian harta dalam Islam?
4. Apa yang dimaksud dengan hak milik?
5. Bagaimana pembagian hak milik dalam Islam?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian konsep harta.
2. Untuk mengetahui fungsi dan unsur-unsur harta.
3. Untuk mengetahui pembagian harta dalam Islam
4. Untuk mengetahui pengertian hak milik.
5. Untuk mengetahui pembagian hak milik dalam Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dr. Sri Sudiarti, M.A Fiqh Muamalah Kontemporer, hlm,40-43
Harta mempunyai status yang sangat Urgen dalam kehidupan insan.
Hartalah yang bisa menunjang segala kegiatan insan, termasuk untuk memenuhi
kebutuhan pokok insan (papan, sandang dan pangan).
Dalam ulasan ini, akan dikemukakan fungsi harta, antara lain:
a. Berfungsi untuk menyempurnakan pengamalan ibadah mahdhah, sebab untuk
ibadah membutuhkan finansial, seperti naik haji.
b. Untuk menambahkan keimanan (ketaqwaan) kepada Allah, sebab kemiskinan
cenderung mendekatkan diri kepada kemusyrikan, maka yang mempunyai
harta untuk meningkatkan ketaqwaan dan keimannan kita.
c. Untuk melanjutkan dan memperbaiki kehidupan dari satu periode keperiode
berikutnya (regenerasi). Memperbaiki generasi yang berkualitas dan bernilai.
d. Untuk mengintegrasikan kehidupan duniawi dan Ukhrawi.
e. Untuk mengembangkan ilmu, sebab menuntut ilmu tanpa modal akan sulit dan
kesusahan
f. Harta ialah sarana mobilitas roda kehidupan.
g. Untuk menumbuhkan interaksi antara pribadi sebab adanya perbedaan dalam
kebutuhan bersosial dan bermasyarakat amupun yang lainnya”.4
Manusia sebagai makhluk sosial sangat memerlukan harta dalam menjalani
hidup dan kehidupan di dunia, sehingga persoalan harta termasuk ke dalam salah
satu adh-dharuriyat al-khamsah (lima kebutuhan pokok) yang terdiri dari agama,
jiwa, keturunan dan harta. Berdasarkan ini, tentunya mempertahankan harta dari
segala usaha yang dilakukan orang lain dengan cara yang tidak sah, merupakan
suatu hal yang sangat mendasar dalam Islam. Sekalipun demikian seseorang tidak
boleh berlaku sewenangwenang dalam menggunakan hartanya. Kebebasan
seseorang untuk memiliki dan memanfaatkan hartanya sesuai dengan apa yang
dibolehkan syara’. Oleh sebab itu, terhadap kepemilikan dan penggunaan harta,
selain untuk kemaslahatan pribadi pemilik harta, juga harus dapat memberikan
manfaat dan kemaslahatan untuk orang lain.
Di samping itu, penggunaan harta dalam ajaran Islam haruslah senantiasa
dalam pengabdian kepada Allah dan dimanfaatkan dalam rangka mendekatkan diri
kepada Allah SWT. Pemanfaatan harta pribadi tidak boleh hanya untuk pribadi
4
Akhmad Farroh Hassan, M.Si., Fiqh Muammalah dari Klasik hingga Kontemporer, hlm 3
pemilik harta, melainkan juga digunakan untuk fungsi sosial dalam rangka
membantu sesama manusia. Dalam hal ini bisa kita pahami dari sabda Rasulullah
SAW (Ibn Majah, 2005: 2681) sebagai berikut:
ْال َحقّ ٌي ِس َوى َْ َ يَقُوْ ُل ) لي- : صلّ َي ال ُل عَليَ ِْه َو َسل َّم َي
ِْ س
ِ ف ال َم ِ ْ س َأنّيَهَا َس ِم َعت ْهُ تَع
َ ْن النّيَبِي ِّي ِ ْ ِع َْن فَا ِط َمةَ بن
ٍ ْ ت قَي
( ال ّزيَ َك ِة
Artinya: “Dari Fatimah binti Qais bahwa sesungguhnya dia mendengarkannya
Nabi saw bersabda: pada setiap harta seseorang itu ada hak (orang lain), selain
zakat.
6
Rizal, Eksistensi Harta Dalam Islam, Jurnal Penelitian, Vol. 9, No. 1, Februari 2015